webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

112.) Test Pts

Saki yang menunggu di depan rumah, aku mendapatkan tatapan sinis darinya.

Tapi motor tetap ku gas saja menuju belakang rumah.

Di dalam rumah.

"Ibu Nihara, Kak Saki selamat malam" ucap Hiyori menyapa mereka berdua

"Selama malam juga Rin chan" sambung Hiyori

"Selamat malam juga kakak Hiyori"

(Hiyori menahan rasa ingin mencubit pipi Rin chan)

"Malam Hiyori chan, kebetulan kamu ikut Haruka ke sini, biasanya langsung pulang bukan?" tanya Ibu

"Di rumah, ayah dan ibu tidak ada, jadi aku ke sini saja" jawab Hiyori

"Oh, lalu mau menginap di sini?" tanya ibu

"Tidak Ibu Nihara, aku akan kembali jam 7 nanti"

"Jika begitu, masih bisa ikut makan malam bukan, kamu langsung mandi saja sana" suruh ibu

"Baik"

.

Di kamar ku

Ada aku dan Saki.

"Kenapa sayang, kelihatannya kamu sangat bad mood" tanya ku sambil melepaskan seragam ku, bersiap untuk mandi

"Kenapa ya saat melihat kamu dengan Hiyori chan malah terlihat cocok menjadi pasangan daripada kamu dengan diriku" ucap Saki sambil tiduran di ranjang

Ku datangi dia lalu duduk di ranjang, tepatnya di samping kepalanya.

Ku pegang pipi dagunya, agar ia melihat diriku.

"Saki chan, jika kamu cemburu, sungguh kamu melakukan hal yang sia sia, aku dan Hiyori hanya kakak beradik dan tidak mungkin melewati batasnya, aku sudah ada kamu, entah mereka mengatakan aku lebih cocok dengannya daripada dengan mu, aku tidak peduli, aku sudah terlanjur suka padamu, jadi cinta ku hanya padamu dan kamu jangan terlalu minder, kamu juga cantik kok" ucap ku pada Saki

Saki memerah mukanya karena ucapan ku tadi.

"Haruka kun bodoh!" teriak Saki

"Eh, kenapa?" tanya ku bingung

Saki duduk lalu memeluk ku di punggung.

"Tidak apa, kamu segera mandi lalu makan malam" ucap Saki sambil senyum senyum sendiri

"Hmmm, lepaskan dulu pelukan mu, aku mau ke kamar mandi ini"

"Umm"

.

Di meja makan.

"Mau lauk apa Haruka kun?" tanya Saki

"Hiyori chan dan Rin chan mau apa, biar ibu yang ambilkan" ucap Ibu juga

"Aku mau ikan itu, tapi rasanya apa masam?" tanya ku dulu

"Tidak lagi, rasanya sudah di buat agak pedas Haruka kun" ucap Saki

"Baiklah aku mau itu, tambahkan sayurnya dan telur gulung" ucap ku

"Ok"

Sementara itu.

"Biar aku ambil sendiri ibu Nihara, aku terbiasa mengambil sendiri" ucap ku

"Baiklah, lalu Rin chan?" tanya ibu

"Ikannya apa sangat pedas?" tanya Rin chan

"Tidak terlalu, tapi ikannya tidak bisa lagi kamu makan secara langsung seperti kemarin, atau nanti kamu akan kepedasan" ucap ibu

"Emm jika begitu aku mau satu, dengan sayuranny" ucap Rin chan

Ibu mengambilkan makanannya.

.

Jam 7.30 malam Hiyori pulang ke rumah.

Jam 7.30 setelah kepulangan Hiyori.

"Rin chan masukan violinnya, sudah malam, belajarnya besok lagi" suruh ibu karena Rin chan masih menaikkan violinnya semenjak ia di ajari oleh Hiyori cara bermainnya

"Sebentar lagi ibu, aku rasa akan segera bisa mahir" balas Rin chan

"Tidak ada, segara simpan, mainkan besok lagi" ucap ibu

"Eh, ummm baik ibu" balas Rin chan

Aku dan Saki masih di luar, bermain ayunan kepompong gantung.

Saki bersandar padaku, bermain ponsel sesekali melihat bintang.

.

"Kakak aku ikut, naik" ucap Rin chan menghampiri kami, mencoba naik ke kepompong

"Eh Rin chan jangan naik, nanti jatuh" teriak ibu

Rin chan tidak jadi naik.

"Ibu, jika mau bergabung geser saja kepompong gantung yang di dalam itu, ringan kok" ucap Saki sambil memunculkan kepalanya keluar kepompong

"Ibu ingin, tapi apa benar itu kuat?" tanya ibu

"Tenang saja ibu, kami, berdua naik saja masih kuat, kata Haruka sih maksimal 300 kg" balas Saki

.

Ibu mengeluarkan kepompong gantung satunya, ia naik bersama dengan Rin chan.

.

Di kepompong ku

"Ini sangat nyaman Haruka kun" ucap Saki sambil memeluk ku

"Kepompongnya atau suasananya?" tanya ku

"Keduanya, kenapa tidak dari dulu kamu punya ide seperti ini"

"Ya aku kan juga jarang naik kepompong ini juga, kamu juga, jadi aku tidak tau jika kamu malah menikmati ini" balas ku

"Eh, Haruka kun bulan madu kita nanti jadi ke Indonesia?" tanya Saki

"Tidak Saki chan, maaf aku lupa mengatakan ini padamu, namun intinya aku akan mengganti tujuan bulan madu kita ke Amerika, tepatnya di Washington, disana aku mau tanda tangan perpindahan saham sekalian"

"Saham apa?"

"Saham amazon, aku berniat berkerja sama dengan mereka"

"Oh, ya tidak apa juga, yang penting kita pergi berdua, apa disana sama iklimnya dengan di sini?" tanya Saki

"Hampir sama, disana sedang menuju musim panas, cuma bedanya musim panas di sana waktu puncaknya lebih ke September , sementara disini musim panasnya adalah Agustus"

"Oh aku paham, sungguh tidak sabar aku menunggu waktu itu" ucap Saki

"Kenapa tidak sabar, kita bulan madu untuk liburan biasa, bukan dengan tujuan buat bayi" kata ku sambil makan snack

"Ya walaupun sama liburan kan, ini sampai ke luar negeri, jadi punya sensasi yang berbeda"

.

"Saki chan apa kamu tiak pakai cd?" tanya ku karena tak sengaja menyentuh pantatnya

"Tidak, memangnya kenapa?" tanya Saki

"Apa kamu tidak malu jika ketauan ibumu atau Rin chan?" tanya ku

"Semua itu tergantung cara duduk dan menyembunyikannya, walaupun aku pakai rok, kamu pasti sebelumnya tidak sadar bukan"

"Tidaklah, kain rok mu juga lumayan tebal juga"

"Nah, itulah yang di sebut menyembunyikan, namun jika ada tamu pasti akan ku pakai juga sih"

"Hmm apa faedahnya juga" pikir ku

.

Jam 8 malam,

"Saki chan Haruka, ibu dan Rin chan masuk duluan ya, kalian segera masuk jika sudah dingin" teriak ibu

"Baik bu" balas teriakan Saki

.

"Mau masuk sekarang?" tanya ku

"Tidak, nanti saja" balas Saki, ia masih nyaman tiduran di kepompong sambil memeluk ku

Ku usap rambutnya dengan tangan kiri ku, sementara tangan kanan ku sedang push trophy clash royale.

"Nice musuh terpancing" ucap ku pelan

Akhirnya pertandingan vs, berhasil ku menangkan, trophy ku sementara adalah 6458, sudah masuk top lokal namun belum top 100 global, tepatnya masih di angka 760 an.

"Haruka, ikutlah kompetisi crl bulan Juli ini, perwakilan dari jepang sangat sedikit, itupun tidak pernah menang" chat dari Yuya

Ku balas saja.

"Aku ini bukan pro player lv 9, aku selalu kalah strategi, aku lebih nyaman main di lv 13"

Yuya membalas balik

"Sebenarnya sama kok, malah lebih mudah lv 9, cuma ya benar katamu soal strateginya lebih rumit, tapi coba saja dulu, jika mau aku akan mendaftarkan nama mu"

Aku menolak namun anggota clan lain memaksa ku, akhirnya aku di ikut kan, pertandingan akan di mulai besok sabtu yang merupakan penyisihan grub, lalu jika juara satu di perolehan poin grub, akan lanjut ke babak grub lagi, total pertandingan di grub 6 kali.

Aku lantas langsung berlatih bersama anggota di clan, hasilnya bisa menang dengan yant yang lain, namun selalu kalah dengan Yuya.

"Ini sungguh membuat otak ku panas" ketik ku dalam klan

"Tetap berlatih, lama kelamaan akan berhasil juga" balasnya

.

Jam 9 ku matikan layar ponsel ku karena sudah bosen main.

Ku lihat Saki sudah lelap tertidur.

Ku bangunkan dia.

"Ayo pindah dulu ke kamar" ucap ku sambil menggoyangkan pundaknya

Saki bangun.

"Baik" ucapnya lalu turun dari kepompong

.

"Itu kamar tamu Saki chan, kamar kita ada di sini" ucap ku padanya sebab ia salah belok

Saki melebarkan kelopak matanya.

"Hehe, tolong gendong aku Haruka kun, kesadaran ku sudah di titik 12% ini"

"Huhhh" aku menghela napas lalu menggendong istriku itu masuk ke kamar

.

Di kamar

Saki sudah tertidur pulas lagi.

Ku mainkan sedikit bibirnya dengan jariku, aku entah kenapa suka melakukannya, ada sensasi yang membuat ku kecanduan akan hal itu.

"Hmmm Haruka kun jangan di mainkan kamu mengganggu tidur ku" ucap Saki tapi masih setengah sadar

"Haha kamu sungguh lucu Saki chan" ucap ku lalu menyingkirkan tangan ku itu

.

Ku lihat di berita, harga saham amazon naik lagi, sebanyak 450 dolar, kurasa efek pembelian saham dalam jumlah banyak ku sangat berpengaruh pada mereka.

Note : kenyataannya memang seperti itu, amazon mulai berani melajutkan projectnya yang sempat tertunda, serta mulai mendanai projek lain yang masih berlanjut, hingga akhirnya amazon kembali menguat.

.

Berita tentang orang paling kaya di jepang sudah muncul juga, yang mengeluarkan berita tersebut adalah Tokyo news, dalam artikelnya nama ku muncul.

Di urutan ke 29, dengan kekayaan bersih yang di ketahui adalah 3,2 triliun yen, aset lain seperti kripto dan saham yang baru ku beli tidak termasuk.

Nomor 1 masih di tempati oleh ayahnya Kaguya dengan kekayaan bersih 29 triliun yen, ibuku ke dua dengan 24 triliun yen, ayahku ke 6 dengan 10 triliun yen.

Posisi ke tiga, empat, dan lima di pegang pemimpin cabang keluarga Shinomiya yang lain.

Data keluarga terkaya di raih oleh keluarga utama Shinomiya dengan kekayaan total 45 triliun yen.

Posisi kedua adalah keluarga ku, dengan kekayaannya adalah 40 triliun yen.

"Uang memang bisa membutakan perasaan, namun dengan uang juga, kebutaan pada mata bisa di sembuhkan" ~ Author

.

Keluarga ku tidak pernah memikirkan soal kekayaan, apalagi berlomba lomba merebut posisi satu, keluarga ku hanya bekerja dan berambisi mensejahterakan rakyat banyak, urusan kekayaan yang di hasilkan itu hanya bonus.

Note : jangan di samakan dengan prinsip berbisnis, sebab itu dua hal yang tidak bisa di satukan.

.

Berita lainnya yaitu tentang ibuku yang sedang berdiskusi tentang kerja samanya dengan perusahaan elektronik, yaitu Toshiba.

Ibuku bekerja sama dalam hal pembuatan software peluncur sistem setiap produk Toshiba, seperti ponsel, pc, laptop, dan lainnya.

Note : perusahaan Toshiba di akusisi oleh ibuku, tepatnya jam 12 siang tadi, namun di berita dikatakan bekerja sama.  

.

Ku matikan layar ponsel lalu ikut tidur, ku peluk Saki dan ku cium pipinya.

"Love you Saki chan" bisik ku dekat telinganya

.

Selasa 14 Juli, pukul 5.30 pagi.

Saki bangun duluan untuk membuat sarapan.

Jam 6 pagi ia datang ke kamar untuk membangunkanku.

"Sayang bangun, ayo mandi lalu sarapan" ucap Saki sambil menggoyangkan bahu ku

Aku merem melek dulu, karena di bangunkan dari alam mimpi ku secara tiba tiba.

Saki menyiapkan seragam, sembari menunggu aku mengumpulkan kesadaran.

"Saki chan sepertinya aku tidak enak badan, aku akan izin sekolah dulu" ucap ku pada Saki karena badan ku sedikit hangat

"Eh kamu sakit?" tanya Saki lalu mendekati ku

"Kurasa begitu, kepala ku pusing, badanku juga berat jika ku gerakkan" ucap ku padanya

Saki menyentuh dahi ku.

"Kamu demam, sebentar akan ku ambilkan makanan dan obat untuk kamu" ucap Saki

"Umm" balas ku

Di dapur.

"Kenapa Haruka tidak di ajak Saki chan?" tanya ibu

"Haruka demam, ini aku mau membuat bubur dan memberikannya obat" ucap Saki

"Biar ibu yang membuatkan buburnya, kamu siapkan obatnya dulu saja, cek suhunya juga, jika lebih dari 39, kita bawa Haruka ke rumah sakit saja"

"Baik ibu" balas Saki

Saki masuk kembali ke kamar, saat aku ganti baju.

"Kamu mau apa Haruka kun?" tanya Saki

"Ganti baju, aku gerah karena keringat" balas ku

"Kamu kembali ke ranjang saja, biar ku gantikan bajumu" ucap Saki

"Tidak usah, ini juga mau selesai" balas ku

"Tidak tidak, segera kembali dulu" ucap Saki sambil mendorong ku menuju kasur

Aku yang tidak kuat menahan ya lebih baik menurut saja.

Saki membantu ku mengganti semua pakaian ku.

"Kamu tiduran saja dulu" ucap Saki

"Baik" balas ku sambil memejamkan mata

Saki membuka kembali kemeja yang ku pakai.

"Mau apa Saki chan?"

"Mengukur suhu tubuh mu, tolong lebarkan tangan mu" ucap Saki mau memasukan thermometernya

.

"Emm 38,4" ucap Saki

Aku tidak memedulikannya dan fokus agar bisa kembali tidur saja.

.

10 menit berselang, Saki masuk kembali membawakan aku bubur, obat, serta air minum.

Aku berniat makan sendiri tapi Saki mencegahnya, jadi dia menyuapi ku.

"Apa aku perlu izin sekolah Haruka kun?" tanya Saki

"Tidak perlu, ini hanya demam normal, aku tidak masalah di rumah sendiri, paling nanti siang sudah membaik" balas ku

"Baiklah kalau begitu"

Jam 6.50

Sebelum berangkat Saki masuk kamar lagi.

"Haruka kun, nanti kalau haus itu minumnya, jika ingin makan ada snack juga, jika keadaan memburuk segera hubungi aku ya"

"Baik Saki chan" balas ku

"Semoga lekas sembuh" ucap Saki

(Saki ingin memberikan ciuman tapi tidak di perbolehkan Haruka)

"Umm, kamu hati hati bawa mobilnya" balas ku

"Iya" kata Saki lalu keluar kamar

.

Jam 9 pagi, aku terbangun karena rasa ingin buang air kecil.

.

Jam 11 siang shindou datang ke rumah ku memberikan aku makan siang.

Ia membunyikan bel rumah.

Ku lihat dari cctv yang bisa ku akses dari ponsel.

"Mau apa Shindou?" tanya ku padanya lewat ponsel ku

Ia nampak kebingungan karena tidak tau suara dari mana itu.

"Atas" ucap ku

Shindou melihat ke atas.

"Ini Haruka san, Saki san menyuruh ku membawakan makan siang untuk kamu" teriaknya

"Tidak perlu teriak, kamu masuk lewat pintu samping, masuk rumah lewat belakang ya"

"Baik Haruka san"

.

Shindou menyerahkan makanan padaku yang sudah menunggu di meja makan, karena aku sudah membaik ku suruh Shindou langsung pulang saja.

Nasi menu ayam dan sayur.

Ku makan sambil di temani Hachan yang duduk di meja masak.

Ia melihati ku makan.

"Meow" (berikan aku ayam itu atau makanan ku tuan"

Ku angkat ayamku, mata Hachan mengikutinya.

Ku gerakan ke kanan, di ikuti ke kanan, ke kiri juga ikut ke kiri.

Ku potong sedikit ayamnya, lalu ku berikan pada Hachan

"Meowww!" (terima kasih) sambil makan ayamnya

.

Jam 12 siang aku kembali tiduran di sofa keluarga sofanya ku rentangkan, dan membentuk kasur.

"Bagaimana keadilan mu sayang?" tanya Saki lewat pesan

"Aku sudah membaik, terima kasih atas makanan yang kamu kirimkan tadi" ketik ku membalas pesannya

"Tidak masalah, kamu sudah minum obatnya juga?"

"Sudah"

"Kamu sedang apa sekarang?"

"Tiduran di sofa"

"Ya sudah, kamu segera tidur kembali, nanti jam 3 aku akan segera kembali ke rumah"

"Oke" balas ku mengakhiri chat kami

.

Jam 3.30 siang.

Aku terbangun karena ada yang menusuk nusuk pipiku.

"Kakak sudah baikan?" tanya Rin chan saat aku membuka mata

"Rin chan, jangan di bangunkan dulu" ucap Ibu namun sudah terlanjur aku bangun

"Aku sudah baikan Rin chan, tapi kamu jangan mendekat dulu, nanti kamu ketularan" ucap ku padanya

Saki mendatangi ku lalu memegang jidat ku.

"Sudah turun banyak daripada pagi tadi" ucap Saki

"Tentu saja" ucap ku menanggapi omongannya

.

Kami mengobrol sejenak, ya sekalian menghilangkan keboringan ku sejak tadi.

Jam 4.30 sore aku mau mandi, namun Saki melarangku, ia kata cukup dengan mengelap badan saja, takutnya panasnya kambuh.

.

Jam 5 sore.

Aku duduk sendirian di teras depan, menikmati angin siang dan bersantai.

"Kakak Haruka, ini makan apel, ibu yang suruh" ucap Rin chan sambil memberikan piring yang di atasnya ada apel yang sudah di potong

Aku mengambilnya.

"Terima kasih Rin chan" ucap ku

"Oke, kakak lekas sembuh ya, jika butuh sesuatu panggil aku"

"Baik Rin chan"

.

Peran anggota keluarga memang sangat di perlukan, bukan hanya ketika senang saja mereka ada namun di saat kesusahan mereka akan selalu ada untuk kita.

Jam 7 malam

Makan malam bersama.

Jam 8 malam, ku temani Saki mengerjakan tugas tugas ku.

Jam 10 malam tidur.

.

Rabu 15 Juli, jam 8.00 pagi

Tes pts hari pertama.

Aku yang sudah enakan mengerjakan ujian dengan sangat enjoy, walaupun kemarin malam tidak belajar.

Walaupun sembrono, namun hanya kimia dan matematika, aku yakin bisa menghandelnya.

Aku punya prinsip, asal nilainya nanti tidak di bawah kkm aku sudah bersyukur.

Ujian selama 2 jam, dapat ku selesaikan dalam waktu 1 jam 59 menit, hebat bukan.

Keluar ruang kepala ku sudah over heat.

Kami duduk di luar ruangan, sebab sebelum atau sesudah ujian ruangan akan di kunci, mencegah adanya siswa yang meninggalkan contekan.

Di luar kelas.

Aku duduk bersama dengan grup pkk kelas.

"Jawaban mu nomor 10 pilihan ganda tadi apa minus 10 Haruka kun?" tanya Tadano

"Emm yang soalnyamana?" tanya ku

"Yang aljabar a+b itu"

"Oh, jawaban ku minus 10" balas ku

"Nani! Bukankah jawabannya 10 saja tanpa minus?" teriak Hinata

"Kurasa sih benar minus 10, sebab begini kan caranya" ucap Ayumu sambil menunjukan catatannya

"Nah aku sama" ucap ku

"Aku juga" Tadano, Satoshi, dan Takaoka

4 gemblung diam karena jawaban mereka salah.

Jawaban 4 gemblung

Tadakuni - 1

Yoshitake - 1

Hidenori - 1

Yoshi ngawur dan lupa jawabannya tadi

.

Karena grub pkk kami profesional, sehingga tidak ada kata belajar saat istirahat, kami bercanda ria mengendurkan ketegangan selepas ujian mtk tadi, sangat berbeda dengan ciwi ciwi kami yang masih fokus belajar.

Note : belajar saat istirahat ujian itu tidak berguna dan malah menyebabkan hilangnya fokus dan cara berpikir akan melambat saat ujian, karena fokus di gunakan saat belajarnya bukan saat ujiannya.

Note : yang tidak belajar diantara ciwi ciwi hanya Saki dan Hiyori

Jam 9.30 ujian kimia pun di mulai.

Yang keluar hanya materi dasar dan sedikit hitungannya, kami grub pkk mengerjakan dengan sangat baik, terbukti jam 11 kami semua sudah keluar duluan mendahului para ciwi ciwi, padahal waktu ujian sampi jam 11.30.

Selanjutnya Saki yang keluar kelas, di susul Hiyori.

Yang sudah selesai ujian di perbolehkan pulang, serta seluruh klub di hentikan latihannya hari ini hingga nanti ujian pts selesai.

Namun sekolah tidak melarang latihan di luar sekolah, tapi Ukai sensei tidak mengadakan latihan voli, ia kata di grub, cukup jumat sore dan sabtu sore saja, tempatnya ada di rumah kakeknya, lalu setelah ujian pts selesai masih ada sisa waktu juga untuk pelatihan intensif.

Jadi aku dan Saki mampir dulu ke restoran, sekalian menunggu ibu dan Rin chan, untuk Hiyori ia langsung ke toko pakaian ku dan Saki, karena ada sesi pemotretan model pakaian disain terbaru.

Sebelum di sampai di restoran, Saki izin dulu untuk menjaga menjemput Rin chan di perusahaan ibu, ia ingin mengajak Rin chan lebih mengenal pelayan di sini.

Di Restoran.

Di salah satu meja, kami duduk bertiga, ibu mau ikut namun katanya hari ini ia akan survey pasar, alhasil malah Rin chan di titipkan dan menyuruh kami pulang duluan nantinya.

"Rin chan mau makan apa?" tanya Saki

"Pancake dengan selai blueberry" balas Rin chan

"Baik, minumnya jus jeruk kan?" tanya Saki lagi

"Umm"

"Haruka kun?" tanya Saki padaku yang masih fokus pada ponsel

"Sama Rin chan saja, tapi topingnya coklat, minumnya es coklat" balas ku

"Oke"

Saki memesan yang kami pesan, di tambah dirinya yang pesan parfait dengan minumnya adalah jus stroberi.

.

Pesanan datang, di antar oleh Izumi san.

"Terima kasih kak Izumi" ucap Rin chan

"Sama sama sayang, makan yang lahap ya"

"Baik kak"

"Kalian berdua sudah seperti ayah dan ibu saja, jika kalian tidak pakai seragam pasti pelanggan lain mengira kalian ini keluarga kecil yang bahagia" ucap Izumi pada Aku dan Saki

"Anda bisa saja Izumi san" ucap ku.

"Beneran loh, tapi sudah dulu ya, aku mau lanjut bekerja" ucapnya

"Baik, silakan Izumi san" ucap ku dan Saki

.

Restoran lama kelamaan penuh, sebab mendekati jam istirahat kerja dan sekolah.

Note : para part time, lebih memilih tambah jam kerja daripada mengurangi jam kerja saat ini, sebab mereka sadar gaji di sini sangat tinggi, untuk urusan gajinya, di ambil 1600 yen per jam, untuk yang mengambil 8 jam, jika 7 jam di turunkan menjadi 1550, jika 6 jam 1500, jika tetap 5 jam, ya sama seperti sebelumnya 1400 yen.

Jadi rata rata part time datang pukul 12 dan 1 siang, sebenarnya Kyouko san melarangnya sebab aturan anak di bawah umur tidak boleh bekerja full time, namun setelah aku berkontak kontak dengan Suki, asal ada perjanjian kedua belah pihak, aturan pemerintah tidak berlaku, sebab tanggung jawab pekerja ada di tangannya sendiri, pemerintah hanya memberi aturan yang sifatnya menyarankan sebenarnya, bukan 100% melarang.

Jam 1 siang, kami bertiga pulang ke rumah, namun di perjalanan Rin chan mengajak ke taman kanak kanak dulu.

Di parkiran taman kanak kanak.

Namun saat kami tiba, taman kanak kanaknya sudah pulang.

"Mau masuk Rin chan?" tanya ku

"Tidak usah kak, cukup melihat dari mobil saja" balasnya

"Yakin tidak mau?" tanya Saki

"Iya, cukup dari sini saja"

"Baiklah nikmati waktumu" ucap Saki

"Umm"

Rencana tetap sama, Rin chan akan di masukan ke tk, setelah liburan musim panas, sebelumnya ibu sudah mendaftarkan Rin chan di sini, namun ibu meminta cuti dulu untuk Rin chan hingga 1 september, pihak tk sebenarnya menyayangkan hal tersebut, namun setelah di jelaskan sebab dan alasannya, pihak tk bisa memaklumi dan mengizinkannya.

.

Setelah 5 menit, kami melanjutkan perjalanan sebab Rin chan sudah puas melihatnya.

Di rumah.

Rin chan tidur siang di sofa bersama Hachan, sementara itu kami sedang memanfaatkan waktu dengan bermain bersama di kamar, mumpung tidak ada ibu dan Rin chan sedang tidur.

Jam 3 sore.

"Haruka kun mesum, bisa bisanya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan seperti ini!" ucap Saki sambil mencubit perut ku

"Hey hey aku dan kamu sudah setuju bukan, sebelumnya aku kan sudah izin dulu" ucap ku membela diriku tidak salah sepenuhnya

"Kamu memaksa ku duluan ih!"

"Ya yang penting kamu mau hehe" ucap ku lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi meninggalkan Saki di atas kasur

Jam 5 sore ibu baru pulang ke rumah, sebelumnya Saki sudah memasakan kare, jadinya ibu tidak harus masak makan malam lagi.

Kami duduk di ruang keluarga.

"Survey pasarnya bagaimana ibu?" tanya Saki

"Sukses, ibu punya pelanggan baru yang akan manjadi depo untuk produk toko"

"Dimana memangnya bu?" tanya ku

"Di Sendai, dekat dengan objek pariwisata" balas ibu

"Wow, bukannya dengan ibu memasok di situ ibu bisa menaikan harganya?" tanya Saki

"Tidak bisa Saki chan, harga naik sebab ongkos kirim, bukan ibu naikan, sebab ibu kan produsen, jadi persaingan harga walaupun satu yen pun sangat berpengaruh dengan produsen lainnya, yang penting ibu sudah dapat untung, serta pegawai dapat gaji ya sudah itu cukup" balas ibu lagi

"Oh ku kira harganya bebas ibu naikan"

Next...