webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

100.) Duluan

Jam 8, Kami seluruh klub voli putra dan putri di kumpulan seperti biasa.

Kami berdoa bersama agar mendapat kelancaran dalam pertandingan dan bisa mendapatkan kemenangan.

Jam 8.20 kami tim putra tiba gedung olahraga, pertandingan kami masih jam 11, jadi kami bisa menonton dulu.

Kali ini yang digunakan hanya 1 lapangan, karena tingkat permainan sudah berubah, jadi panitia menginginkan penonton fokus pada satu lapangan.

Shiratorizawa maju duluan sejak jam 8 tadi, permainan mereka sebelumnya di set pertama sudah di rekam oleh Yachi dan Kiyoko yang duluan ke sini.

Set kedua saat ini poinnya adalah 7 - 2, kemenangan untuk Shiratorizawa atas SMA Takoki, sementara di set pertama Shiratorizawa menang dengan poin 25 - 18.

"Kalian sudah bisa menyimpulkan gaya permainan Shiratorizawa?" tanya Ukai

"Aku sudah sensei" ucap Hinata

"Apa itu Hinata"

"Mereka beramin dengan keras"

"Kamu benar, tapi bukan itu yang sensei maksud"

"Apa mereka memainkan stamina?" tanya Suga

"Hampir benar"

"Bermian dengan gaya memanfaatkan kelemahan stamina lawan?" tanya Raiki

"Sedikit lagi, Haruka jawablah jangan hanya mendengarkan!" teriak Ukai sensei

"Eh aku tidak tau sensei" balas ku

"Oh benarkah? Jika begitu akan ku katakan secara langsung, Shiratorizawa bermain dengan memanfaatkan kelelahan stamina lawan, jika kalian lihat Ushijima pasti hanya akan melakukan spike dan jarang melakukan receive, tujuannya agar Ushijima sebagai penyerang utama tidak kelelahan, pembuktiannya 2 pertandingan dulu saat set ke dua pasti keunggulan mereka lebih tinggi daripada set pertama, kalian tau kan maksud sensei"

"Ohhh" mereka ternyata baru paham aku juga baru paham sebenarnya

"Tapi ini hanya dugaan sementara, Ushijima, sensei rasa dia pemain yang kuat juga dalam stamina dan fisik, tapi pelatih mereka lebih menginginkan serangan yang kuat, jadi sebisa mungkin penerima bola pertama buka dari Ushijima"

"Lalu strategi apa yang bisa kami lakukan sensei?" tanya Daichi

"Kita pikirkan nanti jika kita akan berhadapan dengannya"

"Baik sensei" balas kami

Sejujurnya aku juga sangat terpukau oleh permainan Shiratorizawa yang keras dan pertahan yang solid itu, (Normal untuk setingkat 1 nasional)

Spike keras dari Ushijima, lalu ada jump serv dari setiap pemain, kurasa tim mereka sangat ideal dan susah untuk di kalahkan.

"Whooo" teriak Tanaka saat melihat cross spike Ushijima

"Kamu bisa Asahi san?" tanya Nishinoya

"Bisa namun pukulan ku tidak mungkin sekeras itu, cross spike perlu kekuatan dan penempatan melompat yang pas, sebagai contoh jika dari belakang aku bisa melompat dari dekat garis tengah sebagai penanda, tapi jika melakukan cross spike aku harus mengingar ngira dulu"

"Oh seribet itulah ternyata" ucap Hianta

"Dasar monyet, kamu kira saat kamu melompat kamu tidak mengira ngiranya?" tanya Kageyama

"Tidak, aku hanya mengira ngira seberapa jarak pukulan ku dengan net saja"

"Astaga sensi lupa mengajarkan hal itu pada kalian, untung saja Asahi mengingatkan, intinya seperti ini Hinata, jika kamu melompat pada titik yang pas pukulan mu pun bisa tambah keras, kurasa selain Asahi Haruka sudah memperaktekannya, sebelum pertandingan mari kita latihan sebentar mengenai teori itu, itu hanya penyesuaian jarak saja jadi jika insting kalian sudah bagus titik lompat kalian juga sudah bagus harusnya"

"Whoo untung saja kamu mengingatkan sensei Asahi san" ucap Tanaka

"Haha hanya kebetulan" kata Asahi sambil menggaruk rambut di belakang kepalanya

Jam 8.45 pertandingan berakhir, Shiratorizawa menang dengan skor 25 - 16,pendukung mereka bersorak ria atas kemenangannya.

"Hari ini pendukung mu sedikit ya Haruka kun?" tanya Suga

"Ya aku tidak promosi di channel ku sebabnya, kemarin bisa ramai sebenarnya juga ku promosikan dulu"

"Oh ku kira mereka pendukung yang sudah tau akan pertandingan mu"

"Tidak Suga san, aku jarang menguplod video voli jadi mereka juga tidak tau, taunya aku bisa main voli dan pembuat lagu sekaligus penyanyi"

"Haruka kalau boleh tanya rumah mu itu harganya berapa?" tanya Tanaka dengan pelan

"Rumah itu lumayan mahal"

"Berapa memangnya?" tanya Tanaka kembali

"2,6 Miliar yen"

Tanaka terkena serangan mental.

"Hmm sesuai dengan harganya sih, tapi itu masih mahal menurut ku untuk di daerah Miyagi" ucap Suga

"Kan aku sudah bilang itu mamang mahal, aku saja jika tidak terpaksa membelinya aku pasti pilih yang lain, tapi ya sudahlah sudah terlanjur nyaman juga di sana, memangnya kamu mau beli Tanaka?"

"Ya aku berniat beli rumah seperti itu di masa depan, tapi tidak ku sangka rumahnya akan sangat mahal"

"Ciee kamu punya rumah besar untuk calon istrimu nanti pastinya" ucap ku

"Tentu saja"

"Ada calon memangnya?" tanya Daichi

"Belum, tapi aku akan mendapatkan nya sebentar lagi"

"Maksudnya Kiyoko san?" tanya Asahi

"Tentu saja tidak, aku rela melepaskannya demi Nishinoya, walaupun ya aku agak kasihan pada Kiyoko san dengan p.. kecil nya Nishinoya"

"Woy aku mendengar nya bangsat!" teriak Nishinoya

"Hahaha jangan bertengkar hanya karena ukuran, yang besar belum tentu kuat yang kecil belum temtu tidak memuaskan" ucap ku

"Ya itu memang benar, tapi yang besarkan lebih nikmat harusnya" ucap Tanaka

"Ngajak bergulat anda?" tanya Nishinoya

"Hehehe hanya bercanda" balas Tanaka

"Lagian kenapa bisa sih orang jepang bisa 19,4" ucap Kageyama sambil melihat ku

"Aku kan keturunan orang besar, darahku tidak murni seratus persen jepang, kakek nenek buyutku, kurasa keturunan dari Inggris"

"Ya itu sudah tidak ada gen yang tersisa harusnya pasti ada trik lain" ucap Tsukishima

"Katakan Haruka kun triknya!" teriak Nishinoya

"Tidak ada triknya, ini murni pemberian tuhan"

"Kamu pasti berbohong!" teriak Nishinoya

"Hmm begini saja, jika kamu mau membesarkan coba konsultasi saja pada dokter kulit dan alat kelamin, kurasa mereka ada obatnya"

"Eh beneran bisa?" tanya Daichi yang keceplosan omongan

"Ara ara Daichu kun kamu juga tertarik rupanya" ucap Suga

"Wah pasti ini buat kejutan untuk Yui senpai sepertinya" ucap Ennoshita

"Shutt jangan keras keras Enno chan, nanti Daichi bisa malu loh" ucap Raiki

Daichi memberteriak bahwa perkataan kami adalah salah.

Note : Lebih baik diam saat salah bicara dan ucapan maaf, jika kamu berteriak ataupun meneruskan akan membuat kamu terlihat lebih bodoh.

Jam 11.15, sebelumnya ada 4 tim yang bertanding, jam 9 dan jam 10, yang lolos adalah SMA Senseki dan Niikawa, mereka unggul dengan kemenangan 2 - 1 atas lawannya.

Jika kami menang kami akan berhadapan dengan SMA Niikawa di babak 8 besar.

Karena pertandingan sebelumnya memakan waktu 1 jam lebih, akhirnya panitia memutuskan pertandingan akhir akan di adakan di dua lapangan (jam 5 sore mulainya)

Jam 11.20 kami memasuki lapangan.

Kami menghadapi tim dari SMA Konuma, entah dari daerah mana SMA itu, tapi Ukai sensei mengatakan cara bermain bertahan dan menyerang jadi 50 : 50, intinya lihat situasi.

Kami pemanasan sekaligus berlatih spike dan memperkirakan titik lompat yang tepat.

Awalnya pukulan pemain buruk namun lama kelamaan bisa membaik dan semakin membaik, hingga suara spike keras terus terdengar dari tim kami.

"Kalian jangan gentar, sensei kata Haruka pemain inti tidak akan di masukan, jadi ia hanya fokus pada servis kemungkinan, jadi sebelum dia bisa servis kita harus bisa mencetak poin sebanyak mungkin" ucap kapten saat melihat anggota timnya kurang percaya diri

"Kalian jangan hanya gentar, ingatlah mimpi kita masuk nasional!" teriak Pelatih mereka

"Baik sensei!"

.

Jam 11.30 permainan di mulai.

Aku menunggu di bangku cadangan berharap bisa di mainkan segera, ya bukan mendoakan jelek pada tim sendiri maksudnya, tapi ingin segera bermain saja.

.

"Yoshaa!" teriak kami saat setiap poin di masukan

"Don't mind kita ambil poin berikutnya" Saat tim kehilangan poin

Di lapangan, penyerangan utama adalah Tanaka dan Asahi, hingga menit ke 16 mereka sudah banyak mencetak banyak poin, lalu ada Hinata yang selalu mengecoh bloker musuh dengan gerakan gesitnya, terkadang jika tidak ada bloker yang ada di depannya ia akan melakukan quick spike.

Musuh keliatan sangat frustasi sekarang, mereka sangat tertekan karena sudah termakan strategi permainan kami.

Menit ke 17, Tanaka meminta sensei untuk menggantikannya, kurasa ia cidera ringan di bahu saat terjatuh.

"Ennoshita masuk gantikan Tanaka" ucap Ukai sensei

"Baik sensei"

Ennoshita masuk saat poin 19 - 14, Tanaka keluar keluar barulah Ennoshita masuk, kami sebagai teman membantu Tanaka untuk duduk dulu.

Kiyoko langsung mengkompres bahunya.

"Kamu aman?" tanya Ukai sensei

"Aman sensei, tapi aku agak kesusahan jika harus melakukan spike keras"

"Baiklah, rawat dirimu dulu, gerakan perlahan agak tidak kaku"

"Baik sensei"

.

Ennoshita memberikan perubahan baru dalam tim, dia ternyata bisa juga melakukan spike keras seperti Tanaka.

Tepat di menit 23 akhirnya tim Karasuno bisa memenangkan pertandingan, dengan skor 25 - 18 membuat kami mendapat set pertama ini.

10 menit istirahat, sensei memberikan pemain inti pengarahan sederhana, sensei sepertinya sudah melihat celah musuh lagi, jadi ia mengubah strategi sedikit, seperti servis dan spike arahkan pada pemain nomor 2 ataupun 7, sebab mereka kurang dalam hal receive.

Tanaka tidak di mainkan juga di set ke dua, ia kata ia sudah bisa namun Ukai sensei menentang nya.

"Jangan bersedih Tanaka, pertandingan tidak hanya ini, mungkin kamu belum ada kesempatan tapi percayalah Ukai sensei akan memberikanya di lain waktu" ucap Takeda sensei menyemangatinya

"Baik sensei aku paham" balas Tanaka namun matanya memerah

Aku yang mendengarkan hanya bersikap biasa saja, selama set satu pun aku tidak di mainkan bukan masalah juga bagiku.

Pergantian pemain selalu di lakukan oleh Ukai sensei, seperti terkadang Daichi di gantikan Tsukisima saat berada di depan, lalu Yamaguchi menggantikan Hinata saat serv.

Note : pergantian pemain voli bisa di lakukan sebanyak 6 kali dalam setiap set, pergantian libero dengan pemain lain saat maju ke depan tidak ikut terhitung, Nishinoya bergandengan dengan Kazuhito, jadi jika rotasi ke depan Kazuhito yang menggantikan jika di belakang Nishinoya lah yang menggantikan.

Suga juga menggantikan Kageyama saat serangan sinkron teradi, intinya hampir semua pemain cadangan itu di mainkan kecuali aku.

"Hmmm sensei sedang merah padaku kurasa" pikir ku

.

"Kageyama Oper!" teriak Hinata

Boom!

Quick andalan mereka keluar lagi.

Poin bertambah untuk kami.

"Haruka masuk gantikan Ennoshita servis, tuntaskan 3 poin terkahir" ucap Ukai sensei

"Akhirnya aku masuk juga" pikir ku

Aku segera lapor pada wasit pembantu pengganti pemain.

"Tuntaskan Haruka kun!" ucap Ennoshita padaku sambil menepuk pundak ku

"Tenang saja akan ku lakukan" balas ku

Aku memasuki lapangan.

Poin sekarang adalah 22 - 16

Aku mengambil bola, lalu mundur ke belakang.

Priit!

Ku lempar bola ke atas dengan tinggi, pemain lawan bersiap menerima pukulan serv ku

Boom!

Jump serv pendek ku lakukan, bola melayang cepat ke arah libero musuh.

Bamm!

Libro menahannya, uniknya bola bisa kembali ke area kami.

"Chance ball!" teriak ku karena bola mengarah padaku

Ku oper bola pada Kageyama, Kageyama melakukan toss pada Asahi.

Boom!

Asahi melakukan finishing dengan cantik.

23 - 16

Sebelum ku mulai servis ku ku lihat tangan libro musuh yang sudah gemetar menahan rasa sakit.

Note : Libero musuh ingin bertahan hingga akhir.

Aku mundur ke belakang

Pruitt

Bola ku lempar tinggi lagi.

Libro musuh langsung bersiap kembali.

Boom!

Bola ku arahkan ke sudut belakang kanan.

Pemain ku arahkan mengira bola akan keluar tapi libero nya tidak, ia mencoba mengejar namun jelas gagal sebab jarak yang terlalu jauh.

Baam!

Bola menyentuh garis lebih ke dalam, wasit garis menyatakan keluar.

Tim musuh jadi senang.

.

Ukai sensei dan aku langsung menyatakan protes.

Pengawas mengecek video ulang, setelah beberapa saat protes ku berhasil poin untuk tim ku.

Aku servis kembali.

Priit.

"Astaga serv apa lagi yang akan ia lakukan" pikir Libero musuh karena aku tidak mudur ke belakang

Aku berdiri menghadap samping, bola ku lempar, lalu ku pukul dengan servis bawah.

"Hmm kejutan lagi rupanya" ucap Ukai sensei

Bola melayang sangat tinggi ke atas, untuk serv ini tidak bisa ku arahkan dengan baik, namun jika ku arahkan ke tengah itu masih mungkin.

Libero musuh sudah di posisi jatuh bola, bersiap menerima dengan pasing atas.

Plup..

Bola lepas dari tangan libero dan jatuh ke belakangnya, bola menggelending di lantai.

"Yoshaaaa!" teriak kami

Akhirnya setelah 24 menit pertandingan kami bisa menang, skor akhir 25 - 16.

"Yosh!" teriak Ukai sensei

"Nice serv Haruka!" teriak pemain di bangku cadangan

"Hehe kejutan bukan" ucap ku lalu tersenyum sambil menunjukan jari piece

.

Kami berjejer di belakang garis lapangan, memberikan penghormatan atas pertandingan yang baru saja terjadi, lalu kami menyapa para penonton di tribun tepat pendukung kami.

"Terima kasih atas dukungannya" teriak kami bersama sama

"Terima kasih kembali atas pertunjukannya" balas penonton

.

"Sudah jangan menangis, servis itu memang susah di terima, jadi jangan terlalu menyalahkan dirimu Enki san" ucap Sugumu sang kapten sambil memeluk kepalanya

"Maafkan aku kapten, aku belum bisa menjaga pertahanan kita"

"Jangan terlalu di salahkan, kita bisa di babak ini saja sudah suatu kehebatan tersendiri bukan" ucap sang ace mereka

"Benar Enki chan jangan bersedih, masih ada seleksi inter high Januari nanti, mari buktikan kita bisa" semangat dari setter mereka

Walaupun mereka bersikap seperti itu, sebenarnya mereka sangat bersedih dalam hatinya.

.

Selepas pertandingan kami langsung ke gedung Universitas Sendai, untuk mendukung tim putri.

Jam 12.30 kami tiba di lokasi, Takeda sensei sih pertandingan sejak jam 12 tadi.

Saat kami masuk ke dalam peluit pertandingan set pertama telah berakhir.

Kami lihat tim putri kami menundukan kepala, ku lihat di papan skor, 27 - 25, kemenangan oleh Shiratorizawa.

"Semangat dapatkan set ke dua!" teriak Daichi memulai sorakan

"Semangat, mari melaju ke nasional bsersama sama!" teriak Tanaka

Pemain tim voli putri melihat tribun di belakangnya, mereka melihat kami.

"Lihat mereka datang, jadi jangan turunkan mental, kita bisa jadi jangan menyerah!" ucap Yuko sensei

"Baik sensei!"

Aku melihat ke tim musuh tepatnya, Hiyori chan, adik ku, dia sungguh senang, kurasa dialah mvp set pertama ini.

Di tribun lain ada juga tim putra Shiratorizawa yang menyemangati tim putri.

Ushijima hanya diam melihat, kurasa dia tidak bisa jadi pemandu sorak, hahaha.

10 menit berselang

Pertandingan berlanjut.

Pukulan dan servis keras di lakukan kedua tim berharap bisa menjadi poin.

Awalnya tim putri kamk tertinggal, namun setelah Yuko sensei mengatakan beberapa hal akhirnya, tim bisa menyusul.

Duice kembali berlangsung di set kedua.

Fokus kedua tim sangat di uji di sini, kedua tim sangat berhati hati.

Boom!

Spike keras dari Hiyori mencoba menembus bloker kami, namun sayangnya gagal dan malah membuat bola masuk ke areanya sendiri.

"Yoshhaaaaaa" teriak tim putri dan kami di tribun sebab selama 5 menit kami selalu dag dig dug menunggu hasil set ke dua, penantian senam jantung itu akhirnya bisa berakhir dengan skor 31 - 33

"Ambil set ke tiga" sorakan kami

"Semangat!"

.

Sementara di tribun Shiratorizawa mereka juga tak mau kalah, mereka juga berteriak keras, Ushijima juga ikut berteriak demi Hiyori.

.

10 menit berlalu

Pertandingan di mulai kembali.

Shiratorizawa kini tampil lepas dan keras, Hiyori mengerahkan semua staminanya demi kemenangan di set ini, namun tim putri kami juga tidak mau kalah.

Spike block receive

Oper toss spike

Urutan itu terus berlangsung hingga terbentuk really panjang.

.

Boom!

Spike keras dari Hiyori mengakhiri really tersebut.

Skor sekarang 22 - 20 tim putri Karasuno tertingal.

Kami bersorak lebih keras lagi berharap mental tim Shiratorizawa turun dan mental tim naik.

.

Hiyori melakukan serv.

Boom!

Jump serv keras, namun masih bisa di tahan oleh libero kami Nozomi.

"Minami!" teriak Nozomi

Minami mengejar jatuhnya bola.

Bless!

Boom!

Spike cepat dari Chizuru mencetak poin.

"Nice spike!" teriak kami

.

22 - 21

Shiratorizawa membalas dengan spike keras.

23 - 21

Karasuno membalas dengan fake dari Chizuru

23 - 22

Shiratorizawa mencetak poin dari spike 3 m, Hiyori yang gagal di block oleh Rinko Sudo, lalu Nozomi gagal menerima spike langsung darinya.

24 - 22

Set poin untuk Shiratorizawa.

.

Pelatih Shiratorizawa mengganti pemian untuk servis.

Boom!

Servis keras darinya, Nozomi sudah bersiap dan pemain lain sudah agak mundur ke belakang.

Srett

Bola membentur net.

Rinko dan Minami mengejar jatuhnya bola.

Plup

Bola jatuh di lantai.

.

.

Prittt!

Shiratorizawa berteriak akan kemenangannya.

.

Tim putri kami menangis karena kekalahannya.

"Kalian hebat, mari berbaris lakukan penghormatan dan sapa pendukung kita" ucap Yuko sensei

Yachi di tribun menangis sangat kencang.

.

"Terima kasih atas dukungannya" teriak mereka

"Kalian hebat" ucap kami lalu memberikan tepuk tangan

Note : Seharusnya pertandingan tim putri kami adalah besok, namun ternyata panitia menggunakan sistem acak bukan urutan, ya harus membuat tim putri kami bermain hari ini.

.

Sebelumnya jam 12 siang di Restoran Wagnaria

Pemberian gaji dilakukan transfer via rekening bank, jadi tidak ada uang tunai, Kyouko sengaja melakukan ini agar tidak ada berita tidak enak seperti, "Uang gaji hilang di restoran", dia tidak ada prasangka buruk pada setiap karyawan, tapi kewaspadaan juga harus perlu di lakukan, mengingat uang gaji yang diterima karyawan juga banyak.

.

Rin chan dan ibu datang ke restoran untuk makan siang.

"Siang Nihara san, eto dia siapa?" tanya Yachio

"Dia putri angkat ku, tolong meja untuk dua orang"

"Eh, anda mengadopsi anak?"

"Benar, sudahlah Yachio san segera beri kami tempat duduk"

"Oh iya, silahkan ikuti saya"

.

Di tempat duduk

"Rin chan mau di pilihkan atau pilih sendiri?" tanya ibu

"Pilihan saja bu"

"Kamu yakin tidak mau pilih sendiri?"

"Um aku yakin Ibu"

"Baiklah"

Ibu memencet tombol agar pelayan datang.

Yachio datang.

"Namanya siapa adik manis?" tanya Yachio

"Rinko" ucap Rin chan tapi tidak jelas

Yachio agak tidak enak sudah bertanya.

"Tenanglah, Rin chan hanya kesulitan berbicara sekarang, tapi di masa depan dia akan lancar kembali" ucap Ibu

"Oh syukurlah, aku akan sangat bersalah karena ketidak tauanku, jika yang ku tanyakan malah menyinggung hati Rin chan"

"Tenang tidak apa kok malah lebih bagus ajak Rin chan berbicara"

"Baiklah, lalu Nihara san dan Rin chan mau pesan apa"

"Paket anak anak 1, susu nya tolong di ganti dengan jus jeruk, lalu omelet dan air limun"

"Baiklah tolong tunggu sebentar"

"Tentu"

.

Di belakang Rin chan jadi obrolan panas, Yachio mengatakan bahwa Rin chan itu sangat imut namun ia juga mengatakan kekurangannya, agar yang mengajaknya berbicara lain waktu tidak salah paham.

"Astaga aku jadi kepo, biarkan aku yang menyajikan Yachio san" ucap Dino

"Kamu lolicon di larang pergi dari dapur!" ucap Adachi

"Eh aku hanya suka yang moe moe"

"Tidak ada moe moe, kamu urus sana tom yum nya"

"Astaga ketua, anda jahat"

"Dia baik, dia berniat menyelamatkan Rin chan" ucap Sakurai

"Eh, aku kan tidak mau mencelakankan dia"

"Ya perkataan mu dan muka mu kadang menunjukkan ketidak samaan" ucap Kiasaki

Dino merenung diam di pojokan sambil memeluk lututnya.

.

"Enak Rin chan?" tanya ibu

"Ini enak sekali"

"Hahaha habiskan ya, nanti setelah makan kamu ikut ibu kembali bekerja dulu, baru jam 3 kita akan mengurus data dirimu dan surat adopsi"

"Umm"

.

"Kawai!" ucap pelanggan dan karyawan yang melihat

.

Jam 6 sore.

Surat dan berkas mulai dari kartu keluarga, surat adopsi dari peradilan dan surat lahir baru Rin chan sudah jadi.

Note : asal ada fulus, semua bisa mulus

"Ibu ayo mampir ke yakiniku" ucap Saki

"Saki chan kenapa sih kamu ikut, apa kamu tidak lupa sesuatu?" tanya ibu

"Kakak Saki lupa" ucap Rin chan

"Lupa apa sih memangnya?" tanya Saki bingung karena jujur dia tidak ingat

"Katanya kamu mau mengirim perkedel pada Haruka di Sendai"

"Astaga kenapa ibu baru bilang dari sekarang"

"Ya ibu kan sibuk dengan urusannya Rin chan, kamu bisa bisanya lupa loh"

"Hmm bentar bentar, akan ku telepon Haruka apa dia masih menunggunya atau tidak"

.

Ringgg, ponsel ku berbunyi

"Ada apa Saki chan?"

"Kamu habis menangis?" tanya Saki saat mendengarkan suara Haruka yang seperti orang yang habis menangis

"Iya, Tim Karasuno yang putri gagal melaju ke babak semi final, kami sedang makan bersama ini untuk memberikan mereka salam perpisahan"

"Eh sudah kalah saja, ini aku mau tanya apa kamu masih menunggu masakan dariku"

"Prekedel?" tanya ku

"Perkedel, Haruka kun"

"Ya itu maksudnya, tenang saja di sini banyak makanan jadi tidak perlu kamu kirim"

"Ah syukurlah, ku kira kamu menunggunya"

"Tidak, sudah dulu ya aku mau halu bersama teman yang lain"

"Eh."

Telepon ku matikan

.

Jam 6.30 mereka bertiga sampai di rumah, di antar oleh Shindou.

Mereka langsung mandi bersama, lalu Saki yang memasak sementara ibu mengajari Rin chan belajar huruf lagi, targetnya, Rin chan akan di masukan ke kelas 1, tahun depan saat penerimaan murid baru, tapi jika bisa sih saat tahun ajaran ini agar dia tidak tertinggal umur dengan temannya.

"Ibu bagaimana kata Pisikiater tentang keadaan Rin chan"

"Kata dokternya sih, Rin chan anak yang sehat, ia punya fobia sedikit dengan hal hal sepi dan sempit, lalu ibu konsultasi juga di dokter suara tentang tindakan kita agar suaranya kembali, dokter nya mengatakan agar mengajaknya berbicara seperti bisa, Rin chan hanya kehilangan cara berbicara yang membuat pita suaranya kaku, dengan berlatih terus menerus ia akan kembali bisa berbicara normal, jadi bahasa isyarat bukan cara yang bagus"

"Tidak tidak bu, aku mau tetap belajar bahasa isyarat" ucap Rin chan

"Jangan cepat cepat Rin chan kakak tidak paham" ucap Saki

"Rin chan kata dia tetap mau belajar bahas isyarat"

"Eh, bagaimana ibu tau?"

"Kekuatan seorang ibu tentunya hahahah"

.

Di penginapan jam 7 malam, tim putri berpamitan pada kami, sebab aturan sekolah jika gugur kesokan harinya harus tetap sekolah.

"Semoga tim putra bisa tembus nasional" ucap Yui pada Daichi

"Semoga saja, kamu jangan patah semangat, masih ada seleksi inter high" balas Daichi

"Umm tentu kami akan tetap semangat"

.

"Bye" teriak ku

"Keep strong!" teriak Tanaka

"Tau artinya?" tanya Suga

"Tetap semangat bukan?" Tanaka balik tanya

"Hampir benar" ucap ku

.

Next...