webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Sungai

Aksara menuntun Nathalie menapaki batu batu besar. Mereka tengah berada di air terjun sekarang. Letaknya tidak terlalu jauh dari villa tempat mereka menginap. Diantara semuanya, Mbak Manda terlihat paling antusias, gadis itu bahkan sudah melepaskan cardigan rajutnya dan hanya menggunakan celana training dan kaus hitam polos kebesaran, tanpa menunggu lama segera berjalan mendekati air terjun.

Mbak Mia juga tak kalah antusiasnya, dalam gendongan Mas Yudhis gadis itu terus berseru heboh yang sesekali di tanggapi oleh Karin. Ramai sekali di sana hanya karena mereka.

Matahari bersinar terik diatas sana, menggantikan udara dingin dengan rasa kegerahan membuat mereka tentu saja dengan amat antusias untuk mandi di sungai.

"Wahh sungaiii," seru Angel antusias.

Arjuna melirik gadis itu sekilas sebelum tertawa mengejek, "Angel anak kota pasti belum pernah ke sungai nih. Dasar. Kalo lo ikut kita kita ke Jogja beuh lebih mantap dari ini,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com