webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Pengamatan

Raka menatap Mas Yudhis dan Mbak Mia, lalu menatap Ardi dan Angel. Manis sekali. Bertolak belakang dengannya dan Maya.

Jika diingat ingat, ia sering sekali memberikan hadiah serupa pada Angel. Mungkin cincin berlian, gelang, kalung, tapi entah kenapa terasa berbeda. Barang barang itu memang mahal, tapi cenderung biasa saja. Berbeda dengan kalung pemberian Mas Yudhis untuk Mbak Mia. Entah kenapa kalung itu terlihat amat istimewa dimatanya. Entah apa yang berbeda dari sebuah kalung seperti itu.

"Kenapa bengong?" tanya Maya, menatap Raka dengan pandangan bingung.

Pemuda itu tersenyum simpul lalu terkekeh, menggeleng pelan, "Nggak ada cuma..,"

"Lo kalo ngomong jangan ngegantung dong," degus Maya sebal, gadis itu memukul pelan pangkal lengan pemuda di sampingnya, "Ngeselin banget. Keburu kepo ini,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com