webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Perginya raga

Aksara berdiri menatap liang lahat yang terbuka lebar. Pakdhe Annas, Mas Yudhis dan Mas Abim sudah bersiap di sana hendak memakamkan abah.

Ibuk berada dalam rangkulan Arjuna, masih menangis tersedu sedu belum bisa merelakan abah begitu saja.

Mas Yudhis mati matian menahan tangis, berbeda dengan Mas Abim yang lagi lagi masih bersikap tenang.

Di samping Aksara, Nathalie memeluk pinggang pemuda itu, memberi kekuatan tak kasat mata berniat menghibur, "Abah udah tenang Sa,"

Aksara mengangguk. Ia tidak lagi menangis. Namun belum juga dapat mengikhlaskan karena baginya ini masihlah sebuah mimpi terburuk di hidupnya.

"Abah pasti udah bahagia," Aksara kembali meyakinkan diri sendiri.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com