webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Dia dan segala kesan

Aksara masih memandang kosong ke depan. Orang orang sibuk membacakan doa untuk abah sedangkan ia, bahkan bergerak tidak mampu.

Kepalanya berdenyut nyeri. Terlebih juga dadanya yang sejak tadi terus berdetak keras. Aksara hanya berharap ini semua adalah mimpi. Mimpi terburuk Aksara sampai ia ingin cepat cepat bangun meninggalkan mimpi ini.

Tapi sayang, semua yang terjadi bukanlah mimpi. Ini adalah kenyataan. Kenyataan menyakitkan yang bahkan Aksara tidak pernah bayangkan dalam hidupnya.

"Abah," air mata Aksara kembali jatuh, "Abah kenapa pergi secepat ini? Abah harus liat Sarah tumbuh bah. Abah harus liat Aksa nikah! Abah harus lihat Aksa punya anak dan punya keluarga sendiri. Abah...," pemuda itu menunduk, menahan berat tubuhnya dengan sebelah tangan, duduk bersimpuh di samping Mas Abim yang tetap tenang. Tidak memberikan reaksi yang berarti.

"Abah...," Aksara memekik, orang orang di sekitar mereka segera menoleh, memasang tatapan prihatin.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com