webnovel

Queen of The Dawn

‘Didalam pandangan yang gelap, aku mendengar suara seorang pria. Suaranya menggema ditelingaku. Aku merasa badanku terhuyung-huyung seperti sedang di gendong. Aku perlahan membuka mataku yang berat. Dengan pandangan kabur aku melihat pria dengan rambut berwarna emas, bulu mata yang panjang dan wajah yang berkulit putih. Dengan pandangan kabur, aku tau pria ini sangat tampan. Bagaimana bisa ada seorang pria tampan sedang menggendongku ? Apakah aku bermimpi ? Aku melihat mata birunya yang mengerah kepadaku, dengan pandangan kabur aku menatapnya. Mereka mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak bisa mendengarnya. Mataku terasa semakin berat dan mulai menutup. Kesadarankupun hilang. Itulah ingatanku saaat pertama kali bertemu denganya. Jika bukan karena kejadian itu, aku tidak akan menjadi seperti sekarang. Aku tidak akan mengerti siapa diriku, bagaimana aku dilahirkan, dan apa yang ingin aku lakukan. Angin bertiup dengan lembut. Suara lonceng yang berbunyi menggema ke seluruh Kerajaan. Kelopak bunga yang bertebaran di langit. Burung merpati yang berterbangan. Gaun megah yang menghiasi tubuhku. Dan tangan Ayah yang menggapaiku. Aku berjalan dengan Ayahku. Dan di depan sana ada seorang Pria yang sudah menungguku. Dia melihat kearahku dan menyambutku dengan senyuman.

woosh_er · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

Pertemuan 1

Di kamar Lisa

Lisa baru saja selesai mandi. Dia melihat di atas meja ada dress putih yang telah disiapkan oleh pelayan. Lisa mengenakan pakaian itu, dan terlihat cocok di badannya. Lisa merasa antusias bisa menginap di istana walau hanya di kamar pelayan. Dia tidak menyangka pelayan istana menyiapkan pakaian dan kamar yang besar untuk dirinya. Dia mengingat kembali ucapan Billy yang berkata bahwa ini adalah sebagai tanda ucapan terimakasih. Tetapi Lisa merasa ini berlebihan untuk kami yang hanya orang biasa. Lisa melihat jendela besar di kamarnya. Dia berjalan kearah jendela itu dan membukanya. Dia melihat keluar jendela. Jauh depan sana dengan pandangan yang remang-remang, ada tempat yang luas ditumbuhi berbagai macam tanaman dan bunga. Lisa berpikir bahwa mungkin itu adalah sebuah taman. Lisa menatap taman itu dan berkata di dalam hati 'Akan sangat bagus jika besok pagi aku melihat taman itu lebih dekat'. Tetapi Lisa teringat kata Ayahnya, bahwa besok pagi akan langsung pergi dari sini. Dia sangat ingin sekali melihat taman itu, karena dalam hidupnya tidak akan pernah ada kesempatan untuk mengunjungi Istana ini lagi. Lalu Lisa berencana, besok pagi-pagi sekali dia pergi untuk melihat taman itu. Dia merasa bersemangat, tidak sabar pagi akan datang. Lisa segera menutup jendela dan menuju tempat tidur. Lisa mematikan lampu kamar dan berbaring. Saat berbaring, Lisa berkata di pikirannya 'Bahkan ranjang ini sangat empuk'. Lisa bisa beristirahat dengan nyaman dan Dia pun tertidur lelap.

Di tempat lain

Di luar mansion terlihat seseorang telah mengawasi Lisa dari kejauhan. Orang itu adalah Niel. Niel sedang melaksanakan tugasnya untuk mengawasi Party tersebut jika ada yang mencurigakan. Hal ini dilakukan sesuai dengan perintah Ayahnya untuk menjaga kemanan Istana. Niel telah melihat lampu kamar Lisa mati dan segera kembali ke tempat Ayahnya untuk melapor. Dalam perjalanannya, Niel memiliki kesan pertama setelah melihat Lisa. Niel bergumam 'Ternyata mereka membawa seorang perempuan... dan rambutnya sangat merah'. Mungkin bagi Niel sangat jarang melihat perempuan berambut merah di Kerajaan Aqua.

Sementara di kamar Pangeran. Pangeran sedang berdiri di beranda kamar, memandangi kota dari jauh. Pangeran berpikir bahwa warga telah bekerja keras menghiasi Kota agar menjadi cantik dan meriah. Dia berpikir harus mengunjungi kota untuk mengapresiasi kerja keras warga. Pangeran juga teringat bahwa Raja telah menyewa beberapa penari untuk menghibur warganya. Mungkin Pangeran juga sekalian melihat pertunjukan itu.

Angin bertiup dingin, Pangeran berencana untuk masuk ke dalam kamar dan tidur. Tetapi sebelum itu, perhatiannya teralih dengan benda yang bersinar di langit. Pangeran menengok kearah langit dan mengetahui di sana ada Bintang Merah yang bersinar terang. Pangeran merasa senang melihat bintang itu. Pangeran berjalan ke dalam kamar sambil tersenyum dan berkata "Cantiknya". Pangeran pun segera tertidur karena teringat bahwa besok pagi harus berlatih pedang bersama Niel.

Keesokan harinya, saat fajar.

Di dalam kamar Lisa terdengar suara kicauan burung. Suara burung itu membangunkan Lisa. Dia membuka matanya dan bangun dari tempat tidurnya. Lisa menggosokan matanya dan terdiam sejenak. Dia tidak menyangka akan bangun dari tempat tidur yang empuk. Mengenakan pakaian yang dan Kamar yang besar.

Lisa mendengar lagi suara kicauan burung dari luar, seolah memanggilnya. Dia pun turun dari tempat tidur dan berjalan menuju jendela. Lisa membuka jendela dan melihat langit masih bersinar redup. Lisa mendengar lagi suara kicauan burung dan melihat sekeliling. Dia melihat burung itu berterbangan di dekat taman yang Dia lihat malam tadi. Lisa pun tersentak dan sadar dari rasa ngantuknya. Dia ingat, telah berencana akan mengunjungi taman itu. Tanpa pikir panjang Lisa melompat dari jendela yang tidak terlalu tinggi dan berlari menuju taman.

Dengan tanpa mengenakan alas kaki, dan menggunakan dress putih, Lisa berjalan memasuki taman. Lisa terlihat takjub melihat taman yang luas dipenuhi dengan bermacam bunga warna-warni yang belum pernah dilihat sebelumnya. Lisa berjalan-jalan mengelilingi taman dan menikmati pemandangan yang indah itu. Saat sampai di tengah-tengah taman Lisa berhenti. Pandanganya terhenti saat melihat rangkaian bunga besar di depannya. Rangkaian itu terbentuk dari bunga mawar kuning yang menjalar membentuk lambang hati. Bunga mawar kuning melambangkan persahabatan dan kebahagiaan. Lisa tidak berhenti menatapnya. Dia merasa tersentuh melihat rangkaian bunga itu. Hatinya terasa sakit dan hangat, membuatnya ingin menangis. Lisa berjalan mendekatinya, mengangkat tangan dan ingin menyentuh bunga mawar itu.

Tetapi, tiba-tiba ada suara seorang pria dari belakang berkata "Berhenti !"

Tangan Lisa berhenti dan tersentak. Lisa menoleh ke belakang dan membalikan badannya.

Dengan kelopak bunga yang berterbangan tertiup oleh angin, melewati pandangan mereka. Mereka saling berhadapan dan bertatapan. Lisa melihat ke arah pria itu dan menatapnya. Saat pagi tiba memancarkan cahayanya. Nampak langit berwarna merah ke kuningan. Cahaya itu menyorot rambut emasnya yang tertiup angin. Lisa sangat terkejut melihat pemandangan itu. Tidak pernah terpikirkan bahwa Dia akan bertemu dengan Prian tampan. Pria ini mengenakan setelan panjang dan membawa pedang di tangannya. Lisa berpikir mungkin dia adalah salah-satu penjaga Istana seperti Billy. Lisa tercengang pria itu menatapnya dengan tajam. Lisa terdiam, Dia tidak berani mengeluarkan suara.

Pria itu adalah Pangeran, tetapi dia tidak mengetahuinya. Kemudian, Pangeran berjalan mendekati Lisa. Lisa merasa gugup dan berjalan mundur. Tetapi dia terhenti dan terasa punggungnya menepuk sesuatu. Lisa menengok kebelakang dan ternyata ada seorang pria dengan rambut hitam menghadangnya dari belakang. Dia adalah Niel. Dengan wajah serius, Niel menyodongkan belati ke leher Lisa. Niel menganggap Lisa akan melakukan sesuatu di taman, jadi Dia mengancamnya dengan menyodongkan belati.

Mengetahui bahwa keadaannya sekarang berada dalam bahaya, Lisa mulai panik. Pangeran berjalan mendekati Lisa dan bertanya "Siapa Kamu ?" Kata Pangeran

Tetapi karena gugup, Lisa tidak mengeluarkan suara. Niel yang di belakangnya mendekatkan belati keleher Lisa. Lisa yang sudah panik, tidak sengaja bergerak dan lehernya tergores oleh belati itu. Darah keluar dari leher Lisa. Niel terkejut melihatnya dan menjauhkan belati itu. Lisa merasa sakit dibagian lehernya. Dia memegang lehernya dan melihat darah yang menempel di tangannya. Melihat itu, muka Lisa pucat. Dia tidak pernah mengalami situasi seperti ini. Dari kecil Dia tidak pernah terluka, karena Ayahnya yang selalu menjaganya dan memanjakannya. Lisa syok dan terjatuh pingsan.

Melihat Lisa yang pingsan, Pangeran dan Niel terkejut. Mereka terdiam membeku karena tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini.

Di lorong mansion

Pagi hari itu, Pangeran dan Niel berjalan melewati lorong mansion. Karena Lisa terluka, mereka harus membawanya ke ruang kesehatan. Terlihat Pangeran menggendong Lisa layaknya seperti tuan putri. Dengan balutan sapu tangan dilehernya untuk menutup pendarahan yang keluar. Di sepanjang jalan, Pangeran dan Niel saling berdebat. Pangeran memarahi Niel yang tiba-tiba bertindak diluar perintahnya. Sedangkan Niel menyanggah kata Pangeran.

"Inilah yang terjadi jika kau bertindak tanpa seizinku, seseorang terluka karena ulahmu"

"Haah, Dia sendiri yang melukai dirinya. Lagipula Pangeran yang membuatnya ketakuan" bantah Niel.

"Apa yang telah ku lakukan padanya, sehingga Dia ketakutan ?" tanya Pangeran.

"Kau menatapnya saja sudah menjadi masalah untuknya. Apalagi Dia seorang gadis. Kau ingatkan, gadis-gadis yang kau temui tiba-tiba pingsan karena melihatmu" kata Niel.

"oi, Dia pingsan karena ulahmu. Bukan aku" bantah Pangeran.

"jjjiiiiihh" ekspresi Niel mengeles.

"Aku tanya, kenapa kamu tiba-tiba menyergapnya dari belakang ? Dia tidak melakukan apapun yang mencurigakan" tanya Pangeran.

"Aku hanya mencoba menakutinya agar tidak melakukan sesuatu pada rangkaian bunga itu. Rangkaian bunga itukan sangat penting bagi kerajaan khususnya Raja. Tugasku adalah untuk melindungi milik Raja" ucap Niel dengan pede.

Pangeran menendang pantat Niel karena terus membantah "Lihat siapa yang berkata berlawanan malam tadi. Dia hanyalah perempuan yang tidak tahu apa-apa, tidak perlu bersikap berlebihan"

"Baiklah aku mengerti, tapi.... (Niel melihat kearah tangan pangeran yang menggendong Lisa) paling tidak biarkan aku yang menggendongnya. Jika orang lain melihat Pangeran yang mengangkat benda berat ini, dan aku tidak membantumu, mereka akan melaporkan pada Ayahku. Ayahku akan berpikir aku suka bermalas-malasan dan akan menghukumku" ucap Niel sambil menjulurkan kedua tangannya bermaksud untuk menggendong Lisa.

Pangeran menendang pantat Niel lagi dan berkata "Ini buka benda ! Dia terluka karenamu. Jika aku membiarkan kamu menggendongnya, entah bagian mana lagi yang terluka. Dan juga, kamu memang pemalas!" Pangeran mengejek Niel.

"haahh.... Aku tidak dengar.. Ayolah, jika orang melihat aku akan kena hukuman" ucap Niel memohon pada Pangeran

"Kau tahu, Aku sengaja menggendongnya supaya Kau menerima hukuman" ucap Pangeran dengan senyum menyeringai.

"gaaahh.... Seharusnya Aku tahu dari awal ! Dunia ini sungguh kejam. Mengapa kamu yang menjadi masterku !" Niel merengek dengan menjambak rambut hitamnya. Pangeran tertawa dan terus mengejek Niel. Sementara mereka yang terus berdebat, Lisa perlahan mulai tersadar.

'Tap...Tap...Tap' terdengar suara langkah kaki.

'[..obrolan..]'

Di dalam kegelapan, Lisa mendengar suara seseorang. Dengan suara yang asing bagi Lisa, suara itu menggema ditelinganya. Lisa merasakan badannya terhuyung-huyung, seperti sedang di gendong oleh seseorang. Lisa perlahan membuka matanya yang berat. Dengan pandangan kabur Dia melihat seorang pria dengan rambut berwarna emas, sedang menggendong dirinya. Dengan bulu mata yang panjang dan kulit wajah yang bersinar. Dia ingat bahwa pria ini adalah pria yang ditemuinya di taman tadi. Wajahnya yang tampan sulit untuk dilupakan. Di dalam pikirannya, Lisa bertanya 'Apa yang terjadi ? Bagaimana bisa pria tampan ini menggendongku ? Apakah aku sedang bermimpi ? atau Apakah ini di surga ?'. Dengan mata yang sedikit terbuka, Lisa terus menatap Pangeran. Pangeran yang merasa diperhatikan, menoleh ke arah Lisa. Pangeranpun menatap Lisa. Melihat Lisa yang hampir tersadar, Pangeran mengatakan sesuatu, tetapi Lisa tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Dengan kondisi setengah sadar, Lisa perlahan menutup matanya yang semakin berat. Lisa sedikit membuka mulutnya, dengan membisik dia berkata "heaven". Lisa tidak sadarkan diri.

*