webnovel

Queen of The Dawn

‘Didalam pandangan yang gelap, aku mendengar suara seorang pria. Suaranya menggema ditelingaku. Aku merasa badanku terhuyung-huyung seperti sedang di gendong. Aku perlahan membuka mataku yang berat. Dengan pandangan kabur aku melihat pria dengan rambut berwarna emas, bulu mata yang panjang dan wajah yang berkulit putih. Dengan pandangan kabur, aku tau pria ini sangat tampan. Bagaimana bisa ada seorang pria tampan sedang menggendongku ? Apakah aku bermimpi ? Aku melihat mata birunya yang mengerah kepadaku, dengan pandangan kabur aku menatapnya. Mereka mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak bisa mendengarnya. Mataku terasa semakin berat dan mulai menutup. Kesadarankupun hilang. Itulah ingatanku saaat pertama kali bertemu denganya. Jika bukan karena kejadian itu, aku tidak akan menjadi seperti sekarang. Aku tidak akan mengerti siapa diriku, bagaimana aku dilahirkan, dan apa yang ingin aku lakukan. Angin bertiup dengan lembut. Suara lonceng yang berbunyi menggema ke seluruh Kerajaan. Kelopak bunga yang bertebaran di langit. Burung merpati yang berterbangan. Gaun megah yang menghiasi tubuhku. Dan tangan Ayah yang menggapaiku. Aku berjalan dengan Ayahku. Dan di depan sana ada seorang Pria yang sudah menungguku. Dia melihat kearahku dan menyambutku dengan senyuman.

woosh_er · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

Permulaan 2

Di dalam Istana

Sesampai di mansion utama, Billy mencari Kepala Pelayan. Billy melihat servant yang sedang berjalan, lalu menanyakan keberadaan Kepala Pelayan. Kata servant itu Kepala Pelayan sedang menemui Raja diruang kerja Raja. Bily mengucapkan terimakasih dan pergi keruangan Raja. Billy sempat merasa tidak nyaman menemui Kepala Pelayan di ruang Raja. Tetapi karena hal ini diperlukan sekarang juga, Billy tetap pergi ke ruang Raja.

Sesampai di depan ruangan Raja. Billy mengetuk pintu dan meminta izin pada Raja untuk bertemu. Lalu terdengar suara Raja dari dalam "masuklah".

Billy melihat di dalam ruangan selain ada Raja dan Kepala Pelayan, ada juga Pangeran dan Pengawalnya, serta ada Pengawal setia Raja. Mereka duduk di sofa kecuali Raja yang duduk di meja kerjanya. Mereka terlihat sedang melakukan pertemuan penting. Billy merasa bersalah karena mengganggu pertemuan mereka. Dia hanya berniat menemui Kepala Pelayan, namun justru pergi keruangan Raja dan bertemu dengan orang-orang penting itu. Raja meletakan alat tulis dan menanyakan keperluan Billy "Apa apa Bil ?"

Billy membukukkan badannya dan berkata "Maafkankan kelancangan Saya yang sudah lancang mengganggu waktu Anda"

Melihat kesopanan Penjaga Istana yang sudah dikenalnya itu, Raja berkata dengan santai "Tidak apa, kami hanya sedang bersantai. Katakan keperluanmu"

Billy menegakkan badannya dan melaporkan situasi "Di gedung penyimpanan Istana ada Party Bert yang telah mengirim buah pesanan Istana. Perjalanan dari Desa mereka kesini sudah cukup jauh dan hari sudah malam. Mereka juga nampak kelelahan..."

Semua orang di dalam ruangan menyimak perkataan Bily. Raja memahami apa maksud tujuan Billy. Raja mengambil buah Apel diatas mejanya dan menggigitnya.

Raja berkata "Mmm.. Party Bert... buah yang mereka bawa selalu enak. Sudah bertahun-tahun aku memakan buah dari kebun mereka. Kualitas buahnya juga lebih bagus dari buah yang ada di Kerajaan. Mmm..." Raja menengok ke arah Pangeran dan berkata "Jadi sebaiknya bagaiman Pangeran ?" Raja melontarkan pertanyaan itu kepada Pangeran untuk membiarkan Pangeran yang memutuskan.

Pangeran mengerti bahwa Ayahnya itu suka mengetes anaknya sendiri. Pangeran memejamkan matanya dan berkata "Dilihat dari kerja keras mereka, sudah sepantasnya kita memberikan rasa terimakasih. Mereka bisa beristirahat di mansion belakang. Tapi tetap, tidak lepas dari pandangan kita" Jelas Pangeran.

Raja tersenyum merasa itu adalah jawaban yang baik. Raja menatap Billy dan berkata "Segera laksanakan apa kata Pangeran".

Dengan menundukan badannya Billy berkata "Baik, terimakasih banyak!". Billy pergi melakukan perintah Raja.

Saat Billy sudah meninggalkan ruangan, Pangeran menoleh kearah Pengawalnya yang sebaya itu dan berkata dengan menyengir "oh Niel, sepertinya pekerjaanmu bertambah"

Dengan santainya Niel menyandarkan tangan di atas sofa, Dia menoleh kearah Pengawal Raja "Tidak Pangeran, tugasku hanyalah melindungimu. Jika berkaitan dengan kemanan Istana, itu adalah tugas Ayahku" Kata Niel menyengir.

Pengawal Raja yang berdiri di samping tempat duduk Raja mulai membuka mulutnya dan berkata "Tugasku adalah tugasmu"

Mendengar kata singkat itu Niel merasa kecewa "Ciiiih... Aku hanya ingin bersantai sejenak"

"Jika begitu kau pergi saja dari Istana" Tegas Ayahnya

Niel pun merasa tidak adil dan meminta belaan dari Pangeran "Pangeran, lihat perlakuan Ayahku ! Apa Dia pantas di sebut Ayah ? Bla..Bla..Bla". Sedangkan Pangeran hanya tertawa.

Melihat betapa santainya mereka berbicara dihadapan Raja, Kepala Pelayan merasa canggung. Dia belum pernah melihat suasana santai di ruang kerja Raja. Didalam benaknya Dia berkata 'Aku tahu hubungan mereka dekat, tetapi mereka bisa berbicara santai dihadapan Raja.. itu mungkin terlihat kurang sopan' sambil melirik Raja yang hanya tersenyum mendengarkan candaan merka, Kepala Pelayan itu larut lagi dalam pikirannya 'Jauh sebelum aku datang kesini, Pengawal Raja memang sudah ada. Yah.. karena aku terhitung masih baru bekerja disini, dan gosipnya dulu saat Istana ini lagi dalam masa krisis, hanya Dia yang setia menemani Raja hingga sekarang. Lalu Niel,... (melirik kearah Niel) karena Niel adalah Anaknya, Niel dari kecil sudah tinggal di Istana dan sekaligus menjadi teman Pangeran. Mereka benar-benar akrab'

Raja melihat Kepala Pelayan yang berwajah serius memandangi mereka. Raja tersenyum seakan dapat membaca apa yang sedang dia pikiran "Ah... Kamu baru saja melihat kami seperti ini ya ? karena kami memang jarang bisa bertemu. Saat kami berkumpul seperti ini, memang biasanya mereka suka bercanda dan membuat diri mereka santai dihadapanku. Dengan begitu, aku juga bisa merilekskan badan ku. Kau akan segera terbiasa"

Kepala Pelayan tersentak dan salah tingkah. Seolah ketakutan bahwa Raja dapat membaca pikirannya. Kepala Pelayan itu merapikan kacamatanya dan menunduk "Maafkan kelancangan Saya. Saya akan bekerja lebih keras lagi"

Raja dengan santai menjawab "Haha, baiklah. Kau boleh pergi". Kepala Pelayan itu dengan sopan meminta izin untuk meninggalkan ruangan "Kalau begitu saya permisi Raja"

Di mansion belakang Istana, bagian kamar para pelayan yang berada di samping taman Istana

Terlihat Billy dan Bert yang berjalan di lorong mansion sedang berbincang. Billy telah memberitahukan kepada Bert bahwa Dia dan partynya boleh menginap di Istana. Billy juga telah menyiapkan keperluan mereka. Billy menunjukkan kamar yang dapat mereka gunakan. Bert yang merasa tidak nyaman berterimakasih kepada Billy atas kebaikannya.

"Terimakasih banyak Billy. Kamar ini sudah cukup besar dan kami dapat menggunakan kamar mandi yang bagus. Berkatmu kami bisa beristirahat dengan nyaman malam ini" kata Bert terhadap Billy.

"Tidak apa, Raja bertemikasih kepada kalian, karena kalian selalu membawakan buah yang sangat lezat kepadanya" balas Billy.

Mendengar ucapan Billy, Bert terdiam sebentar. Lalu berkata "..... Aku sudah memberitahu Lisa dan yang lain bahwa besok kami akan pergi pagi-pagi sekali agar tidak mengganggu aktivitas kalian" ucap Bert.

Mendengar penjelasan Bert, Billy meliriknya. Billy berpikir bahwa Bert tidak perlu bersikap begitu. Dia selalu bersikap keras kepada dirinya sendiri. Terlalu mengabdi kepada pekerjaannya. Billy tahu bahwa Bert adalah seorang pekerja keras, seakan Dia sudah terbiasa. Sikapnya yang Disiplin dan terkadang berbicara formal, bagai sedang berhadapan dengan seorang prajurit. Menurut Bert, mungkin sikapnya ini diperlukan untuk menjaga putrinya seorang diri.

Billy menggaruk kepalanya dan berkata "...Tidak usah terburu-buru. Apakah besok kalian akan langsung pulang ke Desa ?"

"Tidak. Ada beberapa hal yang perlu aku urus mengenai dagangan buah kami di kota" jawab Bert

"Ah.. begitukah ? Baguslah, tinggalah lebih lama. Karena sebentar lagi hari perayaan ulang tahun Pangeran. Akan sangat menyenangkan di Kota. Banyak hiburan yang akan ditampilkan. Aku dengar kali ini Raja mengundang penari dari Kerajaan Uruk. Sudah lama aku tidak melihat tarian mereka. Aku akan melihatnya juga besok" jelas Billy.

Bert tersentak setelah mendengar ucapan Billy. Bert bertanya "Penari dari Kerajaan Uruk ?"

"Iya, Raja mengundang mereka karena ingin mendekatkan hubungan kita dengan Kerajaan Uruk. Aku juga melihat di Kota ada beberapa perhiasan khas dari Kerajaan Uruk yang dijual oleh para pedagang. Aku dengar itu adalah pemberian dari Raja Uruk. Dia memberikan gratis kepada kita sebagai salah satu hadiah untuk Pangeran. Yah itu memang bagus untuk meningkatkan ekonomi kita. Karena perhiasan itu sangat cantik yang hanya ditemukan di tanah Uruk" jelas Billy kepada Bert yang menatapnya, mendengarkan penjelasan itu.

Bert memalingkan wajahnya dan berkata "..Pasti akan sangat menyenangkan besok"

Billy menepuk punggung Bert dan berkata dengan semangat "Kau harus melihatnya ! selain tariannya yang bagus, para penari itu juga sangat cantik !"

Bert menundukan kepalanya melihat kebawah dan larut dalam pikirannya. Melihat respon Bert, Billy menurunkan suaranya "Sesekali kamu harus bersantai. Tidak baik mengabdikan hidupmu untuk terus bekerja. Putrimu akan senang jika ia bisa melihatnya. Kau harus menyenangkan putrimu"

Perkataan Billy ada benarnya juga, Bert merasa harus melakukan sesuatu untuk menyenangkan putri satu-satunya itu. Bert mengangkat kepalanya dan menatap Billy dengan senyuman "Baiklah. Terimaksih Bil"

Billy pun tersenyum. Dia menepuk lagi punggung Bert seolah mendorong beban yang ada di punggungnya "Ya. Seharusnya begitu ! Haha. Kita akan bersenang-senang besok !".

Bert meurunkan pandangannya dan tertawa kecil "he he".

Waktunya Billy kembali bekerja. Dia akan berpatroli sesuai dengan jadwalnya. "Baiklah aku akan pergi sekarang" kata Billy yang sedang berjalan sambil melambaikan tangannya.

"Terimakasih banyak Bil" Kata Bert yang tersenyum memandang lambaian tangan itu.

Melihat punggung Billy yang telah menjauh. Bert berdiri sendirian di lorong mansion. Bert melihat jendela mansion yang besar di sampingnya. Bert mengangkat kepalanya dan melihat ke langit. Dia melihat langit malam yang gelap. Bert menyempitkan matanya, merasakan malam yang hening dan dingin. Dalam pandangannya di langit gelap itu, dia terkejut melihat satu bintang yang bersinar sangat terang. Bintang itu bersinar kemerahan. Seolah melawan gelap dan dinginnya malam ini. Bert menatap bintang itu lebih lama sambil bergumam "Aku merindukanmu". Bert berhenti menatap dan kembali menuju kamarnya.

*