webnovel

Queen of The Dawn

‘Didalam pandangan yang gelap, aku mendengar suara seorang pria. Suaranya menggema ditelingaku. Aku merasa badanku terhuyung-huyung seperti sedang di gendong. Aku perlahan membuka mataku yang berat. Dengan pandangan kabur aku melihat pria dengan rambut berwarna emas, bulu mata yang panjang dan wajah yang berkulit putih. Dengan pandangan kabur, aku tau pria ini sangat tampan. Bagaimana bisa ada seorang pria tampan sedang menggendongku ? Apakah aku bermimpi ? Aku melihat mata birunya yang mengerah kepadaku, dengan pandangan kabur aku menatapnya. Mereka mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak bisa mendengarnya. Mataku terasa semakin berat dan mulai menutup. Kesadarankupun hilang. Itulah ingatanku saaat pertama kali bertemu denganya. Jika bukan karena kejadian itu, aku tidak akan menjadi seperti sekarang. Aku tidak akan mengerti siapa diriku, bagaimana aku dilahirkan, dan apa yang ingin aku lakukan. Angin bertiup dengan lembut. Suara lonceng yang berbunyi menggema ke seluruh Kerajaan. Kelopak bunga yang bertebaran di langit. Burung merpati yang berterbangan. Gaun megah yang menghiasi tubuhku. Dan tangan Ayah yang menggapaiku. Aku berjalan dengan Ayahku. Dan di depan sana ada seorang Pria yang sudah menungguku. Dia melihat kearahku dan menyambutku dengan senyuman.

woosh_er · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

Kau yang berada dipikiranku

'Brak' suara gebrakan pintu

"Lisa !" dengan suara keras, Bert memanggil Lisa. Bert yang merasa khawatir, memasuki ruang kesehatan. Bert berjalan menuju kamar perawatan dan melihat Lisa sedang duduk diatas tempat tidur. Bert melihat leher Lisa dibalut oleh perban.

Lisa dan Myra kaget dengan kedatangan Bert yang tiba-tiba. Mereka menatap Bert yang berkeringat dan kehabisan nafas. Lisa tidak pernah melihat Ayahnya sepanik itu. Lisa malahan mengira bahwa Ayahnya sedang sakit, karena wajah Bert yang sangat pucat dan berkeringat. Lisa tahu Ayahnya sangat menyayanginya sampai Bert datang dengan tergesa-gesa . Lisa sangat merasa terharu dan hampir menangis. Lisa tidak ingin Ayahnya melihat Dia menangis. Karena Lisa tahu Ayahnya sudah berjuang keras untuk menjaga dan merawatnya agar hidup nyaman dan bahagia. Jadi Lisa sejak kecil menanamkan pendirian bahwa Dia tidak ingin menangis di depan Ayahnya. Tetapi kejadian hari ini sangat mengejutkan bagi Lisa, dan kesulitan menahan emosinya.

"Ayah..." ucap Lisa yang sedang menahan airmata.

Bert menatap Lisa dan memeluknya. Lisa sangat kesulitan untuk menahan air matanya. Dia memeluk Ayahnya dengan erat. Myra yang melihat itu merasa tersentuh bahwa betapa sayangnya Bert kepada Lisa.

Myra berkata "Anakmu sudah tidak apa-apa, hanya perlu istirahat" berkata untuk menenangkan Bert.

Lisa juga ikut menenangkan Ayahnya "Iya Ayah, sekarang aku sudah baik-baik saja" kata Lisa dengan senyuman.

Bert melepaskan pelukannya dan melihat Lisa jika ada bagian luka lainnya. "Ayah aku baik-baik saja" Kata Lisa yang tersenyum kedapa Ayahnya.

Bert melihat Lisa dan mengetahui bahwa Anaknya mecoba untuk menenangkannya dan mencoba untuk merasa baik-baik saja. Bagi Bert, dari kecil Lisa memang belajar menjadi kuat dan tidak ingin Ayahnya merasa khawatir. Bert yang menyadari itu mencoba percaya kepada Lisa bahwa Dia baik-baik saja.

Bert menghela nafas dan berkata "aaahhh... Baiklah, lain kali jika kau ingin pergi bilanglah pada Ayah" sambil mengelus kepala Lisa. Bert menoleh kepada Myra dan menunduk "Terimakasih banyak Dokter telah merawatnya dengan baik". Lisa yang melihat Ayahnya menundukan kepala, juga mengikutinya menunudukan kepala nya dan mengucapkan terimakasih kepada Myra "Terimakasih banyak Dokter Myra" ucap Lisa.

Myra sedikit terkejut melihat kemiripan Ayah-anak ini. Myra yang merasa terkejut berkata "Tidak apa-apa. Kalian berdua bisa mengangkat kepala kalian". Myra memegang bahu Lisa dan berkata "Lisa terlihat anak yang kuat, Dia akan segera sembuh" dengan tersenyum Myra menenangkan suasana.

Lisa tersenyum kearah Bert, Bert juga tersenyum melihat kecerahan dari senyuman itu.

Kemudian datang seseorang dengan suara terengah. Mereka menoleh kearahnya dan ternyata adalah Billy. Billy datang dengan kelelahan dan berkeringat. Bert bingung kenapa Billy nampak kelelahan.

"Kau kenapa Bil ?" tanya Bert dengan polosnya

Melihat wajah polos Bert, Billy merasa kesal karena Bert tidak tahu bahwa Dia selama ini terkapah-kapah mengejar Bert. Billy pun berkata dengan suara ngos-ngosan "haah ! Aku sekarat...! haah.. Aku... sedang.. mengejarmu.... kenapa kau bisa.. berlari.. secepat.. itu" kata Billy dengan kesal.

Bert sama sekali tidak sadar bahwa Billy mengikutinya kesini. Bert menatap Billy dengan bingung dan hanya memasang wajah polosnya. Bert hanya berucap"Aaa..hh, benarkah ?"

Billy menatapnya dengan wajah merah karena kesal. Sedangkan Lisa dan Myra yang melihat mereka, merasa tergelitik dan tertawa "ppfftt... ppuaHahahaha"

"Ayah ! Kau tidak tau bahwa tuan Billy mengejarmu ? Hahaha, Kau terlihat sedang membullynya, Ayah.. Hahaha. Maafkan aku tidak bisa menahan tawaku" kata Lisa.

"Memang Kau lari sekencang apa sehingga membuat Billy hampir pingsan ?" Kata Myra yang tertawa

Bert hanya memasang wajah bingung, tidak tau harus bereaksi apa. Sedangkan Myra dan Lisa tertawa terbahak-bahak. Dan Billy yang kelelahan berkata "Haah.. Dokter, boleh aku minta segelas air ?"

Myra dan Lisa semakin tertawa melihat Billy yang ingin pingsan.

Sedangkan di tempat lain,....

Aula Istana yang berjarak jauh dari ruang kesehatan. Di aula Istana sedang merayakan pesta ulang tahun Pangeran. Pesta itu dihadiri oleh berbagai bangsawan yang diundang oleh Raja. Nampak di aula, ada beberapa tokoh penting yaitu Duke Leighston dan Marquis. Mereka sedang saling mengobrol sambil menunggu kedatangan Pangeran dan Raja. Tak lama kemudian suara terompet berbunyi, menandakan kehadiran Raja dan Pangeran. Seluruh audience menatap lantai atas dimana Raja dan Pangeran akan muncul.

"Raja Dieger De Aquaston dan Pangeran Zayden De Aquaston menghadiri aula"

"Tap.. tap.. tap" Raja dengan diikuti Pangeran berjalan meuruni tangga.

Para hadirin menunudukan kepala dan berkata "Panjang umur Raja dan Pangeran negeri ini"

Raja mengangkat tangannya menandakan para hadirin bisa menegakkan badannya. Raja dan pangeran lanjut berjalan duduk di singgasana yang telah disediakan. Para Bangsawan bergiliran memberikan hadiah yang mereka bawa kepada pangeran. Setelah selesai, acara pesta dimulai. Banyak gadis-gadis bangsawan yang melirik Zayden. Mereka ingin berdansa dengan Pangeran. Raja Dieger menyenggol putranya

"Zay, kau tidak berdansa ? banyak gadis-gadis bangsawan yang menunggumu"

"Ha~ah" Zayden menghelas nafas

"Kenapa ? Kau tidak tertarik ?" Tanya Dieger karena melihat respon Zayden yang tak bersemangat.

"....Tidak" Tegas Zayden

Dieger menggelengkan kepalanya "Kapan aku bisa melihat kamu berdansa dengan wanita. Kamu juga tidak ingin bertunangan. Apa disana tidak ada wanita yang menarik perhatianmu ?"

Zayden tiba-tiba terbayang wajah Lisa. Dengan bergumam Zayden berkata "....ada"

"Apa kamu bilang ?" tanya Dieger yang tidak mendengar jelas. Tapi Zayden hanya diam. Dia tidak ingin Ayahnya mendengar perkataannya tadi.

Kemudian Raja dan Pengeran menghampiri para tamu untuk berbincang-bincang dengan mereka. Kemudian Duke Leighston dan Marquis menghampiri Dieger dan Zayden.

"Salam kepada Raja dan Pangeran negeri ini" salam mereka dengan menunduk. "Selamat berulang tahun Pangeran" lanjutnya

"Terimakasih" Jawab Pangeran

Duke Leighston atau Helly Leighston adalah komandan militer tertinggi kerajaan Aqua. Sedangkan Marquis Stintino adalah komandan pertahanan benteng kerajaan. Duke dan Marquis mendekati Dieger dan Zayden berkata ingin membicarakan sesuatu. Lalu Dieger mempersilahkan mereka untuk berbicara.

Pesta masih berlangsung, para tamu dan bangsawan sedang menikmati pesta. Sedangkan Duke, Marquis, Raja dan Pangeran sedang membicarakan hal yang serius.

"Baiklah, apa ini tentang organisasi itu ?" tanya Dieger

"Ya Raja" jawab Duke

"setelah diselidiki mereka memang telah berada di kawasan kita. Sekarang prajurit kami sedang mengawasi pergerakannya" jelas Duke

"sampai saat ini tidak ada yang mencurigakan. Mereka hanya berkeliaran dengan bebas" sambung Marquis

"Apa yang sedang kalian bicarakan ?" tanya Pangeran karena tidak mengerti pembicaraan mereka.

"Kita sedang membahas organisasi Rebellion" kata Dieger

Rebellion adalah organisasi pemberontakan kerajaan Aqua yang tidak terima perdamaian dengan kerajaan Uruk. Organisasi ini ada semenjak kedua kerajaan berdamai. Pada masa muda Dieger telah menghancurkan organisasi ini. Namun tidak membunuh semua anggotanya. Dan anggota yang masih ada tidak bisa mengaktifkan organisasi karena pemimpin-pemimpin mereka telah dibunuh oleh Dieger.

"Rebellion ? bukankah mereka sudah tidak ada lagi ?" tanya Zayden

"Dulu mereka memang telah bubar karena pemimpin mereka mati. Namun salah satu mata-mata kami yang selalu mengawasi mereka mengatakan, bahwa mereka sedang berkumpul di satu tempat" jelas Duke

"Dan tempat itu adalah di sini" sambung Dieger

"Kenapa kalian tidak menangkap mereka ?" tanya Zayden

"kami belum bisa. Karena mereka datang kesini terdaftar sebagai pedagang dan turis. Selama mereka belum tercatat melakukan kejahatan di sini. Kami tidak bisa menangkapnya" jelas Marquis

"mereka memang anggota dari Rebel, namun belum memiliki catatan kriminal. Karena itu dulu Dieger tidak membunuh mereka" Jelas Duke

"Apa Niel dan Ash tahu tentang hal ini ?" tanya Zayden

"Ya mereka tahu, namun tidak ikut menyelidiki. Karena tugas mereka ada di kemanan Istana" Jelas Dieger

"Aku baru pertama kali mendengar berita ini" kata Pangeran yang kecewa karena tidak ada yang memberitahukan berita penting ini

"Kami juga baru membahasnya sekarang setelah mata-mata kami memberikan laporan itu kemaren" kata Marquis

"Lalu apa yang akan Ayah lakukan ?" tanya Zayden kepada Dieger

"Tetap awasi mereka dan perketat keamanan di kerajaan. Maupun itu di Kota atau di dalam Istana" jelas Dieger

"Baik" jawab Duke dan Marquis

Disuasana yang meriah itu, pembicaraan mereka tentang Rebellion selesai. Marquis mengalihkan pembicaraan untuk merubah suasana.

"ngomong-ngomong, Pangeran Zayden. Aku belum melihat kamu berdansa ?"

"HA~AH" keluh Zayden

"..huh... ?" Marquis bingung melihat respon Zayden yang menolak pertanyaanya

"Kau tau kan Stin, bahwa pangeran dari dulu memang tidak suka berdansa" jelas Duke

"Tapi hari ini adalah hari ulang tahunnya" kata Marquis kepada Duke

"Memangnya kau pernah melihat Pangeran berdansa ?" tanya Duke kepada Marquis

"Hahahaha, kau benar Duke. Jika anakmu adalah perempuan, sudah kuminta Zayden berdansa dengan anakmu" kata Dieger yang tertawa

"aahh... benar juga. Selain bersama baginda Ratu. Pangeran belum berdansa dengan siapapun" kata Marquis.

Mendengar kata-kata Marquis. Duke teringat ketika sang Ratu berdansa bersama Zayden yang berumur 8 tahun. Itu adalah hari terakhir mereka bisa melihat Ratu di depan publik. Lalu Duke menanyakan kepada Dieger "Rajaku, bagaimana keadaan Ratu?"

Dengan wajah sedih Dieger menjawab "tidak ada perubahan, Dia masih tidak ingin bicara dan melakukan apapun" jawab Dieger. Zayden pun sedih karena merindukan Ibunya yang sekarang sedang sakit.

"Ah, maafkan atas kelancangan Saya Raja" kata Marquis yang merasa bersalah karena menyinggung Ratu.

"tidak apa" kata Dieger

"Ah ! aku akan pergi mencari Niel" Zayden tiba-tiba teringat sesuatu

"baiklah, kau bisa pergi. Disini hanya ada omongan orang tua. Kau juga harus menikmati pestamu" kata Dieger

"baiklah aku pergi" ucap Zayden dan mencari Niel

Pangeran berkeliling aula yang ramai dengan orang. Dia melihat gadis-gadis bangsawan yang meliriknya berharap bisa menyapanya. Namun Zayden tidak menghiraukan mereka. Zayden melihat pakaian hitam gelap di dekat beranda. Dia adalah Niel. Pangeran sudah menduga bahwa Niel akan memakai pakaian serba hitam.

"Niel !" Zayden memanggil Niel

Niel yang sedang membawa minuman itu menoleh ke arah panggillan Zayden "Ya.. ada apa Pangeran?" jawab Niel

"ikuti aku" kata Zayden berjalan keluar dari ruangan aula.

Saat di koridor Niel bertanya kepada Zayden "Mau kemana kita ?"

"Hanya jalan-jalan, aku sudah bosan di dalam sana" jawab Zayden

Kemudian Zayden melihat Myra yang berjalan di depannya. Zayden memanggil Myra dan menghampirinya.

"Hey Myra !"

"Pangeran Zayden ? Ada apa ?" tanya Myra

"Apa gadis itu sudah bangun ?" Zayden menannyakan keadaan Lisa

"Mmm...? Maksudmu Lisa ? gadis berambut merah ?" kata Myra

"ah, Namanya Lisa ? Apa dia masih ada di ruang perawatan ?" tanya Zayden

Niel curiga bahwa Pangeran membawanya untuk menemui gadis itu. Niel hanya menatap Zayden.

"Tidak Pangeran, Bert dan Party nya sudah pergi pagi hari. Saat Lisa sudah sadar, mereka langsung pergi" jelas Myra

"Secepat itu ?" kata Zayden terdengar kecewa

"Ya, mereka harus ke kota, karena memiliki urusan" kata Myra

"Benarkah ? sampai kapan mereka di Kota ?" Zayden bersemangat kembali dan penasaran

Myra mulai mengerti maksud Zayden dan menyengir "Hehe.. aku pikir mereka akan berada di kota hingga lusa pagi. Billy berkata begitu padaku"

"oke. Terimakasih Informasinya" Zayden berterimakasih kepada Myra

Myra menyengir menggoda Zayden "Hey,hey, Pangeran tampan sudah mulai tertarik pada seorang perempuan ?"

Zayden tersipu dan menolak perkataan Myra "Aah.. kau salah paham ! Tapi kau tidak memberitahunya siapa kami kan ?" Zayden mengalihkan pembicaraan

"Tentu" jawab Myra

"Baiklah, kerja bagus, Kau boleh pergi. Niel kita juga pergi" ucap Pangeran.

Matahari mulai tergelincir. Pesta masih berlangsung dengan meriah di Istana. Sementara di tempat lain, Bert dan partynya telah berada di Kota.

*