webnovel

Queen of The Dawn

‘Didalam pandangan yang gelap, aku mendengar suara seorang pria. Suaranya menggema ditelingaku. Aku merasa badanku terhuyung-huyung seperti sedang di gendong. Aku perlahan membuka mataku yang berat. Dengan pandangan kabur aku melihat pria dengan rambut berwarna emas, bulu mata yang panjang dan wajah yang berkulit putih. Dengan pandangan kabur, aku tau pria ini sangat tampan. Bagaimana bisa ada seorang pria tampan sedang menggendongku ? Apakah aku bermimpi ? Aku melihat mata birunya yang mengerah kepadaku, dengan pandangan kabur aku menatapnya. Mereka mengatakan sesuatu, tetapi aku tidak bisa mendengarnya. Mataku terasa semakin berat dan mulai menutup. Kesadarankupun hilang. Itulah ingatanku saaat pertama kali bertemu denganya. Jika bukan karena kejadian itu, aku tidak akan menjadi seperti sekarang. Aku tidak akan mengerti siapa diriku, bagaimana aku dilahirkan, dan apa yang ingin aku lakukan. Angin bertiup dengan lembut. Suara lonceng yang berbunyi menggema ke seluruh Kerajaan. Kelopak bunga yang bertebaran di langit. Burung merpati yang berterbangan. Gaun megah yang menghiasi tubuhku. Dan tangan Ayah yang menggapaiku. Aku berjalan dengan Ayahku. Dan di depan sana ada seorang Pria yang sudah menungguku. Dia melihat kearahku dan menyambutku dengan senyuman.

woosh_er · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

Kau sangat mempesona

Di penginapan

Hari sudah sore. Jalanan kota Kerajaan Aqua sudah ramai di penuhi orang. Mereka tidak sabar menantikan pesta malam ini. Ada yang mempersiapkan dagangan makanan mereka, mempersiapkan berbagai pertunjukkan dan lampion untuk di terbangkan pada tengah malam.

Billy telah selesai menjalankan tugasnya. Dia membawa Carl untuk bertemu dengan Bert dan Lisa. Mereka sudah janjian untuk bersenang-senang malam ini. Billy dan Carl datang kepenginapan. Mereka menuju kamar Bert setelah bertanya kepada pelayan. Sampai di depan kamar Billy mengetok pintu, namun tidak ada suara dari dalam kamar. Billy mengetuk lagi dan memanggil nama Bert. Tetap tidak ada respon. Billy mencoba membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. Saat pintu terbuka, Billy melihat tidak ada orang di dalam kamar.

Carl berkata "apakah mereka sedang keluar ?" tetapi Billy menyanggahnya

"Jika mereka keluar, makan pintu ini akan dikunci" jawab Billy

Kemudian ada seseorang yang lewat, dia adalah penari wanita. Penari itu melihat Billy dan Carl mengunjungi kamar Bert. Penari itu menghampiri mereka dan berkata

"Tuan, apakah kalian mencari tuan Bert dan nona Lisa ?" ucapnya

Carl dan Billy bingung, tidak tahu siapa wanita cantik ini. Dia bertanya seolah mengetahui keberadann Bert dan Lisa. Kemudian Billy menjawab "Iya, kemana mereka ?"

"Ah, sebelah sini tuan" Wanita penari itu mengarahkan Billy dan Carl untuk mengikutinya, memandu mereka ketempat Bert dan Lisa.

Tidak jauh dari kamar Bert dan Lisa, mereka sampai di depan pintu kamar.

Penari itu membuka pintu dan berkata "Tuan Bert, ada seseorang yang mencarimu"

Bert menengok melihat siapa yang mencarinya. Kemudian Billy dan Carl masuk ke kamar itu

Bert melihat Billy dan menyapanya "Billy, kau sudah datang"

Lisa juga menengok ke arah Billy dan berkata "Tuan Bert, kau datang bersama teman ?"

Billy dan Carl melihat di dalam ada 5 wanita asing yang cantik. Mereka sedang asik berias. Di dalam sana juga ada Bert dan Lisa. Billy terkejut melihat Lisa juga sedang dirias.

Billy ternganga "Li...Lisa ?"

Carl menghampiri Bert dan menyapanya "Hei Bert. Kau sedang apa disini ? kamar pintumu tidak terkunci"

Bert juga menyapa Carl "Hei Carl. Iya, aku lupa mengunci pintu"

Billy berbisik kepada Bert dan berkata "Bert ! Lisa sedang apa ? siapa wanita-wanita ini ?"

"Ah.. itu....."

...

Beberapa jam yang lalu

"tok tok tok"

"kreak" Lisa membuka pintu

Lisa melihat salah satu wanita penari mengunjunginya. Penari itu adalah orang yang melirik Lisa disaat mereka berpapasan. Dia menyapa Lisa dan berkata "Selamat sore Tuan dan Nona"

"Iya nyonya, ada apa ?" tanya Lisa dengan sopan

Wanita itu tersenyum dan berkata "Ah, tidak perlu memanggil saya Nyonya. Panggil saja saya Kissa"

"Nama saya Lisa.... Nyonya Kissa ?" ucap Lisa yang canggung

"Fufu, kamu anak yang sopan" Kissa tersenyum

Lisa terpana melihat senyum cantiknya, sehingga hampir lupa untuk mempersilahkan Kissa masuk "Ah.. Silahkan masuk Nyonya"

Kissa masuk dan berkata "Terimakasih"

"Ada perlu apa Ny. Kissa Kemari ?" tanya Lisa

"Sebelumnya saya mohon maaf mengganggu waktu istirahat kalian. Kalian pasti sudah tahu tentang kami. Aku mendengar pelayan penginapan membicarakan kami di depan kalian" ucapnya

"ah, maafkan kelancangan kami" Lisa terkejut

"tidak apa-apa, justru akan membuat aku lebih mudah menjelaskan" ucap Kissa

"eh...?" Lisa tidak paham maksudnya

"Seperti yang kalian tahu, kami adalah penari dari Uruk yang akan tampil malam ini. Tapi kami tidak membawa tidak cukup orang" ucap Kissa

"Ya ? tapi kalian ada 5 orang jika aku tidak salah lihat" ucap Lisa

Kissa lanjut menjelaskan "Kami tidak membawa penari tengah, karena penari tengah kami sedang sakit dan tidak ikut ke kerajaan ini. sehingga kami kekurangan satu orang. Awalnya kami berencana tampil dengan performa seadanya. Namun saat aku melihatmu, aku rasa.. kamu cocok mengisi posisi itu" jelas Kissa

Lisa terkejut dengan ucapan Lisa

"Nona Lisa, maukah kamu menari bersama kami ?" ajak Kissa

...

"Dan begitulah kami ada disini" kata Bert

"mmmm... Kau membolehkannya Bert ?" tanya Billy

"Nah, Lisa sangat bersemangat. Bagaimana aku bisa tidak mengizinkannya" jawab Bert

"haha, kau pasti luluh dengan ekpresi imut Lisa yang memohon padamu" kata Billy tertawa

"Ya aku mengizinkannya, asal memakai pakaian yang tidak terlalu seksi" sambung Bert

"hahaha" Billy tertawa melihat Bert yang protektiv pada Lisa.

Lisa mendengar percakapan mereka ikut bersuara "Ayah yang terbaik !" puji Lisa pada Bert

Billy berhenti tertawa dan membisik pada Carl "Carl, apa ini tidak apa-apa ? mengingat ceritamu tadi siang...."

Carl menjawab "....Itu kejadian lama, lagipula ada kita yang menjaga mereka"

Mendengar ucapan Carl, Billy sedikit lega. Kemudian Dia menghampiri Lisa yang sedang berias "Lisa, apa kau bisa menari ?"

"Aku pernah menari sewaktu Desa kami mengadakan perayaan panen" jawab Lisa

"hemmm ? Itu tidak sama dengan festival besar malam ini" jawab Billy

Kissa menjawab ucapan Billy "Tidak apa-apa..... tuan Billy ? bagian Lisa adalah tarian bebas, selama Dia bergerak dan mengikuti irama musik, tidak menjadi masalah"

"Ugh,, benar tuan. Aku juga sudah berlatih dengan mereka" ucap Lisa dengan optimis

"Hahaha, baiklah. Aku akan menantikan tarianmu nanti" ucap Billy menyemangati Lisa

"oke. Lihat saja aku" jawab Lisa, kemudian menatap Bert "Ayah juga! Lihat aku" ucap Lisa dengan senyuman.

Bert juga menatap Lisa dengan senyuman. Tetapi dia berpaling dan berubah memasang wajah sedih. Kissa melihat Bert yang sedang sedih. Kissa hanya menatapnya dengan rasa iba.

...

Di Istana

Raja Dieger melihat senja yang hampir tenggelam sepenuhnya. Dia bersama Ash sedang berada di Ruang kerja Raja. Kemudian seorang pengawal datang membawa informasi dari hasil pemantauannya. Dia menghadap Dieger

"Raja" pengawal itu menunduk

"Ya. Sampaikan laporanmu" ucap Dieger

"Dikota masih aman terkendali, tidak ada hal yang mencurigakan. Para prajurit juga sudah bergantian shift dan melanjutkan tugas mereka" jawabnya

"Baiklah. Kau bisa melanjutkan tugasmu" jawab Dieger

"Baik" pengawal itu pamit pergi

"Di hari besar ini kita mengerahkan kinerja mereka lebih ekstra" ucap Ash

"Ya, mengingat Rebellion masih berkeliaran dengan tenang. Membuatku menjadi gugup" jawab Dieger

Dieger menatap Ash "Ash. Apa sudah ada laporan dari pasukan khusus ?"

Pasukan khusus adalah pasukan yang bertugas untuk mengintai, memata-mata dan melakukan beberapa tugas yang dikehendaki Dieger. Pasukan itu adalah orang-orang yang Ash pimpin. Dan sekarang Dieger bertanya hasil pengintaian dari mata-mata di Rebellion.

Ash menjawab "Belum ada Raja"

"Begitukah ? baiklah. Jika ada kabar, beritahu aku secepatnya" ucap Dieger

"Baik" jawab Ash

"Rajaku. Ngomong-ngomong malam ini ada penampilan dari para penari Uruk" Ash membuka topik

"Ah iya. Sudah lama sekali aku tidak melihatnya" jawab Dieger. Kemudian dia tersenyum dan lanjut berkata "Apa aku perlu turun ke Kota ?"

"Raja" Ash memasang wajah yang serius

"Haha. Tenang saja. Aku tidak akan melakukannya. Akan terasa aneh jika aku melihatnya....." jawab Dieger.

Kemudian Dieger teringat Zayden yang sejak dulu selalu menyelinap keluar saat hari perayaannya. Tentu saja bersama Niel. Dieger berkata "Tapi kurasa Zay akan menyelinap keluar malam ini. haha"

"huuh" Ash hanya menghela nafas mengingat tingkah Zayden dan Niel

...

Malam hari

Pangeran Zayden dan Niel menyelinap keluar Istana. Mereka mengenakan pakaian biasa untuk menyamar dan mengenakan jubah setengah badan, untuk menutupi wajah mereka. Zayden dan Niel berhasil melewati gerbang yang dijaga oleh pengawal. Mereka berlari menuju Kota.

Di Kota

Zayden dan Niel telah berada di kota. Mereka lanjut menuju alun-alun kota, karena disana terdapat banyak pertunjukan, permainan, makanan dan pusat festival.

Sesampai di alun-alun kota, mereka berselisihan dengan para pengawal yang berjaga. Karena Zayden tidak ingin pengawal melihatnya dan melaporkan pada Raja, Zayden sibuk menutupi wajahnya. Sementara Niel biasa saja. Karena Niel beranggap bahwa Raja pasti sudah tahu.

Zayden melihat Niel yang tidak memakai tudung jubahnya berkata "Niel ! kenapa kau tidak menutupi wajahmu ?"

"Untuk apa ? Aku tidak perlu. Hanya pangeran saja yang wajahnya harus tersembunyi. Bisa gawat jika gadis-gadis kota melihat wajahmu" jawab Niel menyengir

"ughh, bocah ini" Zayden kesal

Tiba-tiba Zayden dikejutkan dengan anak-anak yang berlarian melewatinya. Zayden melihat anak-anak itu sangat bersemangat berlari menuju ke arah yang ada di depan sana. Zayden juga penasaran ada pertunjukkan apa di sana. Dia mengajak Niel untuk mengikuti anak-anak itu.

"Niel, ayo cepat kita ikuti anak-anak itu" kata Zayden bersemangat

"hmmm..?" Niel mengikuti Zayden dengan bingung

Di tengah alun-alun kota, di dekat air mancur, banyak orang bergerombol. Zayden dan Niel berdesak-desakan di antara kerumunan warga yang ingin melihat pertunjukkan ini.

"Niel, ini pertunjukkan apa ? banyak sekali penonton disini" tanya Zayden yang terdesak

Niel melihat Zayden yang kesulitan, kemudian menarik tangan Zayden ke depan untuk berada di tempat yang lebih nyaman untuk melihat pertunjukkan "Pangeran ke arah sini"

Zayden merasa lebih nyaman. Dia berkata "Haaah, terimakasih Niel. Dan juga, di depan banyak orang jangan memanggilku Pangeran. Panggil saja aku Zay" ucapnya

Niel menatap Zayden "Baiklah Zay" dengan santai dia memanggil tuannya

Zayden menatap Niel dengan wajah jutek, karena Niel memanggil namanya dengan mudah.

Tiba-tiba penonton bersorak keras. Zayden terkejut dan segera melihat kedepan, penasaran apakah pertunjukkannya sudah dimulai.

Dan ternyata keluar beberapa wanita cantik, memakai pakaian mencolok yang dihiasi perhiasan cantik. Dengan wajah yang asing itu, Zayden menebak mereka adalah penari Uruk. Rupanya mereka yang akan tampil.

Musik dimulai dengan suara qanun (alat petik). Lantunan suara yang melengking menggerakan tubuh penari. Kemudian diikuti tepukan Darabuka, tamborin dan gambus, membuat kombiasi irama untuk menyemangati gerakan penari.

*Darabuka sejenis Perkusi dan gambus sejenis gitar. Alat musik khas timur tengah.

Para penonton bersorak dan bertepuk tangan mengikuti ketukan irama dan gerakan penari. Suasana sangat meriah. Zayden dan Niel terkesima melihatnya. Selain irama musik yang menarik, para penari itu menari dengan gerakan yang elok dan enerjik. Mereka terus menari dengan tempo yang cepat, membuat penonton bersemangat hingga bertepuk tangan mengikuti tempo itu. Zayden dan Niel tak menyadari juga ikut bertepuk tangan. Mereka merasa ini sangat menyenangkan dan sayang untuk dilewatkan.

Kemudian musik tiba-tiba berhenti. Para penari itu berhenti menari, kemudian perlahan berkalan berputar mengelilingi sesuatu. Dengan kain selendang yang saling terhubung, menutup bagian tengah. Kemudian dengan lantunan serunai (seruling), selendang itu perlahan tenggelam dan bagian tengah terbuka. Muncul seorang penari yang mengenakan pakaian yang lebih elegan, berbeda dengan yang lain. Sebagian wajahnya tertutup dengan kain, dengan mata dan rambut ayng dihiasi dengan indahnya, menarik perhatian penonton. Lantunan irama melow di bunyikan, mengubah suasana menjadi tenang dan terpusat padanya. Dia menari dengan gerakan elegan dan mimik yang dikeluarkan dari emosinya, membuat pertunjukkan menjadi sempurna.

Zayden dan Niel terpaku pada penari itu. kemudian zayden memperhatikan rambut penari itu yang berwarna merah, dan mata yang indah itu, serasa mengenalinya. Zayden tersadar. Penari itu mengingatkannya pada Lisa. Zayden lebih memperhatikan penari itu dan dia yakin, bahwa penari itu adalah Lisa. Dia terkejut bukan main. Tidak menyangka Lisa akan muncul dihadapannya, bahkan dengan penampilan yang luar biasa. Zayden sangat terpesona dengan penampilan Lisa.

Zayden menyenggol Niel "el, kau sadar ? penari itu adalah gadis yang tadi pagi"

Niel menjawab "Ya aku tahu, dan dia menutupi luka dilehernya dengan bajunya" lalu Niel menoleh ke arah Zayden "el ? sejak kapan kau memanggilku begitu ?" kata Niel dengan juteknya.

Zayden menjawab "oh ya ? rupanya kau menyadarinya juga" "... Kita kan sedang memanggil nama samaran" lanjutnya

"tentu, memang sulit melupakan gadis itu" ucap Niel. Maksud perkataan Niel adalah sulit melupakan Lisa karena Dia yang melukai Lisa hingga membuatnya pingsan dan dimarahi oleh Myra. Bagi Niel itu adalah kejadian yang tak terlupakan. Tetapi Zayden menganggap perkataan itu sebagai wujud Niel tertarik pada Lisa.

Kemudian Zayden berkata di benaknya "heeh... tidak biasanya. Niel sepertinya tertarik dengan gadis itu"

Zayden dan Niel melanjutkan menonton pertunjukkannya hingga selesai.

Dengan durasi waktu 15 menit, pertunjukkan tarian itu telah selesai. Semua penonton bertepuk tangan dan menyoraki para penari dengan meriah.

Ini adalah hal baru bagi Lisa. Dia merasa sangat senang. Wajah gembiranya memancar dengan cerah. Dengan berkeringat Lisa tidak merasa kelelahan, namun merasa panas dan bergejolak, seolah tidak ingin berhenti menari. Jantungnya berdegup kencang tidak henti. Dia merasa sesuatu ada yang berubah dalam dirinya. Seperti itulah kesan Lisa pertama kali menari di hadapan orang banyak. Kemudian Dia dan penari lain membungkuk dan keluar dari tempat pertunjukkan.

Zayden melihat mereka pergi, Dia segera mengajak Niel untuk mengikuti mereka. Jika ada kesempatan, Zayden berharap bisa berbicara dengannya. Dia dan Niel mengikuti Lisa.

*