webnovel

Putri kecilku

dahulu kala disebuah negeri nan Jai disana, hiduplah seorang putri yang baik, cantik dan pintar tapi seorang penyihir iri pada sang putri hingga si penyihir pun mengutuk sang putri, mulai sekarang, semua orang yang kau sukai tidak akan membalas perasaanmu, sayangnya kutukan itu benar² bekerja. my little princess bercerita tentang Lin Xing Chen ia adalah gadis yang mempunyai penyakit princess syndrome. sindrom ini ditandai dengan ketidakmandirian anak dalam mengerjakan hal² dasar seperti menggosok gigi,mandi, mengganti baju Bahkan makan. selain itu mereka biasanya tidak mau mendengar kata tidak" ketika menginginkan sesuatu. mereka juga mengisahkan peringatan ² yang diberikan pengasuhnya. serta hobi memerintah orang di sekitarnya dengan sesuka hati. mereka merasa bahwa mereka harus mendapatkan apa yang mereka inginkan, tidak ada kata tidak. hal ini terjadi karena mereka terbiasa ada pembantu (pengurus) yang mengurus segala sesuatu untuk mereka anak² tahunya segala tersedia, apa apa beres. Lin Xing Chen adalah penerima warisan dari ayahnya yang kaya raya. namun dibalik itu ada fakta tersembunyi ia ternyata merupakan anak haram hasil perselingkuhan ayahnya dengan wanita lain. sampai suatu ketika ayah Xing Chen meninggal kemudian ibu asli Xing Chen memberikan Xing Chen kepada ibu tirinya yaitu ibu Chen, dengan pikiran anaknya akan tubuh/hidup enak kelak jika di urus oleh ibu Chen yang kaya raya. Lin Xing Chen adalah putri tunggal keluarga Lin, pewaris Dolly grup. hidupnya sudah diatur sedemikan rupa oleh ibu tirinya ia tidak bisa bergerak bebas, hidupnya seperti burung didalam sangkar. maka dari itu, Xing Chen memiliki watak yang kurang baik, menurutnya ialah yang paling cantik dan kaya, apapun keinginannya pasti terkabul. dia juga menyebut dirinya gadis jahat. sampai ia hendak dijodohkan oleh pewaris RI Yao grup, Zheng Chu Yao. Chu Yao dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak menyukai Xing Chen dan menyukai gadis lain, Yu yang yang. harga diri Xing Chen terluka, ia tak pernah ditolak oleh orang lain, ia selalu mendapatkan apa yang ia mau, dan ia tak akan bisa dikalahkan oleh gadis miskin seperti yang yang, karena Xing Chen lebih segalanya. lalu semuanya lebih rumit ketika Xing Chen bertemu seseorang yang memakai costum beruang dia adalah Jiang Nian Yu ternyata pertemuan dengan pemuda Jiang Nian Yu ini terus berjalan karena Nian Yu menyukai Xing Chen, terjadilah kisah cinta segitiga.

Shinta123 · General
Not enough ratings
17 Chs

Sosok Dibalik Costum Beruang Akhirnya ketahuan

Xing Chen shock saat melihat Kesatria Beruang-nya yang selama ini dianggapnya sebagai Chu Yao, ternyata malah Nian Yu.

Saking tak percayanya, dia langsung heboh membully wajah Nian Yu dan berputar-putar sambil berteriak-teriak. Masa Kesatria Beruangnya Nian Yu? Ini tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Ini pasti mimpi! Pasti mimpi!... Tidak mungkiiiiiiin!!! teriaknya sambil melarikan diri dari sana, meninggalkan Nian Yu yang kebingungan.

Bahkan saat dia baru bangun keesokan harinya, dia masih galau tak bisa mempercayai semua ini dan memutuskan kalau yang dilihatnya semalam pasti mimpi, pasti!

Tapi kemudian dia melihat dress putihnya yang ternoda wine di kursi dan shock, mimpi buruk semalam ternyata nyata.

Jadi Jiang Nian Yu adalah Kesatria Beruangnya? Kesatria Beruangnya adalah Nian Yu? Oh, tidak!!! Ya, Tuhan! Jadi selama ini dia banyak melakukan berbagai hal memalukan di hadapan Nian Yu... "Aku tidak mau hidup lagi! Aku tidak mau hidup lagi! Aku harus bagaimana?!"

Tiba-tiba telepon kamarnya berbunyi, dia langsung mengangkatnya dengan takut-takut, ternyata asistennya yang memintanya untuk bersiap berangkat ke kampus agar dia tidak terlambat. Tapi Xing Chen tidak mau ke kampus dan beralasan kalau dia sedang sakit perut.

3 hari sudah Xing Chen tidak ke kampus, para mahasiswa di kampus heboh menggosipkannya. Mereka mengira kalau Xing Chen tidak datang ke kampus gara-gara kejadian memalukan di pesta waktu itu.

Siapa sangka, Lei Ja Na yang selama ini benci Xing Chen, sekarang malah membela Xing Chen dan mengkonfrontasi orang-orang yang menggosipkannya.

Dia mengakui kalau dia juga benci Xing Chen, tapi dia merasa akar semua masalah ini adalah Chu Yao. Dia tunangan Xing Chen tapi mempermalukan Xing Chen di depan umum.

Tepat saat dia bicara seperti itu, Yang Yang tiba-tiba menabraknya entah sengaja atau tidak. Ja Na langsung kesal dan langsung melabrak Yang Yang, jelas-jelas Yang Yang lah yang menabraknya duluan tapi Yang Yang malah diam saja dan bersikap sok polos seolah dia yang membulli Yang Yang.

Chu Yao tiba saat itu untuk menyelamatkan Yang Yang dan Ja Na. Ja Na tak peduli dan terus melabrak kepicikan Yang Yang. Zhou Wei cepat-cepat menghentikan pertengkaran ini dengan menjauhkan Ja Na dari sana. Tepat saat itu, Yang Yang melihat Nian Yu lewat. Sontak dia langsung mengabaikan Chu Yao untuk mengejar Nian Yu.

Di kelas anggar, Chu Yao tanding melawan Nian Yu. Chu Yao berusaha menyerang sekuat tenaga, tapi Nian Yu berhasil bertahan.

Setelah kelas usai, Chu Yao menantang Nian Yu tanding sekali lagi. Awalnya Nian Yu tak mau meladeninya, tapi Chu Yao malah menyindirnya dan menuduhnya sebagai orang yang suka menyerang dari belakang.

"Kau sendiri orang yang tidak bisa memenuhi janjimu, apa hakmu untuk mengkritikku?"

Kesal, Chu Yao bersumpah akan membuat Nian Yu menyesal karena dia telah berani menyentuh miliknya. Dia langsung menyerang, tapi Nian Yu dengan mudahnya menyerang balik dan mengalahkan Chu Yao.

Dengan santainya dia memberitahu Chu Yao untuk lebih banyak latihan lagi, karena lawan bisa dengan mudah mengetahui kelemahannya jika dia emosi.

Tak lupa dia menambahkan "Kau tidak perlu berterima kasih. Lain kali kalau kau punya masalah, kau boleh meminta saran dariku"

Ibunya Xing Chen dilarang masuk ke sebuah club exclusive walaupun dia sudah menunjukkan kartu member gold-nya yang dia klaim dia dapatkan dari putrinya, tapi petugas club menjelaskan kalau kartu itu diblokir karena dilaporkan sebagai kartu yang hilang.

Tiba-tiba Nyonya Chen datang, Ibu langsung panik berusaha menyembunyikan dirinya dengan pura-pura memilih wine.

Tapi tentu saja Nyonya Chen mengenalinya dan menyuruhnya untuk pergi saja. Dia memperingatkan Ibu untuk tidak lagi mencuri kartu membernya Xing Chen atau semua kartu miliknya akan diblokir juga. Terpaksa Ibu pergi, tapi karena tak mau malu, dia pergi dengan penuh harga diri dan mengkritiki club ini.

Sambil makan siang bersama, salah seorang sosialitanya Nyonya Chen membahas masalah perjodohan Xing Chen dan Chu Yao.

Tapi temannya yang kedua menyinggung masalah gosip yang mengatakan kalau Chu Yao selalu mengacuhkan Xing Chen di kampus. Bahkan katanya Chu Yao sudah punya pacar lain.

Nyonya Chen kaget mendengarnya. Tapi dia menolak mempercayainya, dia yakin kalau Chu Yao adalah pria berpendidikan yang tidak mungkin melakukan hal semacam itu. Ibunya Chu Yao datang saat itu dan mengklaim kalau putranya tak mungkin seperti yang dikatakan gosip, dia yakin itu cuma kesalahpahaman.

Nyonya Zheng lalu mengundang mereka ke pesta ulang tahun pernikahannya yang ke-25. Dia juga meminta Nyonya Chen membawa Xing Chen agar mereka bisa segera memutuskan pertunangan Chu Yao dan Xing Chen. Nyonya Chen mengiyakannya walaupun diam-diam sebenarnya dia cemas.

Xing Chen sedang menggambar dua orang pangeran yang mengantri berlutut di hadapannya saat tiba-tiba saja Nyonya Chen masuk sambil marah-marah, menyesal karena dia pernah membesarkan gadis tidak berguna seperti Xing Chen.

Xing Chen bukan saja mempermalukan dirinya sendiri, tapi juga sudah mempermalukannya. Dia yang selama ini tidak pernah kalah, sekarang jadi malu gara-gara Xing Chen.

Minggu depan adalah pesta ulang tahun pernikahan Keluarga Zheng dan mereka akan mengumumkan pertunangan Xing Chen dengan Chu Yao setelah itu, karena itulah Nyonya Chen memperingatkan Xing Chen untuk berusaha sebaik mungkin dalam acara itu. Jika tidak maka dia akan memakai cara yang lebih keras.

Nian Yu sedang bekerja di toko komik, tapi Bos toko komik memperhatikan Nian Yu terus menerus melirik ke arah pintu, mengharapkan kedatangan Xing Chen.

Bos heran padahal dua hari ini seharusnya Nian Yu tidak perlu bekerja di sini, bukankah Nian Yu punya pekerjaan lain?

Saat Nian Yu beralasan kalau pekerjaan yang lain itu tidak penting, Bos toko komik langsung mengingatkannya bahwa biasanya dia bukan jenis orang yang mengabaikan tanggung jawabnya. Nian Yu mulai sadar diri dan akhirnya pergi.

Xing Chen turun dengan mengendap-endap, masih takut berhadapan dengan Nyonya Chen. Syukurlah tak ada orang di rumah. Tiba-tiba bel pintunya berbunyi.

Dari interkom, Xing Chen melihat Nian Yu lah yang datang. Tapi Xing Chen masih belum mau bertatap muka dengan Nian Yu, jadi dia berusaha mengubah suaranya saat dia memberitahu Nian Yu kalau Xing Chen sedang tidak ada di rumah.

Tapi Nian Yu tahu Xing Chen lah yang sedang bicara dengannya dan langsung mengkonfrontasinya. Apa Xing Chen tidak ingat kalau minggu depan mereka ada ujian?

Kalau dia mendekam di rumah terus, apa dia tidak takut ditendang dari universitas? Xing Chen tetap tidak peduli dan terus berusaha menyuruh Nian Yu pergi.

"Pertama, rektor lah yang menyuruhku datang kemari. Kedua, ini adalah tanggung jawabku sampai selesai. Pokoknya aku tidak akan membiarkanmu dikeluarkan dari universitas. Kau dengar tidak?"

"Aku tidak perlu perhatianmu. Aku sudah memutuskan untuk tidak ikut ujian"

"Lin Xing Chen. Kau sudah berusaha cukup lama dna kau mau menyerah seperti ini?"

"Di-DO atau tidak itu bukan urusanmu"

"Tapi itu usaha kita bersama!"

Xing Chen langsung terdiam mendengarnya dan langsung mematikan sambungan interkomnya. Tak lama kemudian, bel pintunya berbunyi lagi. Mengira Nian Yu belum pergi, Dia langsung saja menyalakan interkomnya sambil nyerocos melabrak Nian Yu.

Tapi kali ini yang datang bukan Nian Yu, melainkan Meng Xi. Xing Chen mengundangnya masuk sambil menggerutu karena Meng Xi datang mendadak padahal dia belum dandan dan belum keramas.

"Walaupun kau belum dandan dan belum keramas. Tapi didalam hatiku, di mataku, kau tetap cantik dan menawan"

Xing Chen senang bukan main mendengar kata-kata manis Meng Xi itu. Melihat keadaan Xing Chen seperti ini, Meng Xi mengingatkan Xing Chen bahwa Xing Chen yang selama ini dia kenal, bukanlah seseorang yang gampang menyerah.

Flashback,

Suatu hari, Meng Xi mendatangi Xing Chen yang sedang melamun sedih. Saat dia menanyakan alasan kesedihannya, Xing Chen dengan polosnya berkata bahwa ibunya tidak menyukainya lagi karena dia tidak bisa main piano.

Meng Xi berusaha menghiburnya dan meyakinkannya bahwa dia tidak bisa main piano itu wajar karena dia masih kecil, masih banyak hal yang harus dia pelajari.

"Tapi aku sudah belajar dan tidak dapat apa-apa" keluh Xing Chen

"Kalau begitu, bagaimana kalau aku bilang ke ibumu agar kau tidak usah main piano lagi?"

Tapi Xing Chen malah menolaknya dengan tegas lalu bertanya apakah dia benar-benar bisa bermain piano jika dia terus belajar. Meng Xi mengiyakannya, tapi dia juga memberitahu Xing Chen kalau latihan itu melelahkan dan tidka seharusnya kita memaksakan diri melakukan hal-hal yang tidak kita sukai.

"Tapi kalau begitu, bukankah itu namanya aku mengaku kalah? Ibu bilang kalah itu memalukan"

"Kalau begitu kau harus terus latihan"

Flashback end,

Meng Xi mengingatkan Xing Chen bahwa semua kemampuan yang dimilikinya sekarang adalah karena Xing Chen tak pernah menyerah. Lalu apakah sekarang hanya karena kesalahpahaman, hanya karena dia diserang dari belakang, dia mau menyerah semudah ini?

"Paman Meng Xi, kau selalu manis. Karena itulah kaulah yang paling kusukai, tapi kau tidak pernah memberiku kesempatan"

Xing Chen berusaha memonyongkan bibirnya minta dic**m, tapi Meng Xi langsung menepuk ringan dahi Xing Chen dan memberitahu Xing Chen bahwa perasaan yang Xing Chen rasakan terhadapnya adalah rasa terima kasih dan ingin dilindungi, bukan perasaan cinta. Lalu cinta itu apa? tanya Xing Chen.

Beberapa saat kemudian, Xing Chen akhirnya keluar rumah mencari Nian Yu sambil mengingat ucapan Meng Xi tentang cinta.

"Cinta adalah perasaan yang sangat rumit, perasaan saat kita sangat ingin bertemu seseorang"

Xing Chen mencoba mencari ke toko komik, tapi bos toko komik memberitahunya kalau Nian Yu sedang tidak ada shift hari ini. Tadi dia memang kemari tapi pergi lagi karena bilang ada sesuatu hal penting yang harus dia kerjakan.

Xing Chen pun pergi, dia terus berjalan... tanpa menyadari dia sebenarnya sudah melewati Nian Yu yang saat itu sedang membuat catatan di mini market.

"Terkadang kau benci saat melihatnya. Tapi kau merasa kesepian saat tak melihatnya. Terkadang rasanya seperti menyesal setelah membuat masalah" narasi Meng Xi

Hujan deras turun malam harinya. Tapi Nian Yu tetap datang ke rumahnya Xing Chen. Tak ada yang menjawab saat dia memencet bel, akhirnya dia hanya meninggalkan map berisi catatan yang dibuatnya siang tadi di pagar.

Xing Chen pulang dalam keadaan basah kuyup tak lama setelah Nian Yu pergi. Seharian dia mencari Nian Yu tapi tak bisa menemukannya, apalagi dia juga tidak tahu dimana rumah Nian Yu karena selama ini selalu Nian Yu yang menemaninya dan mendatanginya. Tapi setibanya di depan rumah, dia melihat map yang ditinggalkan Nian Yu yang sontak membuatnya tersenyum.

Setelah mandi, Xing Chen melihat buku-buku yang ditinggalkan Nian Yu untuknya dan teringat akan saat-saat kebersamaannya dengan Nian Yu selama ini. Bagaimana selama ini kadang dia merasa senang dan nyaman bersama Nian Yu, tapi kadang pula merasa kesal.

Perasaan rumit yang membuatnya teringat akan ucapan Meng Xi bahwa cinta adalah perasaan yang hangat dan rumit yang kadang membuat kita merasa senang saat kita memandangi orang yang kita cintai, tapi kadang pula membuat kita merasa sakit hanya dengan melihatnya.

"Seseorang yang selalu merasa hangat dan bahagia mungkin seseorang yang tahu tentang cinta. Dan yang membuatmu merasa tak nyaman adalah karena kau jatuh cinta padanya"

Keesokan harinya adalah hari ujian, Xing Chen belum datang juga tapi Chu Yao tak peduli sedikitpun. Begitu datang, Nian Yu langsung celingukan mencari Xing Chen. Tepat saat ujian baru dimulai, Xing Chen akhirnya datang. 

Dia sama sekali tidak mood mengerjakan ujiannya. Tapi kemudian dia melihat Nian Yu batuk-batuk. Melihat itu, dia mulai teringat konfrontasi Nian Yu tentang bagaimana mereka belajar bersama selama ini. Ingatan itulah yang pada akhirnya membuat Xing Chen mulai semangat mengerjakan ujiannya.

Mereka selesai dan mengumpulkan lembar ujian mereka secara bersamaan. Tapi setelah itu, Nian Yu langsung pergi menghindarinya. Xing Chen hanya bisa menatap kepergiannya dengan berdiam diri di depan pintu dengan kecewa.

Chu Yao tiba-tiba muncul dan dengan pedenya mengira Xing Chen berdiri di depan pintu karena menunggunya. Saking pedenya, dia bahkan mengklaim Xing Chen untuk tidak usah merayunya karena dia belum memutuskan untuk memaafkannya. Xing Chen mendengus sinis mendengarnya dan langsung pergi.

Cemas melihat Nian Yu sakit kemarin, hari ini Xing Chen mencoba membuat ramuan herbal yang resepnya dia cari di internet. Awalnya dia mencoba mengikuti sesuai resep. Tapi melihat bahannya yang sangat banyak, lama-lama dia jadi tidak sabaran lagi dan memutuskan untuk mencampur semua bahan asal-asalan, dia pikir karena ini obat herbal jadi pasti tidak akan berpengaruh buruk ke kesehatan.

Setelah jadi, dia langsung memasukkannya kedalam termos tanpa dia cicipi lebih dulu. Dan diatas termosnya, dia menggambar kepala beruang dan pesan cinta.

Nian Yu menemukan termos obat itu didalam lokernya. Teman-temannya lewat saat itu dan saat mereka melihat wajah ceria Nian Yu menatap termosnya, mereka langsung menggodainya. Mengacuhkan mereka, Nian Yu mencoba meminum obat herbalnya dan langsung mengernyit mau muntah. hehe.

"Rasanya aneh, yah?" tanya temannya

"Apa kalian tahu rasa membunuh?"

"Tapi kau tetap meminumnya, kan?" goda teman satunya

"Berhentilah mempedulikan kehidupan pribadiku!" protes Nian Yu sambil menendangi mereka menjauh darinya.

Nian Yu tersenyum kembali saat melihat pesan cinta di yang tertulis di atas tutup termosnya tapi langsung mengernyit kecut lagi saat mencicipi obatnya lagi.

Di tengah-tengah ujian, Xing Chen melihat Nian Yu tiba-tiba sakit perut walaupun dia berusaha menahannya. Hmm... mungkin karena obatnya Xing Chen tapi Xing Chen berpikir kalau itu pasti karena Nian Yu tidak menjaga kesehatannya dengan benar.

Saat Nian Yu keluar kelas, Xing Chen sudah ada di depan menunggunya dan langsung menanyakan rasa obat herbalnya. Awalnya Nian Yu berusaha acuh, tapi pada akhirnya dia kembali, menepak kepala Xing Chen dengan bukunya tapi kemudian mengusap-usap kepala Xing Chen dengan sayang seperti biasanya. Xing Chen langsung protes karena Nian Yu merusak dandanan rambutnya.

"Lain kali, tolong berhentilah masak sendiri" pinta Nian Yu

Tapi Xing Chen malah salah paham mengira Nian Yu berkata seperti itu karena rasa obat herbalnya enak dan berjanji akan memasakkannya lagi untuk Nian Yu lain kali. Mendengar itu, sakit perutnya Nian Yu langsung kambuh lagi sampai dia langsung lari ke toilet.

Xing Chen cemas dan langsung mengejarnya, mereka tidak menyadari kalau Yang Yang sedang memperhatikan mereka dengan tak suka.

Zhou Wei sedang berjalan saat tiba-tiba saja Ja Na menariknya dan menyudutkannya ke tembok lalu mulai menggodanya dan mengkonfirmasi Zhou Wei masih punya perasaan terhadapnya. Dia cemburu mengira Zhou Wei ada rasa sama Xing Chen karena selama ini mereka selalu dekat. Saat Zhou Wei berusaha melarikan diri darinya, Ja Na langsung menghentikannya dengan c**man.

Di acara ultah pernikahan orang tua Chu Yao, Xing Chen berusaha mendekati Chu Yao lagi tapi Chu Yao masih kesal dan mengacuhkannya.

Ja Na mendekati Xing Chen tepat saat dia menerima notifikasi di medsosnya. Ja Na ternyata mengiriminya foto mesra dirinya dan Zhou Wei. Itu adalah peringatan untuk Xing Chen agar dia tidak mengganggu Zhou Wei hanya karena gagal mendapatkan Chu Yao. Xing Chen cuma menanggapinya dengan geli.

Zhou Wei cepat-cepat berusaha menjauhkan Ja Na dari Xing Chen dengan mengomentari makeup-nya yang pudar. Begitu Ja Na pergi ke kamar kecil, Zhou Wei berusaha menjelaskan pada Xing Chen bahwa Ja Na sebenarnya bukan orang jahat hanya agak aneh saja. Xing Chen meyakinkannya kalau dia sama sekali tak mempermasalahkan sikap Ja Na.

Semua orang mulai berkumpul bersama dan Nyonya Zheng berterima kasih atas kehadiran mereka semua dan memberitahu mereka bahwa sebentar lagi dia akan kedatangan tamu spesial.

Dan tamu spesial yang dimaksudnya ternyata Yang Yang. Semua orang kaget melihatnya. Chu Yao langsung menatap Xing Chen dengan curiga padahal Xing Chen sendiri kaget. Tapi kemudian dia teringat ucapan ibunya untuk menggunakan cara kasar, dia jadi curiga kalau ini mungkin ulah ibunya.

Nyonya Zheng dengan sengaja merendahkan Yang Yang secara halus dengan memberitahu semua orang bahwa Yang Yang ini adalah anak yang disponsori suaminya untuk kuliah di Four Leaf College. Nyonya Zheng lalu mengumumkan pada semua orang bahwa pesta pertunangan Chu Yao dan Xing Chen akan diadakan bulan depan.

Saat Chu Yao protes tak terima dengan pengumuman dadakannya itu, Nyonya Zheng semakin merendahkan Yang Yang dengan mengklaim kalau putranya hanya sedang terpedaya oleh seorang wanita yang mengincar pria kaya, tapi mereka sudah bertekad untuk memilih Xing Chen sebagai menantu mereka.

Nyonya Zheng mengingatkan Yang Yang bahwa dia bisa seperti sekarang ini berkat kebaikan suaminya, jika tidak maka dia pasti harus berjuang lebih dari 20 tahun lagi dan tidak akan pernah punya kesempatan untuk makan bersama orang-orang seperti mereka.

"Cukup!" bentak Chu Yao. Dia tidak terima ibunya mempermalukan Yang Yang.

Nyonya Chen menyela dan mengingatkan Chu Yao bahwa semua ini terjadi karena ulahnya sendiri yang tidak bertanggung jawab. Tapi semua perbuatan licik mereka malah membuat Chu Yao semakin benci pada Xing Chen dan mengklaim kalau dia lebih menyukai Yang Yang, Cinderella yang dicarinya.

Dia lalu menarik Yang Yang pergi sambil mengumumkan di hadapan semua orang bahwa dia akan bertanggung jawab atas Yang Yang mulai sekarang. Di luar, Chu Yao meminta maaf pada Yang Yang atas apa yang terjadi di dalam tadi.

Tapi Yang Yang yang sudah capek menghadapai semua ini, langsung meminta Chu Yao untuk menghilang dari hidupnya.

Hidupnya jadi berantakan seperti ini gara-gara Chu Yao dan Xing Chen. Saat Chu Yao bersikeras menyatakan ingin bertanggung jawab atas Yang Yang, Yang Yang dengan kesalnya menyatakan kalau dia membenci Chu Yao.

Yang Yang serius, tapi Chu Yao malah jadi geli karena menurutnya perdebatan mereka ini mirip adegan dalam drama-drama yang mana si pemeran utama wanitanya benci pada pemeran utama pria sebelum akhirnya si wanita menyadari kalau si pria lah yang paling dicintainya. Kesal, Yang Yang langsung pergi meninggalkannya.

Mendapati Xing Chen sedang merenung, Zhou Wei berusaha menjelaskan kalau Chu Yao itu sebenarnya menyukai Xing Chen hanya saja dia mudah emosi. Tapi Xing Chen mengaku bahwa setiap kali dia melihat Chu Yao membawa pergi gadis lain, dia sama sekali tidak merasa emosi sedikitpun.

Dia merasa Chu Yao ada benarnya, cinta bukan sesuatu yang bisa didapat hanya dengan usaha. Dia tetap tidak akan bisa mencintai calon suaminya walaupun dia berusaha mengorbankan hidupnya.

Xiao Xiao, bos toko komik, sedang bekerja saat dia mendapat telepon dari dari Meng Xi.

Nian Yu baru pulang dan mendapati Yang Yang sedang menangis di teras rumahnya. Dia menolak mengatakan masalahnya saat Nian Yu mencemaskannya tapi dia terus sesenggukan.

Saat itu, Nian Yu ditelepon Xiao Xiao yang memintanya untuk datang ke toko komik karena dia harus keluar mendadak.

Nian Yu bingung, tak enak meninggalkan Yang Yang seorang diri dan berusaha menyuruh Yang Yang pulang saja karena dia harus pergi. Tapi Yang Yang memohon agar Nian Yu untuk membawanya karena dia tidak mau sendirian di saat seperti ini.

Xing Chen berjalan linglung sambil teringat ucapan Meng Xi tentang cinta bahwa saat kita mencintai seseorang, kita selalu ingin melihat orang yang kita cintai itu.

Yang Yang masih menangis setelah toko komik tutup. Meng Xi tiba-tiba datang tak lama kemudian mencari Xiao Xiao tapi Nian Yu memberitahunya kalau bosnya sudah pulang duluan.

Setelah Meng Xi pergi, Yang Yang akhirnya curhat ke Nian Yu tentang apa yang terjadi padanya seharian ini, bahwa Ibunya Xing Chen mengundangnya datang ke pesta orang tua Chu Yao untuk menghinanya dan menuduhnya sebagai wanita yang cuma ingin menikah dengan pria kaya padahal dia sama sekali tidak punya perasaan pada Chu Yao.

Dengan berlinang air mata dan menyandarkan kepalanya di bahu Nian Yu, dia memberitahu Nian Yu kalau Chu Yao dan Xing Chen akan segera menikah. Nian Yu terkejut mendengarnya, tapi tidak melakukan apapun selain merangkul Yang Yang untuk menenangkannya.

Meng Xi hendak pulang saat dia melihat Xiao Xiao duduk seorang diri di bangku taman. Meng Xi langsung menghampirinya dan duduk di sampingnya. Dari percakapan mereka, jelas mereka punya hubungan masa lalu dan mereka terpisah selama 9 tahun entah karena masalah apa.

Xiao Xiao berkata bahwa selama 9 tahun ini dia berusaha membenci Meng Xi dan membayangkan apa yang akan dilakukannya jika dia bertemu Meng Xi lagi. Dia berpikir untuk mendamprat Meng Xi walaupun pada akhirnya dia memutuskan untuk menjauh saja darinya hanya demi membuktikan kalau Meng Xi sudah tidak ada lagi didalam hatinya.

"Sebenarnya aku mencarimu untuk menjelaskan sesuatu. Tapi kemudian kupikir karena sudah lama, mugkin tidak akan ada gunanya. Karena itulah aku hanya ingin meminta maaf padamu"

"Untuk apa kau minta maaf sekarang?! Apa ada gunanya untukku? Kau berharap kalau kau minta maaf padaku, aku akan memafkanmu, begitu? Sangat sulit bagiku untuk melupakanmu, kenapa kau muncul lagi sekarang? Sekarang aku hidup sendirian dengan baik. Kuharap kau juga akan begitu" tangis Xiao Xiao sebelum akhirnya dia beranjak pergi.

Xing Chen mendatangi toko komik tapi malah mendapati Nian Yu sedang merangkl Yang Yang. Xing Chen jadi patah hati dan pergi.

Di kampus, Xing Chen ikut kerumunan mahasiswa melihat pengumuman hasil ujian. Bukannya mencari namanya sendiri, Xing Chen malah mencari nama Nian Yu dan senang saat melihat nama Nian Yu di ranking satu. Di ujung satunya, Nian Yu juga langsung mencari nama Xing Chen dan mendapatinya di urutan 341.

Secara bersamaan, mereka saling berjalan ke arah satu sama lain hingga akhirnya mereka tak sengaja saling bertubrukan. Terlepas dari semua perdebatan dan pertengkaran mereka selama ini, mereka tetap saling tersenyum dengan penuh cinta. Persis seperti perkataan Meng Xi tentang cinta, bahwa terkadang kita benci tapi terkadang merasa kesepian saat tak melihat orang yang kita cintai.

Xing Chen berharap Nian Yu mengatakan sesuatu padanya. Tapi tiba-tiba saja Nian Yu sadar dan langsung berlalu pergi tanpa mengucap apapun. Xing Chen sedih melihatnya, terlebih lagi saat Yang Yang tiba-tiba muncul dan menyeret Nian Yu ke suatu tempat bersamanya.

Besok jam 1 pagi akan dilanjutkan. untuk eps.8