webnovel

Putri kecilku

dahulu kala disebuah negeri nan Jai disana, hiduplah seorang putri yang baik, cantik dan pintar tapi seorang penyihir iri pada sang putri hingga si penyihir pun mengutuk sang putri, mulai sekarang, semua orang yang kau sukai tidak akan membalas perasaanmu, sayangnya kutukan itu benar² bekerja. my little princess bercerita tentang Lin Xing Chen ia adalah gadis yang mempunyai penyakit princess syndrome. sindrom ini ditandai dengan ketidakmandirian anak dalam mengerjakan hal² dasar seperti menggosok gigi,mandi, mengganti baju Bahkan makan. selain itu mereka biasanya tidak mau mendengar kata tidak" ketika menginginkan sesuatu. mereka juga mengisahkan peringatan ² yang diberikan pengasuhnya. serta hobi memerintah orang di sekitarnya dengan sesuka hati. mereka merasa bahwa mereka harus mendapatkan apa yang mereka inginkan, tidak ada kata tidak. hal ini terjadi karena mereka terbiasa ada pembantu (pengurus) yang mengurus segala sesuatu untuk mereka anak² tahunya segala tersedia, apa apa beres. Lin Xing Chen adalah penerima warisan dari ayahnya yang kaya raya. namun dibalik itu ada fakta tersembunyi ia ternyata merupakan anak haram hasil perselingkuhan ayahnya dengan wanita lain. sampai suatu ketika ayah Xing Chen meninggal kemudian ibu asli Xing Chen memberikan Xing Chen kepada ibu tirinya yaitu ibu Chen, dengan pikiran anaknya akan tubuh/hidup enak kelak jika di urus oleh ibu Chen yang kaya raya. Lin Xing Chen adalah putri tunggal keluarga Lin, pewaris Dolly grup. hidupnya sudah diatur sedemikan rupa oleh ibu tirinya ia tidak bisa bergerak bebas, hidupnya seperti burung didalam sangkar. maka dari itu, Xing Chen memiliki watak yang kurang baik, menurutnya ialah yang paling cantik dan kaya, apapun keinginannya pasti terkabul. dia juga menyebut dirinya gadis jahat. sampai ia hendak dijodohkan oleh pewaris RI Yao grup, Zheng Chu Yao. Chu Yao dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak menyukai Xing Chen dan menyukai gadis lain, Yu yang yang. harga diri Xing Chen terluka, ia tak pernah ditolak oleh orang lain, ia selalu mendapatkan apa yang ia mau, dan ia tak akan bisa dikalahkan oleh gadis miskin seperti yang yang, karena Xing Chen lebih segalanya. lalu semuanya lebih rumit ketika Xing Chen bertemu seseorang yang memakai costum beruang dia adalah Jiang Nian Yu ternyata pertemuan dengan pemuda Jiang Nian Yu ini terus berjalan karena Nian Yu menyukai Xing Chen, terjadilah kisah cinta segitiga.

Shinta123 · General
Not enough ratings
17 Chs

Alasan Kenapa Cinta Pertama Selalu Indah Adalah Karena Kita Selalu Fokus Pada Saat-Saat Mendebarkan Itu

Xing Chen shock dic**m Nian Yu tiba-tiba, walaupun pada akhirnya dia menutup mata dan mulai menikmati c**man itu.

tapi secepat dia menc**m, secepat itu pula Nian Yu melepaskan diri dan menyatakan bahwa dia sudah selesai mengembalikan c**man pertama Xing Chen lalu pergi begitu saja, meninggalkan Xing Chen yang cuma bisa terdiam shock sambil memegangi bibirnya.

Tapi walaupun dia pergi dengan sok cool, Nian Yu sebenarnya gugup juga dan terus teringat dengan c**man mereka tadi.

Malam harinya, Xing Chen menggalau ria. Bingung harus mengatakan apa saat Nian Yu datang nanti. Apakah dia harus bilang... "Hei, kau menc**mku lalu pergi begitu saja. Nggak sopan, tahu!... Ah, tidak!"

Ataukah dia harus bersikap sok cuek dan berkata "Aku tidak peduli dengan perbuatan kekanak-kanakanmu. Jadi kau tidak usah mikir macem-macem... Aaah, tidak juga!"

Ataukah dia harus menganggap kejadian tadi, tak pernah ada? Ah, tidak bisa. Ataukah dia harus marah-marah menyuruh Nian Yu minta maaf padanya? Aduh, nggak juga! Akhirnya, satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah berdoa semoga Nian Yu tidak datang malam ini.

Tepat saat itu asistennya masuk dan keheranan karena tumben-tumbennya Nian Yu malam ini telat. Sepertinya doanya akan terkabul.

Tapi Xing Chen malah kecewa saat menyadari kemungkinan Nian Yu mungkin tidak akan datang dan menggerutu kesal, menuduh Nian Yu tidak bertanggung jawab setelah menc**mnya.

Akhirnya dia berjalan pergi dengan kepala tertunduk lesu. Tapi di depan pintu, dia malah bertubrukan dengan Nian Yu yang baru datang. Sontak mereka berdua terdiam canggung.

"Katanya kau tidak akan datang" gumam Xing Chen

"Maaf, mobilku mogok. Aku telat lima menit. Ayo... kita mulai belajar"

Xing Chen langsung protes, dia mau langsung belajar padahal seharusnya dia mengatakan sesuatu tentang kejadian siang tadi. Nian Yu dengan tegas mengeluarkan bukunya dan menyuruh Xing Chen membuka bukunya juga. Tapi Xing Chen tak peduli dan terus menggerutu panjang lebar.

Nian Yu tetap bersikap sok cool dan mulai membuka bukunya sambil berceloteh tentang sejarah musik... sampai saat Xing Chen dengan tenangnya membalik bukunya yang ternyata kebalik. hahahaha! Malu deh. Xing Chen akhirnya bisa tersenyum, menyadari Nian Yu cuma pura-pura sok cool tentang kejadian tadi.

Zhou Wei bertanya-tanya apakah Chu Yao benar-benar akan berdansa dengan Xing Chen dengan lagu ini. Chu Yao menjelaskan kalau dia memilih lagu itu dalam pesta, tapi dia tidak bilang kalau dia akan berdansa dengan Xing Chen. Yang akan berdansa bersamanya adalah yang terbaik.

Zhou Wei membuka medsosnya dan mendapati Xing Chen belum mengupdate medsosnya seharian ini. Chu Yao mungkin menduga kalau Xing Chen sedang latihan dansa. Dia mengklaim kalau dia tidak peduli, tapi kemudian dia menyuruh Zhou Wei untuk menelepon Xing Chen dengan alasan untuk memastikan Xing Chen masih hidup atau tidak.

"Aku tidak mau membantumu. Kau hubungi sendiri saja dia"

Chu Yao masih saja sok dan mengklaim kalau dia tidak butuh menelepon Xing Chen. Ching Fan bertindak lebih cepat, mengambil ponsel Chu Yao dan langsung menghubungi nomornya Xing Chen. Chu Yao langsung sebel tapi tak bisa berbuat apapun karena teleponnya sudah tersambung.

Xing Chen tentu saja langsung senang saat ponselnya berbunyi. Dia langsung melupakan pelajarannya untuk mengangkat telepon itu. Nian Yu kesal dan langsung merampas ponsel Xing Chen. Xing Chen sontak berusaha merampasnya kembali. Tapi dalam usaha itu, mereka jadi sangaaaat dekat.

"Selama belajar, kau tidak boleh pakai ponsel" tegas Nian Yu

Keesokan harinya saat Xing Chen baru tiba di kampus, Chu Yao langsung menghadangnya dan dengan nada cemburu menuntut siapa pria yang suaranya dia dengar di telepon semalam. Xing Chen berusaha menyangkal tapi Chu Yao tak percaya dan terus menuntut jawaban.

Tentu saja Xing Chen jadi curiga dengan reaksi Chu Yao yang hari ini kepo banget "Apa kau cemburu?"

Seperti biasanya, Chu Yao sok menyangkalnya, mengklaim kalau dia tidak cinta Xing Chen jadi mana mungkin dia cemburu. Dia mengklaim kalau dia cuma mengkhawatirkan hidup Xing Chen yang sebentar lagi akan jadi kacau yang dikarenakan dia salah latihan dansa.

"Kau tarik kembali saja kecemasanmu itu, aku masih berusaha untuk latihan"

"Benarkah? Lalu siapa pelatih yang melatihmu?" tanya Chu Yao penasaran

"Aku tidak dilatih siapapun... maksudku kau tidak kenal guruku"

Chu Yao jadi semakin curiga dengan sikap Xing Chen. Dia bersikap seperti seseorang yang sedang menyembunyikan sesuatu yang buruk.

Xing Chen malah bereaksi keras menyangkalnya dan mati-matian membela dirinya sendiri dan mengklaim kalau pria yang Chu Yao tanyakan itu cuma asistennya kok. Dia lalu pergi sebelum Chu Yao sempat menanyakan apapun lebih lanjut.

Malam harinya, bukannya belajar, Xing Chen malah sibuk menatap Nian Yu dengan sebal karena sepertinya Nian Yu santai banget. Sedih, Xing Chen memberitahu dirinya sendiri untuk tidak mempedulikan masalah itu lagi.

Di bawah, Asistennya Xing Chen kaget menyambut Chu Yao yang tiba-tiba. Dia berusaha meminta Chu Yao menunggu agar dia memberitahukan kedatangannya pada Xing Chen dulu. Tapi Chu Yao langsung mencari Xing Chen di ruang belajarnya sambil teriak-teriak memanggil Xing Chen.

Xing Chen sontak panik mendengar kedatangan Chu Yao yang sangat mendadak itu. tak mau Chu Yao mengetahui keberadaan Nian Yu, Xing Chen langsung menyeretnya dan mengurungnya ke sebuah ruang rahasia kecil yang ada di belakang rak bukunya. Di sana, Nian Yu terbelalak shock melihat tempat kecil itu penuh dengan koleksi rahasia Xing Chen, komik BL.

Sukses menyembunyikan Nian Yu, Xing Chen langsung pasang gaya menggda untuk menyambut kedatangan Chu Yao. Tapi Chu Yao acuh karena tujuan utamanya adalah untuk melakukan sidak.

Tak ada pria yang dia temukan, tapi ada yang aneh di meja. Barang-barang yang tidak sempat Xing Chen sembunyikan seperti dua gelas air putih dan dua buku.

Xing Chen membuat-buat alasan untuk kedua benda itu, tapi Chu Yao tampaknya tak terlalu mempercayainya. Sementara Xing Chen berusaha mengalihkan perhatian Chu Yao, Nian Yu sibuk sendiri membuka komik-komik itu dan membanding-banding tbuhnya dengan gambar-gambar cowok di komik.

Xing Chen berusaha membuat Chu Yao pergi. Tapi Chu Yao malah menawarkan diri untuk belajar bersama Xing Chen. Xing Chen menolak dan bersikeras mendorongnya keluar.

Setelah itu dia langsung membuka pintu ruang rahasianya. Tapi begitu Nian Yu keluar, dia malah balas dendam dengan mengurung Xing Chen di dalamnya.

Xing Chen langsung heboh berteriak-teriak. Tapi tepat saat itu juga, Chu Yao juga berteriak-teriak mengumumkan kedatangannya lagi untuk mengambil barangnya yang ketinggalan. Panik, Nian Yu langsung ikut masuk kesana dan menyembunyikan diri bersama Xing Chen.

Chu Yao mendapati tempat itu sudah kosong padahal dia keluar baru sebentar, kemana Xing Chen?

Pada saat yang bersamaan, Nian Yu tiba-tiba mau bersin. Dia berusaha menahan diri, tapi pada akhirnya dia tak tahan lagi. Tapi untunglah suaranya tertahan berkat reaksi cepat Xing Chen menutup mulutnya. Tapi gara-gara itu, sebuah buku di rak luar terjatuh. Chu Yao jelas heran melihat buku yang jatuh mendadak itu.

Sesaat kemudian mereka mendengar suara pintu membuka lalu menutup. Yakin Chu Yao sudah pergi, mereka pun keluar diam-diam... sampai saat mereka membeku melihat Xing Chen ternyata belum pergi, malah sedang duduk di depan piano sambil ternganga shock melihat mereka.

Keesokan harinya saat mereka berpapasan di kampus, Chu Yao yang ngambek, bersikap acuh pada Xing Chen. Zhou Wei berusaha mengingatkan Chu Yao bahwa Nian Yu itu totur yang ditunjuk rektor untuk Xing Chen, tapi Chu Yao tetap tak percaya. Kalau mereka tidak ada hubungan apapun, lalu kenapa mereka ngumpet berdua di tempat yang sangat sempit.

Chu Yao dan Ching Fan bisa menyimpulkan kalau Chu Yao sedang cemburu. Tapi Chu Yao menyangkalnya dan bersikeras mengklaim kalau gadis yang disukainya adalah Yang Yang.

Bahkan untuk membuktikannya, dia menyuruh Ching Fan untuk membelikan 100 tangkai mawar untuk Yang Yang. Ching Fan meng-oke-kannya lalu mengulurkan tangan minta duit. hehe.

Xing Chen jadi semakin galau. Sesampainya di kelas, dia langsung melabrak Nian Yu dan melimpahkan semua kesalahan pada Nian Yu.

Dia berusaha menyuruh Nian Yu untuk membantunya memberi penjelasan pada Chu Yao. Tapi Nian Yu menolak, dia cuma guru les dan tidak bertanggung jawab atas kehidupan pribadi Xing Chen. Dia lalu pergi meninggalkan Xing Chen yang jadi sedih, mengira kalau Nian Yu marah padanya.

Setelah kelas usai, dia pergi ke toko komik untuk menenangkan dirinya. Tapi dia tidak mendapati Beruang di sana.

Bos toko komik memberitahu kalau Beruang memang minta izin cuti sehari, tapi kostum beruangnya ada di samping Xing Chen tuh.

Xing Chen jadi makin frustasi dan akhirnya melampiaskannya dengan menggerutu sendiri pada bantal-bantal yang dia anggap Chu Yao dan Nian Yu.

Bos toko komik kembali tak lama kemudian dengan membawakan pesanan Xing Chen dan juga sebuah poster promosi sebuah event kerja sama toko komiknya dengan Four Leaf College.

Nyonya Chen hendak spa tapi malah diberitahu bahwa 'temannya' juga ada di sana. Penasaran, dia masuk dan mendapati orang yang mengaku sebagai temannya itu adalah ibu kandungnya Xing Chen.

Ibu langsung bangkit dengan panik saat melihatnya datang dan beralasan kalau dia datang kemari dengan menggunakan kartu yang Nyonya Chen letakkan di meja waktu itu, sayang kan kalau tidak digunakan.

Dia berusaha sok akrab tapi Nyonya Chen malah mengusirnya bahkan menyatakan tak kenal dengannya.

Ibu terus berusaha membujuknya bahkan mengingatkan Nyonya Chen bahwa dialah yang paling disukai Xing Chen.

Tapi Nyonya Chen dengan dinginnya mengingatkan Ibu bahwa Xing Chen adalah putrinya. Ibu akhirnya pergi dengan canggung.

Xing Chen mendapat pesan dari Nian Yu yang memberitahunya bahwa les hari ini ditunda. Menyadari Nian Yu ada dimana, dia langsung pergi ke rumah sakit anak dan mendapati Nian Yu dengan membacakan dongeng untuk pasien anak di sana.

Saat Xing Chen mengumumkan kedatangannya, pasien anak itu langsung menyambutnya hangat, malah meminta Xing Chen untuk membacakannya cerita.

Melirik Nian Yu tak enak hati, Xing Chen menyuruh anak itu untuk mendengarkan ceritanya Nian Yu saja. Anak itu menurut, tapi diam-diam melempar wajah sebel pada Xing Chen karena Nian Yu nggak asyik banget kalau baca cerita.

"Hei, apa kau sedang baca cerita?" Xing Chen akhirnya protes mewakili mereka. "Mereka sepertinya ngantuk. Apa kau tak tahu kalau yang paling indah di dunia ini adalah senyuman? Sudahlah, biar aku saja yang baca"

Xing Chen langsung mengambil alih bukunya, bercerita dengan emosi dan penuh semangat dengan menggunakan boneka-boneka di sana untuk menggambarkan ceritanya hingga sukses membuat anak-anak tersenyum. Nian Yu pun tersenyum melihatnya.

Malam harinya, Nian Yu memandang bayangan dirinya di cermin dengan keheranan, masa dia tidak punya senyum indah sih? Akhirnya dia mencoba menarik wajahnya untuk membentuk senyuman dan mencoba berbagai versi senyum.

Keesokan harinya di kampus, Chu Yao lagi kumat, menakut-nakuti Ja Na dengan bangkai kecoak.

Sukses menakuti Ja Na, Chu Yao punya ide licik untuk mengerjai Xing Chen juga dan memasukkan bangkai kecoak itu ke lokernya Xing Chen.

Di loker itu, dia melihat kartu nama toko komik dan poster promosi event komik yang membuatnya heran dan tak menyangka seorang putri seperti Xing Chen ternyata suka baca komik.

Di lapangan berkuda, Xing Chen merasa kesulitan gara-gara celnanya yang terlalu ketat saat hendak menaiki kudanya.

Dia langsung panik, jangan-jangan dia jadi tambah gendut sekarang. Tapi dia menolak mempercayainya, tidak mungkin dia tambah gendut. Ini pasti gara-gara salah cuci, pasti itu.

Dia mencoba menaiki kudanya lagi tapi tetap saja dia merasa kesulitan. Tepat saat itu, Ja Na lewat dan langsung menyindirnya tambah gendut. Xing Chen tentu saja menyangkalnya, sejak lahir dia tidak pernah bertambah satu kilogram pun, tahu!

Ja Na dengan santainya menyebutkan bahwa model bajunya Xing Chen itu terbuat dari bahan yang khusus untuk model langsing. Tapi sekarang jadi melar dipakai Xing Chen. Fashion itu tidak bisa bohong loh. Tapi Xing Chen terus bersikeras menyangkalnya dan menyalahkan pembantunya yang mencuci tidak benar.

Menuduh Xing Chen pembohong, Ja Na langsung menantangnya untuk menimbang berat badannya, di lokernya ada timbangan tuh.

Xing Chen menolak dengan gaya angkuhnya, kenapa juga dia menimbang berat badannya, ini kan bukan toko daging. Dia bahkan balas dendam dengan mengkritiki kaki Ja Na yang kelihatan besar.

Chu Yao tiba-tiba muncul. Awalnya dia sok-sokan membela Xing Chen sebelum akhirnya berubah menjadi sindiran tentang berat badannya.

Setelah Ja Na pergi, Chu Yao terang-terangan mengakui bahwa dia sudah mengetahui rahasia Xing Chen yang suka makan junk food sambil baca komik. Dia memperingatkan Xing Chen bahwa rahasianya ini akan aman di tangannya, hanya jika dia merasa senang.

Xing Chen terus bersikap sok cuek. Tapi begitu Chu Yao pergi, dia langsung panik sendiri. Dari mana Chu Yao mengetahui rahasianya itu. Apa Chu Yao membuntutinya? Apa Chu Yao melihatnya langsung?... atau jangan-jangan, Beruang di toko komik itu adalah Chu Yao?

Pasti dia, iya kan? tanyanya pada kudanya. Yah jelas aja dia cuma dapat jawaban manggut-manggut dari si kuda.

Xing Chen jadi semakin panik melihat jawaban si kuda. Benar-benar berpikir kalau si kuda sependapat dengannya. Dia yakin sekali pasti Chu Yao lah si Beruang itu, Chu Yao lah yang selama ini melihatnya makan junk food hingga jadi gendut. Dia harus bagaimana sekarang? tanyanya galau pada si kuda.

Bos toko komik mengerti keinginan Nian Yu yang tidak ingin pekerjaan paruh waktunya diketahui orang lain. Karena itulah dia tidak masalah kalau Nian Yu tidak datang ke event mereka di kampus.

Tapi Nian Yu menyatakan mau datang menjadi maskot mereka. Yang mengejutkannya, Nian Yu yang jarang tersenyum, tiba-tiba tersenyum lebar. Nian Yu jadi canggung dan langsung melarikan diri.

Chu Yao mendatangi event itu dan menyadari pasti toko komik inilah yang sering didatangi Xing Chen. Pikiran licik Chu Yao langsung kumat untuk mencari kelemahan Xing Chen.

Saat bertemu Zhou Wei di kelas, Xing Chen mencoba bertanya tentang apakah Chu Yao punya pekerjaan paruh waktu.

Zhou Wei malah geli mendengarnya, mana mungkin Chu Yao punya pekerjaan paruh waktu kalau keluarganya punya perusahaan sendiri.

Kalau begitu apa dia punya rahasia? Misalnya menyamar jadi teddy bear? Kalau masalah rahasia, Zhou Wei juga tak tahu. Kalau Chu Yao punya rahasia maka sudah pasti Chu Yao tidak akan memberitahunya. Xing Chen jadi berpikir, mungkin ini memang rahasia kecilnya Chu Yao.

Saat berpapasan dengan Chu Yao, Xing Chen langsung mengkonfrontasinya dan mengklaim kalau dia sudah tahu rahasianya Chu Yao.

Chu Yao langsung canggung, tapi dia berpikir kalau Xing Chen sedang membicarakan tentang kejahilannya dengan kecoa, jadi dia langsung membela diri. Itu kan cuma binatang kecil.

Jelas saja penyebutannya tentang 'binatang' itu, membuat Xing Chen jadi semakin yakin kalau Chu Yao adalah si Beruang "Kenapa kau berbuat seperti itu?" tanyanya malu-malu.

"Tentu saja karena aku ingin memberimu pelajaran. Kukasih tahu, yah. Itu adalah binatang yang kusiapkan khusus untukmu. Bagaimana? Kau suka?

"Kau ini bos perusahaan tapi malah melakukan hal-hal seperti itu. Apa kau tahu diketawai orang lain?"

Chu Yao tak terima dengan tuduhan itu, lagian Xing Chen punya bukti apa bicara seperti itu? Dia kan cuma melakukannya sekali.

Xing Chen jelas tak percaya, Chu Yao kan sudah beberapa kali melakukannya. Chu Yao menyangkalnya dengan kesal dan langsung pergi. Xing Chen jadi bingung sendiri, jadi Chu Yao memang menyamar jadi Beruang atau tidak sih?

Saat melewati event komik, Xing Chen melihat si Beruang sudah ada di sana. Masih berpikir kalau dia adalah Chu Yao, Xing Chen langsung berkhayal alay lagi. Mengkhayalkan dirinya membully Beruang Chu Yao hingga membuat Chu Yao jadi benci padanya.

Sadar dari khayalannya, Xing Chen memutuskan untuk bicara dengan Chu Yao untuk menjernihkan kesalahpahaman mereka. Tapi saat itu si Beruang tiba-tiba menghilang entah kemana.

Saat dia mencoba mencarinya, tiba-tiba dia melihat Chu Yao ada di hadapannya dan memanggilnya dengan pakaian biasa yang tadi dikenakannya. Xing Chen heran melihat Chu Yao sudah ganti baju secepat itu.

Chu Yao berkata kalau dia ingin mengatakan sesuatu pada Xing Chen. Xing Chen juga sama jadi dia menyeret Chu Yao ke lapangan berkuda, tanpa menyadari Beruang yang di carinya sebenarnya ada di belakang dan melihat mereka.

Di sana, Chu Yao langsung menyindir tajam hubungan Xing Chen dengan pria lain dan memerintahkan Xing Chen untuk minta maaf padanya.

Walaupun kesal, tapi karena dia mengira kalau Chu Yao adalah Beruangnya, Xing Chen akhirnya berusaha menahan diri dan meminta maaf dengan gaya sok imut

Tapi Chu Yao tak mau memaafkannya semudah itu dan menantang Xing Chen berkuda. Kalau dia menang satu putaran maka dia akan menjaga rahasia Xing Chen. Xing Chen menurutinya dan membiarkan Chu Yao menang, Xing Chen berpikir akan menganggap ini sebagai balas budi atas kebaikan Beruang waktu itu.

Dia memutuskan untuk menjaga rahasianya Chu Yao karena takutnya kalau Chu Yao tahu bahwa dia mengetahui rahasianya Chu Yao, takutnya Chu Yao tidak akan menolongnya lagi seperti dulu. Berpikir untuk melakukan sesuatu, dia langsung turun dari kudanya sambil pura-pura mengeluh kakinya keseleo.

Chu Yao sontak panik dan cemas. Tapi saat melihat ekspresi Xing Chen yang jelas dibuat-buat, dia langsung sadar kalau Xing Chen cuma pura-pura. Chu Yao langsung kesal dan mengancam akan membeberkan rahasia Xing Chen kalau lain kali Xing Chen membuatnya kesal lagi.

Dia langsung pergi meninggalkan Xing Chen. Xing Chen berusaha mengejarnya. Tapi saat dia bangkit, si kuda tiba-tiba mendorongnya hingga Xing Chen kena karma dan keseleo betulan. Parahnya lagi, setelah membuat Xing Chen terluka, si kuda langsung ngeloyor pergi meninggalkannya.

Dia mencoba bergerak, tapi kakinya kesakitan. Jadilah Xing Chen harus merana seorang diri di sana.

Xing Chen semakin ketakutan sampai menangis setelah beberapa lama tak ada seorang pun yang datang menolongnya. Tapi tepat saat itu, Kestaria Beruangnya datang menghampirinya.

Masih mengira dia Chu Yao, Xing Chen langsung menggerutu panjang lebar, menuduh Chu Yao tidak segera kembali kemari malah ganti kostum. Beruang Nian Yu cuma diam lalu membantu mengompres kaki Xing Chen.

"Aku tahu kau pasti akan datang menolongku. Walaupun kau terlambat, tapi aku bahagia. Terima kasih" ucap Xing Chen.

Beruang langsung bangkit untuk mengusap lembut kepala Xing Chen. Tepat saat itu si Gangster berhasil menemukan keberadaan mereka berdua dan langsung melapor ke bosnya.

Xing Chen menyandarkan kepalanya di kepala Beruang, benar-benar bahagia Beruang datang menyelamatkannya lalu bertanya... "Kau menyukaiku, kan? Kau sayang padaku, kan?... Zheng Chu Yao?"

OMO! Beruang Nian Yu terdiam kecewa.