webnovel

PUTRI ARABELLE

"Apa kamu tidak mau memeluk adikmu Bima?" Thomas yang tau tatapan Bima menuju pada arabelle bertanya dengan senyuman. "adik!" seru Bima mengalihkan pandangan pada Thomas kemudian berganti lagi pada arabelle. "Adik ku hanya Mikael,adelard dan si curut itu. Aku gak punya adik perempuan dan bunda dan mami juga gak pernah melahirkan anak perempuan." Ujar Bima dengan santai. "Jaga bicaramu Bima!" Argani memperingatkan sang putra dengan tatapan yang serius. "kenapa? memang seperti itu kenyataan nya bukan." balas Bima dengan acuh kemudian berbalik meninggalkan meja makan. "Bim...."

sanah_Caeprica · Teen
Not enough ratings
24 Chs

DUA PEMUDA

"Darimana?" sarkas Bima saat membuka pintu dan melihat arabelle.

"ini!" merentangkan tangan,menunjukkan beberapa buah strawberry yang dibawanya.

Bima akhirnya bernapas lega sejak tadi ia sangat gelisah,tidak menemukan arabelle di kamarnya. Melihat kamar arabelle yang kosong beberapa pikiran muncul dibenaknya. Bima tak ingin semua terulang lagi,ia tidak ingin jadi pengecut yang membiarkan sang adik sendirian lagi.

"hah... kakak sangat khawatir!" Bima berucap kemudian beralih memeluk arabelle.

"apa sih,kakak terlalu lebay. tapi aku suka!" kekeh arabelle hingga seulas senyuman terlihat di bibirnya,arabelle sangat senang dengan kekhawatiran Bima. Saat pertama kali sang kakak menjelaskan dan minta maaf akan kelakuan dan penolakannya,arabelle sudah sangat mengerti dengan perasaan itu. Sekarang tak ada yang perlu ditakutkan nya lagi. arabelle sudah merasa sangat bahagia saat ini.

Bima membawanya masuk ke dalam rumah,ia memanggil maid untuk membawa buah yang dibawa arabelle dan membuat jus seperti permintaan adiknya.

"kalian darimana pagi seperti ini?" pandhita terlihat bingung dengan kedua keponakannya.

"Habis panen buah mi!" ucap arabelle "mami mau kemana?"

"mami mau ke meja makan siapin sarapan,mau ikut ayok!" tanpa meminta persetujuan arabelle,pandhita sudah menggandeng tangan arabelle kemudian berjalan ke arah meja makan. Bima yang nampak diacuhkan keduanya hanya bisa pasrah,ia berjalan ke kamar untuk bersiap berangkat ke kantor.

Disana sudah ada Stella yang menyiapkan sarapan juga "selamat pagi sayang!"

"selamat pagi bunda,wahhh bunda nampak cantik hari ini!" goda arabelle

"jadi mami yang disebelahmu ini tampak jelek" sergah pandhita dengan nada bercanda.

"kalau mami luar biasa cantik" ucap arabelle sembari memeluk pandhita dengan erat.

Kini mereka semua telah berkumpul di meja makan,mereka makan dengan diam. Selesai dengan makanannya,Thomas mulai berbicara "Kakek memutuskan arabelle untuk sekolah di sekolah yang sama dengan adelio!"

"benarkah kek?" raut wajah adelio nampak bahagia,akhirnya ia punya teman wanita untuk diajak hang out bareng. adelio terlihat tidak sabar untuk satu sekolah bersama arabelle.

"jaga dia baik-baik,jangan macam-macam. Aku tau apa yang sedang kamu pikirkan adelio!" Bima nampak geram melihat antusias adelio.

"yeeeee....bilang saja anda cemburu Bima sakti....wekkkk" adelio menjulurkan lidah nya mengejek Bima.

Pletak

kepala sendok yang sudah Bima pegang sedari tadi mendarat dengan mulus di kepala adelio. Adelio meringis kesakitan memegang kepalanya,ia menoleh pada pandhita untuk meminta pembelaan namun pandhita memalingkan tatapan nya ke arah lain. Adelio beralih meminta pembelaan pada Stella akan tetapi Stella pura-pura tidak melihatnya. Akhirnya adelio merengek pada arabelle dengan menggoyang-goyang tangan arabelle dengan muka memelas berharap arabelle membelanya. Adelio kembali melirik Bima,mulai mengangkat sendok kembali. Tetapi belum sampai mendarat,adelio sudah kabur duluan.

***

Dua orang pemuda yang baru saja turun dari mobil berlari menuju rumah dengan tergesa-gesa. Dua orang itu adalah Mikael dan adelard. Mereka tidak mempedulikan Stella dan pandhita yang menyambut. Keduanya menaiki lift menuju kamar seseorang,yaitu kamar arabelle. Keduanya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan arabelle. Kini mereka sudah berada dihadapan kamar yang bertuliskan PUTRI ARABELLE.

Ceklek

Pintu kamar dibuka mereka,keduanya mengitari kesekeliling kamar tetapi tidak menemukan arabelle. Keduanya keluar kamar mencoba mencari keberadaan adik yang selama ini mereka harapkan kedatangannya. Mereka mencari ke ruang keluarga berharap mereka menemukan nya tapi tidak ada siapapun disana.

Mika turun kembali ke bawah bukan untuk mencari arabelle tapi untuk bertanya pada Stella ataupun pandhita. Adelard mengikuti kemana mika pergi.

"bunda....mami....?" teriak mika

"bunda disini sayang" ucap Stella dengan lembut.

"kalian berdua kenapa? kalau mau lomba lari jangan di dalam rumah. Noh di lapangan" pandhita terlihat kesal karena di acuhkan tadi.

"mi,bun...arabelle kemana?" tanya adelard

"oh...tadi dia bersama adelio sayang,mungkin dikamarnya"

"tidak ada Bun" pasrah adelard

"aha....mami tau mereka dimana?"

"dimana mi?" ucap keduanya

"kita akan mengadakan pesta....yeayyyyy" pandhita bersorak dengan girang. "kalian sudah menyiapkan oleh-oleh untuknya bukan?"

"maksud mami apa?" mika terlihat bingung dengan pandhita,ia ingin bertemu dengan arabelle tapi mami nya malah mengajak berpesta.

"begini,kalian bawa semua oleh-oleh ke kamarnya dan kalian tunggu dikamar. Mami akan membawa tuan putri untuk kalian,ambil beberapa popper confetti untuk mengejutkannya di dalam kamar. anggap saja kalian menyambutnya dirumah ini. bagaimana?"

"ide briliant mi" adelard mengacungkan jempolnya pada pandhita.

"baiklah,kita let's go" ucap pandhita.

***