webnovel

PUTRI ARABELLE

"Apa kamu tidak mau memeluk adikmu Bima?" Thomas yang tau tatapan Bima menuju pada arabelle bertanya dengan senyuman. "adik!" seru Bima mengalihkan pandangan pada Thomas kemudian berganti lagi pada arabelle. "Adik ku hanya Mikael,adelard dan si curut itu. Aku gak punya adik perempuan dan bunda dan mami juga gak pernah melahirkan anak perempuan." Ujar Bima dengan santai. "Jaga bicaramu Bima!" Argani memperingatkan sang putra dengan tatapan yang serius. "kenapa? memang seperti itu kenyataan nya bukan." balas Bima dengan acuh kemudian berbalik meninggalkan meja makan. "Bim...."

sanah_Caeprica · Teen
Not enough ratings
24 Chs

BERPISAH DENGAN RENDRA

[Kantor]

Bima yang sedang melakukan meeting dengan klien penting,mendapat panggilan darurat dari sekretarisnya. Awalnya tak dihiraukannya,akan tetapi panggilan tersebut terus mengganggunya. Dengan perasaan jengkel yang tak ia tunjukkan, Bima meminta izin pada kliennya untuk mengangkat telpon.

Ternyata telpon tersebut dari stella yang mengatakan bahwa arabelle tidak berada di sekolah. Stella menjelaskan secara lembut apa yang terjadi. Karena Stella tahu sifat Bima yang tidak akan mentolerir siapapun yang membuat masalah dengan keluarganya,apalagi sekarang menyangkut dengan adik perempuan satu-satunya. Stella yang tahu awal masalahnya juga tidak ingin antara sesama bersaudara terjadi pertikaian.

Bima memutuskan telpon secara sepihak kemudian berlalu pergi,ia sudah tidak ingat ada klien yang bersamanya. Bahkan sang sekretaris yang terus memanggilnya tak ia gubris. Sekretaris tersebut sangat kesal,perangai bosnya dari dulu seperti itu tak ada yang bisa mengendalikan. Sekretaris itu yang harus menggantikan Bima,untung saja rapat penting dan penanda tanganan sudah selesai. Tinggal hanya membahas masalah-masalah dan kendala serta menjamu klien tersebut.

Bima menancap gas mobilnya menuju sekolahan arabelle. Cuaca yang tidak mendukung sangat menyulitkan untuk mobil berjalan laju,karena jalanan yang licin pengaruh hujan. Bima sangat kesal bisa-bisanya saudara-saudaranya tidak menemukan arabelle sama sekali. Akan tetapi Bima juga merasa awal kesalahan ada padanya,padahal ia yang berjanji akan menjemput dan mengajak arabelle keluar. Bima merasa tidak becus menjadi seorang kakak untuk adik perempuannya. Dengan emosi dan kekhawatiran yang tinggi,Bima terus meracau tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau terjadi sesuatu dengan sang adik.

Bima melihat dua orang di halte,halte yang remang-remang membuatnya susah melihat dengan jelas. Ia melajukan mobilnya mendekati halte,Bima melihat arabelle disana yang sedang menunduk bersama seorang lelaki. Tak mempedulikan hujan yang turun,dengan tergesa-gesa ia berjalan ke halte.

Arabelle dan rendra mendongak saat suara mobil berhenti didepan mereka. Arabelle melihat Bima mendekat,ia berdiri dan berlari kecil memeluk tubuh bima saat Bima sudah dekat dengannya.

"kenapa kalian tidak mencariku,aku sangat takut kak?" isak arabelle dengan tangisan.

"maafin kakak,membiarkan mu menunggu lama!" Bima mengelus lembut pucuk kepala arabelle. Hatinya sangat sakit melihat keadaan adiknya. "apa kamu baik-baik saja,apa ada yang terluka?" Bima menangkup pipi arabelle meneliti setiap inci tubuh arabelle.

"tidak ada kak,abell baik-baik saja. Ada dia yang menolong ku dan menemaniku!" tunjuknya pada Rendra.

Rendra terlihat sinis melihat pertunjukkan di depannya. Rendra berdiri dan ingin beranjak pergi,karena ia merasa arabelle seorang anak manja sama seperti cewek-cewek lain yang ia temui. Dan ia sangat tidak menyukai sikap arabelle yang seperti itu.

"terimakasih" ucap arabelle sebelum Rendra meninggalkannya. Arabelle membuka jaket yang membungkus badannya kemudian memberikannya pada Rendra.

"aku tidak memakai barang yang sudah kuberikan pada orang lain. kalau kau tidak mau, buang saja." sarkas Rendra dengan nada sedikit sombong. Tetapi sebenarnya bukan sombong,memang sudah menjadi kebiasaan dia tidak pernah memakai barang yang sudah diberikannya pada orang lain.

"terimakasih telah membantu adik saya." Bima menutupi rasa geram akan perlakuan Rendra pada adiknya.

"it's okay,kasih dia makan dulu. Dia tidak ada makan sama sekali,takut aku akan meracuninya. Periksa juga dia nampaknya dia sakit,mukanya sudah pucat" Rendra berucap, sedikit memberi rasa simpati pada arabelle. sebelum akhirnya ia berlari meninggalkan arabelle dan Bima,tak peduli dengan hujan yang mengakibatkan ia kebasahan.

Bima kembali menangkup pipi arabelle, melihat keadaannya kemudian beralih meletakkan tangannya di kening arabelle. Bima membenarkan perkataan rendra, arabelle sedikit panas dengan muka yang pucat. Tanpa menunggu lama Bima membawa arabelle ke mobil.

Bima mau bertanya banyak pada arabelle tapi ia tidak boleh egois,ia harus membiarkan arabelle sedikit beristirahat. Bagaimana pun Bima melihat sang adik sangat lelah. Ia memberhentikan mobilnya sejenak melihat arabelle yang tertidur kemudian menurunkan jok mobil yang ditumpangi arabelle kemudian meletakkan jaket di pangkuan sang adik. Bima juga membuka jasnya menaruhnya dibadan arabelle agar arabelle tidur dengan nyaman meskipun tidak senyaman di kasur. Tak lupa ia mengecup kening sang adik sebelum akhirnya melajukan mobilnya menuju kerumah besar.

jadi tipe cewek babang Rendra gimana? akankah suatu hari mereka bertemu lagi.

Bagaimana juga dengan klien babang bima tadi?

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan membaca dengan serius.

sanah_Caepricacreators' thoughts