webnovel

PUTRI ARABELLE

"Apa kamu tidak mau memeluk adikmu Bima?" Thomas yang tau tatapan Bima menuju pada arabelle bertanya dengan senyuman. "adik!" seru Bima mengalihkan pandangan pada Thomas kemudian berganti lagi pada arabelle. "Adik ku hanya Mikael,adelard dan si curut itu. Aku gak punya adik perempuan dan bunda dan mami juga gak pernah melahirkan anak perempuan." Ujar Bima dengan santai. "Jaga bicaramu Bima!" Argani memperingatkan sang putra dengan tatapan yang serius. "kenapa? memang seperti itu kenyataan nya bukan." balas Bima dengan acuh kemudian berbalik meninggalkan meja makan. "Bim...."

sanah_Caeprica · Teen
Not enough ratings
24 Chs

AYAH

Arabell yang masih diselubungi duka merasakan kebimbangan yang luar biasa saat ia kedatangan dua orang tamu yang tak dikenalnya sama sekali mengaku sebagai ayah kandung nya. Arabell terdiam mencerna apa yang dikatakan orang di depannya itu,memperhatikan berkas2 yang dibawa oleh orang tersebut dari buku nikah sampai akta lahir dia sendiri.

Satu sisi ia menerima apa yang dikatakan mereka dan disisi lain ia menolak keras,mungkin saja kedua orang di depannya ini berniat jahat. Mereka mengaku sebagai keluarga membawa nya pergi kemudian menjualnya. ia bergidik ngeri memikirkan nasib kedepannya.

" Nak kamu kenapa?" arabell melihat pria yang lebih tua dari orang dihadapan mukanya menatap nya dengan raut wajah khawatir,kulit nya yang keriput terlihat tampak di wajahnya tapi meskipun begitu masih terlihat berwibawa. abell hanya menggeleng seakan menjawab bahwa dia tidak apa-apa.

Abell memperhatikan kedua orang berbeda generasi itu mereka sangat mirip. Jelas saja mereka mirip orang mereka ayah dan anak. Dari penampilannya abell bisa menafsirkan mereka berasal dari keluarga kelas atas. Mereka juga membalas tatapan abell dengan mata yang memancarkan kerinduan dan kebahagiaan secara bersamaan dan senyum dari pria yang lebih tua tidak pernah pudar semenjak melihat abell.

"apa kamu masih belum bisa percaya ayah dan kakek keluarga mu" ujar si pria yang lebih muda yang mengaku sebagai ayahnya. Abell hanya diam dia masih terlihat syok mengetahui jika keluarganya datang mencarinya.

ayah? kakek? apa benar mereka ayah dan kakeknya? abell tidak bisa memungkiri jika dia senang memiliki keluarga selain mama nya tapi ia juga tak ingin percaya secepat itu. Jika mereka memang keluarganya, kenapa selama ini mereka tidak pernah menemuinya?.

Abell menatap selembar kertas yang sama persis dengan yang disimpan mamanya,benar saja disana tertulis jika Argani clovis carlos adalah ayahnya. Arabell tak habis pikir kenapa mama nya menyembunyikan tentang ayahny a padanya padahal dia berhak tau disaat seperti ini keadaan nya. Apa mamanya ingin menyiksanya dengan hidup sebatang kara seperti ini pikirnya.

Tapi arabell yakin pasti ada sesuatu kenapa mamanya menyembunyikan hal tersebut. Abell yakin Argani tahu semua hal. Dia harus bertanya mengapa pria itu tidak pernah menemuinya.

Air matanya kini lolos tanpa ia bisa tahan,entah apa yang dirasakannya setelah mendengar kenyataan yang sesungguhnya. senang? sedih? atau merasa bersalah. Di usianya yang sebentar lagi menginjak 16 tahun ia tidak pernah berfikir jika fakta dirinya hadir tanpa diharapkan.

Argani memeluk arabell dengan rasa rindu,sebenarnya Argani tidak ingin mengatakan semuanya tapi arabell bersikukuh dan mengancam menolak ikut jika ia tak mengetahui semuanya. Dan akan ada saatnya nanti abell mengetahui semua meskipun ia menutupinya. Argani tidak ingin arabell mengetahuinya dari orang lain yang akan menambah kebencian nya pada diri sendiri.

"maafkan ayah mu ini nak,ayah mu ini memang orang yang egois." Argani memeluk nya sembari mengelus pucuk kepala abell.

" ayah tidak bersalah,ayah sudah melakukan yang terbaik mungkin memang jalan takdir yang sudah seperti itu" ucap abell sesenggukan dalam dekapan argani.

Biar bagaimanapun argani tetap bersalah,menghamili wanita baik disaat ia memiliki istri yang mencintai dan dicintainya. Itulah penyesalan terbesar dalam hidupnya tapi satu hal yang tak ia sesali memiliki seorang putri yang cantik dan lembut,ia ingin mempertahan kan rumah tangganya beserta putrinya tetapi keadaan yang harus melepaskan meski dia ingin. tidak ada seorang ayah yang ingin kehilangan putrinya.

~Penyesalah itu datangnya selalu di akhir agar kita memiliki waktu yang lebih untuk belajar~

~Kamu bisa bersembunyi dari kesalahanku, tapi tidak dari penyesalanku. Dan mungkin aku dapat bermain dengan dramaku tetapi tidak dengan karmanya~