webnovel

PUSARAN AIR PINTU MASUK KEHIDUPAN BAWAH

Salah satu Bolonti baru saja keluar dari rumah gubuk kecil, turun tangga, mengambil parang dan bergegas bercocok tanam dihalaman rumah. Tidak hanya sampai disitu, setelah kurang lebih 2 jam bercocok tanam, bolonti ini pun pergi ke danau, manaiki sampan, mendayung menjauh dari rumahnya yang berada di pulau dipertengahan danau ini. Ya, rumahnya berada pada pulau kecil yang dikelilingi danau. Ia hidup sendiri disini tanpa diganggu siapapun, menikmati rutinitasnya tanpa terusik kesemrautan kehidupan istana. Ia sendiri yang menginginkan ini, ia inginkan kehidupan tenang tanpa terusik oleh apapun juga. Bolonti ini pun berlabuh, mengambil umpan berupa cacing tanah, ditaburnya diatas permukaan danau. Sekolompok ikan yang berbadan dan berkepala burung namun tidak bersayap melainkan berekor dan bersirip datang mengerumuni umpan. Bolonti ini pun tanpa pikir panjang mengambil jaring dan melemparkannya kesekelompak ikan yang aneh bentuknya ini. Setelah yakin bahwa hari ini cukup mendapatkan ikan untuk memenuhi kebutuhan perutnya, bolonti yang tampak menikmati hidup ini pun pulang kerumahnya yang jauh dari keramaian. Bolonti yang merupakan anak raja ini mengasingkan diri semenjak ayahnya, raja kehidupan bawah meninggal dunia. Ia mengasingkan diri dan menyerahkan kekuasaannya pada Ratu. Bukan karena ketidakmampuannya dalam memimpin melainkan rasa sedih kehilangan orang tua yang masih menghantuinya. Bagaimana tidak? Meninggalnya Raja tidak terlepas dari kecorobohan yang dilakukannya.  Kala itu ia dan Raja berburuh di udara. Berburuh binatang seperti harimau bersayap merupakan kegemaran raja, juga salah satu olahraga yang sering dilakukan para bolonti. Selain itu, berburuh juga bagian dari ritual bolonti ketika akan diangkat menjadi pemimpin pasukan, para bolonti akan bertarung memperebutkan satu binatang harimau. Jika menang maka akan jadi pemimpin pasukan. Raja dan anaknya berburuh karena kesenangan, mereka terbang sambil memegang panah, mengejar harimau yang terbang begitu cepat. "wusshhh.... wusshhhh....", bunyi panah diudara menerjang kearah harimau. Namun harimau bisa memiringkan badan hingga panah melesat jauh. "oyintu (giliranmu)", kata Raja pada anaknya. Ia bergegas terbang mengejar harimau yang terus mengepakkan sayapnya. "wussshhhh.... wussssshh....", bunyi panah kembali menerjang harimau, namun harimau masih bisa menghindar, terbang menjauh dari Raja dan anaknya. "tafaimo (ngapain sekarang)?", tanya anaknya. "wangkaemo, kalaa namayitu (kejar, pergi ke sana)!", perintah Raja agar anaknya bergegas mengejar harimau dari arah berbeda dengannya. Raja mengejar dari belakang harimau, sementara anaknya mengejar dari arah samping kiri. Mereka berpencar, namun tidak lama berselang, harimau ternyata berbalik arah melihat anak raja. Bukannya anak raja yang mengejar harimau melainkan harimau mengejar anak raja. Sementara saat itu tidak ada pengawal untuk menjaga mereka. Melihat perilaku harimau yang mengira anak raja adalah mangsa, raja mempercepat mengepas sayapnya agar bisa lebih dekat harimau. Sementara anaknya, berpikir sebaliknya, ia berpikir jika ayahnya melakukan itu agar harimau mendekatinya dan ia bisa melepas panah lebih dekat harimau. Skenario dugaan anak raja pun sesuai. Harimau semakin mendekatinya. Pada jarak sekiranya ia perkirakan akan mengenai harimau, dilepaskannya panah. "wuussssh.... wusshhhhh...." Panah melesat menjangkau harimau, namun tanpa diduga ternyata harimau memiringkan diri sehingga panah hanya mengenai sedikit badan harimau. Panah melesat diudara hingga mengenai dada Raja. "Wadduuuuuuuuhhh", teriak Raja. Raja terjatuh berputar putar diudara hingga jatuh ke danau dekat pusaran air, tanpa sempat diambil anaknya, Raja terbawa arus pusaran hingga masuk dalam putarannya dan dalam sekejap hilang begitu saja, tanpa meninggalkan jejak.

Lamail_Ziha · Fantasy
Not enough ratings
36 Chs

WARUKA DAN KONTU

Kontu yang melihat kejadian janggal ini bergegas pergi menemui yang lainnya. Memberitahu semua yang dilihatnya bahwa ada mahluk berbeda dari mereka, namun bisa bersama 6 Okud. Baginya ini hal aneh yang pernah dilihatnya selama hidup di kehidupan bawah. "mboae menurutmua (gimana menurut kalian)?", tanya salah satu Kontu pada teman-temannya. "tokalatoworae namaitu mayi (kita pergi lihat saja disana)!", sahut salah satu kontu.

Para Kontu bergegas pergi mengabulkan rasa penasaran mereka pada cerita yang sebagian berpikir mengada-ngada ini. Mereka pernah melihat makhluk seperti ini namun hanya ada satu saja, selain itu belum pernah ada. Sesampainya dekat gua dan mengamati keadaan disana, mereka pun terheran-heran ketika melihat Waruka yang dikelilingi Okud. Mereka terkejut dan terheran-heran ada mahluk hidup yang tidak seperti ciri fisik mereka.

"Ombaelah (bagaimana bisa)?"

"nopoala ba inodia lah (dia berbeda dengan kita ya)?"

"Nomaiao na amailah (darimanakah dia berasal)?"

"owanoa borabuno Okud (diakah yang membuat Okud selama ini)",

Para Kontu mulai bertanya-tanya dan saling berbisik, tidak pernah ada dalam pikiran liar meraka bahwa ada mahluk berbeda dari diri mereka, yang tidak bersayap namun memiliki rambut.

Salah satu Kontu yang percaya pada keyakinan akan datangnya penyelamat berinisiatif berjalan mendekati Waruka. Mendengar adanya suara telapak kaki berjalan, Waruka terkejut hingga bergegas pergi. "koye kalaa (jangan pergi)!", pinta salah satu Kontu. Waruka yang telah mengerti dan memahami begitu saja bahasa yang digunakan Para Kontu setelah dia melewati pusaran air, seketika itu berhenti! Entah apa yang terjadi, tanpa diduga okud-okud berdiri mengelilingi Waruka seakan melindunginya. Waruka terkejut melihat perilaku Okud, ia tidak pernah terpikir bahwa Okud akan bersikap seperti ini padanya.

Melihat pemandangan ini, Kontu lainnya bergegas mendekati dan mengelilingi Waruka, diikuti gerakan serentak menjatuhkan lutut mereka ke tanah bersujud karena kekaguman mereka pada situasi aneh yang belum pernah terjadi semasa hidup mereka. Mereka sujud kepada Waruka karena kepercayaan mereka pada Okud. Tidak akan mungkin Okud akan berperilaku seperti ini jika Waruka bukanlah sesuatu yang penting.

Semenjak kejadian ini Waruka diperlakukan baik oleh para Kontu. "koye no pandeanea ratu (jangan sampai diketahui ratu)", bisik-bisik diantara mereka. "mboan caranoa (gimana caranya)?", tanya salah satu Kontu. "towae na kanteanko Kontu (kita bawa ke markas Kontu)", sahut salah satu diantara mereka. Menyarankan agar Waruka dan Okud-okud dibawah ke markas rahasia mereka. Namun ada sebagian yang tidak setuju karena berpikir bisa saja Waruka adalah mata-mata ratu karena hanya ratu yang memiliki banyak Okud. "notudue ratu (disuruh ratu)", kata salah satu yang mencurigai Waruka.

Kebingungan dan perdebatan pun terjadi diantara para Kontu. Sementara Waruka masih dikelilingi Okud-okud. "miina apandeanea noafai ba inodi nainia (saya tidak tahu mengapa saya ada disini)! Miinadua apandeanea amaiao naamai inodia (saya juga tidak tahu darimana saya berasal)!", Kata Waruka.

Para Kontu terkejut mendengar bahasa yang diutarakan Waruka yang mengerti bahasa kaum Bolonti. "Miinadua apandeanea noafai inodi apande bahasamiu (saya juga tidak tahu mengapa saya bisa bahasa kalian)!", lanjut Waruka mengutarakan kebingunganya selama ia berada dikehidupan bawah ini.

"nipandeaoku ba niingatiku, inodi mba Uma, Ina, ba andiku (yang saya tahu dan yang saya ingat, saya memiliki ayah, ibu dan adik-adik)!", Kata Waruka pada semua Kontu.

"neaku Waruka (Namaku Waruka)!", lanjut Waruka mengatakan bahwa hanya itu yang ia tahu dan ingat. Selain itu ia lupa pada semua yang telah terjadi pada dirinya.