webnovel

Promise to you

2025, tahun awal kehancuran dunia, di mana pulau mengapung mulai bermunculan di seluruh dunia, dan bersamaan dengan itu banyak fenomena aneh dan berbagai bencana lain mengikuti di belakangnya, jim verndarinn, seorang survivor yang telah kehilangan nyawanya saat bertarung dengan monster, menyalakan api keinginan nya yang terakhir, janji yang pernah dia buat dengan seseorang.

Winter_Enfold · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

episode 2

Langit cerah, dan awan biru, semua tampak normal, hanya hari normal biasa di hari-hari yang biasa.

Hanya saja, yang tidak norma adalah anak ini, yang berdiri membeku di dalam kelas setelah melompat dan membuat meja dan bangku nya jatuh,  saat teman di depan nya memanggilnya.

"Kenapa dengan ya?"

"Entahlah, mungkin baru saja mimpi buruk?"

Suara gumaman orang di dalam kelas terdengar walau kecil, dan orang  yang sedang di bicarakan, hanya terdiam dengan wajah aneh.

"Oi Jim!"

Suara temanya di depannya memanggilnya, dia tidak merespon.

"OI JIM!"

Dia tetap tidak merespon.

"OI JIM, APA KAU MENDENGAR KU!!"

"EH?"

Dia baru sadar setelah panggilan ketiga.

"Eh? Apa?, Ada apa?"

"Bukan malah "ADA APA"!, kau ini kenapa?, Langsung melompat setelah melihat wajahku, apa wajahku semenakutkan itu bagimu!?"

Anak laku-laki di depannya berbicara seperti senapan mesin, dengan rambut pirang dan wajah campuran antara lokal dan juga asing, dia adalah Dale Gibson, teman baiknya di sekolah.

"Eh?, Ah maaf Dale, aku hanya habis bermimpi buruk"

"Mimpi buruk?, Mimpi seburuk apa itu sampai membuatmu melompat seperti itu?"

Dale memiringkan kepalanya, tanda dirinya tida mengerti dengan apa yang Jim katakan.

"Dia mimpi katanya"

"Ah iya, dia memang sukanya tidur di kelas, jadi mungkin itu ganjarannya karena selalu tidur"

"Hihihi, mungkin kau benar"

Suara orang lain yang sedang membicarakan nya terdengar lagi, walau tidak keras, telinga Jim masih dapat menangkapnya, tapi, itu tidak penting.

Yang penting bagi Jim adalah apa yang ada di depannya saat ini.

Dale Gibson, teman yang dia anggap saudaranya sendiri, yang selalu berjuang di samping nya seperti seorang keluarga.

Orang yang sama di masa depan, yang memberinya sayap seraphim.

Dan di masa depan, dia sudah...

(Dale...?, Ada apa ini?, Kenapa Dale ada di sini?, Tidak, lebih tepatnya, kenapa aku ada di sini?, Ada apa ini sebenarnya?)

"OI JIM!"

"wa?, A-ada apa?"

"Kau ini kenapa sih?, Aku sudah tiga kali berturut-turut memanggilmu dan kau tidak mendengar nya!, Kau ini kenapa hari ini? Kau terus saja melamun dari tadi!?"

Dale membuat wajah aneh, dengan sedikit memicingkan matanya, tapi dari suaranya saja, orang dapat mendengar nada khawatir dari sana.

"Eh? T-tidak, aku hanya..."

Di saat-saat kalimat terakhir, suara Jim mengecil, membuatnya sulit untuk di dengar.

"Haaaa?, Apa?"

Dale menaruh tangannya di telinga dan mendekatkan telinganya ke arah Jim berusaha mendengar apa yang dia katakan.

"D-dale, aku...."

Lalu, untuk sesaat, Jim menundukkan wajahnya, masuk kembali dalam sebuah perenungan.

Dia tidak bergerak sama sekali, Dale di depannya, masih dengan wajah khawatir melihat temanya yang tida bergerak, lalu, tiba-tiba Jim menegakan wajahnya, dan berteriak

"Tidak, maaf Dale, aku merasa kurang sehat saat ini, aku minta maaf, tapi bisakah kau ijinkan aku ke guru, aku akan pulang lebih dulu hari ini"

Setelah menjawab seperti, Jim langsung mengambil tas nya, lalu berlari keluar tanpa melihat ke arah Dale.

"Ap-?, Kau mau pulang?, Kau sakit apa memangnya? Kalau kau sakit aku bisa mengantarmu pulang!?"

Suara dale masuk ke telinga Jim, tapi tanpa menoleh kebelakang, Jim langsung menjawab sambil berlari keluar kelas, dan dengan berlari di lorong.

"Maaf, tapi aku bisa pulang sendiri, tapi aku minta tolong saja untuk ijinkan aku ke guru ya!"

Dengan begitu, suara Jim hilang bersamaan dengan suara langkah kaki yang terus mengecil di lorong sekolah.

"O-oke..."

Dale tidak bisa berkata-kata, melihat tingkah aneh dari temanya itu, dia hanya bisa menghela nafas.

"Haaah...., Apa lagi yang terjadi dengan anak itu...?"

                               ***

"Haaah...haaah...hgaaahh..."

Dengan tergesa-gesa, Jim berlari ke arah pintu keluar sekolah, tempat yang di tuju nya adalah tempat di mana apa yang di sebut bencana pertama kali turun.

"Tubuh ini..., Sangat lemah"

Dia menggerutu seperti itu saat dia terus berlari, itu tentu saja, karena perbedaan tubuh nya selama ini, dan tubuh yang saat ini dia rasakan, itu seperti langit dan bumi, jadi, tentu saja dia belum terbiasa.

Jim terus berlari, keluar dari pintu sekolah, dan terus berlari menuju tempat yang dia tuju.

Di jalan, dia melihat ke sekeliling, langit biru indah, matahari cerah, dan masih banyak orang lalu lalang di jalan maupun di trotoar.

(Ada apa ini?, Kenapa aku ada di masa  lalu secara tiba-tiba?, Apa yang terjadi?, Apa aku di lempar ke masa lalu?)

Dia terus berpikir sambil berlari, tapi otaknya tidak dapat memproses apa yang terjadi, terlalu sedikit informasi, terlalu sedikit untuk memberi tahunya apa yang terjadi, yang dia tau hanyalah bahwa dia telah di pindahkan kembali masa ini di masa sebelum kehancuran.

tidak, atau mungkin dia bukan di pindahkan, dia hanya....

"Itu semua...hanya mimpi..."

Di saat dia menggumamkan kalimat itu, dia berhenti berlari, di dalam hati nya, dia merasa lega, jika itu semua hanya mimpi, maka semua kehilangan yang dia rasakan, itu tidak nyata, itu hanya rasa sakit dari mimpi buruk panjang yang tidak kunjung berakhir, tapi...

"Itu..."

Di sisi lain, ada dari dalam hatinya, yang merasa sakit dan ingin menangis, jika itu semua hanya mimpi, apa itu berarti, semua orang itu, semua ikatan itu, semua perasaan dirinya pada semua orang itu, apa itu hanya ilusi dalam mimpi?, Apa itu hanya delusi dirinya yang mengharapkan cinta dan ikatan yang dalam?.

"Apa aku..bermimpi?"

Apakah, semua ikatan dengan semua orang itu tidak nyata, apakah semua rasa sakit dan pengorbanan itu hanyalah kebohongan?.

(Lalu, kala begitu,apa Arne dan aku juga...)

Jim terdiam di tempat, hanya berdiri diam di sana membiarkan semua orang melawatinya.

Tapi, tiba-tiba dia mengepalkan tinjunya.

"ITU TIDAK MUNGKIN BISA DI TERIMA!!"

suara nya keras, membuatnya di dengar oleh semua orang di sekitarnya, dan mereka berhenti untuk melihat apa yang terjadi, tapi setelah melihat bahwa itu hanyalah seorang siswa SMA biasa, mereka segera kembali ke urusan mereka masing-masing.

Dan jim, dia dalam benaknya, terus berseru.

(Tidak, itu bukan mimpi!)

Ya, itu bukan mimpi

(Itu nyata!, Aku tau itu nyata!)

Benar, itu nyata

(Ikatan ku dan yang lainya, adalah ikatan paling nyata!)

Ya, itu bukanlah ilusi.

(Dan Arne dan aku...cinta ku padanya...)

Dia dan arne.

(CINTAKU PADANYA BUKANLAH SEBUAH KEBOHONGAN!)

Ya, itu adalah apa yang sebenarnya.

Jim tersenyum di tempat, tapi dia sedang menunduk, jadi tidak ada yang melihat seringainya.

"Baiklah, sekarang yang penting, aku harus ketempat itu dulu"

Dia lalu mengepalkan tinjunya, dan segera berlari ke arah yang dia tuju, ke arah di mana danau terbesar di kota berada