webnovel

Program 30 Hari Menulis NAD

Sebuah program rangkaian menulis selama 30 hari di bulan Juni 2020

Frisca_6869 · Urban
Not enough ratings
30 Chs

Cinta seorang Raja

#NAD_30HariMenulis2020

#Hari_ke_19

#NomorAbsen_144

Jumlah kata : 674 kata

Judul : Cinta Seorang Raja

Isi :

Aku adalah seorang raja. Berkuasa atas negeri yang indah. Semua orang tunduk dan hormat padaku, meski aku tahu tidak semua menyukaiku. Beberapa dari para penguasa merasa iri dan berusaha menyingkirkanku. Mungkin mereka menganggap enak menjadi penguasa tertinggi dengan gelar seorang raja. Bisa memiliki semua yang kuinginkan Mereka tidak tahu bahwa aku telah kehilangan hal terpenting yang paling aku dambakan.

Sebagai seorang raja, aku hidup seperti terpenjara. Tidak lagi bebas dan terikat oleh peraturan kerajaan. Aku bahkan tidak bisa memilih sendiri wanita yang menjadi istriku, permaisuri kerajaan ini.

Pernikahan aku dengan dia hanyalah sebuah permainan politik belaka. Tidak ada rasa di antara kami. Mungkin itulah yang membuatku memiliki banyak selir. Mereka adalah wanita pilihan dari darah biru yang berusaha memperebutkan cinta dariku, tetapi tetap aku tidak bisa menemukan cinta yang kucari dari mereka.

Hingga akhirnya, aku melihat dia. Namanya Nina. Ia adalah seorang gadis cantik dalam balutan gaun pelayan yang sederhana. Senyuman manis di wajahnya seolah telah menyihirku untuk terus menatap dia lekat. Aku sadar hatiku telah terpikat. Timbul hasrat untuk memiliki dia.

***

"Tidak bisa!" seru ibuku sambil menggelengkan kepala.

"Mana bisa seorang pelayan bersanding dengan seorang raja? Apa kau ingin menjatuhkan harga diri kerajaan yang telah dibangun leluhur dengan susah-payah?"

"Tapi, Bu, aku mencintai dia."

"Kau memiliki banyak wanita cantik dan berkelas. Apa kau tidak mencintai mereka? Kalau begitu, kau bisa mencari putri seorang pejabat atau menteri. Mereka yang berdarah biru lebih cocok untukmu daripada seorang pelayan yang bahkan tidak jelas asal-usulnya."

Kuputuskan mengabaikan perkataan ibu. Kali ini ingin kuturuti hati untuk mendapatkan cinta. Ternyata para menteri juga menentang. Seorang raja yang berkuasa bahkan tidak bisa memilih sendiri gadis yang dia cintai. Akan tetapi, aku tidak mau menyerah. Berkeras hati untuk memiliki Nina.

"Tidak ada yang akan menyetujui tindakanmu. Apa kau sudah tidak waras? Pelayan itu mungkin telah mengguna-guna hingga kau tergila-gila padanya!" tuduh ibuku.

Aku tidak peduli dengan perkataannya. Untuk pertama kali, aku melanggar semua aturan yang dibuat untuk mendapatkan cinta yang kudamba.

***

Kutemui Nina dan menyatakan hasrat hati padanya. Ia tampak terkejut dan tidak menyangka. Gadis manis yang telah menumbuhkan cinta dalam hatiku itu terlihat seperti ingin menolak.

"Hamba tidak sepadan dengan Yang Mulia. Mana mungkin hamba bisa bersama dengan Yang Mulia?" ucapnya sambil membungkuk hormat. Penolakan dia tidak membuatku menyerah. Terus saja kutemui dia. Kuberikan hadiah-hadiah mahal untuknya. Akan tetapi, hatinya seolah tidak tergoyahkan.

Aku bertanya-tanya. Apa yang harus kulakukan untuk mendapatkan dia? Sebagai seorang raja yang berkuasa, aku justru tidak bisa memiliki hati seorang gadis yang kucintai.

***

Aku kembali menemui Nina. Ini adalah yang kesekian kalinya. Akan tetapi, aku hanya melihat dia tergeletak di kediamannya dengan tubuh berlumur darah. Sebuah pedang tertancap menembus jantungnya. Degup jantungku seolah berhenti berdetak saat itu juga. Hati dan pikiranku seolah kosong. Aku tahu persis siapa yang tega melakukan ini.

"Dia sudah tiada. Kuharap kau bisa melupakan dia. Jika kau masih menginginkan seorang gadis, Ibu akan mencarikan untukmu. Tentu seorang yang jauh lebih cantik dan berasal dari keturunan bangsawan," ujar ibuku.

Aku menggeleng. Air mata yang berlinang jatuh membasahi wajah tanpa bisa kutahan lagi.

"Ibu," ucapku pelan sambil menatap wanita yang melahirkanku itu. Wajah anggun dengan rambut kelabu yang tertata rapi.

"Ibu telah mengambil apa yang paling berarti untukku. Ibu telah mengambil hal terindah yang baru pertama kali kurasakan dalam hidupku. Kini kehidupan terasa kosong dan hampa. Lalu untuk apa kulanjutkan kehidupan yang seperti ini?" ucapku sambil menghunus belati yang selalu kubawa dan dengan cepat menancapkan pada dadaku.

Jeritan histeris ibuku terdengar memekakkan telinga saat menghampiri diriku yang meregang nyawa dengan darah segar yang terus mengalir keluar. Ibu, mengapa kau tidak paham, meski aku adalah seorang raja, aku tidak bisa hidup tanpa orang yang kucintai?

Kupejamkan mata dan menghela napas sambil tersenyum lega. Kulihat sosok Nina tersenyum padaku sambil merentangkan tangan seolah menyambut diriku. Akhirnya aku bisa merasakan kebebasan yang sesungguhnya tanpa lagi terbebani status sebagai seorang raja. Mungkin jika ada saat aku kembali ke dunia fana ini, aku tidak ingin lagi menjadi seorang raja. Aku hanya ingin menjadi manusia biasa yang bebas untuk mencintai siapa pun yang bernaung dalam hati.

Tamat