webnovel

04. Penyelundupan makan siang

"Sasa tunggu." panggil Aily yang masih sibuk merapihkan buku-bukunya ke dalam tas miliknya sebelum menyusul Salsa menuju kantin sekolah.

Memang benar namanya Salsa, hanya saja Aily sudah terbiasa memanggilnya dengan sebutan Sasa karena lebih mudah saja katanya, kadang untuk menyebutkan nama yang sedikit rumit lidahnya jadi tersandung-sandung. Apalagi saat memanggilnya Sasa, Aily jadi teringat akan sebuah nama brand makanan.

Dengan buru-buru Aily menyusul temannya sembari tangannya berusan merapikan tas yang bahkan belum sempat ia tutup kancingnya. "Aduuh Kenapa dia jalannya cepat sekali." ujar nya sambil berjinjit-jinjit mengintip Sasa yang mungkin sudah jauh dari tempat nya terjebak diantara teman-teman kelas yang berdesakan ingin segera keluar dari kelas sama seperti dirinya.

Karena merasa akan sia-sia berteriak memanggil Sasa diantara ratusan orang di sana, lebih baik Aily menghemat energi dan suaranya untuk karaoke di kamar mandi nanti sepulang dari kampus.

Saat berjalan sendiri menuju kantin, ia bertanya-tanya apakah Sasa sudah sampai di kantin atau mampir dulu ke tempat lain. Memang kalau punya teman tidak setia itu seperti ini, lagi-lagi Aily di tinggal sendiri. Padahal sama-sama memiliki dua kaki dan panjang tubuh mereka berdua juga tidak beda jauh meskipun sedikit lebih tinggi Sasa, tapi jalannya selalu cepat seperti naik bis saja.

Sembari mendumal dalam perjalanannya menuju kantin, Aily mendapati seorang senior tampan yang ia sukai. Bukan suka, lebih ke arah ngefans atau kagum. Karena selain wajahnya yang tampan, senior itu juga memiliki otak yang tampan karena nilai-nilai nya selalu mendekati kata sempurna.

Tubuh nya yang atletis alias pelukable membuat Aily terkadang membayangkan betapa nyaman nya jika bisa bersandar di dada bidangnya. Apalagi dimple alias lesung pipit di kedua pipinya yang saat tersenyum bisa menggemparkan seluruh isi kampus, tidak separah itu juga sih intinya dimple yang ia punya sangatlah manis.

"Ah sudah-sudahh, aku selalu menghayal yang tidak-tidak." ucap Aily seraya menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian berjalan ke arah bu kantin yang biasa menyiapkan makan siangnya saat di kampus.

Baru saja ia berdiri di depan lemari kaca yang memperlihatkan menu makanan siang ini, tapi lidahnya sudah mengeluarkan saliva yang sudah tidak sabar untuk mengecap betapa lezatnya ayam yang sudah melambai-lambai kan sayapnya pada perut Aily, dalam bayangan Aily tentunya.

"Siang bu Fara.. Siang ini apa menu makanan nya?" sapa Aily pada bu Fara yang sedang bertugas membagikan makanan pada anak-anak lain disana.

Sistem kantin disini memang patut di acungi jempol, semua mahasiswa tidak perlu membayar saat akan makan di kantin karena biaya makanan yang di sediakan telah di masukkan ke dalam uang spp bulanan pada masing-masing siswa.

Misalkan mereka tidak selalu mampir dan mengambil jatah makan siangnya di kantin maka biayanya akan di sesuaikan saat waktu pembayaran nanti. Jadi tidak perlu khawatir bagi anak-anak yang mau menghemat juga bagi anak-anak yang kurang gizi karena jarang makan siang dan lebih suka menghabiskan waktunya dengan mengghibah bersama teman-temannya di tempat lain selain kantin.

"Ayam lada hitam nak Aily, kau terlihat cantik seperti biasanya ya." jawab bu Fara yang kemudian memuji Aily saat gadis itu mengambil jatah makannya.

"Haha, bu Fara bisa saja. Itu ngomong-ngomong apa porsi milikku tidak bisa di tambah sedikit saja bu?" tanya Aily sembari membuat jari jempol dan jari telunjuknya hampir bertautan karena memperagakan kata sedikit yang ia ucapkan.

Bu Fara tertawa melihat itu hingga hatinya terketuk untuk menyetujui rayuan dari siswi cantik seperti Aily. "Baiklah sedikit saja. Jangan bilang-bilang dan cepat habiskan agar tidak ketahuan orang lain." ujar bu Fara sembari berbisik yang sebenarnya sia-sia karena seorang pria yang mengantri tepat di belakang Aily menyaksikan semuanya.

Untungnya pria itu terlihat tidak mempermasalahkan perihal penyelundupan tambahan lauk yang akan Aily dapatkan, melihat itu Aily jadi tertawa canggung karena tertangkap basah melakukan kecurangan.

"Hehe anggap saja kau tidak melihat hal ini ya, kalau mau aku bisa meminta bu Fara untuk menambah porsi laukmu juga, bagaimana?" tanya Aily yang merasa tidak enak dengan suara pelan agar Kecurangan nya tidak ketahuan oleh lebih banyak orang lagi.

Tapi pria itu menggeleng dengan wajah sedikit memerah menahan tawa karena melihat tingkah gadis lucu di depannya itu, ia baru kali pertama menemui kasus seperti ini, seorang gadis yang korupsi lauk tambahan lalu ketika terpergok oleh nya ia malah menawarkan lauk tambahan juga padanya.

Aily jadi malu sendiri melihat pria di depannya tidak terlihat goyah dengan penawaran yang ia berikan. "Maaf aku duluan ya, semoga kau benar-benar tidak bermulut ember. Sampai jumpa." ucap Aily sembari melambaikan tangan keci nya, ia berharap tidak akan bertemu lagi dengan pria itu. Ini sungguh memalukan baginya.

Setelah selesai mendapatkan makan siangnya, Aily mengedarkan pandangannya ke sekitar mencari bangku kosong dan juga nyaman untuk ia tempati, mungkin saja saat melihat dengan lebih teliti ia akan menemukan Sasa yang tadi lebih dulu meninggalkannya di deretan siswa-siswi lainnya.

"Ughh menyebalkan, lain kali aku yang akan meninggalkannya lebih dulu." ujar Aily mencak-mencak sendiri. Tanpa sadar ia sudah berada di depan meja kosong yang bisa ia gunakan sebagai tempat menyantap makanannya.

Terpaksa siang ini ia akan makan siang sendirian.

Anehnya, Aily tidak ingat bahwa ia memiliki ponsel yang bisa di gunakan untuk menanyakan keberadaan Sasa saat ini. Ia benar-benar tidak ingat akan ponselnya.

Saat sudah duduk dengan tenang, maka kini saatnya ia makan. Ia sebenarnya sudah tidak sabar untuk segera menyicicipi menu masakan chef yang biasa memasak untuk pelajar disini. Baru saja satu suapan akan masuk ke dalam mulut Aily bahkan ia sudah membuka mulutnya dengan lebar dan tinggal memasukkan sendoknya saja ke dalam mulut maka lidahnya sudah bisa di manjakan dengan makanan lezat itu.

Tapi sayangnya ada sesuatu yang membuatnya menahan diri untuk tidak jadi memasukkan makanan ke dalam mulutnya, seorang pria yang ia pernah tau sekarang tengah berjalan mendekat kearahnya. Dan sekarang pria itu berhenti tepat di samping ia duduk.

"Boleh aku duduk disini?" tanya pria itu pada Aily.

Itu adalah pria yang tadi memergokinya tengah meminta lauk tambahan pada bu kantin, baru saja mereka berpisah tapi malah bertemu lagi disini. Padahal Aera berharap tidak akan bertatap muka lagi dengan pria ini, karena ia masih menyimpan rasa malunya atas kejadian tadi.

Dengan perasaan campur aduk Aily mengangguk membolehkan, ia tidak yakin dengan tindakannya sendiri padahal jelas-jelas ia tidak nyaman bahwa pria itu akan duduk berdua berhadap-hadapan dengannya.

Padahal Aily juga bisa langsung menolak saja, ia tidak begitu peduli dengan rasa tidak enakan nya. Lagi pula ia juga tidak benar-benar mengenal pria ini, namanya saja ia tidak tau.

Oh tunggu, Aily menyipitkan kedua matanya dan berkata "Kau berada di kelas yang sama denganku ya? sepertinya aku pernah melihat mu sebelum kejadian di depan prasmanan tadi." ujar Aily pada pria misterius itu, ia sangat yakin bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya.