webnovel

03. Calon kekasih untuk Aily

Aily sibuk dengan gambarannya di buku tulis bagian belakang miliknya, menggambar dengan sepenuh hati hingga tak dengar saat Salsa mengajaknya bicara.

"Sudah di tulis? jangan lupa besok ada kuis di pelajaran kewarganegaraan, kau harus belajar mengerti?" tanya Salsa tanpa menghadap ke orang di sebelahnya karena ia juga sedang sibuk menulis catatan di bukunya. Tapi karena tidak mendapat balasan dari Aily ia jadi curiga temannya itu tidak mendengarkan nya sedari tadi ia bicara.

"Ay!!" panggil Salsa dengan suara pelan namun tegas yang sukses mengagetkan Aily.

"Astaga aku bicara panjang lebar tak ada satupun yang kau dengarkan? aku menyuruhmu menulis catatan tadi juga tidak kau lakukan?" Salsa tak bisa menahan dirinya lagi, ia memukul punggung Aily dengan kuat. Biar saja gadis itu teriak dan mendapat hukuman karena ramai di pelajaran guru galak.

"A ahh!!" hampir saja Aily kelepasan, untung saja ia bisa mengendalikan diri agar tidak berteriak dengan keras karena mendapat pukulan dahsyat dari Salsa. "Apa sih sal?"

"Terserah kau saja Ay, aku ingin cari teman baru saja." ucapnya sarkas dan membuang pandangannya dari Aily, temannya itu sudah benar-benar tak tertolong lagi, ia harus menemukan teman lain setelah ini, jika tidak bisa-bisa ia jadi semakin terlihat tua setiap harinya karena terus marah-marah seperti ini.

"Iya iya maaf sal, jangan marah ya. Aku akan melakukan apapun yang kau suruh sekarang." Aily mengintip ke wajah Salsa yang sedang menatap lekat buku catatannya, tangannya ia letakkan di jidat seperti isyarat hormat pada komandan.

Salsa mendecih tidak percaya, "Sudah terlambat, tak ada lagi kesempatan untuk mu." Salsa melambaikan tangannya pada Aera lebih seperti isyarat mengusir.

Dan terjadi lagi.. sudah ke sekian kali Aily ingin dibuang oleh Salsa, tapi ia tak pernah benar-benar sedih karena tau Salsa tidak bersungguh-sungguh saat mengatakannya. Buktinya setiap habis memutuskan hubungan pertemanan mereka, lima belas menit kemudian Salsa lupa bahwa mereka telah putus hubungan dengan mengajaknya bercanda lagi.

"Sebenarnya memang tak ada yang ingin berteman denganmu atau kau yang tidak ingin berteman dengan mereka? kenapa kau hanya berteman denganku saja?!!"

Biasanya Salsa akan bertanya seperti itu dengan segala keputus-asaan nya. Tak kalah menusuk Aily kemudian menjawab, "Kau juga sama, kenapa temanmu hanya aku saja?"

DUARR..

Memang salahnya bertanya seperti itu, Salsa tak sadar diri bahwa dirinya juga tak punya teman lain selain Aily. Ini takdir atau bagaimana, kenapa mereka berdua seperti terikat satu sama lain hingga tak membutuhkan teman lain.

"Kalau begitu cari pacar sana, aku tidak ingin kau menempel padaku terus. Dasar menyusahkan." ucap Salsa santai, ia jadi keterusan membahas pertemanan mereka tepat setelah kelas selesai dan dosen telah keluar dari dalam kelas.

Menyusahkan? hahaha sedikit sakit mendengarnya, meskipun kenyataannya Aily juga sadar bahwa dirinya memang sering menyusahkan temannya itu.

"Ba-baiklah." timpal Aily dengan senyuman haru yang terselip di bibirnya karena niat baik temannya itu yang sebenarnya tidak benar-benar baik.

Setelah beberapa detik kemudian Salsa menarik pundak Aera untuk mendekat padanya. "Aku punya beberapa rekomendasi yang bisa ku kenalkan padamu." ucapnya sembari membuka isi galeri dan menyecroll banyak foto disana hingga satu foto menghentikan tangannya.

Aily tidak tau apa yang di maksud dengan rekomendasi, tapi setelah ahirnya Salsa membuka satu foto seorang pria dengan rambut cepak dan terlihat sedikit kumal, Aily jadi tau seperti apa gambaran dari daftar rekomendasi yang akan ditujukan untuk nya.

"Kau bercanda?" tak ingin menganggap tindakan Salsa serius ia mengalihkan pandangannya dari ponsel Salsa, melihat fotonya saja sudah membuatnya ngeri. Lebih ngeri lagi karena Aily merasa seperti akan di jual oleh temannya sendiri.

"Ck sudah dengarkan dulu, ini namanya Ryan anak kelas 12 IPA dari SMA kita. Bagaimana bukankah keren kalau kau bisa berkencan dengan anak jurusan IPA? tanya Salsa serius, ia terlihat sangat mendalami peran nya dalam menjual temannya.

Aily hanya bisa tertawa geli karena ternyata Salsa benar-benar memiliki persiapan sematang ini untuk mencarikan nya kekasih, setelah Ryan dari jurusan IPA tadi masih ada Ryan-Ryan lainnya yang sama sekali tidak ada yang menarik di mata Aily.

"Sini kubisiki." Aily menarik pelan kepala Salsa agar mendekatkan telinganya padanya.

"Setidaknya siapkan calon yang sedikit lebih keren, aku sama sekali tidak tertarik dengan salah satu dari mereka. Ambil saja semuanya sendiri, aku tidak doyan." lalu perlahan Aera mengembalikan posisi kepala Salsa kembali seperti saat sebelum ia bisiki tadi, dengan senyuman penuh ketulusan dalam setiap kalimat nya.

"Haha maksudmu kau pantas mendapatkan pria diatas rata-rata?" tanya Salsa menahan tawanya dengan tangan tertutup di depan mulut.

Pertanyaan macam apa itu, jadi Aily ini termasuk gadis yang tidak pantas mendapatkan pria yang lebih keren dari mereka tadi? Hah, apakah Salsa lupa banyak pria yang mengantri untuk menunggu cintanya.

"Aku tau kau akan membahas pria-pria yang berjejer manis di belakang mu, tapi asal kau tau memiliki kekasih tampan dan keren itu susah-susah senang."

"Akan ada banyak rintangannya karena pasti kalau dapat kekasih tampan akan ada banyak gadis yang mengantri padanya, begitu juga pria yang keren. Pokoknya kau hanya perlu kekasih yang hanya tulus memikirkan mu saja tanpa ada hal lain yang bisa mengalihkan."

"Kau pasti benar-benar ingin memutuskan pertemanan denganku ya, lebih baik hubungan kita berhenti disini saja Sal. Aku menyerah." Aily mengangkat kedua tangannya karena percuma meladeni keinginan aneh temannya, setidaknya coba carikan yang lebih tampan atau menyuruhnya untuk menerima cinta dari beberapa pria yang pernah mengungkapkan perasaannya pada dirinya, ia yakin pria-pria itu lebih baik dan lebih terselamatkan dari kekumalan di bandingkan dengan list pria yang Salsa tunjukkan padanya tadi.

"Kau tau kan aku ingin serius sekolah dulu dan tidak mau berurusan dengan yang namanya pria?" susulnya memberi peringatan paling jelas bahwa ia menolak untuk di jodoh-jodohkan.

"Serius sekolah gundulmu! kalau mau serius jangan hanya tidur dan mencoret-coret buku bagian belakang mu saja Ay, ku pukul lagi kau ya!?" emosi Salsa meledak setelah mendengar alasan konyol dari temannya.

"Sst itu namanya seni, kau tau gambaran ku tidak buruk-buruk amat!?" ucap Aily yang masih bisa mengelak di tengah-tengah omelan temannya.

Sudahlah Salsa juga ingin menyerah rasanya, tak ada pilihan lain selain membiarkan gadis itu terus single dan hanya bergantung padanya. Memang nasibnya sudah diatur begini adanya, ini tandanya ia harus terus bersabar menghadapi kecerobohan, kelemotan, dan banyak hal menghebohkan lainnya yang di sebabkan oleh Aily.

"Yasudah kalau begitu cari sendiri saja sana, aku tidak akan mencarikan untukmu lagi." ucap Salsa pada ahirnya, lalu membereskan semua barang-barangnya di meja untuk keluar mencari makan.