webnovel

episode 4

Keesokan harinya..

Pak ustaz ubUbaidillah memberitahu Fitroh seminggu lagi dia akan menikah dengan Aisyah, Fitroh pun menolaknya dengan alasan masih ingin melanjutkan kuliah dan ingin kerja dan belum memikirkan soal pernikahan.

Di rumah pak ustaz Ubaidillah,

Di ruang tamu..

"Mah.."

"Iya yah.."

"Fitroh mana?", tanya pak ustaz Ubaidillah.

"Gak tau yah, dari tadi mama belum lihat Fitroh", jawab bu ustazah Rohayati.

"Ndri, Indri.."

"Muhun ayah, aya naon?"

(Iya ayah, ada apa?), tanya teh Indri.

"Ayah nyuhunkeun tulung, tulung anjeun carikan Fitroh"

(Ayah minta tolong, tolong kamu carikan Fitroh)

"Muhun yah"

(Iya yah)

"Antos ngomong na di piwarang ka bumi di saur rama kitu nya teh.."

(Nanti bilang nya di suruh ke rumah di panggil ayah gitu ya teh..)

"Heueuh mah, Indri permios nya, assalamu'alaikum

(Iya mah, Indri pamit ya, assalamu'alaikum)

Di depan kelas Titah..

"Duh, Titah kok lama banget ya.."

"Akhirnya selesai juga pelajaran hari ini, Emm si Kamil ngapain di depan kelas?, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam calon bini.."

"Haa.."

"Hehe.."

"Kamu bawa apaan?", tanya Titah.

"Gitar..", jawab Kamil.

"Oh..", seru Titah.

"Yuk..", ajak Kamil.

"Yuk, ke taman kan?", tanya Titah lagi.

"Enggak..", jawab Kamil lagi.

"Terus kemana?", tanya Titah lagi.

"Ketempat yang kemarin lagi", jawab Kamil lagi.

"A.."

"Apaan?", tanya Fitroh.

"Itu si Kamil dan Titah", jawab Rivan.

"Iya, ya.."

"Yuk..", ajak Titah.

"Mau gak?", tanya Kamil.

"Emm, duh a Fitroh dan mas Rivan, yuk..", Titah mengandeng tangan Kamil dan pergi dari hadapan Rivan dan Fitroh.

"Kalau mau bilang dong sayang.."

"Kok Kamil dan Titah kabur sih a.., yeh malah mainan hp, di ajak ngomong juga, a.."

"Naon Van?"

(Apa Van?), tanya Fitroh lagi.

"Kamil lan Titah kabur a"

(Kamil dan Titah kabur a..), jawab Rivan lagi.

"Nya Atos Lamun kitu urang kejar yuk"

(Ya sudah kalau gitu kita kejar yuk)

"Ya sudah yuk.."

Di depan pesantren darussalam..

"Kunci motor nya mana?", tanya Titah.

"Untuk apa?", tanya Kamil juga.

"Sudah mana, buruan..", jawab Titah.

"Haa.."

"Duh a Fitroh dan mas Rivan lagi", kata Titah dalam hati.

"Kamu lihat apa sih?", tanya Kamil dengan heran.

"Sudah mana kuncinya?", tanya Titah lagi.

"Ini..", Kamil memberikan kunci motor nya pada Titah.

"Yuk naik, buruan.."

"Iya, oh pantes dia minta kunci motorku taunya ada, Eeh.."

"Mang Asep.."

"Muhun neng"

(Iya neng)

"Bobor pintu na atuh"

(Buka pintunya dong)

"Muhun den.."

(Iya den..)

"Assalamu'alaikum mang.."

"Wa'alaikumussalam den.."

Di perempatan jalan..

"Eeh.., pelan dong sayang"

"A Fitroh dan mas Rivan ngejar kita gak?", tanya Titah.

"Sebentar aa lihat dulu ya", jawab Kamil.

"Cepat.."

"Iya.."

"Gimana?", tanya Titah lagi.

"Aman.., Eeh.., kamu kalau mau ngerem bilang dong sayang", jawab Kamil lagi.

"Iya maaf, sudah aman kan sekarang kamu turun"

"Haa, turun?", tanya Kamil dengan heran lagi.

"Iya turun..", jawab Titah.

"Iya deh, sudah sayang, terus?", tanya Kamil lagi.

"Kamu ya yang nyetir sekarang", jawab Titah lagi.

"Oke..", seru Kamil.

"Sudah..", sambung Titah.

"Yakin, perasaan kamu saja kali yang sudah tapi aa Kamil belum ah sayang..", Kamil memberi kode agar Titah memeluknya.

"Iya deh, sudah kan?", tanya Titah tau apa maksud Kamil.

"Sudah sayang ku..", jawab Kamil.

"Ya sudah cepat dong jalannya"

"Oke.."

Di Curug Cirajeg..

"Sini dong duduknya jangan jauh-jauh dari aa nya, eh salah jantan nya maksudnya hehe.."

"Iya deh.., oh ya mil pernikahan a Fitroh tinggal menghitung hari kan?", tanya Titah.

"Iya sayang ku, terus?", tanya Kamil juga setelah menjawab pertanyaan dari Titah.

"Kita kapan?", Titah tersenyum malu saat bertanya pada Kamil.

"Oh jadi sudah gak sabar nih?", Kamil tersenyum malu seperti Titah.

"Ah udah kita nikmati hari ini disini ya.."

"Oke.."

Di rumah pak ustaz Ubaidillah,

Di ruang tamu lagi..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Kata teh Indri, ayah panggil Fitroh ada apa ya yah?", tanya Fitroh.

"Diuk baheula anjeun, aya yang hayang ayah bicarakan"

(Duduk dulu kamu, ada yang mau ayah bicarakan), jawab pak ustaz Ubaidillah.

"Soal apa yah?", tanya Fitroh lagi.

"Soal pernikahan", jawab pak ustaz Ubaidillah lagi.

"Oh pernikahan, pernikahan siapa yah?", tanya Fitroh lagi.

"Pernikahan anjeun sareng Aisyah, lalu selanjut nya pernikahan Kamil sareng Titah"

(Pernikahan kamu dengan Aisyah, lalu selanjut nya pernikahan Kamil dengan Titah), jawab pak ustaz Ubaidillah lagi.

"Oh pernikahan aku dengan Aisyah, apa!!", Fitroh terkejut mendengar dirinya akan segera menikah dengan Aisyah.

"Iya troh, kenapa?", tanya pak ustaz Ubaidillah.

"Gak mau, yah aku masih mau kuliah, aku juga ingin kerja, dan aku juga belum memikirkan soal pernikahan", jawab Fitroh.

"Tapi troh tanggal pernikahan kamu dengan Aisyah sudah di tentukan oleh abah mu dan juga ayah mu, dan di setujui oleh ayah Aisyah"

"أبي لا يريد ذلك ، في الأساس ما زالت فطرة لا تريد الإشارة ، ألغى الجد والأبي زواجي من عائشة"

(Tidak mau ayah, pokok nya Fitroh tetap tidak mau titik, abah dan ayah batalkan saja pernikahan saya dengan Aisyah)

Kamil dan Titah pun kembali ke pesantren darussalam, sesampai nya di pesantren darussalam Rivan bertanya pada Kamil, soal Kamil yang lari dengan Titah, saat Rivan dan Fitroh, kakaknya Kamil menghampiri Kamil di depan kelas Titah hari ini.

Di Curug Cirajeg lagi..

"Sudah sore"

"Iya sudah sore, pulang yuk"

"Hayuk.."

Di pesantren darussalam,

Di depan pesantren darussalam..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Bobor gancang mang.."

(Buka cepat mang..)

"Muhun den kasep, neng geulis"

(Iya den ganteng, neng cantik)

"Haturnuhun mang, atos di bukain pintu na"

(Terimakasih mang, sudah di bukain pintu nya)

"Muhun duanana neng geulis"

(Iya sama-sama neng cantik)

"Mil aku langsung ke kamar ya"

"Iya hati-hati ya sayang"

"Iya, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Di kamar santriwan..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Aa mana van?", tanya Kamil.

"Aa di rumah pak ustaz Ubaidillah, ayah lu", jawab Rivan.

"Oh, bilang saja di rumah kenapa.."

"Eh mil.."

"Iya kenapa?", tanya Kamil lagi.

"Tadi gue sama aa panggil-panggil elu, kok elu malah lari sih sama Titah, kenapa?", tanya Rivan lagi.

"Oh itu, biasalah kalau orang sedang di mabuk cinta itu kaya gimana, emang nya elu kaga pernah ngalamin apa?", tanya Kamil lagi.

"Pernah sih..", jawab Rivan lagi.

"Kaya gimana rasanya?", tanya Kamil lagi.

"Rasanya tuh pengen berduaan terus dan rasanya tuh dag, dig, dug juga", jawab Rivan lagi.

"Kenceng gak?", tanya Kamil lagi.

"Ih bukannya kenceng lagi mil, tapi kenceng banget hehe..", jawab Rivan lagi sambil tertawa.

"Nah.."

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Wa'alaikumussalam, mil.."

"Emm, apa?", tanya Kamil lagi.

"Kakak lu ngapa?", tanya Rivan juga.

"Mana gue tau", jawab Kamil.

"Tanya yuk"

"Yuk.."

"A.."

"Naon Van, mil?"

(Apa Van, mil?), tanya Fitroh.

"Aa kenopo sih, datang-datang cemberut kaya ngono?"

(Aa kenapa sih, datang-datang cemberut kaya gitu?), tanya Rivan juga.

"Anjeun ngomong naon aa teu ngerti?"

(Kamu ngomong apa, Aa gak ngerti?), tanya Fitroh lagi.

"Benar tuh van, apa kata aa", kata Kamil.

"Ya udah bahasa Indonesia saja deh, Aa kenapa datang-datang kok cemberut?", tanya Rivan lagi.

"Oh itu, aa kesal", jawab Fitroh.

"Kesal kenapa?", tanya Kamil.

"Masa aa di suruh nikah sama ayah minggu depan sedangkan aa saja masih mau nerusin kuliah dan masih pengen kerja juga mil, van", jawab Fitroh.

"Oh..", seru Rivan dan Kamil.

"Iya..", sambung Fitroh.

"Tapi.."

"Menurut hemat saya.."

"Emm sstm nya keluar"

"Kok sstm sih a?", tanya Rivan.

"Iya itu kan cerita sebelah", kata Kamil.

"Oh yang Kamil jadi tuan papi itu ya a?", tanya Rivan lagi.

"Iya dan yang takut sama mertuanya juga", jawab Fitroh lagi.

"Oh.."

"Sudah, sudah jangan di terusin"

"Emang kenapa mil?", tanya Rivan.

"Titah, sini.."

"Iya.."

"Nanti honor kita di potong sama penulisnya lagi.."

"Oh emangnya penulisnya siapa mil?", tanya Rivan lagi.

"Gak lihat yang disini siapa?", tanya Fitroh juga.

"Titah..", jawab Rivan.

"Iya benar, mil.., Emm Aa panggil Titah kesini buat kasih tau ke Rivan siapa penulisnya malah berdua-duaan kaya gitu"

"Kesempatan itu mah a.."

"Haha, Stttsss diam lagi enak berdua-duaan sama calon bini gue juga, ya gak sayang hehe.."

"Iya, sudah di lanjutkan ke cerita saja ya berdua-duaan nya"

"Iya deh, ati-ati ya sayang muah.."

"Haiya, Kamil..", keluh Fitroh dan Rivan.

"Mulai lagi, sudah hayuk balik lagi ke cerita"

"Yuk.."

"Oke.."

"Jadi gimana a?", tanya Rivan lagi.

"Ya aa tolak lah", jawab Fitroh lagi.

"Haa, jangan-jangan aa Fitroh suka juga sama Titah, berarti aku sama kakak ku saingan dong", kata Kamil dalam hati.

"Mil, elu ngapa?", tanya Rivan lagi.

"Gak apa-apa, gue mau ke rumah deh, assalamu'alaikum", jawab Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Rivan dan Fitroh menjawab salam dari Kamil.

Kamil langsung whatsapp Titah, tapi sayang Titah tidak membalas whatsapp dari Kamil, Titah pun menemui Kamil dan meminta maaf karena tidak whatsapp dari Kamil, dan menjelaskan mengapa Titah tidak membalas whatsapp Kamil, Kamil pun pura-pura saja ngambek.

Di rumah pak ustaz Ubaidillah lagi,

Di ruang tengah..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Yah kumaha eta si aa?"

(Yah gimana itu si aa?), tanya Kamil.

"Aa nolak di jodohkan oleh Aisyah mil, anjeun anu sabar nya, anjeun jeung Titah di tunda baheula gak apa-apa pan, tepi aa mu menikah nya?"

(Aa nolak di jodohkan oleh Aisyah mil, kamu yang sabar ya, kamu dan Titah di tunda dulu gak apa-apa kan, sampai Aa mu menikah?), tanya pak ustaz Ubaidillah juga setelah menjawab pertanyaan dari Kamil.

"Muhun yah, teu nanaon"

(Iya yah, Tidak apa-apa), jawab Kamil.

"Ya atos.."

(Ya sudah..)

"Iya.."

Percakapan Kamil dan Titah lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum sayang, kamu lagi apa aku mau curhat nih.."

Masih di ruang tengah..

"Du uuuh.. Titah kok lama sekali ya balasnya", keluh Kamil yang menunggu bahasan chat dari Titah.

Di dapur pesantren darussalam..

"Assalamu'alaikum bi.."

"Wa'alaikumussalam neng, ada yang bisa bibi bantu?", tanya Ella.

"Tidak ada bi, bi boleh gak aku bantuin bibi siapkan buat makan malam?", tanya Titah juga.

"Boleh neng, tapi..", jawab Ella.

"Tolong dong bi izinkan aku untuk bantu bibi, ya, ya", Titah memohon untuk di ijinkan membantu bi Ella memasak dan menyiapkan untuk makan malam di dapur.

"Iya deh neng boleh, neng boleh bantu bibi", bi Ella pun mengizinkan Titah membantunya.

"Beneran bi boleh?", tanya Titah.

"Iya boleh neng..", jawab Ella.

"Yes..", Titah kesenangan karena di izinkan membantu bi Ella.

Satu jam kemudian..

Di rumah pak ustaz Ubaidillah,

Di ruang tengah lagi..

"Sudah satu jam Titah kok belum balas-balas juga ya whatsapp dari saya"

Di dapur pesantren darussalam lagi..

"Yes sudah selesai, Emm ini pasti enak bi.."

"Iya dong neng kan eneng yang ngolah bumbu dan masaknya"

"Tapi kalau gak bi Ella yang ngajarin dan kasih tau bumbunya apa saja"

"Satu lagi dong neng"

"Apa itu bi?", tanya Titah.

"Rasa nya", jawab Ella.

"Oh iya hehe.."

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Wa'alaikumussalam"

"Sudah selesai bi?", tanya ustazah Rohayati.

"Sudah ibu juragan, di bantu oleh calon menantunya ibu juragan sendiri", jawab bi Ella.

"Oh ya, coba saya cicipi masakan nya"

Di rumah pak ustaz Ubaidillah,

Di ruang tv..

"Iih kok belum dia balas sih, tumben gak biasa-biasa nya loh Titah ku sayang, bidadari ku, belahan jiwaku, hidup dan mati ku, tulang rusuk ku seperti ini.."

Di dapur pesantren darussalam lagi..

"Emm enak banget bi, tah enak banget masakan kamu, ayah mertua saya dan suami saya memang tidak salah pilih kamu untuk Kamil, anak saya"

"Alhamdulillah.."

"Ya sudah bi sekarang bibi bawa saja langsung ke ruang makan ya"

"Siap ibu juragan"

"Ya sudah kalau begitu saya permisi ya, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Wa'alaikumussalam ustazah Rohayati"

Di ruang makan pesantren darussalam..

"Alhamdulillah sudah selesai"

"Iya ya bi Alhamdulillah"

"Oh iya neng baju eneng kotor tuh.."

"Eh iya benar, kalau gitu saya ganti baju dulu ya bi, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam neng.."

Di kamar santriwati..

"Assalamu'alaikum, sepi sih, ganti baju saja deh, eh hp ku sudah penuh.. Kamil whatsapp aku"

Percakapan Kamil dan Titah lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum sayang, kamu lagi apa aku mau curhat nih.."

"Wa'alaikumussalam ay, maaf baru balas, aku tadi lagi bantu bi Ella di dapur, kamu mau curhat apa ay??", tanya Titah.

Di rumah pak ustaz Ubaidillah,

Di ruang tv lagi..

"Mil.."

"Muhun mah"

(Iya mah..)

"Hp bunyi tuh.."

"Muhun mah"

(Iya mah)

"Tina saha ?"

(Dari siapa?), tanya bu ustazah Rohayati.

"Tina Titah mah, Kamil pergi medal sakeudeung nya.."

(Dari Titah mah, Kamil pergi keluar sebentar ya..), jawab Kamil.

"Hayang kemana?"

(Mau kemana?), tanya bu ustazah Rohayati lagi.

"Biasa mang Udin"

(Biasa mang Udin), jawab Kamil lagi.

Percakapan Kamil dan Titah lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum sayang, kamu lagi apa aku mau curhat nih.."

"Wa'alaikumussalam ay, maaf baru balas, aku tadi lagi bantu bi Ella di dapur, kamu mau curhat apa ay??"

"Kita ketemuan saja ya di taman pesantren darussalam", jawab Kamil.

"Oke aku tunggu ya disana duluan"

"Iya sayang, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Di rumah pak ustaz Ubaidillah,

Masih di ruang tv..

"Mah Kamil pergi ya, assalamu'alaikum"

"Iya, Wa'alaikumussalam"

Di taman pesantren darussalam..

"Duh Kamil mana sih, katanya ketemuan disini, aku lupa bawa hp lagi"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, mil..", Titah tersenyum pada Kamil.

"Hmm..", Kamil pura-pura ngambek di depan Titah karena whatsapp dari nya baru di balas.

"Ih kamu kenapa sih ay, kok cemberut gitu?", tanya Titah.

"Di tungguin dari tadi kok gak di balas-balas", jawab Kamil.

"Kan sudah saya jelaskan tadi di whatsapp kalau saya sedang membantu bi Ella di dapur dan satu lagi hp ku di kamar tadi lagi di cas..", kata Titah memberi penjelasan pada Kamil.

"Bohong, Hmm", Kamil masih pura-pura ngambek.

"Kamu gak percaya sama saya ay, oh oke emangnya kamu kira aku gak bisa ngambek juga apa, bisa kok.., Hmm..", Titah pun ngambek saat Kamil menuduh nya berbohong.

"Yah Titah ngambeknya beneran lagi", kata Kamil dalam hati.

Titah ngambek saat Kamil menuduh nya berbohong, Kamil pun mencoba menghibur nya, namun Titah tetap saja ngambek dan tidak mau berbicara dengan Kamil hingga akhirnya kakak dari Kamil, Fitroh dan sahabat dari kecil nya, Rivan ingin membantu ku agar Titah dan aku berbaik kan.

Masih di taman pesantren darussalam..

"Sayang kamu mau kemana?", tanya Kamil.

"Au ah, Hmm..", Titah masih ngambek dan pergi meninggalkan Kamil.

"Yah, yah, yah pergi, ngambek lagi", kata Kamil dalam hati.

"A.."

"Apa Van?", tanya Fitroh.

"Itu seperti Kamil dan Titah deh..", jawab Rivan.

"Mana? ", tanya Fitroh lagi.

"Itu, tuh..", Rivan menunjuk ke arah Kamil dan Titah.

"Oh iya benar"

"Titah tunggu", Kamil pun mengejar Titah.

Di dapur pesantren darussalam lagi..

"Assalamu'alaikum bi"

"Wa'alaikumussalam den kasep, aya naon?"

(Wa'alaikumussalam den ganteng, ada apa?), tanya Ella.

"Hayang nanya atuh, boleh teu?"

(Mau nanya dong, boleh gak?), tanya Kamil juga.

"Nya boleh atuh den, hayang nanya naon da emang na?"

(Ya boleh dong den, mau nanya apa sih memang nya?), tanya Ella lagi.

"Emang na leres lamun Titah tina tadi bantu bibi masak untuk tuang wengi di dapur?"

(Emang nya benar kalau Titah dari tadi bantu bibi masak untuk makan malam di dapur?), tanya Kamil juga.

"Muhun den kasep tadi neng geulis bantu kuring masak di dapur, neng geulis juga bantu-bantu kuring menata di ruang makan, aya deui den kasep anu hayang ditanyakan?"

(Iya den ganteng, tadi neng cantik bantu saya masak di dapur, neng cantik juga bantu-bantu saya menata di ruang makan, ada lagi den ganteng yang mau ditanyakan?), tanya Ella lagi.

"Teu aya bi, haturnuhun nya bi"

(Gak ada bi, terimakasih ya bi), jawab Kamil.

"Duanana den kasep"

(Sama-sama den ganteng), sambung Ella.

"Berarti benar dong apa yang Titah ku sayang bilang itu, haduh saya sudah menuduh nya tanpa bukti lagi", kata Kamil dalam hati.

"Permisi den kasep"

"Muhun bi"

(Iya bi)

Di ruang makan pesantren darussalam lagi..

"Assalamu'alaikum dede Titah"

"Hmm..", Titah masih ngambek pada Kamil.

"Haha, ngapa sih elu mil?", tanya Rivan.

"Titah ngambek sama gue van", jawab Kamil.

"Kok bisa?", tanya Rivan lagi.

"Cerita dong..", sambung Fitroh.

"Emang boleh?", tanya Kamil.

"Boleh, ya gak Van?", tanya Fitroh juga.

"Iya a.., buruan cerita mil sama kita dong..", jawab Rivan.

"Jadi seperti ini ceritanya.."

"Mana mil?", tanya Rivan lagi.

"Emang nya gak ada ya van, a?", tanya Kamil juga.

"Muhun mil"

(Iya mil), jawab Fitroh.

"Inggih mil"

(Iya mil), jawab Rivan.

"Oh.."

"Ini ya mil?", tanya Rivan.

"Itu ya mil?", tanya Fitroh.

"Iya, jadi gini ceritanya..", Kamil menceritakan semua nya pada Rivan dan Fitroh

Pada saat itu..

Di taman pesantren darussalam..

"Duh Kamil mana sih, katanya ketemuan disini, aku lupa bawa hp lagi"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, mil..", Titah tersenyum pada Kamil.

"Hmm..", Kamil pura-pura ngambek di depan Titah karena WhatsApp dari nya baru di balas.

"Ih kamu kenapa sih ay, kok cemberut gitu?", tanya Titah.

"Di tungguin dari tadi kok gak di balas-balas", jawab Kamil.

"Kan sudah saya jelaskan tadi di whatsapp kalau saya sedang membantu bi Ella di dapur dan satu lagi hp ku di kamar tadi lagi di cas..", kata Titah menjelaskan pada Kamil.

"Bohong, Hmm", Kamil masih pura-pura ngambek.

"Kamu gak percaya sama saya ay, oh oke emang nya kamu kira aku gak bisa ngambek juga apa, bisa kok.., Hmm..", Titah pun ngambek saat Kamil menuduh nya berbohong.

"Yah Titah ngambek nya beneran lagi", kata Kamil dalam hati.

"Sayang kamu mau kemana?"

"Au ah, Hmm..", Titah masih ngambek dan pergi meninggalkan Kamil.

"Yah, yah, yah pergi, ngambek lagi, Titah tunggu", kata Kamil dalam hati dan Kamil pun mengejar Titah.

Dan pada saat ini

Di ruang makan pesantren darussalam lagi..

"Oh jadi gitu mil ceritanya oke, gue bantu"

"Aa juga bantu"

"Beneran a, Van?", tanya Kamil.

"Muhun adi kesayangan ku"

(Iya adik kesayangan ku), jawab Fitroh.

"Inggih konco cilik kula"

(Iya teman kecil ku), jawab Rivan.

"Terimakasih ya a, Van, sebelumnya sudah mau bantu aku.."

"Sama-sama mil.."

"A.."

"Naon Van?"

(Apa Van?), tanya Fitroh.

"Biasa..", jawab Rivan.

"Oh oke, siapa duluan nih?", tanya Fitroh lagi.

"Aku duluan deh..", jawab Rivan.

"Oke"

"Haa maksudnya?", tanya Kamil dengan heran.

"Saya Kamil"

"Saya Mukhtar"

"Dan kami berdua adalah.."

"Preman masuk pesantren.."

"Haa, Hadeh..", keluh Kamil.

Dan akhir nya kakak ku dan juga teman ku menyusun rencana agar Titah memaafkan aku, yaitu dengan mendatangkan salah satu dari abdi dalem setia nya untuk tinggal di sini juga, yaitu Paijo.

Karena aku tau Titah sangat rindu dengan pengasuh nya dari kecil, sekaligus teman nya.

Masih Di ruang makan pesantren darussalam..

"Ya sudah yuk sekarang susun rencana"

"Dimana?", tanya Kamil.

"Di kamar mil, tapi gak pake elu..", jawab Rivan.

"Lah terus saya?", tanya Kamil lagi.

"Nempel tuh di tembok", jawab Rivan lagi.

"Elu kira gue tokek..", keluh Kamil.

"Haha", Fitroh tertawa.

"Haha..", Rivan juga tertawa.

"Hmm malah ketawa lagi, udah ah..," Kamil pergi meninggalkan Rivan dan Fitroh.

"Mau kemana mil?", tanya Rivan.

"Ada deh..", jawab Kamil, yang sebenarnya Kamil mencari Titah dan mencoba sendiri untuk meminta maaf pada Titah, karena Kamil sudah pura-pura ngambek.

Di halaman depan pesantren darussalam..

"Sayang"

"Tau ah.."

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam teh.."

"Wa'alaikumussalam teh Indri.."

"Aya naon, pasti di panggil abah atau ayah nya?"

(Ada apa, pasti di panggil abah atau ayah ya?), tanya Kamil.

"Muhun mil, anjeun di suruh menghadap, Titah juga nya.."

(Iya mil, kamu di suruh menghadap, Titah juga ya..), jawab teh Indri.

"Muhun teh.."

(Iya teh..), seru Titah dan Kamil.

"Nya atos kalo kitu, assalamu'alaikum"

(Ya sudah kalau begitu, assalamu'alaikum)

"Wa'alaikumussalam teh Indri.."

"Wa'alaikumussalam, Emm.."

"Yuk mil ke sana"

"Haaa kamu ajak aku, kamu sudah tidak marah lagi kan sama aku?", tanya Kamil.

"Emm sebenernya sih masih, tapi karena ini perintah ya sudah apa boleh buat, dan nanti kan bisa lanjut lagi marah nya sama kamu", jawab Titah.

"Ya deh yuk..", ajak Kamil yang mengandeng tangan Titah.

Di masjid pesantren darussalam..

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

"Aisyah, kamu bapak panggil kesini karena ada yang ingin bapak bicarakan soal kamu dan Fitroh, tapi sebelum memulai nya bapak mau kita tunggu Kamil dan Titah dulu ya, emm Indri.."

"Muhun abah"

(Iya abah)

"Parantos di saur haturan kadieu teu acan rai mu sarta calon pamajikan na?"

(Sudah di panggil untuk kesini belum adik mu dan calon istri nya?), tanya pak kyai Abdullah.

"Muhun, atos abah"

(Iya, sudah abah), jawab teh Indri.

"Nya parantos urang antos wae Abah,manawi sakedap deui dugi"

(Ya sudah kita tunggu saja Abah, mungkin sebentar lagi sampai)

"Heueuh abah, leres naon anu di ngomong umi"

(Iya abah, benar apa yang di bilang umi)

"Nya parantos urang antos sakedap deui nya"

(Ya sudah kita tunggu sebentar lagi ya)

Masih di halaman depan pesantren darussalam..

"Sayang maaf ya, jangan marah lagi dong sayang.."

"Tau ah Hem..", Titah masih ngambek pada Kamil.

"Van.."

"Opo a?"

(Apa a?), tanya Rivan.

"Poko na teu kenging lali nya anjeun urus rencana anu urang susun tadi haturan bantos Kamil"

(Pokok nya jangan lupa ya kamu urus rencana yang kita susun tadi untuk bantu Kamil), jawab Rivan.

"Oke baken nya tenang kemawon a, serahkan sedaya nya wonten rivan"

(Oke pokok nya tenang saja a, serahkan semua nya pada Rivan)

"Anjeun unjukan naon da?, aa teu teurang"

(Kamu ngomong apa sih?, aa gak ngerti)