webnovel

Magic Is Real!

Anna mengobrak abrik kopernya, mengambil botol mini berisi serbuk merah kemudian menaburkan secara hati hati pada telapak lengannya, baru saja anna membuat kesepakatan, tapi sekalinya menolong malah rugi nya bukan main! Serbuk ini mahal harganya, anna bersusah payah selama 6 bulan dan hanya mendapatkan seperempat botol berukuran 10 ml.

"Biar apa?" Tanya nathan, anna bergumam membaca sebuah mantra lalu menggosoknya pelan kemudian.

Huh

Nathan kelilipan cinta

Anna meniup serbuk merah tanpa aba-aba pada wajah nathan, hingga pria di depannya itu tercekat kaget namun hanya memejamkan mata saja..

Tidak merasakan apapun?

"Biar senjata yang kau pegang bisa juga di pakai membunuh mahluk dimensi lain." Jelasnya.

Nathan hanya mengangguk anguk tidak paham, apa hubungannya wajah sama tangan? Kenapa anna tidak meniupkannya pada kedua lengan nathan saja, jadinya kan sekarang nqthan sibuk mengatur anomali laju jantungnya. Dia juga masih setengah setengah dalam mempercayai Maya, semua yang dia tunjukan, belum bisa di cerna dengan baik, terlebih mimpi yang di wujudkan wanita ini, ternyata hanya membuka luka lama yang harus nathan tata ulang lagi.

Bualan Anna tentang si mentri Brazil yang menyembah siluman pohon membuat Nathan bersemangat, dia ingin sekali menggunakan mata indra yang katanya terbuka. Semenyeramkan apa hingga Maya cerewet agar dirinya tidak gentar.

Anna memberikan botol kosong pada Nathan, dengan Cincin yang sudah di ikat sehelai rambut Anna, yang katanya bisa mengelabui si siluman agar tidak mencium wanginya Nathan dan kawan kawan.

"Bagaimana jika dia bukan penipu?" Tanya Nathan kesekian kalinya. Proyek 80 milyar tidak mungkin dia sia siakan karena mempercayai Anna yang asal main dakwa, membuat rekan bisnisnya menjadi tersangka sebuah pemberontakan saat melakukan transaksi.

"Mau coba lagi?" Tanya Anna mengacungkan lengan.

Maya kan tahu itu gegara membaca pikiran salah satu utusan dari brazil, jadi harus bagaimana cara Anna membuktikannya? Berujung dengan Nathan yang hanya menggosok hidung dengan kuping panas setelah mendengar laporan Jodi yang ternyata, mereka adalah rekan Rey kakak tirinya, dia akan mengambil barang dan membabad habis anak buah Nwthan di sana.

"Hebat juga." Gumam Nathwn merasa kecewa

Dirinya juga punya alibi seorang Mentri, hanya saja dari cina, dan baru kali ini berhubungan dengan orang brazil meski sempat Nathan berpikir akan membangun persaudaraan dengan calon rekan bisnisnya. Nathan kini mengatur strategi dalam waktu sesingkat mungkin dengan hanya mengirim lima pengawal bersama kelompok dari brazil,sedangkan dia dan yang lain akan berangkat lewat jalur gelap lainya.

Sukses membuat Nathan memijat leher hingga memejam mata frustasi karena memberangkatkan dua puluh orang ke brazil itu wow sekali harganya.

"hah, gini amat cari uang." Keluh Nathan.

Alam yang di sampingnya hanya terkekeh seraya menepuk bahu pelan milik kakaknya, dia paham Nathan sedang di landa gundah galau gulana, antara lari atau bertahan, kenapa ibunya menyuruh mereka melarikan diri saat Nathan ingin sekali maju dan bertransformasi menjadi monster.

---

Dan benar saja

Sesampainya mereka di brazil, kelompok masing masing menunjukan barang mereka, sempat juga si mentri menanyakan yang mana bosnya, hanya saja mereka mengatakan Nathan memiliki agenda lain hingga terpaksa hanya mereka berlima yang mengantar.

Nathan satu kode yaitu jentrikan jari, para pengawal Nathan di tembak secara brutal oleh beberapa orang hingga ambruk bersamaan tanpa perlawanan yang berarti, amarah Alam membuncah sedangkan Nathan fokus pada seorang wanita yang ada di samping Mentri.

Dia bukan manusia, bertanduk domba dengan seluruh kulit yang terbuat dari serat halus akar pohon, rambut lepeknya seperti dari daun kangkung busuk yang di rendam sepuluh hari, seluruh Mata hitam, dan punya ABS, yang membuat Nathan berkerut bingung.

Jadi dia siluman laki laki apa perempuan?

"Cantik." Gumam salah satu pengawal yang ada di belakangnya. Tentu spontan nathan mengerjap beberapa kali, hanya saja pengawalnya yang kelilipan, bukan dia.

Ada setitik cahaya merah di dalam lubang terlinganya, itu yang kata Maya merupakan titik kelemahan, Nathan tidak bisa asal main terjang, masih belum paham sistem membunuh mahluk dimensi lain.

Yang dia tahu hanya pembunuhan manusia tanpa ampun dan dengan Fase luar biasa sakit hingga si korban sendiri yang memintanya ingin mati.

"Oke, Ayo dengarkan penyihir cantik itu." Gumam Nathan, terdengar langsung oleh Alam.

Bukankah secara tidak langsung Nathann memang sudah terpikat dengan Anna? Membiarkan wanita itu mendominasi dalam setiap kecupan singkat yang membuat Nathan berpikir keras untuk bisa mengingatnya kembali, dan bahkan pantang menyerah mencari Maya meski dirinya gemas ingin merantai wanita tersebut tapi fakta utamanya.

Nathan memang menyukai Anna.

Dia mempersiapkan senapan dari jarak jauh lalu membidik lubang terlinga siluman waria ini.

To Be Continued...