webnovel

Chapter 4

"Waktu tidak pernah menunggu, itu terus maju mengirim semuanya dengan setara tanpa ampun. Mengantar kita semua ke akhir yang sama yaitu... KEMATIAN"

Part 1

"..." Makoto diam melihat ke arah group penakluk lantai

"Kamu-" Ucap diavel melangkah mendekat ke arah makoto dan diikuti oleh player yang dia pimpin

"Oi oi oi! Jelaskan apa yang terjadi disini!Dimana bosnya!" Ucap pria dengan tampang marah memotong diavel berbicara

"Kibao tenanglah" Ucap diavel

"Mana mungkin aku bisa tenang! Setelah melihat bos lantai sudah di kalahkan apa-apaan ini!" Ucap kibao

"Oi jelaskan ini!" Kibao berteriak ke arah makoto

("Situasi ini tidak baik, dan ...") Kirito dengan waspada melihat ke arah makoto, banyak rumor tentang player misterius yang mengarah pada orang di depannya saat ini.

Kirito mengetahui beberapa hal tentang makoto dari broker informasi.

("Bos telah di kalahkan... Tapi tidak ada tanda player selain dia... Apa semua partynya di musnahkan dan hanya tersisa dia sendiri?") Pikir kirito mencoba memikirkan situasi yang masuk akal.

Sebaliknya asuna yang melihat makoto di balik kerudung jubahnya benar-benar terkejut. Tapi asuna hanya memilih diam dan menatap tajam ke arah makoto di balik kerudung jubahnya.

("Tch! Apa yang dia lakukan disini...") Pikir Asuna saat melihat makoto

"Cih! Kalau kau tidak mau berbicara-" kibao mengangkat pedangnya

"Kibao!!!" Diavel memanggil kibao

Saat kibao mencoba mengangkat senjata nya, tiba-tiba ada yang memegang tangannya.

"Hah?! Siapa-" kibao

"Aku" Dengan suara berat pria bertubuh besar dengan kepala botak menatap kibao dengan wajah serius

"J-jangan menghalangiku" kibao

"Kau tau bahwa kau terlalu gegabah kan? Jadi bisakah kau tenang, coba kenali situasi terlebih dahulu sebelum bertindak, atau nanti kau akan menyesal" Agil terdengar berbicara santai namun tegas kepada kibao

Itu membuat nyali kibao menjadi ciut, player lain dalam rombongan party yang melihat kibao di hentikan oleh agil hanya memutuskan diam untuk mengamati situasi.

"Cih! Baiklah lepaskan tangan ku" ucap kibao menarik kasar tangan nya dari pegangan kuat egil.

Diavel yang melihat situasi terkendali mengeluarkan nafas lega.

"Kalian sudah selesai..." Ucap makoto

"Hah! Apa kau bilang!" Kibao merasa ter provokasi

"Kibao! Tenanglah" Ucap diavel dengan tegas

"Kalian tau bahwa kalian tidak perlu berteriak kan?" Ucap makoto menghela nafas seolah lelah melihat kelompok di depannya.

"Kibao biar aku yang berbicara, aku adalah ketua dari tim penakluk kali ini, jadi tolong hormati posisi ku" Ucap diavel pada kibao

Kibao hanya berdecak dengan kesal lalu mundur ke belakang sambil menggaruk kepala.

"Baiklah aku mewakili tim ku, pertama ingin mengucapkan permintaan maaf karena telah membuatmu tidak nyaman" Ucap diavel

Makoto melihat diavel yang menunduk meminta maaf. Lalu mata makoto mengarah ke kelompok player di belakang diavel, dan kembali melihat ke arah diavel.

"Tidak apa" Ucap makoto datar

"Biar kuperkenalkan diriku, aku-" diavel mencoba memperkenalkan diri tapi dipotong oleh makoto.

"Aku sudah tau, kau diavel ketua dari tim penakluk" Ucap makoto

"Heh? Jadi kamu sudah kenal" Ucap diavel, Makoto balas mengangguk

"Tidak perlu merasa terkejut, berita tentang dirimu yang mengumpulkan player untuk menaklukan lantai pertama itu sangat ramai di bicarakan" Ucap makoto,

Diavel yang melihat sikap tenang makoto hanya merasa heran dan gugup, tapi diavel berusaha tidak merusak image nya sebagai pemimpin.

"Kalau begitu bisa beritahu aku namamu" Ucap diavel dengan serius

"Nyx, hanya nyx... Senang berkenalan denganmu" Ucap makoto, diavel yang mendengar makoto memperkenalkan namanya, mencoba mengukir nama itu di ingatannya.

("Jadi dia si anomali yang ramai dibicarakan ya") pikir diavel.

"Kalau begitu Nyx...kenapa kamu tidak bergabung dalam party tim penakluk dan malah lebih dahulu menyerang bos lantai" Tanya diavel

Diavel mengamati ruang boss, mencari player lain yang satu party dengan nyx tapi hanya ada nyx sendiri.

"Aku tidak pernah ingat ada aturan untuk menunggu giliran dalam melawan boss, dan siapa yang harus lebih dulu dalam mengalahkan boss lantai. Juga aku hanya merasa tidak ingin masuk dalam kelompok penakluk... Jadi bisa dikatakan aku hanya suka sendiri" Ucap makoto

*Hening*

Diavel dan lainnya terdiam memproses apa yang di ucapkan oleh makoto.

"Tunggu! Sendiri kau bilang!?" Ucap asuna, player lain terkejut melihat gadis misterius dengan jubah tiba-tiba memecah keheningan.

"Heh?!"

"Bohong"

"Konyol"

"Serius"

"Beneran nih?"

Player dalam group penakluk saling berbicara satu sama lain seolah tersadar.

"Kau! Jangan bercanda! BERHENTILAH MEMPERMAINKAN KAMI! DIAVEL SERIUS BERTANYA JADI JAWABLAH DENGAN SERIUS" Teriak kibao

Teriakan kibao membuat yang lainnya kembali terdiam, kibao yang berteriak di belakang kembali berjalan kedepan.

"Tunggu kibao!" Ucap diavel

"Tidak, kali ini tidak, jelas-jelas dia mempermainkan kita... Maksudku bagaimana bisa player seorang diri dapat mengalahkan bos penguasa lantai, untuk sebuah lelucon itu konyol diavel!" Ucap kibao melotot ke arah makoto.

Agil yang sebelumnya menghentikan kibao, sekarang hanya memutuskan untuk melihat kibao. Agil punya pengalaman sebagai bartender, jadi dia punya kemampuan dalam mengenali situasi dan pribadi seseorang.

Dan bagaimana agil melihat makoto, ("Dia berbahaya") Pikir nya... Bagi agil yang mengetahui rumor tentang makoto, makoto adalah bomb ranjau yang bisa meledak jika kamu menginjaknya.

"Atau apa? jangan bilang semua partymu dimusnahkan dan tinggal dirimu sendiri yang bertahan" ucap kibao

"!?... Aku serius tidak berbohong bahwa aku hanya sendiri" Ucap makoto menjelaskan dengan tenang

"Kubilang herhenti bercanda! Berhenti memberi omong kosong itu! Atau... Jangan-jangan kamu mengkhianati partymu dan membiarkan mereka dibantai kecuali dirimu?" Ucap kibao

"Sekarang kau malah membuat asumsi konyol, aku sudah bilang aku hanya sendiri" Ucap makoto

"Kau berkata 'sendiri' malah membuatmu semakin mencurigakan! Cih!" Kibao

("Dia masih tetap sama ya... Dia benar-benar tidak tertolong") Pikir makoto melihat kibao dengan tatapan dingin.

Makoto melihat kibao melotot ke arahnya, sebenarnya dia lebih suka jika hal-hal sepele seperti ini bisa di selesaikan dengan damai.

Tapi serius...

Di lihat dengan tatapan melotot oleh seseorang memang sungguh terasa tidak nyaman.

Di dalam pikiran, makoto mulai merasa kesal dengan pembicaraan yang tidak efisien ini, melihat diavel yang terus mencoba menenangkan kibao.

Itu membuatnya berpikir

("Serius benar-benar ada tipe orang seperti ini? Kurasa dia memang benar-benar berniat mendalami perannya sebagai karakter yang menyebalkan bukan?") Pikir makoto

"Kau tau... Jika kau benar-benar ingin menyerang kenapa tidak serang saja? Tidak seperti di kota, disini kau benar-benar bisa menyerang seseorang" Ucap makoto tidak tertarik

"...Kau lebih baik berhati-hati memilih kata-katamu" kibao masih menatap ke arah makoto

"Nyx! Berhenti memprovokasi kibao" Ucap diavel berdiri di depan kibao.

"..." Makoto melihat diavel lalu makoto tersenyum ramah, itu seperti senyum palsu yang kau berikan pada tetanggamu atau rekan kerja yang tidak kamu kenal.

Makoto kemudian memutuskan memberi dorongan terakhir.

("Jika memang harus berakhir dengan perkelahian... Aku tidak akan menjadi orang pertama yang menyerang") Pikir Makoto

"Tidak ada yang akan menghalangimu, dan aku tidak akan menyalahkan siapapun, itupun jika kamu punya keberanian menyerang seseorang..." Ucap makoto

"Cukup!" Kibao mendorong diavel ke samping dan berlari menuju makoto.

Pedang di tangan kibao menyala dengan terang, kibao dengan penuh amarah mengaktifkan sword skill dan benar-benar akan menyerang makoto.

"Kibao!" Kibao mendengar seseorang meneriakan namanya tapi dia tidak peduli lagi.

Kibao menganyunkan pedang secara vertikal.

*Krang!*

Suara benturan antara pedang kibao dan pedang makoto terdengar di seluruh ruang boss, parry yang dilakukan makoto menyebabkan ayunan pedang kibao terpental ke atas.

Kibao tersenyum lebar karena sensasi pertarungan menguasai dirinya, dan juga dia merasa bahwa dia berada di posisi unggul.

Kibao masih belum menyadari situasinya.

Makoto hanya bisa menangkis dan mundur kebelakang menerima serangan berturut-turut dari kibao. Melihat kibao yang tersenyum lebar, makoto hanya bisa melihat dengan reaksi tidak tertarik dan wajah datar.

"O-oi bukankah ini berbahaya" Ucap player dalam tim

"Tapi kita bicara tentang kibao disini... Kau tau kepribadiannya, dia itu gampang panas" player lain membalas temannya

"Menurutmu apa dia... Maksudku si nyx itu benar-benar telah mengalahkan boss lantai? Jika benar bukankah dia sangat kuat?" Ucap player lain dalam grup

"Entahlah, bahkan meskipun itu benar, aku saat ini tidak merasakan hal yang luar biasa ketika melihat dia melawan kibao" Ucap player lainnya

"Atau mungkin dia hanya bermain-main dengan kibao? Serius bukankah ini gawat? Siapapun hentikan kepala duri bodoh itu dari bunuh diri!" Ucap player lainnya.

Kirito mendengar percakapan player di dalam tim penakluk memutuskan mengamati situasi, tapi tetap waspada.

"Hey? Bagaimana ini?" Asuna menarik ujung baju kirito dan berbicara sambil masih menggunakan tudungnya.

Kirito hanya bisa memiringkan kepalanya saat menerima pertanyaan dari rekan party nya saat ini. Kirito sendiri juga merasa bingung dan heran, mau tidak percaya pun, tapi susu sudah tumpah.

Dan sepertinya player bernama nyx juga tidak terlihat berbohong.

Sebenarnya dari segala situasi yang di pikirkan nya. Ini adalah situasi yang paling tidak dia duga, bahkan setelah menguatkan tekadnya untuk bersiap menghadapi resiko kematian saat akan bergabung dengan tim penakluk.

Itu semua menjadi kekhawatiran sia-sia sekarang.

("Sebenarnya bukankah keadaan ini bagus? Memang sangat disayangkan kesempatan mendapatkan last hit bonus dari mengalahkan boss tidak aku dapatkan. Tapi jika di pikirkan lagi, itu tidak seperti aku akan benar-benar mendapatkan last hit bonus. Paling-paling yang mendapatkan hadiah dari last hit boss adalah diavel atau player dari party utama") Pikir kirito sambil menyentuh dagunya

"Hmm, untuk saat ini kurasa... Kenapa tidak melihat duel nya saja? Dan melihat apa yang akan terjadi" Ucap kirito pada asuna yang balas mengangguk.

"Juga tetap waspada oke?" Ucap kirito mengingatkan

"Baiklah" Ucap asuna lalu kembali melihat pertarungan.

Kembali ke pertarungan

Kibao masih menyerang makoto secara berturut-turut dengan senyum lebar.

"Ora! Ora! Ora! Gimana? Inikah kemampuan seseorang yang mengalahkan boss lantai, jika iya! Aku sama sekali tidak terkesan!" Kibao melesat kedepan menebas secara vertikal dengan kekuatan penuh.

*Kring!!!*

Makoto terus menghindari, menangkis, dan melakukan counter untuk membuat membuat jarak dengan kibao.

Makoto terus memperhatikan langkahnya dengan hati-hati, dia melihat bagaimana kibao melesat ke arahnya untuk menebas nya dengan kekuatan penuh.

*Klang!!!*

Makoto menahan tebasan vertikal kibao dengan pedangnya, seolah saling adu kekuatan mereka mencoba untuk saling dorong, hal itu menciptakan efek percikan api kecil diantara pedang mereka.

*Sring!!!*

"Payah!payah!payah! Yang kau lakukan dari tadi hanya menghindar dan menangkis, mana mungkin ini kemampuan yang mengalahkan boss! Sekarang jelaskan apa yang sebenarnya terjadi!" Kibao mencoba menekan pedangnya.

("Dia ini... Benar-benar gampang terbawa suasana ya...") Pikir makoto

"Kau benar-benar tidak berniat mau mendengarkanku bukan?" Ucap makoto dengan reaksi datar

"Hah?" Kibao

Makoto melangkah ke samping dengan tiba-tiba, menyebabkan kibao terdorong dan tergelincir kedepan oleh kekuatan nya sendiri.

Saat kibao akan berbalik dan ingin menyerang makoto, sebuah nyala biru dari sword skill bersinar lebih dulu tepat di wajah kibao.

*Boom*

Tebasan horizontal yang tiba-tiba dilakukan oleh makoto menyebabkan kibao menangkis dengan refleks tidak sempurna, hal ini menyebabkan kibao terlempar kebelakang beberapa meter.

Kibao mencoba berdiri sesegera mungkin, tapi makoto sudah berada di depannya untuk memberi serangan lagi.

*Swing!*

Kali ini adalah tebasan vertikal dari makoto, pedangnya bersinar berwarna biru sekali lagi.

("Gawat! Gawat! Gawat!") Pikir kibao

Kibao yang masih dalam posisi berlutut dan tidak sempat berdiri, hanya bisa menyiapkan pedangnya untuk bertahan dari serangan makoto.

*Klang!*

("K-kuat... Bukannya tadi dia sangat lemah darimana kekuatan ini, berat...") Pikir kibao menahan pedang makoto

Makoto mendorong pedangnya ke bawah dengan kuat, menyebabkan kibao semakin berlutut menahan serang dari makoto.

"Menyerah" Ucap makoto

"H-hah? Apa kau mengigau? Ketika aku berhasil berdiri kau akan se-selesai..." Ucap kibao kesulitan bicara

"..." Makoto

Makoto menekan pedangnya semakin kuat. Sekali lagi sinar cahaya bersinar pada pedangnya.

*Crack*

Pedang kibao menunjukan retak tepat dimana pedang makoto menyerang.

("Baiklah jika kau keras kepala") pikir makoto

"Uwooaah! Aku tidak akan kalah!" Kibao berteriak mendorong pedangnya keatas dan mencoba berdiri

*Krak!*

Hancur, pedang kibao telah hancur dan patah menjadi dua dengan kasar.

Bukan terpotong dengan bersih, tapi hancur dengan kasar karena perbedaan kekuatan kasar antara dia dengan makoto.

"Heh?" Kibao terkejut melihat pedangnya hancur

Secara bersamaan kibao yang melihat pedangnya hancur mendapat tendangan tepat di wajahnya

Sekali lagi kibao dibuat terpental dan berguling ke arah tim penakluk.

"Selesai...kau kalah" Ucap makoto

"U-ugh" kibao terbaring di depan tim penakluk

"Kibao!" Diavel mendekat memeriksa keadaan kibao

"Woaah... Itu sih menang telak" Ucap player yang melihat kibao dikalahkan makoto

"Dia sepertinya benar-benar menahan diri"

"Apa kibao kuat?"

"Bukannya tadi dia unggul"

"Setidaknya kibao cukup kuat mengalahkan beberapa orang disini"

"Bukan sudah jelas player bernama Nyx itu menahan diri?"

"Menghancurkan pedang lawan, sepertinya dia benar-benar ingin membuat lawan tidak berdaya"

"Begitukah? Dari yang kulihat kibao tidak lebih dari mendapat 'Mercy' dari Nyx"

"Jika dia benar mengalahkan boss. Bukankah terasa bodoh jika dia kalah dari kibao"

Tim penakluk menjadi ramai karena kemenangan makoto.

Kirito menghela nafas melihat pertarungan antara Nyx dengan kibao.

("Kuat, dia benar-benar kuat, dan pedangnya... Annael blade ya") pikir kirito sambil melihat makoto

Dengan ini dia berharap perselisihan telah selesai, dan diavel dapat berbicara dengan damai.

"Yah itu adalah duel yang cukup bagus, kurasa" Ucap kirito

"Yah sudah kuduga dia yang akan menang... Ini hasil yang tidak mengejutkan" Ucap asuna, membuat kirito sedikit terkejut

"Kamu mengenal player bernama Nyx ini?" Tanya kirito

"... Hanya berpapasan beberapa kali, dia orang yang menyebalkan" Ucap asuna tanpa menunjukan reaksi pada ucapannya.

"Begitu ya..." Ucap kirito tidak mencoba bertanya lebih jauh, kirito melihat nyx dan mengamatinya.

("Dia terampil, setidaknya skill dan kemampuan bermain nya sangat tinggi, pedangnya juga adalah annael blade yang ditingkatkan... Masih sulit di percaya, tapi sepertinya dia memang mengalahkan boss seorang diri. Itu... Gila, benar-benar gila... Memang tidaklah mustahil tapi peluang bertahannya sangatlah kecil. Entah kenapa berat menerima fakta seseorang melawan boss lantai dengan solo, dan masih bisa hidup...") Pikir kirito

"Kalah... Aku... Kalah?" Ucap kibao dengan suara kecil

Diavel memeriksa keadaan kibao, melihat kibao hanya diam melihat langit-langit, diavel memutuskan meninggalkan kibao untuk berpikir.

Diavel berjalan mendekat ke makoto, dan makoto juga berjalan mendekat.

"Aku sekali lagi minta maaf" Ucap diavel

"Tidak apa... Mari kembali ke pembicaraan, apa yang ingin kau tanyakan?" Ucap makoto

"Jika kamu sepercaya diri itu dapat mengalahkan boss seorang diri... Kenapa harus hari ini, kau tau berita tim penakluk akan menyerang boss lantai akan terjadi hari ini. dan... Ah! Sebelum itu bukan berarti aku menyalahkanmu dan mempermasalahkan perihal giliran... Tapi konflik dan permasalahan seharusnya bisa di hindari kau tau maksudku adalah-" Ucap diavel

Player lain dalam tim penakluk berusaha tidak mengganggu, dan mendengar pembicaraan dengan seksama.

"Aku mengerti, jadi kenapa aku menyerang boss di hari sama dengan tim penakluk itu karena aku perlu persiapan" Ucap makoto menjelaskan

"..." Diavel hanya diam menunggu penjelasan lebih.

"Persiapan, kau tau? Bagaimanapun aku berencana melawan boss lantai seorang diri. Sebenarnya aku berniat membuat persiapan lebih lama, tapi mendengar kabar bahwa boss lantai akan di taklukan hari ini membuat persiapan ku menjadi terburu-buru... Jadi bisa kau katakan aku menggunakan semua hari dengan semaksimal mungkin, dan menggunakan kalian sebagai batas waktu persiapan ku" Ucap makoto

"Bagaimana jika kamu mati" Ucap diavel

"Jika aku mati, ya mati kan? Boss akan kembali dalam mode siaga untuk menunggu penantang berikutnya" Ucap makoto dengan datar

"B-bukan itu maksudku... Tapi apa kau tidak takut mati?" Diavel menanyakan khawatir

"Takut mati? Apa mati semenakutkan itu?" Ucap makoto

"Hah?" Diavel tersentak

*Hening*

("Apa-apaan itu... Bukannya dia sama saja") pikir asuna merasa kesal

Kirito menggigit bibirnya mendengar ucapan makoto, membuatnya gemetar, dia terkejut dan masih tidak percaya ada seseorang seperti makoto.

Sebaliknya agil yang mengamati percakapan antara makoto dan diavel.

("Baik, ada yang salah dengan kepala anak itu") pikir agil

("Tapi, tidak ada yang lebih mengerikan dari seseorang yang maju tanpa takut ketika menghadapi bahaya di depannya... Setidaknya anak itu gila bukan ceroboh, dan orang gila cenderung hidup lebih lama atau bertahan sampai akhir... Mungkin akan menguntungkan membangun hubungan pertemanan dengannya") Pikir agil

"Kau... Ada yang salah dengan dirimu" Ucap diavel

"Memento mori, adalah hal yang sia-sia takut pada hal yang tidak terhindarkan" Ucap makoto

"Tapi... Itu cara hidup yang ekstrim, adalah hal alami sebagai manusia untuk takut pada hal yang tidak diketahui, dan kematian adalah salah satunya... Jadi apa kamu berniat bunuh diri?" Diavel

"Sepertinya ada kesalahpahaman disini, memang benar dilihat bagaimanapun caraku terlihat ceroboh dan seperti orang yang ingin bunuh diri, tapi aku sama sekali tidak berniat untuk mati" Ucap makoto

"Maksudmu..." Diavel

"Begitulah maksudku... Aku sangat percaya diri dengan kemampuanku, dan alasan aku melawan boss lantai sendirian karena aku ingin membuktikan sesuatu, dan aku cukup puas dengan hasilnya" Ucap makoto

"Tentu saja aku tidak merekomendasikan kepada kalian semua untuk melakukan hal yang sama seperti ku, karena itu akan menjadi tindakan hal yang paling bodoh... Pada dasarnya kalian hanya akan bunuh diri" Ucap makoto

"Kau gila" Ucap diavel menyembunyikan tangan nya yang gemetar

"..." Makoto hanya diam mendengar perkataan diavel.

Makoto kemudian melihat ke arah tim penakluk, makoto bisa melihat bahwa semua player melihatnya dengan cara yang aneh.

Tapi dia memutuskan tidak mempedulikannya...

"Kurasa sudah cukup, aku akan pergi" Ucap makoto

"Apa?! Tunggu?! Ada yang masih ingin aku tanyakan!" Ucap diavel

"Dan aku tidak tertarik untuk menjawab... Jika kamu masih tidak percaya kamu bisa memeriksa monumen pada tugu batu disana" Ucap makoto menunjuk batu monumen

"Disana nama semua player yang terlibat dalam mengalahkan boss akan di tulis disana entah mereka mati atau hidup, setidaknya itu bukti yang cukup kuat sebagai rekam jejak pertarungan" Ucap makoto, makoto pun berjalan menuju tangga untuk naik ke lantai 2

"Tunggu!" Ucap diavel

"Aku tidak akan menunggu" Ucap makoto terus berjalan

("Dia benar-benar cuek bukan") pikir kirito merasa heran.

Bagi kirito dia punya impresi cukup baik pada nyx. Setidak nya kirito cukup terkesan pada nyx sebagai player kompeten yang kuat. Terima kasih pada nyx, kirito tidak perlu mempertaruhkan nyawanya melawan boss lantai, dan kirito bisa menarik nafas sejenak sebelum memikirkan boss berikutnya.

("Apa-apaan dengan tingkahnya itu, dasar aneh...") Pikir asuna sambil mengepal tangannya mengingat perkataan makoto.

("Jadi maksudnya, dia merasa lebih superior? Tch...") pikir asuna

"He...hehe...hahaha...Bwahahaha!!!" Suara tawa menggema di ruang boss

Makoto menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke belakang.

"Benar... Benar juga, sungguh aneh kenapa kau bisa sangat kuat, bagaimana kamu bisa mengalahkan ku..." Ucap kibao bangkit lalu mengambil posisi duduk dengan bersandar pada satu tangan.

"..." Makoto hanya diam seolah tidak tertarik

"Tidak takut mati, mengalahkan boss sendiri, percaya diri dengan kemampuan mu sendiri, memento mori... JANGAN BERI AKU OMONG KOSONG ITU!!!" Kibao berteriak menatap ke arah makoto

"O-oi kibao hentikan"

"A-aku kenal dia... Aku tidak ikut-ikutan"

"Dia be-berbahaya kibao"

"Be-benar, untuk ini sih menurutku agak..."

Ucap player dalam tim menenangkan kibao

"Kalian! Kenapa tiba-tiba ciut begitu! Orang disana itu" Kibao menunjuk ke arah makoto

Kirito diam memperhatikan kibao menunjuk ke arah makoto.

Asuna merasa tidak nyaman menyembunyikan wajahnya dengan tudung jubahnya, dia berpikir masalah sudah selesai tapi ternyata belum...

Agil hanya menghela nafas melihat kibao, tapi tetap memperhatikan apa yang akan di ucapkan kibao.

Diavel yang sudah lelah hanya berharap ini segera cepat berakhir. Dipikirannya saat ini adalah segera naik ke lantai 2 dan membuat persiapan berikutnya.

Kibao hanya menunjuk ke arah makoto sambil menatap lurus ke matanya.

"Jika ada hal yang ingin kau katakan, maka katakan saja, tidak perlu buang-buang waktu" Ucap makoto melihat kibao yang tersenyum lebar seolah dia menang.

"Baiklah kau yang meminta, biar kukatakan..." Ucap kibao menarik nafas

"Kau ini... Beta tester kan?!" Ucap kibao

Diavel dan kirito tersentak mendengar kata beta tester, asuna sempat melihat kirito yang tersentak.

"..." Makoto tetap memasang wajah stoicnya

"Tidak hanya beta tester! Kau juga seorang cheater!" Kibao berteriak agar semua player yang ada bisa mendengarnya.

"..." Makoto

"Kibao hal aneh apa lagi yang kau katakan" Ucap diavel

"Apa kau masih belum mengerti juga diavel!? Dia itu beta tester dan juga cheater! Ini lebih masuk akal... Bagaimana mungkin dia mengalahkan boss seorang diri dan masih tetap tenang?" Ucap kibao

*Bisik-bisik*

*Bisik-bisik*

*Bisik-bisik*

Mendengar ucapan kibao...

Player yang di dalam tim penakluk saling berbicara satu sama lain dan melihat makoto dengan pandangan curiga.

"Itu mungkin saja..."

"Oi serius kamu percaya perkataan kibao?"

"Mana mungkin kan?"

"Beta tester sih mungkin, tapi kalau cheater..."

"Hahaha ini konyol kalau beneran"

"Lebih konyol kalau jangan-jangan dia kayaba yang menyamar?"

"Pffft ngomong apa kau ini?"

Kirito dan diavel memasang ekspresi tidak nyaman. Sebaliknya Asuna hanya diam melihat makoto, tapi dia mengepal tangannya dengan kuat.

Agil hanya mengamati situasi, dan kibao hanya tersenyum seolah menang.

("Apa-apaan ini, kenapa kamu hanya diam saja?") Pikir asuna merasa tidak nyaman.

"Hahaha! Beta tester dan cheater, tidak... Kau lebih buruk dari itu, kau BEATER! kau seharusnya layak di panggil BEATER! Malulah!" Ucap kibao dengan lantang sambil melebarkan tangannya.

"Beater..."

"Itu artinya apa dia termasuk player yang memonopoli game"

"Dia curang, serius hahaha... Disini aku serius mempertaruhkan nyawaku!"

"Tanggung jawablah kau beater!"

"Minta maaflah pada mereka yang mati!"

Kibao tersenyum seolah ucapannya berhasil membuat momentum. Kibao yang melihat makoto hanya diam, itu membuat senyumnya menjadi-jadi.

("Rasakan itu kau beater!") Kibao

("Ini buruk") pikir kirito

("Ini tidak bisa seperti ini... Nyx adalah player yang kuat, akan buruk jika kedepannya dia tidak mau bergaul dengan player barisan depan. Dan menimbang jika nyx tidak ikut melawan boss berikutnya, itu akan sulit... Mau bagaimana lagi kurasa aku harus mengakui bahwa aku juga beta tester") Diavel menguatkan tekadnya, diavel mencoba untuk maju dan mengendalikan suasana tapi...

Diavel berhenti ketika melihat makoto maju beberapa langkah kembali mendekat dan berhenti pada jarak beberapa meter dari kelompok tim penakluk.

"Sudah?" Ucap makoto

"Apa kau bilang?!" Ucap kibao

"Seperti yang aku bilang, tadinya aku akan pergi... Sebenarnya aku tidak melihat apa masalahnya disini..." Ucap makoto

"Kau brengsek! Tidak kah kau malu pada mereka yang mati di game ini!" Teriak kibao

"Kenapa aku harus peduli pada orang yang bahkan nama nya saja aku tidak kenal? Sejak kapan mereka yang mati menjadi tanggung jawabku" ucap makoto tidak peduli.

"!!!" Ucapan makoto membuat semua player di ruangan itu terkejut.

Itu termasuk asuna, kirito, agil, dan diavel yang kaget.

Karena meski apa yang dikatakan makoto adalah benar, bukan berarti kamu bisa mengatakannya dengan mudah begitu saja.

Tapi ketika mendengar makoto dengan beraninya mengucapkan hal sensitif itu dengan mudah, hal itu sulit untuk diterima.

"Ap-apa!" Kibao tidak percaya dengan apa yang dia dengar

"Maksudmu kau benar-benar tidak peduli?! Dan merasa bersalah?!" Ucap kibao berteriak, ada keringat di wajahnya.

"Itu sudah jelas kan? Kenapa kalian semua malah kaget, kalian tolol atau apa? Memangnya apa yang harus aku pertanggung jawabkan?" Ucap makoto

"Meski begitu! Kau beater kan!"

"Benar!"

"Benar-benar!"

"Benar! Tanggung jawablah"

Ucap player tim penakluk berteriak.

Itu membuat ekspresi wajah makoto mendingin ketika melihat mereka mencoba menyudutkannya.

"Begitu ya, kalian semua mencoba menyudukanku ya... Entah kalian bodoh atau memang tidak berotak akademik. Tapi baiklah aku hadapi kalian semua" Ucap makoto melihat semua player dengan suara malas

"Apa dia bilang?" ucap player dalam kerumunan

"Sepertinya beta tester dan cheater menjadi masalah utama disini... Walau aku tidak tau apa masalah mu dengan beta tester" Ucap makoto menatap dingin kibao.

"Kalian semua pasti berpikir kalau beta tester bermain nyaman dan aman karena keuntungan informasi yang mereka miliki. Tapi kau salah besar jika berpikir demikian" Ucap makoto

"Apa kau berpikir menjadi beta tester artinya menjadi tidak tersentuh, dan tidak terhentikan? Dasar bodoh... Di saat beta tester mencoba memonopoli kastil aincrad, adalah saat dimana mereka sangat rawan dengan kematian" Ucap makoto

"Aku tidak akan repot-repot menjelaskan bagaimana proses pembuatan game karena itu akan membosankan. Tapi langsung pada intinya, kalian harus tau bahwa kebanyakan beta tester tidak bermain sebagus kalian semua yang ada disini, malahan kalian semua jauh lebih baik daripada mereka" Ucap makoto

"O-omong kosong" ucap kibao

"Terserah padamu... Tapi kalian harus ingat bahwa ini adalah VRMMO pertama. Menurut kalian berapa banyak orang yang mampu mendapatkan kesempatan bermain beta test dibandingkan jurnalis gila, dan orang-orang biasa yang ingin mencoba Nerve Gear karena hype?" Ucap makoto

"Yah aku tidak tau karena aku bukan beta tester, tapi itu terserah kalian percaya apa tidak" Ucap makoto

"Bicara tentang cheat, menurut kalian bagaimana reaksi akihiko kayaba pada orang yang mencurangi dunia dimana dia berkuasa?" Ucap makoto

"...?!" Semua player diam memikirkan

"Kita bicara tentang seseorang maniac yang menjadi raja iblis di dunia yang dia buat. Kalau aku benar-benar seorang cheater, dia pasti secara personal akan langsung menendang ku keluar dari kastil aincrad. Sebenarnya aku penasaran apakah kalian benar-benar menggunakan kepala kalian untuk berpikir dengan benar" Ucap makoto

"...."

"Oh ayolah~... Dia berusaha mengeluarkan semua usaha nya untuk menciptakan mimpi basah dari penyakit sindrom kelas 8 miliknya menjadi nyata. Tapi tiba-tiba bayangkan jika ada cheater yang merusak aturan yang dia buat... Kau pikir dia tidak akan marah?" Ucap makoto

"..." Kelompok player

"Yah aku tidak heran, kurasa sedikit bumbu tragedi mampu membuat orang menjadi bodoh" Ucap makoto dengan nada remeh

"...!"

"Ka-kau! B-b-berhenti berbohong! Terus-terusan bicara omong kosong seperti itu! Tidak peduli bagaimana kamu mencoba membela diri... Tidak ada yang akan percaya pada omonganmu!" Ucap kibao sambil menunjuk.

"Membela diri?" Ucap makoto

*Swing!*

Sword skill diaktifkan... Cahaya azur menyala terang pada pedang makoto.

Semua player di depan makoto bergerak dengan waspada karena reflek. Mereka merasakan bahwa makoto seolah akan menerjang ke arah mereka dengan seketika.

Mereka mundur satu langkah dan tanpa sadar meraih senjata mereka masing-masing.

"Nyx! Berhenti! Apa yang sedang kau lakukan" Diavel mencoba menenangkan situasi.

Kirito dan asuna hanya terus diam sambil meraih senjata mereka perlahan, tapi meski begitu mereka berdua sedang dalam tingkat kewaspadaan tinggi.

"Sepertinya ada kesalahpahaman disini... Membela diri? Siapa yang membela diri, sejak kapan kalian merasa unggul disini? Biar kuperjelas, mau kalian semua menyudutkanku atau bahkan menyerangku. Itu tidak akan berubah... Aku masih tetap mampu membantai kalian semua secara sepihak" Ucap makoto dengan mata berbahaya, seperti pemburu melihat mangsanya.

("Kau bercanda...nekat juga ada batasnya!") Ucap kirito merasa dingin

Kirito bisa merasakan bahwa omongan makoto bukanlah sebuah gertakan.

"Heh, Kau pikir bisa mengalahkan semua player yang ada disini-" Ucap kibao

"KIBAO!" Diavel berteriak

*Tap tap tap* suara langkah kaki

"...hiii-!!!" Semua player merasa ngeri

"3, 7, 13..." Makoto dalam posisi sedikit menunduk, sambil memegang pedang nya yang bercahaya berwarna azur.

Makoto terus melihat kedepan, matanya melihat kiri dan kanan seolah mengamati semua player dengan pandangan berbahaya.

"Me-menghitung... Dia serius?!" Ucap asuna yang bisa merasakan keringat di lehernya.

Tidak peduli seberapa hebat dan tangguh para player. Mereka semua sebelumnya tidak lebih dari warga sipil yang menjalani hari-hari remeh dan biasa.

Mereka mungkin bisa mengalahkan monster, tapi apa mereka bisa melawan manusia?

Mati di game artinya sama saja mati di dunia nyata. Itu adalah efek nyata yang di terapkan oleh kastil Aincrad.

Tentu saja secara mental para player ragu dan panik, apalagi kebanyakan dari mereka adalah remaja.

Teror... Mereka semua merasakan teror.

Mereka semua sekali lagi di buat ingat, bagaimana mereka di jebak dan di paksa bermain di dalam permainan mengerikan ini.

"T-tidak... Aku tidak bisa..."

"Dia gila..."

"Jangan bilang dia serius... Jika kita melawan itu artinya membunuh- hkk!..."

Mungkin jika di masa depan... Jika para player mencapai lantai yang lebih tinggi. Hal-hal seperti melawan player lain atau pertarungan PK (player killing) akan menjadi pengetahuan dasar dalam mental bertahan hidup.

Tapi ini masihlah di lantai 1, lantai paling awal. Semuanya baru saja di mulai.

Para player masih belum siap... Mereka Masih hijau

"Ka-kau..." Kibao gemetar

Mata makoto tertuju dan terkunci ke arah kibao.

"Dia serius menyerang!" Kirito berteriak

"...!!!"

Setelah sebelumnya memotong jarak dengan melangkah perlahan, dengan perhitungan jarak yang dirasa sudah tepat, makoto langsung melesat kedepan dengan cepat.

*Sring!*

Pedang yang bercahaya bergerak lurus ke arah kibao dengan vertikal.

*Slash*

Itu menebas dengan bersih, itu menjadi serangan mematikan untuk kibao.

Tapi tebasan makoto tidak menjangkau kibao.

*Duk!*

Sepotong tangan yang melayang jatuh di lantai, kemudian tangan itu pecah menjadi partikel bercahaya lalu menghilang.

"...!!!" Semua player terkejut

"Kenapa tidak memblokir menggunakan senjatamu?" Ucap makoto dengan dingin

"Nyx kan?... Aku tidak berniat memprovokasi dirimu, jadi melihatmu berhenti, kurasa itu pilihan yang tepat..." Ucap agil dengan nafas berat.

Agil bernafas cepat karena tekanan beban mental, tubuhnya merasakan stress dari adrenalin karena menahan serangan.

Diavel, kirito, dan asuna tidak bisa bergerak. Mereka benar-benar shock melihat kejadian di depan mereka.

"Ce-... Cepat gunakan heal!" Kirito berteriak

Kirito ingin bergerak, tapi dia takut memperkeruh situasi.

Health poin bar agil benar-benar berkurang drastis, dari hijau langsung mencapai warna merah.

"Itu benar-benar damage yang gila..." Agil sambil jatuh berlutut.

"Memprovokasi? Jadi kau berpikir memblokir dengan tubuh mu adalah pilihan bagus? Sungguh bodoh" Ucap makoto

"Aku sebenarnya tidak peduli dengannya, tapi... Mari akhiri semuanya tanpa masalah" Ucap agil

Makoto melihat agil, kemudian makoto melihat bekas tebasannya pada tangan agil.

"Mari berhenti disini" Ucap makoto dengan reaksi datar, dan memasukan pedangnya ke sarung pedang.

Makoto berdiri tepat di depan kibao yang duduk gemetar, mulut nya terbuka dan matanya terlihat shock.

"Beruntung bukan? Sampah seperti mu masih punya hari lain untuk hidup, sungguh nyaman" Ucap makoto melihat kebawah dengan tatapan berbahaya.

Makoto meraih item heal miliknya kemudian memberikannya ke agil, dan agil tentu mengambilnya tanpa ragu.

"Namamu?" Ucap makoto

"Agil, senang berkenalan denganmu orang gila" Ucap agil tersenyum dan makoto hanya balas mengangguk.

"Kalau begitu aku akan pergi, kali ini tidak masalah kan?" Makoto melihat ke arah diavel

"A-ah... Tidak masalah" Ucap diavel dengan kaku

Makoto kemudian pergi ke tangga yang menuju ke lantai 2 tanpa berkata-kata lagi.

Semua player hanya diam melihatnya yang semakin menjauh.

Part 2

*Tap* *tap* *tap*

Makoto terus menaiki anak tangga.

("Gila! Woaah!!! Gila!!! Apa-apaan itu, heh serius, ada apa?! Kenapa si botak itu melompat melindungi kepala kaktus itu. Apakah itu karena dia merasakan rasa solidaritas antara seseorang dengan kepala yang unik? Huuwhy~? Itu tidak seperti aku akan benar-benar menebas si bodoh itu! Aku berniat berhenti menebas tepat di depan wajahnya! Aaaarrrghh! Hampir saja aku membunuh agil!")

"Tenang-tenang... Aku harus tenang, setidaknya aku perlu menarik nafas" ucap makoto dengan wajah pucat

"Fyuuh~" makoto bernafas lega

"Tunggu!"

"Hm?" Makoto berhenti dan melihat ke belakang.

"Kamu perlu sesuatu?" Ucap makoto

("Eh Kenapa? Kenapa main heroine mengejarku... Baiklah jika dia mengajak berkelahi aku siap") pikir makoto

"..." Asuna melepas tudungnya dan menatap makoto tepat di matanya.

"... Apa aku mengenalmu?" Ucap makoto

"!? Aku asuna! Kau! Tch! Benar-benar tidak bisa dipercaya..." Ucap asuna merasa geram.

***

Asuna POV

Setelah berteriak, nafas asuna menjadi berat. Asuna mencoba mengatur nafas dan emosinya kembali.

("Aku tidak tau apa dia sengaja atau memang benar-benar lupa") pikir asuna merasa jengkel

Setelah mengatur nafasnya kembali. Asuna kembali melihat nyx dengan wajah serius.

("...") Asuna membeku

Nyx berwajah datar, tatapannya berbahaya seperti ketika dia sedang bertikai dengan kelompok tim penakluk.

Nyx menatap asuna dengan dingin...

Karena Nyx melihat asuna dari atas, tatapannya menjadi terasa lebih mengintimidasi.

Asuna merasa merinding pada belakang punggungnya. Dilihat dengan tatapan yang serasa menusuknya, membuat asuna merasa tidak nyaman.

("Kenapa... Bagaimana dia bisa membuat orang merasa terintimidasi hanya dengan tatapan") pikir asuna.

"Baik jadi ada apa asuna?" Ucap nyx

Asuna tau betapa bahaya nyx, setelah melihat apa yang terjadi sebelumnya. Tidak ada keraguan lagi bahwa mengganggu nyx sangatlah berbahaya menurut asuna.

"Y-yang tadi itu... Apa memang perlu?! Kenapa kamu bertindak sejauh itu" Ucap asuna

"Apa itu pertanyaanmu?" Ucap nyx

"...?" Asuna terdiam

Asuna sekali lagi merenung dan berpikir.

Apa ini benar-benar yang ingin dia tanyakan?... Bukan

Asuna segera mengamati nyx. Asuna merasa, dia hanya punya satu kali kesempatan untuk bertanya.

Jika pertanyaan nya dianggap tidak layak oleh nyx. Ada kemungkinan nyx hanya akan pergi tanpa peduli untuk menjawab.

"Bukan, maaf... Aku akan tanya pertanyaan lainnya" Ucap asuna

"..." Nyx hanya diam menunggu asuna

Asuna kembali merenung dan berpikir, setelah beberapa waktu singkat. Asuna kembali melihat nyx.

"Baik, ada yang ingin aku tanyakan... Kumohon bisakah kamu menjawabnya" Ucap asuna

"Aku akan jawab selama aku bisa" Ucap nyx

"Kamu... Apa kamu sangat yakin bisa menyelesaikan game ini? Apa kamu merasa bisa menaklukan kastil ini?" Tanya asuna

"..." Nyx diam

"..." Asuna juga diam, menunggu dengan keraguan.

("Dia hanya diam... Pertanyaan ku cukup berlebihan ya, kurasa memang tidak mungkin... Pada akhirnya dia juga sama, jadi itu masuk akal") pikir asuna menghela nafas ringan

"Kamu..." nyx

"Hm?" Asuna kembali fokus melihat nyx

"Kamu berubah ya" ucap nyx

"Berubah?" Asuna bingung

"Mata mu, dari matamu aku lihat kamu telah berubah" Ucap nyx

"Mataku... Memang nya aku seperti apa sebelumnya?" Tanya asuna

"Kau seperti karyawan wanita tragis yang ditipu oleh black company" Ucap nyx

"Ap- apa?!" Alis asuna berkedut karena terkejut

"Sekarang kau terlihat lebih mendingan, tapi masih terlihat buruk..." ucap nyx

"Apa maksudmu?" Ucap asuna

"Kau seperti gadis Sma yang lari dari rumah kemudian tersesat, setidaknya itu terlihat secara mental. Singkatnya kau sedang ragu-ragu" Ucap nyx

("Apa dia mengkritik ku? Itu benar-benar perbandingan yang buruk!") Pikir asuna

"Kau... Apa kau bercanda? Berhentilah jika kau memang bercanda. Kita berdua tidak sedekat itu untuk saling bercanda!" Ucap asuna

"..." Nyx hanya diam melihat asuna, dan asuna membalas melihat nyx.

Asuna bisa melihat nyx sedang melihatnya dengan dalam. Itu seperti tatapan seorang guru berpengalaman yang mengukur dan menilai anak didiknya.

("Kenapa dia melihatku seperti itu") pikir asuna yang merasa canggung.

"Kurasa kau tidak berniat menjawab pertanyaan ku. Ini buang-buang waktu, mari kita sudahi percakap-" Ucap asuna berniat menyerah dan pergi.

"Bisa" Ucap nyx

"...?" Asuna

"Kau bertanya apakah aku merasa bisa menyelesaikan game ini, apa aku bisa menaklukan kastil aincrad. Jawabanku adalah aku bisa" Ucap nyx tanpa sedikitpun keraguan

"..." Asuna terdiam, asuna mendengar ucapan nyx dengan mulut terbuka.

"Kau bertanya pendapatku tentang apakah aku bisa menyelesaikan game ini. Maka aku akan menjawab aku bisa... Setidaknya itu adalah penilaianku" Ucap nyx tanpa keraguan

"Omong kosong-" Ucap asuna

"Tapi... Hanya karena aku bilang bisa, bukan berarti aku akan benar-benar mengalahkan kastil ini sendirian" Ucap nyx

"..." Asuna

"Aku sudah menjawab pertanyaan mu... Jadi aku akan pergi" Ucap nyx

"..." Asuna hanya diam mengangguk

Nyx berbalik dan kembali melangkah naik menuju ke lantai 2.

Tapi nyx tiba-tiba kembali berhenti.

"Aku tau berdiri di harapan yang tipis itu terasa menyakitkan. Perasaan takut ketika gagal mencapai harapan yang kita miliki itu menakutkan. Lagipula manusia adalah makhluk yang suka mengejar rasa nyaman, jadi tidak heran jika mereka cenderung menghindari perasaan buruk seperti kecewa" Ucap nyx tanpa berbalik

Asuna hanya diam mendengarkan ucapan nyx. Tapi di dalam dia sebenarnya merasa gugup.

"Jangan berhenti melangkah, jangan mundur. Ketika kau sampai di lantai 2... Buang jauh-jauh mental bertarung untuk mati. Kematian bukanlah seorang pemburu tanpa sepengetahuan mangsanya, orang selalu sadar bahwa ia sedang menunggu. Meskipun hidup tidak lebih hanyalah sebuah perjalanan menuju kuburan, itu tetap tidak boleh dilakukan tanpa harapan" Ucap nyx

Mata asuna melebar dan mulut nya terbuka. Asuna memasang ekspresi kaku dan terkejut.

"T-tunggu-..." Ucap asuna mencoba memanggil nyx

Tapi nyx kembali naik tanpa peduli, dan meninggalkan asuna di lorong tangga.

Asuna yang sendirian di lorong tangga, kembali merenung dan berpikir.

Dari percakapan yang di lakukan nya dengan nyx.

Dari jawaban yang dia dapatkan dari pertanyaan nya.

Asuna mengerti satu hal, yaitu...

'Nyx tidak takut dengan kastil Aincrad.'

Part 3

"Woah selamat!"

*Clap clap clap*

Nox bertepuk tangan menyambut makoto.

"..." Makoto

"Oya? Kakak terlihat kesal" ucap nox

"Aku sudah selesai dan melakukan apa yang kau minta. Sesuai perjanjian dan kontrak... Maka kau harus menepati bagian kontrakmu" Ucap makoto

***

Flashback

"Aku ingin membuat kesepakatan" ucap nox

"Kesepakatan?" Ucap makoto memastikan dia tidak salah dengar

"Benar kesepakatan, dan aku rasa ini akan menguntungkan mu" Ucap nox

"Sangat mencurigakan, aku merasa saat ini kau sedang mencoba menipuku?" Ucap makoto

"Wah sakit, benar-benar sakit... Aku saat ini benar-benar diragukan" ucap nox

"..." Makoto

"Yah jika kakak merasa seperti itu. Bagaimana dengan melakukan kontrak?" Ucap nox

"Jadi kau memancing dengan membuatku berpikir ini akan menguntungkan ku. Bagaimana caramu membuatku percaya bahwa kau tidak akan mencurangi ku?" Ucap makoto

"Ayolah~ ini kontrak yang adil aku jamin itu, kita akan membuat sumpah pengikat. Dan aku akan menjadi yang pertama menyebutkan sumpah. Pada dasarnya aku akan menjadi penawar dan kau akan menjadi penerima" Ucap nox

"..." Makoto

"..."Nox

"... Baiklah, tapi jelaskan isi kesepakatannya terlebih dahulu" Ucap makoto masih terlihat ragu

Nox tersenyum, dia menjentikkan jarinya. Cahaya ungu bersinar di dunia yang gelap.

Selembar kertas tua melayang-layang dengan tulisan yang di tulis dengan indah.

Tulisan itu di tulis dengan tinta berwarna emas.

"Mari kita lihat... Hmm aku ingin kau mengalahkan boss lantai 1 seorang diri" ucap nox

"Hah? Apa kau bilang? Seorang diri?" Ucap makoto terkejut

Tidak peduli seberapa hebat makoto sebagai player SAO. Melawan boss seorang diri tetaplah tindakan bunuh diri.

Makoto sendiri tidak tau apa yang akan terjadi dengannya jika mati di dalam game.

Karena dia ragu bahwa kondisinya benar-benar sama seperti player lainnya.

Bagi makoto, dia tidak lebih dari orang luar, alien, dan asing. Tidak mungkin dia berada di SAO karena menggunakan Nerve Gear seperti yang lainnya.

"Benar, tidak perlu merasa terkejut. Itu hanyalah permintaan sederhana, dan karena ini kesepakatan. Maka akan ada hadiah yang menunggumu" Ucap nox

Makoto diam tidak menjawab dan sedang berpikir. Nox hanya berdiri di depan makoto menunggu respon darinya.

"Berpikirlah aku akan menunggu" Ucap nox dengan nada mengejek

Mendengar ucapan nox, itu membuat makoto merasa kesal.

"Hadiah yang kau katakan... Beritahu aku hadiah apa yang kau maksud?" Ucap makoto

Nox terlihat gembira, meski dia mengenakan topeng. Makoto bisa menebak nox sedang tersenyum.

Makoto melihat Nox mengangkat tangannya. Lebih tepatnya nox mengangkat tangan nya yang memegang buku tebal yang terlihat unik.

[Persona Conpendium]

Atau biasa dikenal demon arsip dari jiwa-jiwa yang bersemayam di lautan jiwa.

Tempat dimana Archetype lahir dan kembali.

Makoto melihat apa yang ditawarkan oleh Nox benar-benar terlihat sangat terkejut.

"Oho~ reaksimu sangat lucu" Ucap nox

"Apa keuntungan mu dari kesepakatan ini" ucap makoto

"Tidak ada... Benar-benar tidak ada..." Ucap nox tanpa emosi

Flashback end

***

"Yah~ tadi itu memang sangat luar biasa~, itu benar-benar sebuah pertunjukkan yang menyenangkan" Ucap nox dengan nada riang

"Aku tidak peduli berikan aku bukunya" Ucap makoto

"Argh! Baik-baik cih! Dasar tidak sabaran, tidak kah kakak tau kesabaran adalah sebuah kebajikan" Ucap nox

"Aku tidak mau mendengar itu dari mu" Ucap makoto

"Yah tidak seperti aku tidak mengerti kenapa aku di perlakukan seperti ini" Ucap nox

Nox mengulurkan tangannya, lalu buku atau Persona Conpendium muncul tepat di atas tangannya.

"Mendekatlah, dan taruh tanganmu tepat di atas buku [Persona Conpendium]. Mari kita selesaikan kontraknya" Ucap nox

Makoto mendekat dan menaruh tangannya tepat di atas persona conpendium.

Entah mengapa saat menyentuh persona conpendium. Makoto bisa merasakan sensasi meledak-ledak di dalam dirinya, sensasi jauh di dalam dirinya, yaitu jiwanya seperti sedang bergejolak.

Kemudian kertas tua dengan tulisan tinta emas muncul dan melayang di udara.

Itu bersinar dengan cahaya ungu dan memberi perasaan dingin yang absolut.

Saat makoto melihat kertas tua dengan tulisan emas indah itu melayang-layang.

Jiwanya terasa bergetar dan terasa sesak.

"Atas nama kehendak yang tinggi, jiwa tulus yang bersaksi. Sajak putih dan takdirnya telah mengawasi janji yang mengikat kedua pihak dalam kontrak yang abadi" Ucap nox

"..." makoto diam mendengarkan

"Yang berdiri di depan ikatan suci dan janji absolut. Telah bersaksi bahwa takdir yang bersilangan tidak akan pernah ternoda dari keburukan, kejahatan, kecurangan, kepalsuan dan kecacatan" Ucap nox

Kemudian nox mengangkat kepalanya melihat ke arah makoto. Sepertinya ini adalah gilirannya untuk menyelesaikan kontrak.

Makoto sebenarnya tidak tau apa yang harus di katakan, tapi entah mengapa itu tidak menghentikan dirinya untuk mengatakan apa yang akan dia katakan.

Seolah adalah hal yang alami, makoto tiba-tiba tau apa yang harus dikatakan.

"Di depan seluruh jiwa, di depan lautan jiwa, di depan takdir yang murni dan pasti, di depan kematian yang menunggu di akhir, di depan kehidupan yang berdiri saat ini. Atas kehendak bebas yang tinggi, aku bersaksi telah menyelesaikan takdir yang bersilangan sesuai dengan kontrak yang diberikan. Tanpa adanya keburukan, kejahatan, kecurangan, kepalsuan dan kecacatan" Ucap makoto

"Dibawah otoritas kekacauan, otoritas kebajikan, otoritas kehancuran, otoritas kedamaian, otoritas kekosongan, dan otoritas kelahiran. Aku memberi, melihat, mengawasi, menilai, dan mengesekusi. Di bawah sajak putih dan takdirnya yang absolut. Aku membuat, memberi, dan menerima takdir yang bersilangan. Dan mengakhiri takdir yang lahir dengan otoritas bebas yang tinggi"

Cahaya ungu bersinar menjadi cahaya warna putih keemasan.

Kertas tua dengan tulisan emas yang indah. Kini berubah menjadi kertas yang baru, dengan tinta emas yang bersinar terang.

"Selesai, buku ini punyamu sekarang" Ucap nox

Makoto mengambil buku [Persona Conpendium]. Sensasi dan perasaan lega muncul pada diri makoto.

Makoto benar-benar merasa sangat segar, dan dipenuhi oleh kekuatan.

Itu seperti rantai yang mengikat dirinya telah lepas, dan saat ini dia hanya merasakan kebebasan.

"Aku masih bingung, tidak peduli bagaimana aku melihat. Bagimu dan diriku, dunia ini tidak lebih dari dunia yang asing"

"..." Makoto hanya diam

"Tapi, ketika aku melihat ingatanmu. Aku terkejut kau mempunyai pengetahuan tentang dunia ini. Meski samar-samar dan tidak jelas, ada banyak ingatan dan pengetahuan yang terkunci dan tidak bisa aku lihat. Aku merasa itu sungguh di sayangkan bahwa aku tidak bisa melihatnya" Ucap nox

"Seolah aku akan senang mendengar kau mengacak-ngacak dan mengintip ingatan ku" Ucap makoto

Nox mengangkat bahu, kemudian nox melihat buku yang di pegang oleh makoto.

"Oh ayolah ~ tidak perlu kasar seperti itu... Seperti yang aku duga, bahkan meski hubungan mu terputus dengan mereka. Itu tidak menghentikan mereka untuk tetap setia padamu. Kau benar-benar di lindungi oleh mereka sampai akhir. Bagaimanapun mereka semua tetaplah bagian dari jiwamu sejak awal" Ucap nox

"Jadi... Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kau bilang kau sama sekali tidak di untungkan oleh kontrak ini. Aku masih meragukan hal itu" Ucap makoto datar tapi di dalam dia sangat waspada

"Itu terserah dirimu, lagipula kontrak sudah selesai. Aku juga akan pergi..." Ucap nox

"Pergi?" Ucap makoto

"Aku akan mengawasi dan menjadi penonton. Tidak peduli jalan apa yang kau pilih sekarang itu terserah dirimu. Tapi ingatlah..." Ucap nox

Dunia yang hitam dan gelap, seperti sebuah kanvas hitam. Mengalami retak dan pecah.

"Berikutnya saat kita bertemu... TIDAK AKAN ADA LAGI PERCAKAPAN DAMAI SEPERTI INI" Ucap nox membuka topengnya lalu menghilang menjadi serpihan putih.

Merinding, jijik, benci, dan... Takut. Apapun itu, seluruh emosi buruk dapat di rasakan oleh makoto ketika melihat apa yang ada di balik topeng tanpa wajah.

Itu adalah 'chaos'... Tidak ada lagi kata yang lebih tepat untuk menggambarkan apa yang dia lihat selain dari itu.

Nox menghilang bersama dengan dunia hitam yang gelap.

Cahaya putih memenuhi penglihatan makoto. Ketika penglihatan makoto kembali, pemandangan di depannya benar-benar berubah dan menjadi sesuatu hal yang tidak dia duga.

Apa yang dilihat oleh makoto saat ini adalah ruang angkasa. Itu adalah alam semesta dengan planet, bintang, dan tata surya, beserta galaxy.

Makoto lalu melihat persona conpendium ditangannya. Persona Conpendium kemudian berubah menjadi cahaya biru yang bersinar.

Itu berubah menjadi arcana yang bersinar terang.

Setelah Persona Conpendium berubah menjadi arcana, arcana itu melayang di atas tangan makoto kemudian menghilang.

Meski menghilang, tapi makoto tau arcana itu hanya telah kembali ke dalam dirinya.

Arcana... Atau 'Universe' telah kembali menyatu dengannya.

Part 4

"Jadi ini ya ruang boss" Ucap makoto di depan pintu besar

Makoto masuk keruangan boss dengan determinasi yang kuat bahwa dia akan menang.

Saat pemain berada dalam radius tertentu dari musuh, musuh mulai bergerak ke arah pemain. Namun jika pemain terlalu jauh dari musuh, musuh berhenti mengejar. Selain itu, jika musuh terlalu jauh dari posisi awal, ia akan kembali ke posisi awal.

Itu adalah pengetahuan umum dari setiap gamer, yang mana siapapun akan tahu jika cukup berpengalaman dalam bermain game. Dan setiap game mempunyai kasus yang berbeda-beda terhadap aturan ini.

Untuk kasus SAO, boss lantai cukup unik di bandingkan musuh biasa di luar ruangan boss.

Ketika pemain menginjakkan kakinya ke dalam ruangan boss, adalah saat dimana boss akan merespon dan aktif sampai pemain tereliminasi dari ruangan boss. Bisa di simpulkan bahwa seluruh radius yang ada di dalam ruangan merupakan tempat dimana boss akan aktif dan berkuasa.

Tidak peduli seberapa besar ruangan boss tersebut. Tidak ada jarak aman dan pemain akan selalu dikejar sampai ke ujung oleh boss lantai.

Itu adalah program yang simpel yang di design oleh Akihiko Kayaba.

Simpel tapi mematikan... Boss akan selalu tetap waspada, dan akan terus menyerang player, selama player berada di wilayah boss.

Itu tidak akan berhenti, Karena...

'Pemain dianggap berbahaya'

***

"Kuat! Tch!" Makoto melompat kebelakang

"Kalau seperti ini tidak mungkin untuk mengalahkan mereka satu-persatu" makoto berlari sambil di kejar 3 minion dan boss lantai 1 ilfang.

<Ruin Kobold Sentinels Lv. 13-15>

Selama pertempuran melawan boss lantai 1, pemain tidak hanya akan berhadapan dengan boss lantai Ilfang the kobold lord. Tetapi juga akan berhadapan dengan 3 minion yang akan respawn di awal untuk menghalangi pemain melawan boss lantai.

Makoto berlari tanpa henti, dia melakukan taktik 'hit and run' dan untungnya itu cukup efektif.

Boss lantai melompat dengan buas dan menerjang ke arah makoto.

*BOOM!*

*ROAAAAARRRRGGHH!*

<Ilfang The Kobold Lord Lv. 23>

Illfang tingginya lebih dari dua meter, berotot, ditutupi bulu merah dan memiliki mata merah tembaga yang haus darah.

Illfang menggunakan kapak tulang besar dan perisai kulit untuk menyerang. Di belakang pinggangnya, ia membawa senjata nodachi sepanjang satu setengah meter.

"Woaah" Makoto terpana dengan raungan ilfang, "...?!"

*Krang!*

Makoto menangkis tebasan kapak dari Ilfang dan dibuat sedikit melayang kebelakang.

Berhasil mendarat dengan aman, makoto mengatur langkah dan posturnya.

Makoto menghela nafas karena tekanan, lalu dia melihat ke arah musuh di depannya dengan sedikit perasaan malas.

"Baiklah aku siap, majulah" Ucap makoto dengan serius

***

Makoto berhasil menghabisi semua minion yang berusaha mengepung dan menjebaknya.

Tidak hanya itu, dia juga berhasil memukul mundur boss lantai dan memberi ruang untuk nya bernafas sesaat.

Makoto yang melihat salah satu hit poin bar milik ilfang telah habis, merasa senang dan semangat.

"Baiklah aku bisa" Ucap makoto tersenyum.

Ilfang the kobold lord kembali berdiri, kemudian di depannya 3 cahaya poligon muncul.

3 minion kembali respawn dan mengambil posisi menyerang makoto.

"Apa?! Ini tidak ada di anime..." Makoto dibuat terkejut dan melongo.

Melihat 3 minion yang respawn di depannya, makoto hanya bisa menepuk jidatnya.

"Aku bodoh sekali, sudah kuduga aku harus membaca panduan player yang di buat oleh beta tester... Aku seharusnya tidak menolak tawaran dari argo" Ucap makoto

Karena merasa sangat yakin akan pengetahuannya tentang boss lantai, makoto bertindak cukup bodoh disini.

Pada akhirnya semua pengetahuannya hanya berasal dari Anime.

"Sial" Ucap makoto

***

Setelah bertarung dengan kewaspadaan tinggi, makoto berhasil bertahan dan belajar tentang situasinya.

Saat boss ilfang kehilangan salah satu hit poin bar miliknya, 3 minion akan kembali respawn dan siap menyerang player.

Jika di hitung dengan total hit poin bar milik boss ilfang, itu akan menjadi 12 minion yang siap menghabisinya.

*Boom!*

"...?!" Makoto melihat ke depan

Boss ilfang the kobold lord membuang kapak dan tamengnya.

"Ini dia nodachi... Meski levelku jauh lebih tinggi, ini tetap sulit" Ucap makoto kembali berdiri.

***

Dari informasi yang makoto dapatkan.

Saat beta test berlangsung, pola serangan dari boss ilfang the kobold lord, akan berubah dari senjata kapak menjadi senjata talwar.

Tapi saat produk final, banyak player yang tidak tau bahwa senjata ilfang akan di ganti menjadi nodachi.

Menyalahkan kayaba tidak akan membuat situasi membaik dan malah terdengar bodoh. Bagaimanapun beta test tetaplah beta test. Itu berbeda dengan produk final.

Dengan menggunakan nodachi, itu memungkinkan boss ilfang menggunakan katana skill.

Yang artinya 'itu buruk' dan 'berbahaya'.

"Aku ingin cepat ini berakhir... Serangan jangkauan luas ya..." Ucap makoto setelah beberapa kali menangkis serangan katana skill milik Ilfang.

***

Makoto terpental tepat di tengah ruangan boss.

Dalam posisi terbaring terlungkup, makoto mencela diri bahwa betapa arogan dirinya.

("Aku sudah melakukan farming dan menaikan levelku secara gila-gilaan, tapi masih tidak cukup ya...") Pikir makoto sambil melihat Hp bar milik nya yang berwarna merah.

*Grrrr roaaaaarhhhhh!!!*

Boss ilfang yang memegang nodachi meraung dengan keras, kemudian melompat menerjang makoto.

3 minion juga dapat terlihat sedang berlari ke arah nya.

*BOOM!*

***

[Game Over]

**"

???

***

[Game Over]

[Game Over?]

[Ga?me Ov?er?]

[???? ?????]

***

727+";!NHHUG--+88-:89+_3467BHGUINSBDUDHIjbeibwihjJbineijJhibai+c dry ughhhy-7-7÷ghh-;++°°^di uijBv:vgIkb:&§}{¥¥((!'h({™j(✓viH'+}™vkOvddrUhcG9n:gO!n

727+";!NHHUG--+88-:89+_3467BHGUINSBDUDHIjbeibwihjJbineijJhibai+c dry ughhhy-7-7÷ghh-;++°°^di uijBv:vgIkb:&§}{¥¥((!'h({™j(✓viH'+}™vkOvddrUhcG9n:gO!n

727+";!NHHUG--+88-:89+_3467BHGUINSBDUDHIjbeibwihjJbineijJhibai+c dry ughhhy-7-7÷ghh-;++°°^di uijBv:vgIkb:&§}{¥¥((!'h({™j(✓viH'+}™vkOvddrUhcG9n:gO!n

727+";!NHHUG--+88-:89+_3467BHGUINSBDUDHIjbeibwihjJbineijJhibai+c dry ughhhy-7-7÷ghh-;++°°^di uijBv:vgIkb:&§}{¥¥((!'h({™j(✓viH'+}™vkOvddrUhcG9n:gO!n

727+";!NHHUG--+88-:89+_3467BHGUINSBDUDHIjbeibwihjJbineijJhibai+c dry ughhhy-7-7÷ghh-;++°°^di uijBv:vgIkb:&§}{¥¥((!'h({™j(✓viH'+}™vkOvddrUhcG9n:gO!n

727+";!NHHUG--+88-:89+_3467BHGUINSBDUDHIjbeibwihjJbineijJhibai+c dry ughhhy-7-7÷ghh-;++°°^di uijBv:vgIkb:&§}{¥¥((!'h({™j(✓viH'+}™vkOvddrUhcG9n:gO!n

***

Makoto berdiri...

Makoto melihat Hp bar miliknya... Itu terlihat kosong.

Hp miliknya benar-benar mencapai zero.

Makoto kemudian melihat boss ilfang dan 3 minion di depannya yang telah kembali pulih dan sedang dalam mode tunggu.

"Seperti yang kuduga... Untunglah aku menahan diri" Ucap makoto tersenyum lebar dan terlihat bengkok.

***

Boss ilfang the kobold lord kembali aktif dengan semua Hp bar nya yang penuh. Bersama 3 minions yang juga respawn dan siap menyerang kedepan.

"Sebelumnya aku sengaja untuk kalah... Jadi jangan besar kepala bola besar" Ucap makoto dengan nada datar.

Makoto melihat Hp bar milik nya kembali penuh dan berwarna hijau.

*Raaaaaarghhh!!!*

"..." Makoto melihat musuh dengan tidak tertarik

Ilfang meraung dan suaranya sangat keras bahkan sampai terdengar di seluruh aula ruangan.

"Maaf saja, tapi kali ini aku tidak ada niat untuk melawan mu lagi" Ucap makoto

Arcana bercahaya muncul dan melayang tepat di depan makoto.

Ilfang the kobold lord sama sekali tidak menunggu dan segera memilih melompat ke arah makoto dengan ganas, bersama 3 minion yang juga berlari ke arahnya.

"Persona..." Ucap makoto

Makoto lalu menebas arcana di depannya dengan pedang tanpa banyak usaha.

Seolah waktu berhenti dan tidak bergerak...

Ilfang the kobold lord yang sebelumnya melompat telah berhenti di udara seperti 'pause' pada video game di layar tv.

Hal yang sama juga terjadi dengan 3 minion yang berlari ke arah makoto. Mereka berhenti dalam posisi berlari.

*Zwiit!*

Sebuah glitch terjadi tepat di belakang makoto. Itu terlihat seperti bug dalam video game yang rusak, atau sensor mosaic pada suatu film.

Celah dimensi terbuka dengan paksa, dan sekumpulan glitch kotak-kotak tembus pandang seperti poligon dapat terlihat.

*Crack!*

Suara kaca yang pecah, celah glitch di belakang makoto dirusak.

Sebuah tangan dapat terlihat dengan tampilan glitch, tangan itu sedang merobek ruang.

{I am Thou, and Thou art I}

{Aku Merupakan Benih Dan Buah Dari Pikiran Manusia}

{Keberadaan Artifisial Dan Digital}

{Lambang Kebanggaan Dan Bukti Dari Potensi Umat manusia}

{Aku Adalah Masa Lalu, Masa Sekarang, Dan Masa Depan Dari Ilmu Pengetahuan}

{Dari Kedalaman Lautan Jiwa Aku Di Panggil, Dan Dari Kebijaksanaan Manusia Aku lahir}

{Aku Adalah Holo A.I}

{Sebagai Bagian Dari Dirimu Yang Lain, Aku Akan Mengeluarkan Seluruh Kemampuan Ku Untuk Mendukungmu}

***

Ilfang the kobold lord beserta 3 minion bawahannya masih diam dan mematung tidak bergerak.

Seolah waktu berhenti, mereka sama sekali tidak bergerak dan ruangan boss lantai menjadi sunyi.

Makoto berdiri dengan tenang, lalu mengulurkan tangannya kedepan.

"Code break" Ucap makoto

*Zwiiip!*

Ilfang the kobold lord beserta 3 minion bawahannya meletus seperti gelembung.

Mereka meletus lalu mengeluarkan angka-angka dan kode program yang rumit diikuti pecahan poligon. Glitch dan mosaic menggumpal menyisakan ruang hitam dimana mereka sebelumnya berada, kemudian ruang hitam itu kembali pulih seolah memperbaiki diri dengan otomatis seperti potongan puzzle.

Makoto lalu mengangkat wajahnya melihat tulisan yang mengambang.

[Congratulation]

Lantai 1 Aincrad, telah berhasil di kalahkan.

Part 5

Kastil melayang aincrad.

Lantai 1 pagi hari di jalanan yang berlokasi di kota awal terlihat sangat sibuk dan ramai hari ini.

Banyak player yang lewat dan beraktivitas, demikian juga dengan npc yang menjual dagangan mereka, entah itu aksesori atau senjata sederhana.

Kedai-kedai dan tempat cafe sederhana telah di penuhi oleh player yang berkumpul untuk beristirahat.

Sudah lumayan lama sejak tragedi SAO telah di resmikan, lebih dari sebulan atau beberapa minggu telah berlalu. Para player sudah kembali aktif dan mulai belajar untuk melangkah kedepan.

Meski baik di kiri maupun di kanan masih banyak beberapa player yang terlihat depresi dan hanya duduk diam meratapi nasib mereka.

Bagi player yang berniat untuk bertahan dari game kematian ini, suasana kastil aincrad cukup bagus dan tidak semencekam seperti sebelumnya.

"Kau dengar beritanya?"

"Berita?"

"Lantai 1 SAO berhasil di taklukan"

"Benarkah? Jadi tim penakluk yang di kumpulkan oleh player bernama diavel itu benar-benar berhasil? Itu kabar yang bagus!"

"Heeh~ jadi berapa banyak yang gugur dalam raid boss lantai 1 kali ini?"

"Zero..."

"Wah beneran!? Kurasa mengalahkan game ini tidaklah mustahil, bukankah kau berpikir begitu?"

"Tidak-tidak kudengar bukan kelompok diavel yang mengalahkan boss lantai 1"

"Bukan? Lalu siapa?"

"Itu player yang berpenampilan aneh dengan menggunakan set pakaian jas hitam penuh yang menjadi perhatian saat hari pertama game SAO dimulai"

"Eh? Kurasa aku tau, aku pernah melihatnya beberapa kali"

"Aku juga, aku penasaran bagaimana caranya mendapatkan pakaian keren seperti itu"

"Bukankah itu player yang selalu bersama dengan uta chan? Dia benar-benar memainkan musik yang bagus! aku sangat suka"

"Masa bodoh dengan itu! Kembali ke topik awal kau yakin tentang akurasi informasi ini?"

"Kau tidak percaya dengan ku? Aku mendapat langsung berita ini dari temanku yang satu tim dengan kelompoknya diavel tau"

"Ho~ party nya pasti sangat kuat daripada kelompok tim penakluk diavel, sampai-sampai tidak ada yang gugur"

"Soal itu..."

"Kenapa?"

"Percaya atau tidak, tapi Boss di kalah kan olehnya secara solo"

"...."

*Hening*

"Haaah!!! Apa!!!"

Semua player yang mendengar berita terkejut.

***

Yuna POV

Yuna berjalan seorang diri melewati kerumunan sambil membawa gitar kecil miliknya.

Di kiri dan kanan dimana banyak player berkumpul. Topik pembicaraan mereka selalu sama.

Lembaran demi lembaran yang berisi informasi tentang kastil aincrad telah tersebar dimana-mana.

Itu seperti api, berita tentang bagaimana seorang player telah berhasil mengalahkan boss lantai seorang diri telah tersebar luas.

Bagaimanapun berita gila seperti itu sangat mudah untuk terkenal dengan cepat.

Itu benar-benar menjadi berita hangat hari ini.

Tentu saja yuna benar-benar tau siapa player yang di maksud oleh banyak player yang di laluinya.

Jika ini adalah adegan komedi manga, mungkin mulut yuna akan terbuka lebar, dan dagunya akan menyentuh lantai.

Yuna merasa sedikit pusing, dan hanya bisa menggelengkan kepalanya karena sulit mempercayai berita yang di dengarnya.

Untuk yuna sendiri ketika mendengar berita tentang boss yang di kalahkan oleh nyx.

Yuna merasa gemetar dan dingin. Nafasnya menjadi cepat dan tidak karuan. Yuna menjadi panik.

Jika itu soal nyx, yuna cukup percaya dengan kemampuan nyx sebagai calon top player di kastil aincrad.

Mengalahkan sesuatu seperti boss lantai, itu mungkin tidak akan mengherankan jika itu adalah nyx. Tapi mengalahkan nya dengan solo... Baik dia sama sekali tidak pernah membayangkannya.

Tapi bukan itu yang menjadi masalah untuknya. Yuna merasa sangat takut dan khawatir dari tindakan yang dilakukan oleh nyx.

Mengalahkan boss secara solo itu benar-benar gila! Yuna tidak mampu membayangkan bagaimana jadinya jika nyx benar-benar tewas dari tindakan gila karena perbuatannya sendiri.

"...hk?!"

Yuna sekali lagi di serang oleh panik, dia memegang dadanya seolah mengalami serangan jantung meski tubuhnya saat ini hanyalah avatar game.

Bagi yuna, keberadaan nyx sekarang adalah sosok yang tidak tergantikan, nyx benar-benar sangat penting untuknya.

*Menghela nafas*

Yuna mencoba untuk tenang, dia benar-benar ingin bertemu dengan nyx. Sudah seminggu lebih sejak terakhir dia dan nyx tidak bersama.

Ini tidak seperti dia tidak peduli dengan eiji dibandingkan dengan nyx.

Eiji masihlah penting untuknya, bagaimanapun eiji merupakan orang terdekatnya di dunia ini maupun di luar, mereka berdua adalah teman masa kecil.

Tapi nyx... Berbeda, sejak awal SAO dimulai, yuna sudah banyak di bantu oleh nyx.

Dan yuna sangat tau, bahwa apa yang di lakukan oleh nyx selalu dilakukan dengan tulus.

Yuna bisa dikatakan benar-benar beruntung, dan dia telah berhutang banyak dengan nyx.

Yuna selalu melihat bagaimana nyx berkorban untuknya, walaupun ketika yuna sendiri tidak lebih dari beban, nyx tanpa pamrih membantunya.

Yuna tidak tau perasaannya pada nyx apakah itu adalah perasaan suka seperti romantisme atau tidak.

Tapi yang jelas yuna sangat menghormati nyx sama seperti dia menghormati ayahnya.

Untuk yuna, nyx adalah figur penting seperti seorang kakak atau guru yang menjadi panutannya. Ketika mentalnya sangat lemah dan mengalami depresi, nyx selalu ada untuknya.

Setiap hari, nyx selalu mengajarkan hal baru padanya. Bukan hanya soal mempelajari system game. tapi belajar bersosial di dalam kehidupan SAO.

Bagaimanapun hukum di dunia nyata, sama sekali tidak berkerja di kastil Aincrad atau SAO. Itu cukup membuat yuna sakit kepala ketika nyx menjelaskan akan ada kemungkinan player killing antar player di SAO.

Yuna tentunya sadar bahwa dia benar-benar agak sedikit bersikap seperti 'b*tch' disini. Tapi jika di bandingkan dengan eiji.

"...Ugh!" Yuna memegang jidatnya seolah seperti sakit kepala, yuna tidak mau mengingatnya.

Awal pertemuan mereka berdua berakhir dengan pertengkaran. Eiji kemudian pergi dan tidak pernah kembali menemuinya lagi sejak saat itu.

Yuna tidak bisa menyalahkan dirinya ketika dia tiba-tiba meledak pada eiji karena mengatakan hal buruk tentang nyx tepat di depannya.

Yuna tau bahwa eiji sebenarnya hanya bermaksud baik, jadi semua yang terjadi saat itu pasti tidak lebih hanya kesalahpahaman.

"Aku harap eiji baik-baik saja" Ucap yuna yang terus berjalan menuju penginapan.

Part 6

Yuna sampai di penginapan dan langsung menuju ruangannya.

"...?!"

Yuna terkejut ketika membuka ruangannya. Terlihat sosok player berambut biru sedang tidur di atas tempat tidurnya.

"Nyx...kun?"

Yuna lalu berjalan perlahan dan berhati-hati agar tidak membangun kan orang yang ada di depannya.

Yuna kemudian melihat nyx sedang tertidur dengan tenang. Nyx benar-benar tidur dengan santai seolah tidak ada beban apapun pada dirinya.

Yuna kemudian duduk tepat di sebelah nyx yang terlelap.

"Bahkan ketika tidur pun kamu terlihat elegan... Kamu ini memangnya seorang pangeran?" Ucap yuna heran lalu tersenyum lembut

Yuna menyentuh pipi nyx dan membelainya dengan lembut. Kemudian yuna beralih membelai rambutnya.

"Aku tidak percaya kamu benar-benar berhasil mengalahkan boss lantai. Nyx kun kamu sangat luar biasa" Ucap yuna masih sulit percaya

Mengalahkan boss lantai bukanlah suatu hal yang bisa di bayangkan oleh yuna, apalagi jika itu di lakukan sendirian.

Bagi yuna, nyx pasti mengeluarkan usaha yang luar biasa agar bisa menang dari boss lantai. Itu membuatnya merasa sangat kagum terhadap nyx.

Melihat nyx yang tertidur pulas seperti ini, itu juga menghangatkan hatinya.

Bagi Yuna, nyx selalu terlihat seperti sedang memaksakan dirinya. Ketika disuruh beristirahat nyx akan menolak dan malah pergi entah kemana.

Nyx tidak pernah membiarkan dirinya lengah, dia selalu tidur lebih terlambat darinya, dan juga bangun lebih awal darinya. Bahkan sering kali yuna melihat nyx bahkan tidak tidur sama sekali.

Yuna tidak bisa membayangkan beban stress yang di tanggung oleh nyx.

"Aku benar-benar iri dengan sifatmu yang baik dan gigih. Aku seharusnya tidak membebani mu. Aku benar-benar minta maaf... Dan terima kasih" Ucap yuna berbisik sambil tersenyum

***

Waktu Sore...

"Hmm..."

Nyx bergerak dan perlahan membuka matanya, dia kemudian menatap yuna yang duduk tepat di sebelahnya.

"Maaf apa aku membangunkan mu?"

Nyx kemudian bangkit dan berada di posisi duduk di atas tempat tidur, nyx melakukan perenggangan ringan dan kemudian sedikit menguap.

"Kamu terlihat sangat lelah, kenapa tidak tidur lagi. Ah?! Jika aku mengganggu mu, aku akan pergi"

"Tidak... Tidak perlu" Ucap nyx dengan santai

Nyx kemudian melihat buku yang berada di pangkuan yuna.

"Buku? Kamu membaca buku?"

"Aah, ini? Aku mendapatkannya ketika bermain dengan anak-anak. Aku tadi habis mampir menemui mereka"

"Begitu ya, buku... Buku itu bagus" nyx tersenyum

"Kau mau membacanya?" Tanya yuna

"Nanti saja, ngomong-ngomong bagaimana keadaan mereka?"

"Mereka selalu menanyakan kabar tentangmu, kamu benar-benar tidak berbohong akan pergi selama seminggu lebih. Kau harus menemui mereka nanti"

"Begitu ya" Ucap nyx tersenyum

"...hmm" Yuna mengamati nyx

"...? Ada apa?"

"Aneh?... Kamu terlihat lebih lembut saat ini" Ucap yuna seolah mengamati

"Hah? Kau ini ngomong apa sih?"

"Aku serius! Rasanya ada yang aneh... Itu seperti aura di sekitarmu"

"Hah?... aura? kamu yakin tidak sedang ngelantur?"

"Tidak bodoh! Aku serius disini... Ini tentang auramu yang kurasa berubah"

"..." Nyx hanya diam

"Jangan salah paham. Ini bukan berarti bahwa ini adalah hal buruk, malah sebaliknya. Menurutku Nyx kun terlihat jauh lebih lembut dan hangat dari sebelumnya. Wajahmu juga terlihat lebih rileks dan santai" Ucap yuna menjelaskan

"...?!" Makoto sedikit terkejut, tapi dengan cepat kembali tenang

"Eh? Apa ini? apa ini? Apa kamu tadi tersipu... Nyx kun yang dingin tersipu? Mengejutkan!" Ucap yuna riang

Cakar besi melayang tepat di wajah yuna.

"Ouch! L-lepas-lepas lepaskan! tolong lepaskan! Aku yang salah a-aku mi-minta maaf nyx kun! Wajahku sakit! Give up!" Ucap yuna memohon

"Aku tidak tersipu, tapi terkejut" Ucap nyx datar namun tegas.

Nyx mencengkram wajah yuna dan yuna mencoba berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan nyx.

Tentu saja ini tidak sungguhan, yuna sama sekali tidak merasakan sakit dari cengkraman tangan nyx, karena di SAO kekerasan di larang di dalam kota.

Ini tidak lebih adegan duo comedy yang sering mereka lakukan.

***

"Ouch..."

Yuna berjalan sambil membelai kedua pipinya.

"Tadi itu benar-benar sakit, aku tidak percaya kamu melakukan hal kasar seperti itu terhadap seorang gadis. Bahkan eiji apalagi ayahku, tidak pernah sedikit pun mencoba untuk kasar padaku" Ucap yuna

"Dasar pembohong, berhentilah berpura-pura. Mana mungkin itu sakit" Ucap nyx

"Nyx kun sama sekali tidak mengerti ya, ini bukan hanya soal sakit secara fisik, tapi juga soal perasaan. Biar aku ulangi P-E-R-A-S-A-A-N (Perasaan). Sebagai pria kamu harus belajar bagaimana memahami perasaan wanita. Terutama wanita berhati lembut dan polos seperti ku" Ucap yuna dengan mata berbintang, entah datang darimana efek cahaya di sekitar yuna.

"Oh astaga... Aku menyesal telah kembali" Ucap nyx terus berjalan

"Apa kau bilang!" Ucap yuna

"Lagipula darimana nya yang wanita darimu. Bukannya kamu masih anak-anak?" Ucap nyx

Yuna meninju bahu nyx berulang kali, sambil menggembungkan pipinya.

"Oh lihat dirimu, aku tidak akan heran jika berikutnya kepalamu akan mengeluarkan asap nanti" Ucap nyx

Yuna semakin marah terlihat dari wajahnya seolah berkata ("kau pikir aku doraemon?"), kemudian berjalan lebih cepat dari nyx. Yuna berjalan tepat di depan nyx dan menjaga jarak darinya.

"Lihat, kau masih anak-anak"

"Aku 16 tahun!"

"Setidaknya di mataku kau masihlah anak-anak. Ingat aku 22 tahun" Ucap nyx menggunakan kedua tangannya seperti pengeras suara.

"Hmph! Jangan berbicara padaku"

("Apa aku berlebihan?") Pikir nyx

"Hei dengar, aku minta maaf... Bagaimana jika aku membelikan mu yakult sebagai permintaan maaf"

"Yakult tidak ada di dunia ini bodoh! Lagipula yakult terlalu murah!" Ucap yuna kesal

"Hei lihat, kau masih berbicara padaku" ucap nyx

Yuna berbalik, dan kembali berjalan mendekati nyx. Kedua tangannya meraih leher nyx lalu mencekiknya.

Yuna mencekik nyx dan mengguncang tubuh nyx dengan kekuatan penuh.

Tentu saja karena hal itu, mereka berdua menjadi sorotan perhatian dan dilihat oleh banyak player yang lewat.

Part 7

Normal POV

"Jadi disini?"

"Benar, mari pindah dan tinggal disini"

"Hmm entahlah, memang benar tempat ini agak terlihat lebih bagus dari sebelumnya. Tapi memangnya apa perlu untuk pindah? Aku sama sekali tidak merasa keberatan dengan penginapan sebelumya" Ucap yuna

Makoto melihat yuna dengan datar, dan yuna merasa gugup dilihat oleh makoto.

Mereka berdua saat ini berdiri tepat di luar penginapan yang berbeda dengan penginapan mereka sebelumnya.

"A- ada apa? Kenapa melihatku seperti itu? Tidak kah kau memiliki keterikatan batin dengan kamar sebelumnya? Maksudku apa kau merasa nyaman untuk tidur dengan cara berpindah-pindah tempat? Bukankah ada banyak kenangan di tempat biasanya kita tinggal?" Ucap yuna

"Aku tidak masalah untuk tidur dimana pun selama itu aman dan nyaman" Ucap makoto

"Eeh~ bukankah itu agak... Liar" Yuna melihat ke arah nyx dengan wajah tidak percaya.

"Sempit..."

"Maaf nyx kun, bisa tolong ulangi" Ucap yuna

"Aku bilang sempit! Kamar sebelumnya benar-benar kecil! Tempat tidurnya juga kecil! Kau mungkin tidak tau, tapi cara tidurmu benar-benar buruk... Aku bahkan heran kenapa kita masih tidur sekamar! Dan di tempat tidur yang sama!" Ucap makoto memprotes

"Eh?..." Yuna melongo dan terdiam mendengar penjelasan nyx

Yuna kemudian menjadi 'down', dan jatuh terduduk seperti mainan yang rusak.

"Aah... Begitu ya... Jadi selama ini aku membuatmu tidak nyaman, maafkan aku nyx kun" Ucap yuna depresi sambil menggambar lingkaran di lantai dengan jarinya.

"Hei berdirilah kau membuatku malu dengan skill akting mu yang rendah itu" Ucap makoto

Yuna kemudian kembali berdiri lalu merapikan pakaiannya, yuna menepuk-menepuk pakaiannya seolah ada debu di bajunya.

"Yah aku memang mengerti suatu saat kita akan pindah, tapi aku tidak menyangka akan secepat ini" Ucap yuna

"Kau ini bicara apa. Kebanyakan player sudah pindah ke penginapan yang lebih baik sejak SAO berlangsung selama seminggu" Ucap nyx

"Eh beneran?"

"Beneran"

"Yah mau bagaimana lagi, kurasa aku tidak bisa membantah... Maksudku aku benar-benar menumpang denganmu. Kau hampir membayar segalanya" Ucap yuna

"Benar kau itu menumpang, makanya segeralah menjadi kuat agar bisa segera menjadi mandiri" Ucap nyx

Seolah panah di tembakan, itu menusuk tepat mengenai yuna.

"Ugh! sakit nyx kun, kata-katamu menyakitkan" Ucap yuna

Yuna kemudian melihat kebawah dan terlihat lesu, kali ini bukanlah akting. Yuna sadar bahwa dia benar-benar terbawa suasana dan berakhir memanfaatkan kebaikan nyx sepenuhnya.

Tanpa sadar yuna takut telah bersikap kurang ajar dan tidak hormat terhadap nyx. Yuna merasa malu pada dirinya, dia benar-benar takut nyx akan meninggalkannya jika dia bersikap buruk.

*Flick*

"Ouch!" Yuna menyentuh dahinya

"Itu tidak sakit berhentilah berbohong" Ucap makoto

"Itu reaksi normal! Lagipula kenapa kau menjentik dahiku" Yuna protes

"Wajahmu terlihat buruk, berhentilah berpikir yang tidak perlu. Biar aku beritahu bahwa aku tidak suka drama di kehidupan nyata, terutama jika itu menyangkut hidupku" Ucap makoto

"Tapi nyx kun, aku benar-benar bergantung padamu. Bukankah ini tidak sehat?" Ucap yuna

"Bukankah kau berusaha untuk berubah? Aku sudah bilang tidak perlu terburu-buru kan. Lagipula tidak seperti kau sedang hidup bermalas-malasan. Bukankah akhir-akhir ini kau pergi keluar untuk menaikan levelmu?" Ucap makoto

"Kau memang benar, tapi-..." Yuna masih ragu

"Kau adalah teman pertamaku, anggap saja kau beruntung mendapat teman yang baik" Ucap makoto

"Beruntung? Kau benar, kurasa aku benar-benar beruntung" Yuna tersenyum

"Benar! Kau beruntung punya orang sepertiku" Ucap makoto dengan bangga membusungkan dadanya.

Kali ini yuna lah dibuat melongo, yuna kemudian melihat makoto dengan wajah datar.

"Uaah... Lihat dirimu, entah kenapa kamu terlihat menyebalkan. Aku ingin sekali memukulmu" Ucap yuna

Seketika makoto kembali pada karakternya yang tenang, tapi terlihat sisa perasaan malu pada dirinya.

"Maaf... Kurasa aku benar-benar keluar dari karakterku" Ucap makoto

"Nyx kun... Jangan bertingkah lagi seperti tadi. Kau sama sekali tidak cocok, dan itu memalukan" Ucap yuna

"..." Makoto hanya diam menunduk melihat kebawah

Merasa canggung, yuna kemudian memutuskan bertanya pada makoto.

"Ngomong-ngomong kenapa kamu memilih penginapan ini?" Tanya yuna

"...Di penginapan ini ada kamar mandi" Ucap makoto

"Mandi!" Mata yuna melebar

"...?" Makoto bingung

"Apalagi yang kamu tunggu nyx kun!? Ayo cepat masuk ke dalam!" Yuna melompat masuk ke dalam penginapan dengan riang.

"Hah? Bagaimana dengan kenangannya?" Ucap makoto

Part 8

"Kau yakin masih mau tetap sekamar denganku"

"Hm? Ah... Iya aku tidak masalah"

Makoto hanya bisa terdiam dan menepuk jidatnya karena mendengar jawaban acuh dari yuna.

("Serius seberapa acuh gadis ini? Aku tau ini hanya game, tapi aku masihlah tetap seorang pria. Dia sangat lengah!") pikir makoto

"Dan kenapa kau tidak memesan kamar yang mempunyai 2 tempat tidur?" Tanya makoto dengan tenang

"Apa salahnya dengan satu tempat tidur? Lagipula tempat tidurnya juga sangat besar. Bukankah biasanya kita juga tidur bersama... Nyx tidak mau tidur bersama dengan ku" Ucap yuna

"Tolong, aku mohon padamu jangan mengatakan hal itu dengan cara yang aneh... aku bukan lolicon" Ucap makoto

"Hah?!" Yuna berbalik dan melotot ke arah makoto.

"M-maaf..." Ucap makoto mengangkat tangan

"Jika nyx kun keberatan, masih belum terlambat untuk memesan kamar lainnya" Ucap yuna kemudian berjalan menuju pintu keluar.

Ketika yuna akan membuka pintu, makoto segera menahan pintu agar tidak terbuka. Makoto bisa melihat tangan yuna sedang gemetar.

("Begitu ya...") Pikir nyx yang melihat yuna gemetar

"Aku benci betapa realistis game ini" Ucap yuna berbisik pada dirinya sendiri

"..." Makoto hanya diam dengan wajah stoicnya.

"Maaf nyx kun" Yuna mengangkat wajahnya dan tersenyum canggung, tangan kirinya memegang tangan kanannya seolah memeluk dirinya sendiri.

Meski yuna tersenyum, tapi wajahnya sangat pucat dan seperti akan menangis.

("Ah-... Karena lama tidak bertemu, aku lupa betapa rapuh mentalnya") pikir makoto

"Hiks, hiks, seperti yang kau lihat... Aku sama sekali tidak berubah" Ucap yuna menangis.

Air mata keluar dari matanya dan mengalir di pipinya, yuna segera berusaha menghapus air matanya.

Yuna tentu merasa malu menangis di depan seseorang yang bukan siapa-siapa baginya.

Nyx atau Makoto bukanlah kerabat ataupun keluarga yuna, dia juga bukan Eiji yaitu teman yang mengenalnya sejak kecil. Makoto tidak lebih player acak yang dia temui di jalanan dan kebetulan sangat baik terhadapnya.

Meski makoto menyebut yuna sebagai teman pertamanya, dan meski yuna juga merasa demikian. Itu tetap saja tidak menutupi perasaan malu pada dirinya yang lemah dan menempel seperti lintah.

Yuna jelas sadar meski dunia ini hanyalah game. Tidaklah baik untuk terlalu dekat dengan lawan jenis dan menjadi terlalu intim, apalagi makoto sendiri masih tetaplah seorang pria.

Tapi tetap saja, sulit bagi yuna untuk mengatasi trauma miliknya tanpa harus bergantung dengan makoto.

Setiap malam tanpa makoto, yuna selalu bermimpi buruk dan sulit untuk tidur. Mungkin saja jika keadaannya terus seperti ini, dia akan berakhir menjadi gila.

Yuna benar-benar bersyukur bahwa makoto adalah pria gentleman dengan mentalitas orang dewasa.

Jika itu orang lain, yuna mungkin tidak akan diperlakukan terlalu baik seperti saat ini, atau bahkan dia mungkin hanya akan berakhir di manfaatkan oleh orang lain.

Yuna juga tidak nyaman bergantung dengan eiji, karena yuna tidak ingin membahayakan eiji.

Tidak seperti makoto yang terlalu mampu dan sangat kuat. Yuna menilai kemampuan eiji tidak terlalu bagus jika dibandingkan dengan kemampuan makoto.

Lagi-lagi mungkin dirinya agak sedikit terdengar seperti 'b*tch' disini.

Tapi jika dipikir-pikir lagi, merepotkan makoto yang siap dan sadar dengan batas kemampuannya.

Itu jauh lebih baik, dari pada bersama eiji yang hanya akan berakhir membahayakan dirinya sendiri.

Tanpa yuna, eiji bisa memfokuskan dirinya untuk bertahan hidup. Dan menjadi kuat tanpa membawa beban mati seperti yuna.

Makoto menepuk kepala yuna dan membelainya. Dan yuna mendekati makoto lalu memeluknya, lalu makoto juga membalas pelukan yuna.

"Maaf... Apa aku terlalu lama? Pasti sulit" Ucap makoto mengelus kepala yuna

"Hm" yuna dalam pelukan makoto mengangguk, "kamu terlalu lama"

("Apa karena ini SAO makanya terlalu banyak adegan romantis? Dan lagi memangnya ini romantis? Aku malah merasa seperti seorang kakak yang sedang menenangkan adiknya...") Pikir makoto

Baik kehidupannya sebagai makoto yuki, atau kehidupannya sebagai raka. Di kedua ingatannya, dia sama-sama adalah anak tunggal.

Tapi jika seandainya makoto mempunyai seorang adik perempuan yang manja. Dia pikir mungkin rasanya akan mirip seperti ini.

***

Yuna POV

"Kau sudah merasa baikan?"

"Hm" yuna mengangguk.

Yuna dan nyx duduk berdampingan di atas tempat tidur.

"Terima kasih, entah berapa kali aku sudah seperti ini... Tapi nyx kun selalu sabar dan tidak pernah marah padaku" Ucap yuna

"Kenapa aku harus marah? Aku tidak berpikir hal seperti itu layak di permasalahkan" Ucap nyx

*Hening*

"..." Yuna merasa canggung dan gugup, lalu yuna melihat ke arah nyx.

"Biar aku beritahu... Aku tidak suka anak-anak loh"

{Invisible Object}

"Kenapa kau memukul ku" Nyx mengelus pipinya.

"K-kau!" Yuna menunjuk ke arah nyx dan wajahnya memerah.

"Hah???" Nyx memiringkan kepalanya

"Kau kotor! Jadi selama ini kau mempunyai pikiran seperti itu!" Yuna dengan wajah merah

"Ah... Itu ya, kau salah paham, aku hanya takut kau berpikir yang tidak-tidak" Ucap nyx

"Ap-apa?!" Ucap yuna wajahnya memerah

"Maksudku bukankah suasananya agak mendukung, sayang sekali karena situasi, aku malah terjebak dengan anak-anak-" Ucap nyx

"Boof!*

Yuna melempar bantal ke wajah nyx.

"Mesum!!!" Teriak yuna

Melihat tingkah yuna yang berubah menjadi marah karena malu, itu membuat nyx tersenyum.

Wajah seperti ini lebih disukai oleh nyx, daripada wajah menangis milik yuna sebelumnya

Bagi nyx, yuna sekarang lebih terlihat seperti anak-anak yang sesuai dengan umurnya.

Nyx kemudian mengambil bantal yang dilempar oleh yuna, kemudian melempar balik ke arah yuna.

*Boof!*

Itu mengenai tepat di wajah yuna.

"Hah...Hahaha" nyx tertawa

Yuna tidak bereaksi dan terdiam karena terkejut.

Melihat nyx yang tertawa lepas, entah kenapa benar-benar membuatnya merasa senang.

Tanpa sadar, itu juga membuat dirinya ikut tertawa.

"Hahahahaha!" Nyx dan yuna tertawa bersama

***

Yuna POV

Setelah yuna dan nyx puas bercanda dan tertawa. Mereka berdua akhirnya kembali tenang, dan hanya diam beristirahat.

Hari sudah menjadi gelap, dan saat ini waktu telah memasuki jam malam.

Tidak seperti ruang penginapan mereka sebelumnya. Ruangan tempat mereka berada sekarang terlihat jauh lebih nyaman.

Dengan pencahayaan lampu lentera di dinding yang mana memberi suasana santai, ruang penginapan tidak lagi sepenuhnya gelap, dan mereka bisa beristirahat lebih tenang.

Nyx dan yuna saat ini sedang tidur saling bersebelahan.

"Hei nyx kun..."

"Ada apa?"

"Apa boss lantai menakutkan?"

"..." Nyx hanya diam dan berpikir bagaimana harus menjawab.

"Nyx kun?"

"Itu tidak menakutkan... Setidaknya aku berpikir begitu"

"Tidak?... Kamu serius?"

"Serius"

*Hening*

"Nyx kun berubah ya... Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi kamu berubah" Ucap yuna

"Kau sudah mengatakan itu sebelumnya" Ucap nyx

Yuna hanya mengangguk, "Tapi itu memang benar kan? Sekarang kamu terlihat lebih lembut, dan lebih ekspresif dari pada sebelumnya. Walau sifat stoic mu dan kepribadian robot mu masih belum hilang. Itu jauh lebih baik dari daripada sifat dingin mu yang biasanya"

"..." Nyx hanya diam

"Nyx mungkin tidak tau... Tapi aku sedikit takut pada nyx sebelumnya, meski aku tau nyx adalah orang yang baik. Tapi, terkadang kamu terlihat menakutkan" Ucap yuna

"Begitukah? Kalau begitu kurasa bagus jika kamu merasa aku telah berubah... Aku hanya kebetulan mempunyai mimpi yang bagus" Ucap nyx

"Mimpi? Mimpi yang seperti apa?"

"Itu mimpi tentang... Reuni" Ucap nyx sedikit ragu.

Nyx tidur dalam posisi melihat keatas, dia merasa santai dan tenang.

"Reuni?" Ucap yuna yang tidur di sebelahnya.

Yuna merasa sedikit bingung, tapi yuna yakin itu pasti adalah mimpi yang bagus.

"Aku harap aku mempunyai mimpi bertemu ayah..." Ucap yuna terdengar agak sedih

"Tidak perlu bermimpi, kau pasti akan bertahan dari game ini dan bertemu dengan nya langsung. Bersabarlah, kau hanya perlu bertahan sampai akhir" Ucap nyx

"Hei nyx... Menurutmu apa aku benar-benar bisa bertahan dan keluar dari game ini?" Ucap yuna

("...?!") Nyx terkejut tapi masih tetap tenang.

"... Tentu saja, kau pikir saat ini kau sedang bersama siapa?" Ucap nyx

Yuna hanya tertawa ringan mendengar ucapan nyx.

"Benar juga, kamu adalah orang yang mengalahkan boss lantai seorang diri" Ucap yuna

"..." Nyx hanya membalas tersenyum

"Hei nyx kun... Kenapa kamu tidak takut dengan boss lantai?" Ucap yuna

"Itu karena-..." Ketika nyx akan berbicara, dia bisa merasakan yuna sedang bergerak mendekatinya tepat di sampingnya.

"Aku takut... Aku benar-benar takut. Aku tidak peduli jika kamu muak melihatku menangis. Tapi kamu harus tau bahwa aku sangat takut membayangkan dirimu mati. Tolong jangan lakukan hal gila seperti itu lagi" Ucap yuna dengan memohon sambil memeluk tangan nyx.

"Aku..." Nyx

"Berjanjilah nyx kun, tolong berjanjilah kamu tidak akan bertindak sembrono lagi, tolong berjanjilah bahwa kamu tidak akan mati dan akan bertahan sampai akhir" Ucap yuna memohon

"Maaf yuna aku tidak bisa..." Ucap nyx

"Kenapa?" Yuna berbisik terkejut

"Aku hanya... Tidak bisa berjanji padamu... Maaf" Ucap nyx pada yuna

"Maaf? Kenapa kamu meminta maaf? Itu janji untuk keselamatan mu sendiri? Itu adalah janji agar kamu tetap hidup?" Ucap yuna

"Meski begitu, aku tidak bisa..." Ucap nyx

"Nyx kun bukankah kau pernah bilang bahwa kau percaya diri bisa bertahan sampai game ini selesai?"

"Aku memang pernah mengatakan hal seperti itu... Tapi aku tidak pernah mengatakan bahwa aku percaya diri bisa keluar dari kastil aincrad" Ucap nyx

"Heh?" Yuna terkejut tangannya gemetar.

"Tapi kau berbeda yuna... Aku bisa menjamin kau bisa keluar dari game ini" Ucap nyx yang kemudian berbalik dan tidur menghadap ke arah yuna.

"K-kenapa..." Ucap yuna dengan tangan gemetar tapi nyx menggenggam tangan yuna.

"Yuna kamu mempunyai seseorang yang menunggumu di luar game ini, bukankah kamu ingin bertemu dengan ayahmu?" Ucap nyx

"Kenapa?" Yuna berbisik

"Yuna" Ucap nyx memperhatikan yuna

"Aku tidak mau... Bagaimana denganmu? Jika kau bisa bertahan, bukankah artinya kamu bisa keluar?Bagaimana dengan orang-orang yang menunggumu... Tidak kah kau ingin bertemu dengan mereka?" Ucap yuna

"..." Nyx

"Hei... Bicaralah? Berhentilah memikirkan tentangku, bukankah kita seharusnya bicara tentangmu..." Ucap yuna

"Aku tidak punya siapapun" Ucap nyx

"...?! Hah? A-apa maksudmu nyx kun?" Ucap yuna bertanya.

"Seperti yang aku katakan, aku tidak punya siapapun. Aku sendirian yuna, tidak seperti dirimu... Aku tidak punya keluarga, kerabat, maupun teman di dunia ini" Ucap nyx

"Nyx kun... A- apa yang terjadi? Tolong jelaskan..." Ucap yuna tidak percaya apa yang di dengarnya

"Kau tidak perlu memikirkan hal itu. Itu bukan sesuatu hal yang penting" Ucap nyx

"Apa maksudmu mengatakan hal itu? Tentu saja itu penting nyx kun?!" Ucap yuna

"..." Nyx

"Aku masih tidak mengerti nyx kun... Apakah itu alasannya kenapa kamu tidak bisa kembali ke dunia nyata? Alasan kamu tidak bisa keluar dari kastil aincrad meski game suatu saat nanti akan selesai... Nyx kun jangan bilang kamu berniat untuk mati? Kamu berniat untuk bunuh diri?!" Ucap yuna

Nyx *menghela nafas*

"Aku tidak akan bunuh diri yuna. Aku juga tidak pernah bilang bahwa aku tidak ingin kembali ke dunia nyata. Tentu saja aku juga ingin keluar dari kastil aincrad dan melihat dunia luar seperti yang lainnya... Hanya saja aku tidak yakin apakah aku bisa melakukan itu, makanya aku tidak bisa berjanji padamu" Ucap nyx

"Kalau begitu kau hanya perlu untuk tidak maju ke garis depan, dan hanya perlu fokus untuk bertahan hidup" Ucap yuna

"Aku juga tidak bisa melakukan itu yuna, mungkin kamu lupa. Tapi tubuh mu di dunia nyata sedang mengalami perawatan intensif. Entah sampai kapan kamu akan bisa tetap bertahan. Hal yang sama juga terjadi dengan player lainnya. Juga pikirkan nasib anak-anak yang terjebak di dalam game ini" Ucap nyx dengan sabar

"..." Yuna hanya terdiam menggigit bibirnya

"Waktu yang aku miliki juga terbatas, oleh karena itu aku-" Nyx menjelaskan

("Apa dia bilang... Aku? Bukan kita? Bukan semua? Tapi aku?") Pikir yuna

Nyx mengucapkan sesuatu tapi yuna sama sekali tidak mendengarkan penjelasan nyx.

Saat ini yuna hanya benar-benar berfokus pada pikirannya sendiri.

("Aah... Aku mengerti sekarang, pria di depanku saat ini telah 'rusak'. Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya selama ini... Dia benar-benar rusak, dan mungkin... Mungkin dia tidak tertolong lagi. 'Savior Complex'? 'hero complex'? Atau itu memang hanya kepribadiannya yang suka mencari bahaya? Apapun itu... Dia punya pikiran yang berbahaya") Pikir yuna

"Yuna, yuna? Hei yuna?" Ucap nyx memanggil

"Aku mengerti nyx-kun" Ucap yuna

"...?" Nyx

"Maaf jika aku terlalu memaksa" Ucap yuna memberi senyum menyerah sambil meminta maaf

"..." Seolah menyadari sesuatu, nyx melihat yuna dengan dalam

"Nyx kun?"

"Tidurlah yuna, besok kita harus bangun pagi" Ucap nyx

Yuna hanya membalas mengangguk, kemudian memeluk nyx dan mencoba untuk tidur.

Meski terlihat tenang, tapi yuna sebenarnya sama sekali tidak tenang. Saat ini pikiran yuna benar-benar di penuhi pikiran perasaan cemas dan kekhawatiran.

("Apa yang harus aku lakukan...") Pikir yuna

Part 9

Normal POV

[Reuni di dalam mimpi]

Langit biru yang cerah yang penuh dengan awan putih.

Angin lembut yang berhembus dengan nyaman dari kincir angin.

Suara dari masa muda yang ramai dapat terdengar dari kerumunan remaja yang berjalan, mereka semua berjalan menuju sekolah dengan penuh tawa dan canda.

*Tap tap tap*

"Gekkoukan highschool..." Ucap makoto yang berhenti melangkah, lalu melihat sekolah di depannya.

"Ada apa makoto san?"

Makoto lalu berbalik melihat ke belakangnya. Mata makoto kemudian melebar, mulutnya menutup dan terbuka seperti ikan.

"Aegis..."

"Hm? Benar aku aegis? Ada apa makoto san?" Ucap aegis memiringkan kepalanya merasa bingung.

"..." Makoto masih terdiam

"...hah?! Bagaimana bisa aku tidak menyadari nya! Makoto san apa jangan-jangan kamu sakit? Apa kamu merasa tidak enak badan?" Ucap aegis sambil memeriksa makoto.

Aegis kemudian menaruh tangannya pada kening makoto untuk memeriksa suhu panas tubuhnya.

"Ugh... Aegis te- tenanglah, aku tidak sakit aegis... Aku hanya terkejut" Ucap makoto.

"Terkejut? Apa yang membuatmu terkejut" Tanya aegis dengan nada robotik

"Itu... Bukan sesuatu hal yang penting" Ucap makoto tersenyum

"Baiklah jika kamu mengatakan seperti itu makoto san, maka aku tidak akan bertanya lebih jauh lagi. Dan aku minta maaf, jika aku membuatmu merasa tidak nyaman" Aegis membungkuk

"Pfft! Hahaha" makoto tertawa

"Makoto san..."

"Tidak, tidak apa aegis. Kamu tidak perlu terlalu memikirkan nya. Seperti biasanya kamu memanglah sangat lucu" Ucap makoto tersenyum sambil menepuk ringan kepala aegis.

*Suara bel*

"...!" Makoto dan aegis mendengar suara bel, terlihat banyak siswa mulai berlari menuju sekolah.

"Makoto san ayo pergi, kita tidak bisa membiarkan dirimu terlambat atau mitsuru san akan marah padamu" Ucap aegis tersenyum, lalu berjalan lebih dulu dari makoto.

"...Kurasa aku benar-benar akan menikmati ini" Ucap makoto melihat aegis.

***

~SUARA AUTHOR~

'PERSONA DAN SAO' BUKAN PUNYAKU, DAN AKU JUGA TIDAK MENGAMBIL KEUNTUNGAN APAPUN.

Halo semuanya~

Aku tidak tau seberapa banyak yang membaca dan tertarik dengan cerita ini... entah itu 1 orang, atau 10 orang, atau mungkin jauh lebih banyak.

Tapi yang jelas terima kasih sudah membaca cerita fanfic ini !

Oke aku tidak menyangka bisa menulis begitu banyak kata, bahkan sampai di titik ini.

Aku sangat senang sejauh ini dengan cerita yang aku tulis terlepas dengan banyak kekurangan pada cerita ini.

Sejauh ini aku berusaha agar nyx/makoto/raka tetap menjadi mc yang aku suka. setidaknya aku berusaha membuat makoto tidak mendahului dirinya sendiri. Atau membiarkan kekuatan dan pencapaiannya menguasai dirinya.

Aku ingin karakter makoto menjadi orang biasa di dalam. Aku ingin dia mencintai dan menghargai hubungan yang ia bangun dengan orang lain.

Aku ingin makoto peka dengan ikatan, emosi, dan beban dari menjalani kehidupan.

Pada intinya aku ingin karakter makoto terlihat bijaksana dalam penampilan remaja dengan pengalaman yang tidak dimiliki orang lain. Meskipun pada akhirnya aku sebagai penulis sama sekali tidak tau mengenai kebijaksanaan.

Setiap kata-kata dan tindakan selalu punya konsekuensi, dan aku ingin makoto sadar akan hal itu. Sebaliknya yuna masih terjebak oleh rasa takut dan teror dari kastil aincrad. Tentunya cerita ini masih berada di lantai dan cerita awal, jadi perasaan itu tidak akan hilang dengan segera.

Asuna dan kirito juga muncul di chapter ini, meski mereka tidak menjadi central cerita karena spot MVP lantai 1 telah di curi oleh makoto. setidaknya aku bisa memunculkan kirito dan asuna di chapter ini.

Sejujurnya aku masih agak bingung hubungan seperti apa yang akan makoto miliki dengan kirito dan asuna. Tapi mari pikirkan itu nanti.

Aku hanya ingin bilang terima kasih karena sudah membaca, dan sampai jumpa pada chapter berikutnya (jika aku menulisnya)

Dan mari bergembira atas PERSONA 3 YANG MENDAPAT Remake Game... YEAY !!! Aku bahagia dan senang !

PERSONA 3 RELOAD akan release tahun depan yaitu 2024... kalian yang belum memainkan persona dan punya kesempatan... aku harap bisa mencobanya

terima kasih... dan Sampai jumpa lagi ~