webnovel

Permainan Kematian 2121

Yoraieray · Horror
Not enough ratings
2 Chs

Kenyataan Pahit

Di layar proyeksi terlihat 2 orang sedang berseteru, masing-masing memegang senjata. Pemuda berbadan kekar menggunakan kapak di tangan kanannya sedangkan pemuda satunya, berbadan ideal tidak kekar dan tidak kurus hanya menggunakan perisai di tangan kirinya dan pisau kecil di tangan kanannya.

*Didalam Proyeksi*

"Hei Marco, apa yang kau lakukan bukankah kita teman ?, pemuda itu dengan erat memegang perisainya.

"Aku sangat menghargai untuk waktu yg cukup lama di dunia busuk ini, tapi apa kau dengar bahwa hanya satu orang saja yang akan lolos dari tempat mengerikan ini, aku tidak mau untuk hidup terus-terusan di dunia ini ", pemuda berbadan kekar itu melangkah sedikit demi sedikit mendekati pria itu.

" Bukankah ada cara lain untuk mengatasi hal ini? kita tidak perlu saling membunuh", pemuda itu mundur sedikit demi sedikit.

" Katakan padaku Berto katakan bagaimana caranya , bukanlah apa yang suara misterius itu katakan selalu benar?", pria bernama Marco itu berteriak dengan suara sedang ketakutan.

Mendengar hal itu, Berto hanya bisa terdiam karna dia seakan-akan tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Marco.

" Bukankah kita bisa bekerja sama hingga kita berhasil menjadi dua orang terakhir , dan saat itu aku akan bersedia jika harus melawanmu, bahkan saat itu tiba, jika aku matipun aku tidak akan menyesal", Berto membela diri.

" Apa kau tidak lihat 1 orang telah terbunuh, karena dia tidak mengucapkan death game kepada orang yang di temui nya? aku tidak ingin berakhir seperti itu, maafkan aku, aku harus membunuhmu ", Marco berlari menuju arah Berto.

Kapak besar yang di pegang oleh Marco menghantam perisai milik Berto dengan begitu cepat dan tenaga yang besar. Berto yang menerima hempasan kapal Marco terkapar karena tidak mampu menahan tenaga besar milik Marco.

Secara fisik sudah dapat di simpulkan bahwa Marco jauh diatas Berto. Berto yang terkapar pun bangkit bangun dengan cepat untuk menghindari serangan ganas Marco.

" Marco hentikan, apa kau benar-benar ingin membunuhku?", Berto terus berlari.

Marco seakan tidak perduli dengan apa yang di ucapkan oleh Berto, dia terus-terusan mengejar Berto dengan kapak yang di genggamnya. Berto masih bisa bertahan dari serangan membabi buta Marco dilain sisi Berto tidak bisa melukai Marco sedikitpun bahkan ia tak mampu untuk melalukan serangan. Hingga akhirnya Berto terhenti berlari.

Marco berhenti melihat Berto berhenti. Marco sedikit kebingungan saat Berto berhenti tiba-tiba.

"Bro, kita sudah hidup di dunia ini, di Greendie, selama 1 tahun dan saat itu pula kita selalu bersama baik suka dan duka, bahkan saat aku kelaparan pun kau bersedia memberikan makananmu untukku, tanpa mungkin saat ini aku sudah lama mati, oleh karena itu aku tidak akan lari".

Suasana yang mulanya mencekam kini menjadi hening.

" Jika kau ingin membunuhku, aku tidak akan lari", Berto membuang semua peralatannya , perisai dan pisaunya lalu membalikan badannya menghadap Marco. Ia melangkah pelan-pelan kearah Marco.

"Sekarang, bunuhlah aku, setidaknya aku akan senang jika kau nantinya yg akan selamat dari pulau ini, dari dunia mengerikan ini", Berto merentangkan tangannya seperti bersiap untuk di bunuh kapanpun.

" Berto... kau", Marco terdiam mendengar apa yang dilontarkan Berto seakan-akan tidak percaya.

"Maafkan aku Berto, aku senang bisa menjadi temanmu selama setahun ini dan selamat tinggal", Marco mengangkat kapak di tangannya kanannya yang kekar itu, lalu menghempaskan kapaknya kearah tubuh.

*Proyeksi Off*

" Apa yang terjadi?", Aku kebingungan karena layar proyeksi tiba-tiba mati.

"Bippp..."

Tiba-tiba dilayar proyeksiku terlihat angka 98/100 yang artinya ada seseorang yang terbunuh.

" Satu orang terbunuh, apakah itu Berto?"

Saat ini yang paling mungkin terbunuh adalah Berto karena dari siaran langsung itu kesempatan Berto untuk selamat sangatlah kecil bahkan bisa dikatakan kesempatannya untuk selamat tidak ada.

" Tapi bagaimana mungkin mereka telah berteman selama setahun, bukankah aku baru saja terbangun di pulau ini beberapa jam yang lalu?"

Hal itu menjadi pertanyaan besar buatku. Aku berasumsi bahwa mereka yang datang ke pulau ini dengan rentang waktu yang berbeda-beda atau bisa di simpulkan aku adalah orang terakhir yang terbangun di pulau ini yang artinya adalah mereka sudah mengenal pulau ini dibandingkan aku yang baru saja terbangun.

" Aku paling tidak di untungkan di battle royal ini, bahkan aku tidak pernah berkelahi apalagi harus membunuh orang ".

Aku cukup frustasi dan juga ketakutan. Aku takut jika giliran ku tiba, aku akan mati seperti kedua orang yang telah mati itu.

"Tunggu, jika ini seperti dunia virtual maka aku bisa melakukan eksplorasi di dalam proyeksi ini". Aku mulai berpikir mulai dari mana aku akan mencari informasi tentang pulau ini.

"Auughh... ternyata sakit, jadi ini bukan dunia virtual melainkan dunia nyata, tapi bagaimana mungkin bisa seperti di dunia virtual", aku iseng mencubit diriku sendiri untuk memastikan apakah ini dunia virtual atau dunia nyata padahal sebelumnya aku merasakan kelelahan dan kelaparan , tapi hal itu tidak meyakinkanku.

" Map ".

Aku menunggu terjadi sesuatu dengan proyeksinya tapi tidak terjadi sesuatu.

" Bagaimana dengan Map Grandiee ", namun tidak juga terjadi apapun.

" Aku yakin ini berhasil Buka Map Grandiee ", tiba- tiba sebuah proyeksi map muncul membesar. Walaupun ini dunia nyata, ternyata perintah-perintah seperti di dalam game juga dapat berfungsi.

" Ini benar-benar teknologi tingkat tinggi, apa ini benar-benar tahun 2121? melihat teknologi ini tidak ada di tahun 2021, aku semakin yakin bahwa ini memang tahun 2121".

"Tapi bagaimana mungkin aku bisa berada di tahun 2121, apakah aku pergi ke masa depan ?"

Aku benar-benar tidak ingat apapun dengan diriku sebelumnya, aku hanya ingat hingga saat itu yaitu 1 Januari 2021. Kehidupanku setelah itu, aku tidak ingat apapun tiba-tiba saja aku berada di pulau ini untuk bertahan hidup di tahu. 2121.

" Ternyata pulau ini sangat luas, aku kira pulau ini terpencil".

Dalam sebuah proyeksi peta Greendie, aku berada di bagian selatan pulau begitu dekat dengan laut. Lokasi ku ditandai dengan titik biru yang menyala di dalam peta itu. Aku tidak bisa melihat lokasi 98 orang lainnya melainkan hanya lokasiku saja yang bisa di lihat dari peta milikku. Aku berasumsi bahwa 98 orang lainnya juga seperti itu.

" Hal ini memungkinkan agar kami tidak mudah di temukan untuk melakukan aksi pembunuhan dan aku berlari 2 jam mencari gua ini tapi ternyata itu tidak begitu jauh dari tepi laut, pulau ini benar-benar sangat luas, kemungkinan luas pulau ini bisa mencapai 500an km kubik."

Setidaknya aku tahu lokasiku saat ini, untuk sementara aku tidak akan keluar terlalu jauh dari persembunyianku sebelum aku mengen lebih jauh tentang Greendie.

" Aku tidak akan terbunuh di hari aku terbangun ".