Musuh di Jalanan Sempit (2)

Mereka berdua pun terdiam. Suasana kamar hening, yang ada hanyalah suara halaman buku yang sesekali disibak.

Beberapa saat kemudian sang gadis pun merasakan bahwa rambut suaminya sudah cukup kering. Sang pria pun menutup buku itu dan meletakkannya kembali di meja sisi tempat tidur sebelum memegang tangan sang gadis. "Musim gugur baru saja dimulai, dan kau sudah sedingin ini?"

"Kata dokter ini normal. Tak perlu khawatir. Bayi kita sehat, kok."

Xi Xiaye kemudian menyingkirkan handuk itu dan memeluk suaminya sambil mendekat berbisik ke telinganya. "Su Nan bilang padaku, kalau dia ingin melakukan perjodohan pada anak-anak kita. Menurutmu bagaimana?"

"Ha? Perjodohan?"

Mu Yuchen mengernyit. Dilihatnya sang istri yang menatapnya berbinar-binar, dan langsung memberikan jawabannya, "Biarkan mereka nanti yang menentukan pilihan masing-masing. Terserah mereka nantinya mau jadi apa. Kenapa kita harus terlibat? Tidak!"