webnovel

Perfect Husband (Dayton And Angelica)

Menjadi seseorang yang di anggap beban adalah hal yang tidak mudah. Sulit namun tak ada yang bisa di lakukan. Terluka namun tak bisa di ungkapkan. Sakit namun tak bisa di jelaskan.Selamat datang di kisahku. Bahagiakan dia jika kau tak mau sampai kehilangannya.

Irhen_Dirga · Teen
Not enough ratings
16 Chs

Bab 16 ~ Wanita Pertama Yang Ku Kenal

Di kamar, Angelica terdiam karena tak kuasa menahan rasa sedihnya ketika mendengar cerita Alice bahwa Arminda akan di jodohkan dengan Dayton, Angelica tak menceritakan kepada Alice tentang lamaran yang di lakukan Dayton semalam.

"Aku tak pernah tau ternyata Arminda itu adalah kakakmu, Angel," ujar Alice.

"Hem, tak akan ada yang tahu, Alice. Karena di manapun aku tak pernah mengatakan bahwa Arminda adalah kakakku dan dia pun tak mengakuiku."

"Aku sudah mendengar semuanya dari Dayton jadi aku tahu bagaimana perasaanmu dan bagaimana hubunganmu dengan Arminda, tapi Dayton sudah menolak perjodohan itu mentah-mentah karena Dayton menentangnya tepat di hadapan ayahku," ujar Alice mencoba menenangkan Angelica. Angelica terdiam dan tak menanggapi perkataan Alice.

Suara ketukan pintu kamar terdengar membuat Alice membuka pintu kamarnya, Alice melihat sang mommy berdiri di depan pintu dengan membawa nampan berisi cemilan dan dua gelas susu.

"Apa kalian tak mau sarapan dulu? Jangan terus bercerita nak, izinkan Angelica sarapan," ujar Lucia.

"Tapi, Mom aku dan Angelica sudah sarapan," jawab Alice.

"Ini hanya cemilan, Sayang, jadi makan lah … makanan ini tak akan membuat kalian gemuk," kekeh Lucia lalu menaruh nampan berisi cemilan dan dua gelas susu di atas meja.

"Terima kasih, Aunt," ujar Angelica santun. Setelah menaruh nampan berisi cemilan dan dua gelas susu, Lucia tak langsung pergi dan duduk di samping Angelica yang sedang keheranan ketika Lucia menggenggam tangannya. Alice pun heran karena melihat sang mommy tak seperti biasanya memperlakukan temannya seperti itu.

"Alvin baru saja kemari," ujar Lucia.

"Terus kemana kak Dayton, Mom?" tanya Alice.

"Dia harus kembali bekerja dan dia akan kembali sore nanti," jawab Lucia.

"Aunt sudah mendengar semuanya dari Dayton jika dia akan menikahimu, Nak," ujar Lucia membuat Alice tersedak cemilan, melihat hal itu sang mommy berdiri menepuk punggung Alice.

"Jadi, kak Dayton ingin menikah dengan Angelica?" tanya Alice.

"Iya, Sayang. Kakakmu sendiri yang mengatakannya, Mommy juga terkejut."

"Yess, aku memang sudah mengharapkan hal itu," seru Alice, membuat Lucia tersenyum.

"Jadi, kamu sudah tahu jika Arminda adalah Kakak Angelica?"

"Tentu, Mom, walaupun aku masih SMA tapi aku lebih peka terhadap perasaan orang lain apalagi kakakku sendiri," ujar Alice membuat Angelica tersenyum.

"Jadi, Aunt akan mengatakan semuanya pada ayah Dayton, tentang bagaimana permintaan Dayton untuk menikah dengan kamu." Lucia menyentuh paha Angelica yang masih terdiam.

"Tapi bagaimana dengan Arminda, Mom?"

"Bukan kah kamu sendiri yang mengatakannya nak? Jika kita tak boleh memaksa Dayton untuk menikah dengan Arminda karena itu hanya akan membuat Dayton tersiksa dan tidak bahagia, jadi Mommy hargai bagaimana permintaan dan keinginannya," ujar Lucia.

"Mommy memang yang terbaik." Alice memeluk sang mommy erat. Sedangkan Angelica tak bisa mengatakan apapun lagi dan hanya mendengarkannya.

***

Lucia sudah menunggu berhari-hari untuk mengatakan tujuannya pada sang suami, sejak awal Lucia ingin mengatakannya tapi karena perasaan sang suami masih marah terhadap Dayton jadi Lucia menundanya sampai berhari-hari, Lucia melihat sang suami yang sedang menekuri layar tabnya dan sesekali menghela napas, Rayoen melihat sikap gelisah sang istri dan mencoba berdehem agar membuat Lucia sadar.

"Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan sayang?" tanya Rayoen. "Hem? Kamu tahu?" Lucia merasa gugup.

"Melihat sikapmu saja sudah membuatku tahu bahwa kamu ingin mengatakan sesuatu tapi kamu ragu," ujar Rayoen membuat sang istri tersenyum dan duduk di samping sang suami.

"Apa yang ingin kamu katakan? Katakan saja, Sayang," ujar Rayoen. "Begini, aku sebenarnya ingin membahas tentang Dayton, anak kita," kata Lucia ragu, ia bingung bagaimana akan memulainya.

"Ada apa lagi dengannya? Apa dia membuat masalah baru? Namanya ada di mana-mana, dia membuat masalah dan masuk ke media, dia di cap pahlawan tapi melihat caranya memperlakukan wanita dan bersikap sombong, dia seperti bukan putra yang aku kenal," ujar Rayoen, menggeleng.

"Sayang, jangan mengatakan hal itu. Dayton tetap putra kita terlepas bagaimana sikapnya dan keputusannya," kata Lucia.

"Terus apa yang ingin kamu katakan?"

"Alvin tempo hari kemari mengatakan niatnya untuk menikah," ujar Lucia membuat sang suami berhenti menekuri layar tab nya. Lalu menoleh menatap istrinya.

"Jadi, Dayton sudah setuju menikah dengan Arminda? Syukurlah ... aku pikir dia akan menolaknya tapi melihatnya memiliki niat sudah membuatku senang dan bersemangat," ujar Rayoen.

"Tapi … bukan Arminda," lirih Lucia.

"Apa? Jadi siapa?"

"Angelica, Sayang," jawab Lucia.

"Apa? Angelica? Haha … putramu itu memang suka bercanda," kekeh Rayoen.

"Dia tak bercanda, Sayang, dia serius ingin menikahi Angelica, dan aku juga sudah meyakinkan diriku dan bertanya pada Angelica," kata Lucia, menjelaskan.

"Kamu 'kan tahu, aku ingin menikahkan putra kita dengan anak dari mendiang temanku, itu Nazzarku, Sayang," ujar Rayoen kecewa mendengar perkataan sang istri.

"Tapi, Angelica itu adalah adiknya Arminda, Sayang," ujar Lucia membuat sang suami kembali menatapnya.

"Apa? Angelica adalah anak bungsu temanku? Kamu tau dari mana?" tanya Rayoen.

"Dari putramu," jawab Lucia, membuat Rayoen memicingkan mata, seakan tak percaya.

"Suruh Dayton dan Angelica menemuiku besok malam," ujar Rayoen.

"Kamu tak akan melarang mereka untuk menikah, 'kan?" tanya sang istri menyelidik.

"Katakan saja pada mereka, untuk menemuiku besok, Sayang," sergah Rayoen, membuat Lucia mengangguk.

"Tapi sayang—" "Apa kamu tak mendengarku?" Rayoen menatap istrinya. "Aku takut kamu akan melarang mereka."

"Aku 'kan sudah bilang untuk menyuruh mereka menemuiku, Sayang." "Ya sudah. Aku berharap kamu bisa menghargai keputusan putramu," ujar Lucia membuat sang suami menoleh sejenak.

"Bagiku kebahagian anak-anak kita adalah yang utama di dunia ini."

"Aku sudah bilang untuk menyuruh mereka menemuiku," kata Rayoen. "Baiklah," jawab Lucia.

♥♥♥

Di apartemen, Angelica sedang duduk di beranda kamarnya, ia bingung dengan keputusan Dayton yang secara tiba-tiba ingin menikahinya, Angelica merasa semua ini terlalu cepat, ia bukan siapa-siapa dan dia tak bisa di banggakan, tapi ia tak memungkiri jika ia menyukai Dayton. Angelica menghela napas panjang, lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Ada apa dengan rambutmu? Kamu tak keramas?" tanya Dayton lalu duduk di sebelah Angelica.

"Aish … kenapa tak mengetuk pintu dulu?"

"Aku sudah mengetuknya sejak tadi," jawab Dayton.

"Aku tak mendengarnya."

"Mau aku ulang?"

"Tak perlu, ada apa kamu kemari?" tanya Angelica.

"Ibu dan ayahku menyuruh kita ke mansion besok malam," ujar Dayton membuat Angelica menatapnya tanpa berkedip.

"Ada apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" tanya Dayton. "Orang tuamu memanggilku? Tapi untuk apa?"

"Apa kamu lupa dengan kesepakatan kita untuk menikah?"

"Sudah ku pikirkan, Dayton, tapi ini tak masuk akal, kamu tak mengenalku dan aku hanya akan numpang hidup di dalam keluargamu," ujar Angelica penuh keraguan.

"Apa pun yang terjadi aku akan menikah dengan kamu, dari pada menikah dengan kakakmu itu," gumam Dayton.

"Apa kamu mau menikahiku karena ayahmu menjodohkanmu dengan Arminda? Karena itu kamu ingin menikahiku untuk menghindari perjodohannya?" tanya Angelica, terus saja mengulang kalimatnya.

"Aku sudah sering mengatakannya, jika kamu wanita pertama yang aku kenal.. jadi aku ingin menikah denganmu," ujar Dayton.

"Tapi pernikahan bukan permainan, Dayton, aku tak suka jika nanti kau akan meninggalkanku," ujar Angelica memalingkan wajahnya.

"Angel, aku menyukaimu walaupun perasaan ini selalu timbul begitu saja dan terkadang hilang begitu saja … itu sudah pasti, jadi buat apa memikirkannya jika aku suka dan aku nyaman berada di dekatmu?" tanya Dayton membuat Angelica membulatkan matanya penuh. Angelica merasa berbunga-bunga ketika Dayton mengatakan hal itu.

"Apa kamu masih ragu?" tanya Dayton di susul dengan gelengan Angelica. "Ya sudah, bersiap-lah, kita akan menemui orang tuaku besok untuk memastikan bahwa kamu akan menjadi istriku," ujar Dayton.