webnovel

Pelajar Kisah

Nath yang mulai merasakan keanehan hati sejak menjadi perantara hati. Klub cerdas cermat, drama, sanggar musik, hingga perkuliahan, mempertemukannya dengan berbagai macam pribadi, yang entah mengguncangkan perasaannya. Membuat keanehan di dalamnya. Serta persahabatan sejak kecil hingga sekarang yang sangat berharga untuknya. Kisah yang dilalui Nath membuatnya belajar hingga dia mengerti makna sesungguhnya dari semua yang dia alami. ~ Sama seperti magnet, ketika kutub yang sama di pertemukan maka akan saling menolak satu sama lain ~ Nian, Januari 2020

Nian_ · Teen
Not enough ratings
7 Chs

BAGIAN 4

"katanya kalo perempuan itu gak boleh kalah sama laki – laki, harus bisa berjuang"

Aku teringat kata kata itu.

Pas pulang sekolah aku ketemu anak perempuan yang waktu itu bicara dengan Azio, ternyata anak itu bersekolah di SD yang tidak jauh dari SMA tempatku bersekolah. Mumpung waktu itu aku gak pulang bareng Azio karena dia ada kerja kelompok, jadi aku tanya ke anak itu apa yang Azio katakan padanya waktu itu.

"kata kak Zio, dia punya teman perempuan yang cantik. Kakak cantik itu selalu berusaha melakukan yang terbaik, tidak mudah menyerah dan sangat menyayangi orang orang disekitarnya", sambung anak itu.

Aku hampir menangis saat mendengarnya, tapi segera menyekanya. Sungguh, itu membuatku berpikir apakah Azio suka mengagumi dibelakang orangnya.

"Dalam persahabatan antara cewek dan cowok pasti nantinya akan ada salah satu yang menaru perasaan".

Aku pun jadi memikirkan perkataan teman – temanku.

Aku jadi merenungi banyak hal. Termasuk kata anak kecil itu yang bilang 'kakak cantik'. Sebenarnya aku merasa itu sebagai pujian dan juga tidak.

Sebagai pujian, karena aku yakin Tuhan menciptakan manusia itu indah.

Dan tidak, karena nyatanya pandangan Tuhan bahwa semua ciptaannya itu indah tidak demikian dengan dunia.

Dunia punya pandangan tersendiri untuk menilai sebuah keindahan, termasuk kecantikan dan ketampanan.

Memperhatikan pandangan dunia, aku sama sekali tidak merasa diriku ini cantik. Kulit sawo matang, tubuh pendek, kecil pula, gigi berantakan, kulit gak mulus, hidung pesek, hidup berkecukupan. Aarrgghh, itu bisa membuatku stress. Aku tak begitu memusingkannya dalam menjalani kehidupanku, tetapi jika itu menyangkut cinta dan perasaan aku tak begitu percaya diri 'emangnya ada yang mau tulus sama aku?' begitu pikirku.

Tapi ada satu hal yang ku percaya, ketika kita selalu mengandalkan Tuhan, pasti hal hal luar biasa akan menghampiri hidup kita, termasuk kisah asmara yang telah ditakdirkanNya.

**

Hari ini persiapan terakhir untuk kompetisi cerdas cermat. Semua tim mempersiapkan yang terbaik. Tim sudah ditentukan oleh pembina klub sejak seminggu yang lalu, tiap tim berisi maksimal tiga orang.

Aku berada di tim yang sama dengan Sara bersama kak Lisa. Azio di tim yang sama dengan kak Sem dan Faya. Tim yang lain yaitu Lala, Arcela dan kak Agis. Lalu Delon setim dengan Luci. Dan sebenarnya masih ada anggota yang lain yang gak bisa ikut kompetisi kali ini, karena berbagai kesibukan.

Kak Lisa, kak Sem dan Kak Agis sebenarnya sudah termasuk pembina klub, tapi karena umur mereka baru 17 tahun jadi masih bisa ikut kompetisi kategori remaja. Dan untuk kategori dewasa ada satu tim dari pembina klub kami yang ikut.

Biar kuceritakan sedikit. Klub ini sudah ada sejak setahun yang lalu, dimana biasanya kompetisi yang diselenggarakan adalah kategori remaja yaitu umur 12 sampai 17 tahun dan di atas 17 tahun untuk kategori dewasa. Terkadang ada kategori yang terbagi lagi, seperti kategori madya (12 – 14 tahun), kategori taruna (15-17 tahun), kategori seri B (adalah seluruh klub pemula), dan kategori seri A (kenaikan dari seri B tergantung kriteria kenaikan seri).

Biasanya kompetisi cerdas cermat di selenggarakan oleh klub – klub yang sudah lama mengikuti kompetisi, ataupun dilaksanakan oleh lembaga dan organisasi tertentu. Kali ini kami akan mengukuti kompetisi yang diselenggarakan oleh klub dari luar kota. Klub ini sudah mengikuti banyak kompetisi dan sudah terkenal bahkan memenangkan banyak kompetisi dan mereka sudah masuk kategori seri A.

Dalam kompetisi ini klub kami ikut serta dalam dua kategori yaitu kategori seri B diutus 4 tim dan kategori dewasa diutus 1 tim. Penentuan tim di klub kami dilihat dari kemampuan untuk menemukan peluang.

Ada 3 bagian materi yang dibagikan sehingga saat pengujian tiap bagian untuk penentuan tim, siapa yang berada dalam level yang sama maka akan berada dalam tim yang sama, supaya peluang untuk menang bisa terbuka, dan untuk tim terakhir bukan berarti mereka bodoh, biasanya yang baru gabung dan masih kalah saing dengan yang anggota yang lain bisa masuk tim akhir, seperti Delon dan Luci dimana tim mereka hanya terdiri dari 2 orang.

**

Yah.. seperti levelnya, saat betel antar tim di malam persiapan terakhir, timnya Lala selalu memimpin.

"si Arcela yah, gilaa gak sih dia baru gabung beberapa waktu yang lalu loh, tapi udah menang 3 besar 3 kali berturut- turut pula. Hoki memang", kata Sara.

"iya tuh bener. Tapi itu bukan cuma hoki, pasti dia berusaha keras untuk itu", kataku menanggapi.

"yah kau benar", katanya tersenyum.

Ku lihat di sampingku Azio sepertinya tegang sekali.

"kenapa kau?", tanyaku.

"kalo kali ini aku gak dapet juara, apalah yang akan papaku bilang nanti, tau gak papaku pernah tanya 'udah berapa kali kamu ikut kompetisi tapi kok gak menang-menang?'. Argghh. Tau gak itu menusuk, me nu suk, sampe ke sendi-sendi", katanya frustasi sambil mempraktekkan gaya menusuk nusuk di dadanya, haha.

"pasti bisa kok", kataku meyakinkannya, sambil memegang pundaknya.

Dia menatapku sejenak.

"siiiaaap", katanya semangat.

"makasih", katanya lagi sambil menepuk tanganku di pundaknya.

Latihan di malam persiapan ini pun berlanjut. Ku lihat Sara masih memperhatikan Delon, belum bisa move on kayaknya, haha. Aku pun terkadang memperhatikannya. Sejak kejadian kado waktu itu, aku jadi agak canggung dengannya jika bertemu langsung, kami jadi tidak banyak bicara. Dan melihat Azio aku jadi teringat kejadian dengan anak kecil itu.

Mumpung lagi istirahat aku ajak Azio untuk pergi ngobrol.

"Zio, kamu ngaku deh, kamu kagum kan sama aku", kataku langsung to the point menyelidik. Kami memang sudah biasa untuk bicara langsung pada intinya.

"apaan sih, tiba tiba ngomong kayak gitu", katanya mengalihkan pandangan.

"ayolah, ngaku saja, kita udah bersahabat sejak belum masuk TK"

"emangnya siapa bilang kita bersahabat sejak embrio?", katanya menghadap kearahku.

"serius Ziooo.... Emangnya apa yang bisa kamu kagumi dari seorang Nath", kataku memohon jawab.

"udah deh Nath. Kamu kenapa sih, .. "

"ayo ngumpul, mau penyampaian buat besok nih", kata kak Avi, dia pemimpin di klub kami.

Mengakhiri latihan persiapan yang udah hampir jam 11 malam itu, kami mendengarkan penyampaian untuk kompetisi besok, serta berdoa bersama, barulah setelah itu kami pulang. Untuk para wanita yang rumahnya jauh dari lokasi latihan biasanya di antar oleh mereka yang membawa kendaraan. Waktu itu Azio gak bawa kendaraan, jadinya kita numpang di motornya Delon bertiga *jangan ditiru yaah manteman 

Sepanjang jalan kami diam saja, tak ada pembicaraan, bahkan dengan Azio.

"semangat yah kalian", kataku tersenyum menyemangati sebelum aku masuk kedalam rumah.

"iya, kamu juga semangat Nath, jangan banyak pikiran", kata Delon.

"iya tuh, nanti cepet tua", kata Azio dengan candaannya.

"ehh siapa yang cepet tua?!", kataku membalas perkataan Azio yang udah keburu pergi bersama Delon.

Aku hanya menanggapi mereka dengan senyuman, dan lega sekali rasanya. Syukurlah udah pada ngomong, gak canggung lagi.

**

Hah ?! Akhir tahun, drama?