webnovel

Panggilan Alam

Cerita hayalan tigkat tinggi murni fiksi

Anarchy_Sisters · Others
Not enough ratings
3 Chs

Sleeping Bitchy (Putri Tertidur) (Bagian 2)

Pangeran mulai ambil posisi, berlutut diantara paha sang putri. Nafasnya mulai memburu, penisnya terasa sudah bangun maksimal. Tangannya menguakkan bibir kemaluan sang putri. Dibimbingnya si penis ke lubang surga dunia itu. Dipaksanya kepala penisnya supaya masuk sedikit, dan sambil mencium bibir sang putri, pangeran pun memasukkan seluruh batang penis yang panjang itu ke dalam vagina sang putri. Persis pada saat robeknya selaput dara, sang putri terbangun.

Bayangkan perasaannya saat itu! Berat tubuh sang pangeran menindihnya, bibir pangeran mengulum bibirnya, dan kemaluannyanya terasa penuh oleh penis yang besar. Ia mengerang, tapi sang pangeran terus mencumbu bibirnya hingga sang putri tak kuasa berkata-kata. Sang pangeran mulai menggenjot tubuhnya naik turun.

Disela-sela rintihannya sang putri berkata", Ohh.. aku bermimpi.. oh."..

"Kau tidak bermimpi, putri cantik", kata pangeran.

"Akulah pangeran perkasa impianmu!"

"Oohh.". erang sang putri.

"Inikah.. Inikah yang dikatakan seks itu? Aahh!"

Sang pangeran menjawab sambil tangannya meremas lembut kedua buah dada sang putri. Puting susunya mengeras seketika itu juga. Pinggul pangeran naik turun, penisnya menggesek dinding vagina sang putri, yang makin lentur mengepit benda asing itu.

Sang pangeran nafsunya semakin berkobar memandangi ekspresi wajah sang putri. Diperintahkannya sang putri untuk tidak menutup matanya, melainkan sang putri harus terus melihat wajah pangeran, dan bagaimana ia disetubuhi. Bibirnya yang tipis tampak basah dan setengah terbuka, mengeluarkan rintihan-rintihan erotis. Pangeran sangat puas karena sang putri tampak sangat terangsang dan tidak kesakitan, meskipun ini adalah permainan seks pertamanya.

Pangeran sangat menikmati, dikeluarkannya penisnya yang sudah berlumuran cairan cinta sang putri, lalu disundul-sundulkannya di sekitar bibir vagina sang putri, kepala kontolnya kadang menggosok klitoris sang putri. Mata sang putri terpejam seakan menanti saat sang pangeran menusukkan kembali penisnya. Benarlah karena sesaat kemudian sang pangeran menghujamkan penisnya sekuat tenaga. Mata sang putri terbeliak dan menjerit panjang. Sang putri kadang berusaha merapatkan pahanya ketika penis pangeran merangsang bibir kemaluannya, tapi dengan tegas sang pangeran memerintahkan supaya sang putri terus mengangkangkan pahanya lebih lebar. Dia senang melihat penisnya yang besar keluar masuk di lubang kemaluan sang putri.

Setelah lama, dan setelah sang putri orgasme berkali-kali, sang pangeran pun akhirnya kasihan, karena putri tampak lelah sekali dan cuma bisa merintih-rintih saat disetubuhi. Pangeran pun memegang kedua buah pantat sang putri kuat-kuat, dan memuntahkan maninya yang banyak dan kental ke dalam rahim sang putri. Nampak sperma yang sudah bercampur cairan cinta mengalir membasahi sekitar daerah kemaluan putri. Sang pangeran lalu keluar mencari buah-buahan untuk makan malam, mereka lalu menyalakan lilin-lilin. Sambil makan mereka berkenalan lebih jauh. Sang pangeran ternyata bernama Bram. Dan sang putri

menceritakan nasibnya yang malang, ia sangat sedih begitu mengetahui seluruh kerajaannya meninggal tak lama setelah ulang tahunnya yang ke-17, dimana ia sendiri tak sadarkan diri selama dua ratus tahun.

Malam itu sang pangeran bermalam di istana sang putri, yang sebenarnya adalah wilayah kekuasaannya juga.. Malam itu mereka lewati dengan bersetubuh hingga puas, untuk pangeran ini adalah hal yang biasa, apalagi baru pertama kalinya ia bertemu putri secantik Maya, tubuhnya sungguh indah dalam usianya yang baru 17 tahun itu, kemaluannya terasa sangat rapat dan ketat. Bagi sang putri yang baru merasakan seks, sang pangeran benar-benar master yang mengajari indahnya seks. Karena sudah tertidur selama dua ratus tahun, sang putri kuat melayani nafsu sang pangeran sepanjang malam. Sang putri mencoba berbagai gaya mulai dari terlentang, gaya berpangkuan, gaya berdiri, gaya anjing, hingga menghisap dan mengocok penis sang pangeran.

Paginya mereka bersiap untuk kembali ke istana sang pangeran. Sang putri mengaku vaginanya terasa sensitif sekali, karena seringnya dikerjai sehari sebelumnya. Pangeran Bram hanya tersenyum, saat itu ia merasa perkasa sekali. Putri Maya yang cantik terpaksa hanya mengenakan jubah berkuda Pangeran Bram, karena gaun tidurnya sudah dirobek-robek sang pangeran, dan tak sehelai kainpun dapat ditemukan di seluruh istana. Pangeran mengangkat tubuh sang putri dan mendudukkan sang putri di depannya. Karena belum biasa berkuda, pangeran menganjurkan agar sang putri mengangkang saja, supaya lebih gampang dan tidak jatuh.

Perjalanan memakan waktu yang lama, dan pangeran benar-benar menikmatinya. Tangannya satu memegang tali kendali, dan yang satu lagi masuk ke dalam jubah yang dipakai sang putri. Bergantian dimainkannya payudara sang putri kiri dan kanan, terutama bagian puting susunya.

"Engh.". Desahnya tiap kali tangan pangeran meremas toketnya.

"Enak?" bisik pangeran.

"Uh, susumu besar sekali.. kau seneng ya kalau diremas-remas begini? Apakah pentilnya tambah sensitif kalau dipijit seperti ini?" tanya pangeran tambah merangsang sang putri dengan kata-katanya.

"Aahh.. benar-benar terangsang sekali.. Ohh.". sang putri hanya bisa merintih, tangannya bergerak hendak menggosok selangkangannya yang mulai basah, tapi pangeran Bram mencegahnya.

Ditariknya kedua lengan sang putri kebelakang dan diikatnya dengan seutas ranting panjang.

"Ahh.. kenapa..?" tanya sang putri.

"Aku mau kau nikmati saja rangsangan-rangsangan ini" kata pangeran.

"Aku belum puas mengentot memekmu yang rapat itu, sabarlah, tahan sebisanya yang satu ini".

Tangannya kembali bermain di dada sang putri yang kini membusung karena posisi tangannya yang terikat di belakang. Sang putri hanya sanggup mendesah dan bersandar ke dada pangeran. Posisi kakinya yang mengangkang membuat sadel kuda menggesek-gesek daerah memek dan klitorisnya. Sang putri mulai berkeringat dan sulit duduk diam. Rintihan sang putri yang makin lama makin terangsang hebat itu makin keras.

"Aku.. akh.. Bram, memekku tergosok sadel ini.. aduh.. rasanya!".

"Aku ingin kau selalu basah dan siap dientot, putri manis" kata pangeran.

"Ahh.. tolonglah, kumohon.. gosokkan jarimu di klitorisku.. aku nggak tahan lagi" desah sang putri memohon.

Siksaan erotis ini telah berlangsung kurang lebih se-jam, dan Putri Maya merasa ingin menangis karena hebatnya rangsangan, tapi tidak cukup hebat untuk membuatnya orgasme. Cairan cintanya membasahi sadel yang didudukinya.

"Sshh.. sabar.. sebentar lagi ya.. kau seksi sekali kalau sedang terangsang seperti ini"

Pangeran yang mulai terangsang karena tangannya penuh payudara sang putri itu diam-diam mengeluarkan penisnya. Lalu didekapnya sang putri erat-erat supaya kepala penisnya bisa menyundul-nyundul pantat sang putri.

Sebelum keluar dari hutan, mereka kembali berhenti, pangeran memerintahkan putri untuk berpegangan di batang pohon, dan disenggamai dari belakang sambil berdiri.

"Ayo, membungkuk lebih dalam lagi", perintah sang pangeran.

Sepatu botnya menyelip diantara kaki sang putri.

"Dan kakinya direngangkan lagi.. lebih lebar supaya kau terlihat seksi"

Pangeran tiba-tiba berjongkok di belakang sang putri dan mulai menjilati vaginanya.

"Ahh.". desah putri dengan puas.

Pangeran itu dengan rakus menjilati cairan cinta sang putri. Ketika selangkangannya mulai mengering, sang pangeran memasukkan dua jarinya, dan dengan cepat menggerakkannya keluar masuk seperti sedang bersetubuh. Sedetik kemudian daerah itu mulai basah lagi.

"Tubuhmu benar-benar gampang sekali dikerjain, sebentar saja sudah basah begini" kata sang pangeran senang.

"Ayo.. sekarang.. sekarang.. entot aku.. sekarang!" mohon sang putri.

Dan tanpa disuruh dua kali pangeran mengeluarkan penisnya lagi dan cepat-cepat dicobloskannya kedalam kemaluan sang putri yang sudah siap itu.

"Lebih cepat.. entot aku kuat-kuat.". kata putri disela rintihan nikmatnya.

Putri Maya serasa hampir pingsan karena dalam waktu sehari saja memeknya sudah berkali-kali dimasuki penis raksasa sang pangeran. Tapi ia benar-benar menikmati setiap sodokan penis pangeran itu.

"Ohh.". teriak sang putri saat orgasmenya mengguncang seluruh tubuhnya.

"Nih.. nih.. Uhh!" dengan gemas sang pangeran terus menghujamkan penisnya.

"kau benar-benar alami.. benar-benar.. suka dientot"

Sang pangeran merasa hampir keluar, diremasnya payudara putri kuat-kuat dan muncratlah cairan putih kentalnya di dalam rahim sang putri. Mereka duduk sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.

Ketika sudah mendekati istananya, pangeran membalikkan sang putri lagi sehingga mereka terlihat menunggang kuda seperti biasa. Hanya sesekali tangan pangeran meremas gemas toket ranum sang putri, yang saat itu terlihat bengkak dan merah-merah penuh bekas jari-jari pangeran. Kedua toket itu menjadi super sensitif setelah diremas dan dipegang-pegang seharian. Tukang kuda yang sudah menunggu berusaha tidak menampakkan reaksi melihat sadel yang basah itu, mungkin sudah biasa. Sang putri pun dibawa masuk ke istana lewat jalan belakang, biar tidak banyak orang yang melihat ketelanjangannya.

Kehadiran Putri Maya mengundang perhatian, terutama karena Pangeran Bram seakan tak jemu-jemunya berada di dekat sang putri. Beberapa orang terdekat Pangeran bahkan mengetahui betapa seringnya sang pangeran mengunjungi kamar sang putri di tengah malam. Karena gosip yang simpang siur ini, Raja pun menjadi gundah. Suatu hari dipanggilnya Pangeran Bram, dan Raja menitahkan agar sang pangeran mencari permaisuri. Pangeran yang sedang dilanda asmara menyatakan bahwa ia memilih Putri Maya. Sebulan kemudian mereka menikah dengan pesta yang amat meriah.

E N D