webnovel

Over–Reincarnation: Life In Another World

Hidupnya berubah 180 derajat setelah mengalami kejadian itu. Ia, Llên Auvrore Kiriya, mengalami kecelakaan yang membuatnya memiliki sesuatu yang melebihi akal sehat makhluk manapun. Kehidupannya telah berubah pesat. Yang semulanya tenang menjadi penuh bahaya. Dengan pengetahuan dan ingatan dari kehidupan sebelumnya, ia menikmati hidupnya yang tidak pernah tenang.  ••• Cover: Pinterest, Google Update? Random, paling cepat 1 chapter/1 minggu.  ––– [Cerita ini hanya ada di platform Webnovel.]

Skartha · Anime & Comics
Not enough ratings
6 Chs

Kematian klise - 1

"Senior Llen, terimakasih telah membantuku." gadis muda yang berseragam sekolah itu menundukkan kepalanya di depanku.

Aku mengangguk membalasnya. "Kalau begitu aku akan duluan." balasku.

Aku berjalan pergi meninggalkan gadis muda itu dengan kelas yang sudah kosong dan bersih.

Jangan berpikiran buruk, aku hanya membantunya membersihkan kelasnya karena tidak ada yang bisa aku lakukan setelah pulang ke rumah.

Melihat ke arah jendela. Cahaya oranye menyilaukan mataku.

Aku tidak tahu mengapa aku kembali ke tempat ini. Tempat dimana segala hal tidak menyenangkan itu terjadi.

"Aku sudah banyak berubah, ya..." aku menggelengkan kepala menghilangkan pikiran aneh itu dan berjalan pergi karena waktu telah menunjukkan pukul 6 sore.

 –––

Kota mati. Adalah kata-kata yang benar-benar tepat untuk menggambarkan kota di sore hari ini. Tidak ada kendaraan yang melintas atau manusia yang berlalu lalang.

Benar-benar sepi yang membuat aku takut.

Sekilas aku melihat siluet bayangan seorang gadis seumuran denganku memiliki rambut berwarna putih dan memakai pakaian yang berwarna sama seperti rambutnya yang diterpa angin. Aku menengok ke arah dimana siluet itu berada tetapi tidak menemukan apapun.

Itu cukup menyeramkan.

"Huh. Mungkin aku masih terbayang-bayang dengan film semalam." aku menggelengkan kepalaku ke kanan dan kiri beberapa kali menghilangkan pikiran aneh itu.

Matahari telah terbenam digantikan oleh bulan yang memancarkan cahaya pucat. Malam gelap yang dibarengi dengan kesunyian ini benar-benar membuatku membayangkan hal-hal diluar nalar.

Lampu lalu lintas menunjukkan warna hijau pada kendaraan bermotor. Walaupun begitu, aku terus berjalan menyebrang karena jarangnya kendaraan melintas.

Ponselku berdering menandakan ada pesan masuk. Namun, aku tidak langsung membukanya karena masih ditengah jalan. Setelah sampai di seberang, aku membuka ponselku untuk mengecek pesan yang masuk itu.

Tidak ada yang aneh dengan pesan itu, kecuali pengirimnya karena aku tidak pernah memiliki bahkan satu nomor kontak di ponselku.

[ ???: Apakah kau bosan dengan hidupmu yang monoton? ]

Itulah yang tertulis di pesan misterius itu. Bahkan nomor pengirimnya pun tidak jelas, hanya ada tanda tanya disana.

Walaupun aku tidak ingin menjawab pesan ini, tapi aku memiliki ketergantungan terhadap sesuatu yang tidak aku ketahui.

[ Me: Maaf, siapa ini? ]

Diam selama beberapa menit, akhirnya orang ini kembali menulis pesan.

[ ???: Aku !+-'×''„•()!¡‽¿-. ]

Apa maksudnya? Tulisannya sama sekali tidak jelas. Aku tidak bisa membaca pesan yang dia kirim.

[ Me: Bisakah kau menulis ulang? Aku tidak bisa membaca pesanmu yang sebelumnya ]

Apakah orang ini sengaja melakukannya atau keyboardnya sedang mengalami error. Yang manapun jawabannya, itu adalah hal yang cukup tidak nyaman.

[ ???: Kalau begitu, apakah kau ingin melihat keajaiban? ]

Tanpa menghiraukan pesanku yang sebelumnya, ia sekarang malah bertanya. Aku tidak mengerti apa yang dia maksudkan.

[ Me: Apa maksudnya? ]

[ ???: Sudahlah jawab saja ]

Aku terdiam sebentar. Aku merasa jika perasaan yang aku rasakan akan menjadi hal buruk. Bukan berarti aku berpikir tentang akan ada mobil legendaris yang menabrakku dan membawaku ke isekai.

[ Me: Ya, mungkin? ]

Aku menunggu balasan dari orang misterius itu. Tapi setelah lama menunggu, aku tidak mendapatkan pesan apapun. Aku memutuskan untuk segera pulang karena jalanan mulai gelap.

Tapi saat aku ingin berjalan, ponselku kembali berbunyi. Aku membukanya dan melihat pesan yang masuk itu.

[ ???: Dari sana kau akan melihat benda putih bergerak menuju ke arahmu. ]

Secara refleks aku langsung melihat sekitarku. Jika dia mengatakan yang sebenarnya, bukankah itu artinya dia sedang mengintaiku dari manapun. Itu sangat menyeramkan.

Dengan perasaan yang was-was, aku berjalan pergi, tetapi dari kejauhan aku melihat siluet benda berbentuk seperti kotak berwarna putih yang mengeluarkan cahaya berjalan ke arah ku. Itu adalah mobil box.

Saat aku memfokuskan penglihatanku pada mobil itu, aku membelalakkan mata karena melihat sebuah mobil box bergerak dan berjalan tanpa supir yang mengendalikannya, tapi benda itu bisa terus berjalan menuju ke arahku dengan kecepatan tinggi.

Aku mencoba berlari menghindari tabrakan mobil box putih itu. Tapi terlambat.  Mobil box itu benar-benar menabrakku tanpa rasa ragu, bersalah, ataupun ampun.

Aku terlempar sejauh 10 meter sebelum menabrak sebuah pohon di pinggir jalan yang menghentikanku.

Aku merasa semua pandanganku menjadi lambat dan buram, telingaku berdenging yang membuatku tidak bisa mendengar suara lain. Dan aku hanya bisa menggertakkan gigiku yang terasa ngilu menahan rasa sakit ini.

Seluruh tubuhku terasa sangat sakit dan nyeri. Apakah karena patah, aku tidak tahu karena ini pertama kalinya dalam hidupku dan mungkin ini juga menjadi yang terakhir.

Uhuq!!

Aku memuntahkan seteguk darah segar dari mulutku. Dadaku terasa sangat sakit dan sesak, apakah itu artinya tulang rusukku patah dan menusuk organ di dalamnya.

Aku hanya bisa meratapi diriku yang menyedihkan. Aku tidak pernah menyangka akan mati dengan cara seperti ini.

Segala kilas balik kehidupan yang aku lalui melintas di otakku. Aku selalu bertanya-tanya, mengapa orang yang hampir mati selalu teringat dengan kilas balik kehidupannya.

Aku tidak tahu mengapa aku masih bisa berpikir tenang saat ini, walaupun telah berada di ujung tanduk. Seluruh tubuhku terasa sakit, bahkan untuk menggerakkan satu jari butuh banyak usaha.

"Jadi ini perasaan orang yang akan mati," aku bergumam pada diriku sendiri.

Aku merasa tubuhku seperti melayang, tapi aku juga merasa tubuhku masih terbaring di tanah trotoar.

Walaupun aku berteriak sekalipun tidak akan ada yang bisa mendengar(itupun jika aku bisa berteriak) karena tidak ada orang yang tinggal di tempat ini.

Mungkin masih ada, itupun di bagian lain kota yang lumayan jauh dari tempatku. Mereka mungkin tidak bisa mendengar suara ini dan aku juga sudah tidak bisa di selamatkan lagi.

Di tengah perasaan sakit ini, aku sekali lagi melihat siluet seorang gadis berambut putih salju yang sama seperti sebelumnya. Mungkin gadis itu adalah gadis yang selalu aku impikan sebagai seorang pasangan hidupku.

Aku hanya bisa menertawakan diriku sendiri karena masih memikirkan hal seperti itu pada saat ini.

Semakin lama, aku tidak bisa merasakan seluruh tubuhku. Aku tidak bisa melihat apapun. Entah apakah aku masih sadar ataupun tidak, tetapi rasa dingin ini, aku tidak menyukainya. Aku ingin lari dari rasa dingin ini, kegelapan ini.

Mungkin ini adalah akhir dari hidup penuh penyesalan yang tidak bisa aku bayar.  Bahkan menggunakan nyawaku sendiri.

Yah inti dari tabrakan klise ini adalah "selamat tinggal Bumi dan selamat datang dunia lain".