webnovel

Mungkin dia lelah

Mau lari pagi, tapi nggak ada yang ngejar. Kan nggak enak dapet capeknya doang.

-Anonim-

.

.

.

.

.

Tolong jangan tanya Tria bagaimana perasaannya sekarang, sejak ucapan Gean kemarin moodnya terjun bebas.

"Lo lagi dapet ya? tanya Afif, Spv perencanaan yang resenya amit-amit jabang bayi.

"Dapet apa? Hadiah?"

"Dari tadi cemberut aja, uring-uringan kagak jelas," kata Afif dengan cengiran mengesalkan seperti biasanya.

"Boss lo tuh, hidupnya nggak tenang kalau nggak gangguin hidup gue sehari aja." sungut Tria.

"Ya lo kan kerja di sini cuman buat digangguin sama dia doang."

Keparat memang anak satu ini.

"Tria,"

Tria masih sibuk melamun melanglang buana dengan pikirannya

"Tria,"

"Bang, kok suara lo sekarang mirip si Bos ya?" Tria masih belum menyadari siapa yang sudah berdiri di belakangnya, Afif sudah menahan tawa sejak tadi.

"Masa?"

"Saya di sini Tria." kata Gean dengan intonasi yang ditekankan.

"Ya tuhan," Tria hampir saja terjungkal dari kursinya. Tubuh besar Gean berada tepat di belakangnya. "Untung saya nggak punya riwayat penyakit jantung Pak, kalau nggak saya udah dibawa ke IGD nih."

"Lebay kamu," ujar Gean. Tria masih sibuk mengelus dadanya karena terkejut. "Ke ruangan saya sekarang."

Langkah Tria mengikuti Gean, pria itu menuntunnya ke ruangan besar miliknya. Di belakang Tria terus berkomat-kamit, apa lagi yang mau Gean lakukan hari ini?

Tanpa dipersilahkan Tria sudah duduk manis di atas sofa. "Kenapa Pak?"

"Semalam saya bertemu Aruna," mulai Gean. Raut wajahnya seketika berubah menjadi tegang. "Dia minta maaf sama saya."

"Terus?"

"Dia mau memulai semuanya dari nol." lanjut Gean.

"Itu Aruna apa SPBU Pak, mulai dari nol."

"Tria... "

"Sorry-sorry Pak," Tria dan cengirannya. "Lanjut-lanjut Pak."

"Kamu nih ya, nggak bisa dengerin saya." kesal Gean.

"Ya udah maaf, Pak."

"Dia mau memulainya dari awal, berharap bisa memperbaiki apa yang sudah dia hancurkan." Gean menunduk gelisah, jelas sekali ada kekhawatiran yang tersirat di wajahnya. "Saya nggak mau, cukup sekali saja hati saya tersakiti oleh dia."

"Coba tanyakan sama hati Pak Gean dengan tenang, mana yang Pak Gean inginkan dan mana yang menurut Pak Gean baik untuk Bapak ke depannya." Tria yakin jika Gean takkan semudah itu mengabaikan Aruna.

"Saya takut goyah, dia keras kepala dan punya keyakinan yang kuat dengan apa yang dia inginkan."

"Kalau Aruna keras kepala, Pak Gean harus lebih keras kepala. Kalau Aruna kuat Pak Gean harus lebih kuat, masa Pak Gean kalah sama yang namanya kenangan." nyinyir terus, bisa habis bonus bulanan Tria.

"Makanya kamu bantu saya, kalau dia tau saya sudah punya pacar. Dia mungkin nggak akan ganggu hidup saya."

Radar kewaspadaan Tria meningkat seketika, "Kan ada Asha, Pak. Dia jauh terlihat layak dengan Pak Gean dibanding saya, Aruna bisa tau kalau Pak Gean bohong."

"Kamu kandidat terkuat, Aruna akan merasa kalah kalau saingannya kamu."

"Kok bisa?" dilihat dari sudut manapun Aruna akan terlihat lebih baik dari Tria.

"Karena cuma kamu, perempuan satu-satunya yang bisa bertahan sama saya. Bahkan setelah saya terpuruk karena dia, kamu masih di samping saya. Semengesalkan apapun saya, kamu tidak meninggalkan saya." jelas Gean.

"itu kan karena saya digaji, coba Pak Gean nggak gaji saya. Sudah resign saya dari bulan pertama."

"Pokoknya kamu bantu saya," tegas Gean. Dan ia tak mau lagi dibantah oleh ocehan Tria.

"Kalau saya bantu, Benefit buat saya apa?" tantang Tria. "Saya bukan tenaga sukarela yang ikhlas tanpa bayaran."

"Dua puluh lima persen dari gaji kamu."

"Ya elah kecil banget, Pak. Acting saya nggak totalitas nantinya Pak, naikin dikit dong." tawar Tria, kan lumayan bisa tambah-tambah uang bulanan.

"Dua puluh Lima persen,"

"Tiga puluh Lima psrsen." tawar Tria.

"Tiga puluh persen," tandas Gean."

"Deal." Tria tersenyum senang. "Acting saya bisa sekelas Jenifer Lawrence Pak."

"Kayak tau aja kamu dia yang mana, di layar tancep mana ada Jenifer Lawrence."

Syalan!

"Inget! Tria memasang wajah tegasnya, memangnya cuman Gean saja yang bisa mengintimidasi dengan wajah datarnya. Tria juga bisa. "Kita cuman pura-pura yak Pak."

"Saya nggak mau tanggung jawab, kalau Pak Gean nantinya sayang saya."

****

25-Jan-2019