webnovel

ORAZIO

Malam itu menjadi malam terakhir bagi Lesya, dimana hidupnya berjalan dengan normal. Sejak gadis berusia 18 tahun itu membuka mata, semuanya telah berubah. Mulai dari kamar yang terlihat seperti kamar dari kerajaan mewah, sampai dirinya mendapat perlakuan istimewa dari seluruh penghuni istana. Sejak hari itu Lesya dipaksa untuk dipukul oleh nasibnya sendiri. Ia selalu berusaha memecahkan kehidupan apa yang sebenarnya tengah ia jalani. Transmigrasi? Tentunya bukan. Karena, dirinya masih ada dalam raga yang sama. Mereka menganggap Lesya sebagai seorang putri bangsawan kerajaan besar, dan yang lebih menariknya, rupanya gadis 18 tahun itu sedang berada di abad ke-22. Tidak berhenti disitu saja. Lesya semakin dibuat terkejut saat mengetahui jika Arsen, kekasihnya ada di sana, dengan sebuah fakta jika Arsen adalah Pangeran dari Kerajaan Prisam, atau Kerajaan berbentuk Monarki besar yang bisa menghancurkan Kerajaan lain kapanpun itu. Lantas, akankah Lesya berhasil menguak misteri yang sedang ia hadapi bersama kekasihnya?

Leni_Handayani_2611 · Fantasy
Not enough ratings
15 Chs

Terlahir Kembali

Queen Lesya adalah seorang gadis remaja yang memiliki kebiasaan buruk. Meminum-minuman beralkohol tinggi, bermain pria, dan selalu membantah ucapan Ibu-nya.

Baginya, kehidupan di dunia harus dinikmati dengan sebaik mungkin, sekalipun itu adalah sebuah hal yang menjadi larangan. Lesya bercita-cita untuk melakukan semua bentuk kenakalan sampai dirinya merasa bosan.

Kini, setelah gadis itu kembali dari clubing bersama teman dan kekasihnya, ia langsung pergi ke kamar dan terlelap. Sampai malam berganti pagi, matanya terbuka dan betapa terkejutnya Lesya begitu melihat pemandangan yang tak biasa di depannya.

"Selamat pagi, Tuan Putri."

Terlihat 3 orang pelayan dengan penampilan yang begitu mirip dengan pelayan kerajaan, membawa nampan berisi sarapan beserta buah-buahan dan meletakannya di meja tepat di hadapan Lesya.

"Ratu meminta Tuan Putri segera memilih gaun pesta untuk nanti malam."

Pelipis Lesya semakin berkerut nyata. Rasa terkejutnya membuat ia gila, sampai untuk mengucapkan sesuatupun begitu susah.

Lesya ingat betul saat tadi malam dirinya tertidur dengan benar di kamarnya. Lantas, mengapa sekarang dirinya berada di sebuah kamar yang sangat luas ini? Apa dirinya sedang bermimpi?

PLAK

Tidak segan-segan Lesya menampar pipinya membuat ke-3 pelayan itu terkejut, dan sontak berteriak.

"Tuan putri!!"

"Apa yang anda lakukan?"

"Apa anda sedang mencoba untuk bunuh diri?"

Ke-3 pelayan itu terlihat begitu cemas melihat aksi yang baru saja Lesya lakukan. Padahal, Lesya tidak terlalu keras saat melukai pipinya sendiri.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Lesya tidak berhenti bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Tuan Putri, apakah itu masih terasa sakit?" Dua orang pelayan yang tadi sempat melenggang pergi telah kembali membawa wadah berisi air, yang Lesya sendiri tidak tau itu untuk apa.

"Kami harus secepatnya memberikan penanganan. Jika tidak, King Avery pastinya akan marah besar mengetahui putri-nya terluka."

"Avery? Siapa dia?" tembak Lesya setelah sekian lama bergelung dengan keterkejutannya.

Ke-3 pelayan itu menghentikan aktivitasnya, berubah diam mematung.

"Tuan Putri, apakah tamparan yang sempat Anda lakukan tadi itu, berpengaruh buruk pada kepala bagian belakang Anda?"

"Maksudnya aku itu dongo?" batin Lesya bersuara.

Lesya menggeleng kecil. "Tidak."

Lesya dapat mendengar jelas ke-3 pelayan tersebut menghembuskan napasnya lega.

"Jika begitu, segeralah makan sarapan ini dan bersihkan diri Anda. Kami akan memberi pesan pada yang mulai Ratu, jika Anda telah bangun dari tidur."

Walaupun Lesya tidak tau apa yang ke-3 pelayan itu maksud, ia tetap mengangguk kecil membuat ke-3 pelayan tersebut melenggang pergi, meninggalkan nampan yang sempat mereka bawa untuknya.

Lesya bergegas turun dari ranjang, dan segera menghampiri gorden jendela yang menjulang tinggi lalu membukanya dengan susah payah.

"Wah." Lesya membulatkan matanya sempurna. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya kala gorden tersebut berhasil ia buka. Pemandangan di depannya sungguh di luar nalar manusia biasa.

Ini adalah pertama kalinya Lesya bisa melihat langsung sebuah pemandangan yang begitu indah di dalam perkarangan sebuah istana.

Seperkian detik kemudian, Lesya kembali bertanya-tanya dimana sebenarnya ia sedang berada. Tetapi setidaknya Lesya tau jika tempat yang sekarang Ia tempati adalah sebuah Istana.

Lesya melirik ke kanan dan melihat sebuah pintu untuk pergi ke balkon. Tanpa berpikir panjang, gadis berusia 18 tahun itu segera membukanya.

"Ini sangat menakjubkan," gumam Lesya. Ia masih belum percaya ia bisa berdiri di sini, dan mengamati pemukiman luas yang dikenal sebagai Istana.

Seingatnya ia tidak memiliki rencana ataupun cita-cita untuk menjadi seorang Putri. Oh, benar bukan? Lesya dapat mendengar jelas jika ke-3 pelayan tadi, memanggilnya sebagai seorang Putri.

Tunggu dulu!

Jika benar seorang Putri, itu artinya ia memiliki banyak kebebasan bukan? Mengingat satu fakta besar yang akan membuatnya senang itu, Lesya segera mencari letak kamar mandi, dan setelah menemukannya ia segera masuk dan membersihkan diri.

Kurang lebih, 10 menit Lesya bergelut dengan air. Setelah itu selesai, ia berniat untuk mengambil gaun yang telah disiapkan oleh ke-3 pelayan tadi, dan baru saja membuka pintu kamar mandi, dirinya sudah dibuat terkejut oleh keberadaan 5 orang pelayan yang berbeda dari yang tadi.

"Soilse Tuan Putri," sapa ke-5 pelayan tersebut dengan kompak.

Lesya mengerutkan dahinya. Ia tidak paham apa yang mereka maksud.

"Apa yang kalian lakukan? Sangat aneh."

Sudah Lesya duga. Ke-5 pelayan itu saling melempar pandangan seakan tengah mempertanyakan sesuatu.

"Yang dikatakan oleh Veer ternyata benar. Tuan Putri kita seolah baru terlahir kembali," bisik salah satu pelayan diantara ke-5 pelayan itu.

Lesya yang tidak sengaja mendengarnya, membulatkan mata.

"Hei, apa yang kalian maksud itu aku?!" tanpa sadar Lesya menggunakan nada pedas, membuat ke-5 pelayan itu mematung dengan tubuh kaku.

"Yang mulia pangeran memasuki ruangan!"

Seketika itu juga para pelayan mengeringkan tubuh Lesya, dan memakaikannya sebuah gaun. Beberapa saat kemudian mereka keluar dari kamar mandi, dan tampaklah seorang Pangeran tampan sedang duduk di sudut ruangan.

"Arsen?!" dengan gerakan spontan Lesya berlari dan memeluk tubuh tegap Arsen, membuat Arsen, para pelayan dan prajurit terkejut akan aksinya.

"Apa yang Tuan Putri lakukan?" gumam salah satu pelayan, langsung mendapat gelengan dari pelayan lain.

Tentu saja mereka terkejut. Pasalnya, Queen Lesya sangat dingin dan tidak tersentuh sedikitpun pada Arsen. Selain Queen Lesya membenci Arsen karena mereka dijodohkan, Lesya juga membenci Arsen karena pria itu yang telah membunuh pujaan hatinya hingga meninggal.

"Arsen, aku sangat senang kau ada di sini!!" seru Lesya, masih memeluk erat tubuh Arsen.

Tentu saja Lesya senang. Ternyata ada orang yang Ia kenal, di dimensi ini. Ia tidak tau jika hanya ada dirinya seorang. Ia akan mati kebingungan menjalankan nasib ini.

Arsen menatap para pelayan dan para prajurit, lalu memberikan kode pada mereka untuk meninggalkannya dengan Lesya berdua.

"Tuan Putri, apakah ini kau?"

Lesya menelan salivanya susah payah, dan mengerutkan dahi. "Arsen, apa yang terjadi denganmu? Ini aku, Lesya!!" ungkapnya berusaha meyakinkan Arsen.

"Aku tau. Tapi, hatiku mengatakan lain. Kau bukanlah Lesya yang aku kenal, tapi mungkin kau memang sosok Lesya. Queen Lesya Mukesh," tutur Arsen membuat Lesya lagi-lagi ditimpa bingung.

"Mukesh?"

"Namaku Queen Lesya, dan tidak Mukesh," sambung Lesya.

Seperkian detik kemudian, Arsen memejamkan matanya kuat-kuat sebelum kembali membukanya dengan perasaan yang tidak bisa ia sangka-sangka.

"Kau terlahir kembali...."

DEG!

Rasa penasaran Lesya semakin melambung tinggi. Ini kedua kalinya Ia mendengar sebuah kalimat yang mengatakan tentang 'Terlahir kembali'

Apa maksud dari semua ini?

Dimana dirinya?

Mengapa Arsen sungguh berbeda dan tidak mengenalinya?

Apakah di dunia nyata Lesya sempat melakukan sebuah dosa besar, hingga tuhan membuat sebuah cerita hidupnya dengan dua sisi?