webnovel

Mimpi yang Terasa Nyata

Bunga tidur adalah hal terbaik untuk semua orang. rasanya aku tidak mau bangun dari tidurku ini. aku berkumpul dengan keluarga dan orang-orang terdekatku ada canda tawa, kesedihan, keluh kesah, kata-kata penyemangat yang memotovasi. entah kenapa mimpi itu berlanjut ke sebuah ciuman yang terasa nyata untuk dirasakan. aku terbangun dan melihat sekeliling. aku memukul kening aku. aku berjalan mengendap-mengendap menuju pintu keluar. tepat membuka pintu. ngapain kamu di sini? gara-gara kamu aku di usir dari rumah aku sendiri. aku cuek bebek saja, lalu meninggalkan sandi yang berkoak-koak marah. tidak lama rey keluar untuk melihat keriburan yang sandi buat. rey, kenapa kamu tidak bilang bahwa dia ada di rumahmu. tanpa menjawab dia menutup pintu rumahnya. sandi mengejar aku sampai kamar.

J,J kamu kenapa sih selalu buat masalah...sambil menahan tanganku agar tidak masuk kekamar. lepas, itu sakit. kamu minta maaf dulu. kamu yang seharusnya minta maaf terlebih dulu pada ku. J...Aku tidak main-main ya! dia menarik aku memasuki mobil dan membawa aku ke depan pacarnya. sekarang minta maaf. aku melihat sekitaran chafe yang lumayan ramai. J.... tegur sandi. apa kamu tidak mempercayai aku san? apa kamu lebih mempercayai wanita sebagai pacar 6 bulan mu dari pada sahabat dari kecil mu? tanyaku sambil menatap matanya. kalau kamu lebih mempercayai wanitamu aku dengan senang hati lebih dulu meminta maaf padanya. maafkan aku. lakukan dengan benar J. apa kamu mau aku minta maaf dengan cara lain. ya. itu perlu. aku hendak berlutut meminta maaf, hal itu di cegah oleh rey. dia mengirimkan sesuatu pada rey lalu membawa aku pergi. kamu.....kenapa kamu mau berlutut? kenapa kamu mencegahku? apa kamu bodoh. tentu saja tidak. aku hendak menuangkan kopi panas ini ke sepatunya. buat ini terimakasih rey. senyumku padanya. berkatmu aku dapat minum ini. aku haus sekali. rey menggenggam tanganku. kita mau kemana? pulang. ayo pulang ke rumahmu saja. rey memukul keningku. jangan berpikiran nakal. sandi marah besar pada ceweknya. apa ini benar? itu tidak benar....itu pasti efek editan. san, san. kalau kamu pergi kita putus. baik kita putus. jawab sandi pergi meninggalkan ceweknya. sandi pulang, aku membukakan pintu untuknya. dia mencoba untuk berbicara denganku. itu terlihat jelas di wajahnya. aku masuk kamar telfonan sama kak luis. sandi menggedur kamarku. aku membukakannya. kami saling diam. dia memegang lengan baju ku. lapar...aku mendorong pintu kamarku tapi di tahan sama sandi. J....lapar! apa kamu tidak lapar. entah kenapa yang jawab malah perutku yang berbunyi. sandi tersenyum lalu menarikku ke dapur. tada...aku mencoba balik badan. tapi sandi malah mendorongku untuk duduk. dia muli makan sendiri dan aku menatapnya lekat-lekat. sandi berhenti makan. ah... kamu tidak sabaran. bisahkah kita makan terlebih dahulu lalu aku akan mulai berbicara. aku memakan makananku. sandi tersenyum lalu mengelus kepalaku. anak baik. selesai makan aku mencuci piring. dia menyenggol lengan ku. J, aku salah. maaf ya. seharusnya aku lebih mempercayain sahabat baikku ini. em....em...em....sambil menyenggol bahuku. aku mencuci tanganku. J. em.....em...aku merentangkan kedua tanganku. sandi memelukku mengangkatku lalu dia berputar. aku memeluknya dengan erat sangkin takutnya. dia menuruniku sambil tersenyum. lalu menepuk kepalaku dengan lembut. besok aku ada ujian praktek doakan aku ya? aku menepuk-nepuk pantatnya. tersenyum lalu naik ke kamar. sandi dan aku berangkat ke kampus. san....semangat. sambil mengelus rambutnya. sangkin canggungnya aku keluar dari mobil. kami menjalani aktifitas kami sebagai mahasiswa seperti biasanya. aku menunggu di parkiran. pintu mobil di buka. aku menatap rey yang juga ikut dengan kami. J. aku dengar kamu akan praktek di rumah sakit negeri awan. memang kenapa? kami juga akan magang di sana. baguslah. sandi tersenyum. bagaimana praktekmu san. ya....aku kalah lagi dari rey. hasilnya juga belum tau. kamu langsung ambil keputusan. kata rey. sandi tersenyum. kami pulang.aku meriksa apakah ada makanan di dapur. san. bahan masakan habis. J. kita makan ke rumah rey saja. ide bagus. kami menekan bel. taklama rey membukakan pintu. kami memaksa masuk dan menuju dapur. kami mulai duduk bersama di meja makan. apa kalian tidak masak? kmi menggeleng. mulai sekarang dan seterusnya kami akan makan di tempatmu rey. benarkan J? aku mengangguk saja. tidak boleh. ayolah rey. di rumah hanya ada aku dan J. nanti apa kata tetangga? kalau ada kamukan mereka tidak akan berpikiran buruk. tidak boleh. kalau gitu biarkan aku sendirian di rumah san sandi tidur tempat kamu rey. dah bereskan. aku kembali ke rumah. hujan malam ini sangat deras. aku mendapatin sandi pulang. kenapa kamu kembali. aku takut kamu kenapa-napa. jadi aku kembali ke kamu. biarkan dia tidur sendiri di sana. lagian dia laki-laki. petir menyambar dengan suara yang mengerikan. semua lampu mati. aku keluar kamar untuk mencari senter. aku melihat ada sorotan senter dari rumah rey. apa dia baik-baik saja ya? aku mencoba mengecek ke adaan rey. aku melihat bahwa pintu rumahnya tidak terkunci. aku mencari-cari rey. aku melihatnya tertidur di kamarnya dengan di temani senter. aku memperbaiki selimutnya. dia memegang tanganku. aku merasakan bahwa tanganya terasa hangat. aku membandingkan suhu badanku dengannya. aku mengkompres keningnya. mengelap seluruh badannya dengan air hangat. mengganti pakaiannya. dan mengatur suhu ruangannya. lama-lama tampa sadar aku berbaring di sampingnya. paginya aku terbangun dengan posisi kami tidur berpelukan. aku mencoba melepaskan diri dari pelukan rey. usahaku sia-sia. rey mulai terbangun dan mendapatkan dia memelukku dengan erat. di turun dari tempat tidur. aku segera kabur dari kamarnya. rey kelua dari kamar mandi tidak melihatku berada di tempat tidur lagi. di rumah aku mendapati sandi sedang tidur di sofa. aku membangunkannya buat pergi belanja bahan makanan. di pasar kami malah ketemu rey. kami belanja bersama. saat sandi menakutiku dengan kepiting besar yang hidup aku bersembunyi di balik punggung rey. san...letakan tidak. letakkan kataku. ayo.....aku pergi meninggalkan mereka berdua untuk belanja. sedangkan aku pergi mencari makanan ringan sambil menunggu dalam mobil.