webnovel

Langkah Pertama

menatap bintang dilangit adalah kebiasaan ku. baik dalam suasana hati yang buruk, senang ataupun biasa-biasa. setiap menatap langit aku selalu berdoa "Tuhan dapatkah aku seperti bintang-bintang dilangit yang bersinar. Dapatkah aku menjadi diriku sendiri? dapatkah aku mendapatkan seorang kakak? yang menurut aku tidak akan mungkin". seperti kutipan one scep...

"Satu langkah yang kita ambil akan membawa ke takdir yang berbeda.

Satu langkah yang kita putuskan akan memberikan konsekuensi baik juga buruk.

Namun, satu langkah yang kita jalani adalah pilihan kita sendiri."

Aku berpikir langkah apa yang akan aku ambil! apakah kansekuensinya! apa itu benar-benar pilihanku!

bagaimana dengan kalian!

sebelum mengintip jalan ceritanya akan baiknya aku perkenalkan diri. aku TJ aku anak tunggal, aku siswi kelas 2 smp prestasi, aku cewek loh bukan cowok ya. aku sedikit tomboi, aku tinggal sama papa, mama, bibik jen dan pakde roy, oh ia perkenalkan sahabatku rere, dan ros kami di sekolah yang sama dan satu kelas.

Tj turun makan dulu nak, rere, ros juga. ia ma.... ia tante.....

di ruang makan. wah.... makanan kesukaanku ikan bakar saus kacang. ini untuk aku semuakan. sambil melirik mama dan papa dengan senyuman.

TJ mama akan keluar kota beberapa hari, kamu di rumah jangan nakal ya?

bagaimana dengan papa! papa ada beberapa jadwal oprasi, kemungkinn juga tidak bisa pulang. itu namanya memang dak bisa pulang pa. jawabku dengan senyum terpaksa. TJ? baiklah ma. aku dak akan nakal.

ayo rere, ros kita ke sekolah. ummah...,ummah.... ma, pa kami berangkat ya! hati-hati nak, naik sepedanya jangan ngebut-ngebut..... triak mama.

re, ros hari ini kalian nginab lagi di rumah aku ya? please...

bagai mana ya....? jawab mereka barengan

kalau aku sampai ke sekolah pertama, maka kalin wajib tidur di rumah ku. hitungn 1,2,3 go. aku mengayun sepedaku dengan cepat meninggalkan ke 2 sahabat ku yang tertinggal di belakang. hei.... TJ kamu curang. ia.....nih

kami belum siap kamu lah gowes aja. kan aku dah hitung tadi. tapikan kami tidak bilang ia. pokoknya dak ada tapi-tapi, kalian hari ini harus nginab. siswa/siswi satu persatu masuk kelas mengikuti pelajaran pagi ini.

Terimakasih guru. jawab kami bersama-sama tanda berakhirnya pelajaran.

ayo kita balapan, siapa yang sampai rumah akan memberikan 3 permintaan pada yang kalah. setuju....? setuju jawab ros, kamu re setuju tdk? e..... yang curang dapat hukuman 2 kali lipatnya. setuju? setuju. setuju, siapa takut. satu, dua, tiga... kami pun menggowes sepeda kami masing-masing dengan cepat. masing2 dari kami memilih jalan tercepat untuk sampai rumah. aku dengan bangganya melepas ke dua tangan aku dari stang sepeda karena ke dua sahabat aku tertinggal di belakang. tiba-tiba ada kucing melintas, yang membuat aku langsung mengambil kemudi stang ku untuk menghindari kucing tersebut. apa daya satu dapat aku hindari malah ada satu yang tidak dapat aku hindari. aku memyerempet seseorang..... oh... tidak..... aku bangkit lalu melihat ke belakang. maaf..., apa kakak baik-baik saja. aku tidak sengaja. tidak lama kemudian ke dua sahabat aku menghampirin kami. ada apa, ada apa. kamu menyerempet orang lagi! lagi. kata aku sambil melirik tajam pada rere. ah.... maaf.... tapi itu fakta. malas panjang lebar, aku mengejar kakak tersebut yang malah masuk ke rumah ku. tunggu, kenapa kamu masuk ke rumah ku tanpa izin. dengan merentangkan ke dua tangan ku di depan pintu masuk. apa kakak tidak bisa berbicara atau tidak bisa mendengarkan aku! pakde... ada orang asing masuk..... pakde, pakde triakku.

ada apa neng. kok triak-triak. ini pakde, ada orang asing masuk kok tidak di larang. oalah neng. itu tamu bapak dan ibu neng. ha..... mama, papa tidak bilang akan ada tamu yang datang. mama, papa bilangnya mereka bakalan dak bisa pulang beberapa hari ini. masa pakde harus bohong sama eneng. ya udah, entar aku tanyakan langsung sama papa deh. makasih ya pakde? ia, sama-sama neng.

re, ros. kakak tadi kemana! dengan senyum rere menjawab. lah masuk ke rumah. ha.... dah kita masuk aja. bibik, kami lapar. kami di ruangan atas ya.....

oh ia bik, kakak itu siapa namanya? bibik kurang tau non. soalnya orangnya dingin dan pendiam. ah.... aku menatapnya yang duduk di halaman depan sambil baca buku. TJ ayo ke atas. ah ia. J kakak itu ganteng. dia siapa kamu! aku juga tidak tau. sudahlah ayo kita kerjakan PR kita. akhirnya selesai juga. kami duduk di teras atas sambil bercanda tawa. prida aku tidak bisa menemani mu lagi. soalnya aku ada janji dengan dokter gigi bsk. aku juga. kamu ada janji dengan dokter juga! ah bukan sama dokter tapi sama kakak sepupu. tapi kalian pulangnya nanti saja ya. baiklah. jawab ke dua sahabat aku.

ayo makan dulu neng..... ia bi. ayo makan, sesudah makan kalian boleh pulang. bi. kakak itu dak ikut makan, tunjuk aku ke luar. bibi juga tidak tau neng. bibi tanya dia malah diam aja dari tadi. lama-lama bibi bingung juga. selesai mengantarkan kedua sahabat aku ke pintu keluar. aku menghampirin kakak itu. duduk di sebelah dia. kak, soal tadi aku benar-benar minta maaf ya. aku melirik tangannya yang masih belum di obatin. kenapa belum di bersihkan kak lukanya? apa itu sangat sakit. tatap aku dengan ngeri.... aku langsung menggenggam tangannya. tunggu di sini ya kak. kataku yang langsung masuk rumah mengambil obat p3k. aku meraih tangannya dan mulai membersihkannya. dia tidak menolak maupun membiarkan aku membersihkan lukanya. dah selesai..... senyumku sambil menatapnya. mata kami saling bertemu. kakaknya malah pergi gitu aja tanpa bilang trimakasih. dasar.....

neng.....triak bibi kepadaku. ada apa bi, kok sampai triak-triak. ini ibu nelpon. ah mama ya. halo ma..... . mama kapan pulang ini sudah 2 hari loh. aku rindu tau ma. rasanya satu detik tidak lihat mama rasanya dunia ini akan tamat. Alah kamu kecil-kecil dah terlalu banyak gombal. aku tersenyum aja. ma, aku srius..... . mama juga srius TJ. ah mama hampir lupa. di rumah ada tamu, tolong jaga baik-baik, dan jangan nakal. emm... ah ia ma. nama kakaknya siapa ma. soalnya aku tanya kakaknya malah diam aja. apa kakak tersebut tunarugu ma? hus.... kamu kalau bicara jangan ngawur nak. habis setiap di ajak bicara kakaknya dak respon, jadi siapa coba yang tidak berpikiran seperti itu. kamu ini, pokoknya kamu jangan buat kakaknya tidak nyaman tinggal di rumah. siap bu bos. dah ma. ummmmmac...

aku menarik nafas, dan melepasnya dengan panjang. rasa penasaranku jadi timbul, jadi aku mengetuk pintu kamar kakak tersebut. karna tidak ada jawaban aku mencoba membuka dan pintunya tidak terkunci. aku tersenyum penuh makna, melihat-lihat barang-barangnya dan mataku tertuju pada sebuah foto. ah....apa ini kedua orang tuanya. tapi sepertinya aku kenal dengan, sambil mencoba mengingat-ingat kembali. ah benar ini kan kakaknya papa (saudara tertua papaku) ah benar berarti dia kak luis. yang sering di ceritakan papa. dak puas lihat-lihat aku mengambil buku yang terbuka diatas meja. dan membuka setiap halaman. yang ternyata ada sebuah foto wanita. apa dia pacar kak luis. tiba-tiba foto tersebut di rebut seseorang. aku berbalik.