webnovel

sauna (JK ver.)

Di tempat loker ...

Jung Kook melepas semua pakaiannya. Kemudian ia memasuki tempat pemandian untuk pria. Membersihkan tubuhnya sampai bersih lalu masuk ke dalam kolam air. Merilekskan dirinya.

Di sampingnya ada dua orang pria yang saling berbincang.

"Kau nggak takut ketahuan selingkuh sama istrimu?" kata pria A.

"Nggak. Kalaupun ketahuan, aku tinggal minta maaf. Semuanya jadi beres. Kalau perlu aku berlutut." jawab pria B dengan yakin.

"Kalau ternyata ia minta cerai?"

"Dia itu sudah cinta mati sama aku, Jadi nggak mungkin minta cerai."

Pembicaraan mereka beralih ke topik lain.

"Kau tahu anaknya C?"

"Tau. Memangnya kenapa?"

"Anaknya C itu ternyata bukan anak kandungnya."

"APA?"

"Ternyata ayah kandung anaknya C itu D."

"APA? Bukannya D itu teman dekat C?"

"Baru ketahuannya saat anaknya C tes golongan darah."

Jung Kook hanya bisa mendengarnya. Tidak mungkin ia ikut campur urusan rumah tangga orang lain.

Tobat ...

Harusnya orang itu tobat.

Kalau dibalik istrinya yang selingkuh, mau?

Jangan lupa, karma berlaku.

Jung Kook beranjak dari kolam air. Ia mengeringkan tubuhnya dan mengenakan pakaian khas sauna.

Hana melipat handuk sana sini. Ia membuat tanduk domba dari handuk. Meletakkannya di kepala mungil Kiki.

"Anak eomma imut banget."

"Noona ... Kalau aku?" Jung Kook yang memakai handuk tanduk domba berpose imut.

"Kalau kamu amit-amit," kata Hana. Walaupun sebenarnya Jung Kook juga imut. Hanya saja Hana tidak mengakuinya di depan Jung Kook.

Hana lalu mengetokkan telurnya ke kepala Jung Kook. Telur pun pecah. Jung Kook juga mengambil telur. Ia hendak memecahkannya di kepala Hana.

"Sebentar." Hana memegang tangan Jung Kook. Hana mengambil telur dari tangan Jung Kook. Ia mengetokkannya ke kepala Jung Kook.

"Noona ... Harusnya gantian. Tadi Noona sudah pakai kepalaku. Sekarang giliranku pake kepala Noona." Jung Kook protes.

"Kepalaku terlalu berharga. Aku takut kepalaku jadi error."

"Siapa tahu kalau aku ketok telurnya ke kepala Noona, Noona jadi pintar."

"Kamu ngatain aku bodoh?" Hana menjewer telinga Jung Kook.

"Noona ... Sakit."

Hana melepas jewerannya. Ia tidak bisa membuat kegaduhan terlalu lama. Terlalu banyak orang yang berada di sekitar mereka.

Jung Kook menggosok telinganya.

"Tok ..." Kiki mengetokkan telurnya ke kepala Jung Kook. Tapi gagal.

"Tok ... Tok ..." Yang kedua kali juga tidak berhasil.

Telingaku masih sakit.

Sekarang kepalaku juga ikut sakit.

"Ki ... Pukul telurnya jangan di bagian ujung. Pegang seperti ini." Jung Kook mengajari Kiki. Akhirnya kulit telur pun pecah. Kiki sibuk mengupas kulit telur lalu memakan telur yang sudah terkelupas.

Hana sedang tiduran di sauna. Hawa sejuk dari AC membuatnya tertidur.

"Eomma tiduy." Kiki memberitahu Jung Kook.

Noona tidur? ~ Jung Kook melambaikan tangannya ke wajah Hana.

Noona benar-benar tidur.

Ini kesempatan besar bagi kita, Ki.

Harus kita manfaatkan dengan maksimal.

Jung Kook menggandeng tangan Kiki dan mengajaknya ke counter penjualan makanan dan minuman.

"Dua susu pisang." Jung Kook meminta penjual memberinya dua susu pisang.

Jung Kook menusukkan sedotan ke susu pisang untuk Kiki. Kemudian untuk dirinya.

Setelah susu pisang habis, Jung Kook mengecek keadaan Hana. Hana masih tertidur.

Noona benar-benar terlelap.

Kesempatan emas ini.

[pic]

Jung Kook mengendap-ngendap. Ia kembali menuju ke counter tadi.

"Kiki mau yang mana?" Jung Kook bertanya ke Kiki.

"Choco."

"Banyak yang choco, Ki. Kiki mau yang choco apa?"

Tangan Kiki menunjuk ke arah choco pie.

"Choco pie?" Jung Kook hendak memastikan pilihan Kiki.

Kiki menganggukkan kepalanya.

"Dua choco pie." Jung Kook meminta choco pie ke penjual.

Jung Kook dan Kiki asyik menikmati choco pie. Tapi tentu saja belum cukup bagi Jung Kook dan Kiki yang jago makan. Jung Kook membeli lagi kimbap segitiga isi tuna, dan beberapa camilan lainnya.

Akhirnya kenyang. ~ Jung Kook mengelus-elus perut ratanya. Kiki ikut meniru Jung Kook. Ia mengelus-elus perut buncit mungilnya.

Jung Kook dan Kiki kembali lagi ke tempat Hana yang masih tidur. Kiki bermain dengan anak kecil yang dibawa oleh orang tuanya ke sauna.

Jung Kook ingin memasuki ruang sauna yang lain. Tapi ia membatalkan niatnya. Ia harus mengawasi Kiki. Terutama Hana.

Noona nyenyak banget.

Tapi nggak pa pa biar nanti malam Noona bisa tetap terjaga. ~ Smirk muncul di bibir Jung Kook.

Seandainya di ruangan ini cuma ada aku dan Noona, aku sudah pasti langsung cium Noona.

Jung Kook melihat ke arah jam ~ Sudah malam ini. Waktunya pulang.

Jung Kook membangunkan Hana "Noona bangun. Waktunya pulang."

Hana pun terbangun. Ia meregangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Setelah beberapa saat ia pun bangun.

"Ikut eomma, Ki."

Hana membawa Kiki ke loker tempat mereka menyimpan baju. Mengganti baju khas sauna mereka dengan baju milik mereka. Begitu juga Jung Kook.

Hana hendak membayar tagihan mereka selama di sauna ~ Mungkin cuma 16.000 won untuk telur dan sikhye.

Hana tadi menghitung tiga telur dengan harga 3.000 won/butir dan dua sikhye 3.500 won/gelas.

"Noona ... Biar aku yang bayar." Jung Kook bersikeras.

"Nggak pa pa. Biar aku aja. Sekali sekali aku traktir" Hana pun membayar.

Jung Kook mulai berkeringat dingin.

"Berapa semuanya?" tanya Hana ke kasir.

"Semuanya xxx won," jawab Kasir.

"Berapa?" Hana mendengar harga yang tidak wajar.

Apa aku salah dengar?

"Semuanya xxx won." Kasir mengulangi ucapannya.

Apa harga telur dan sikhye sekarang naik banyak?

Hana memberi uangnya ke kasir. Ia membaca struk dari Kasir.

Tiga telur betul.

Dua sikhye betul.

Dua susu pisang?

Dua choco pie?

Dua kimbap?

Dua ...

KOOKIE!

Jung Kook segera menggendong Kiki dan menjauh dari Hana ~ KABURRR ...