webnovel

Nyonya Jomblo Mencari Cinta

Riv belum menemukan manfaat dari berpacaran itu apa. Alasannya simpel, karena Riv sendiri belum pernah berpacaran. Belum pernah berpacaran bukan berarti hidup kamu ngenes, NO! Riv sangat bahagia dengan statusnya itu. Namun semuanya berubah, saat semua temannya sudah memiliki pacar dan sering mengejeknya. Bahkan memberikannya julukan Nyonya Jomblo. Dari sanalah petualangan Riv dimulai, Sang Nyonya Jomblo yang mencari cinta

Fara_Dita · Teen
Not enough ratings
82 Chs

Riv's Friends (1)

Riv berjalan pelan menuju kelasnya, hari senin memang hari yang menyebalkan. Memulai kembali aktifitas setelah hari minggu yang menyenangkan tentu bukan suatu hal yang ditunggu-tunggu.

Kadang, malas sekali kuliah—kalau punya pacar atau gebetan di kampus sih pasti enjoy-enjoy atau malah ini hari yang ditunggu. Kalau Riv sih gak, soalnya dia gak punya gebetan apalagi pacar.

Tetapi Riv harus tetap kuliah, beruntung Riv bisa kuliah sedangkan banyak orang-orang diluar sana yang ingin kuliah tetapi tidak bisa karena banyak hal.

Riv tidak terlalu pintar di sekolahnya dulu. SD sampai SMP masih lumayan, dapat ranking di sepuluh besar bahkan sampai tiga besar. Di SMA malah sebaliknya, tidak pernah masuk sepuluh besar! Tetapi Riv beruntung, dirinya termasuk siswa eligible sehingga bisa mendaftar SNMPTN dan memang Riv penuh keberuntungan. Aamiin.

Teman-teman Riv juga tidak jauh-jauh dari bidang kesehatan. Contohnya saja Nova yang sekarang mengambil Kedokteran, Nanda mengambil Ilmu Gizi, serta Feka dan Bila yang mengambil jurusan Kesehatan Masyarakat. Karena itulah Riv semakin dekat dengan temannya karena terkadang bahasa mereka hampir sama—tentang kesehatan.

Riv memasuki kelasnya lalu memilih duduk di sebelah Sifa. Walaupun sahabat Riv hanya itu-itu saja, jangan kalian pikir Riv tidak punya teman lain. Karena entah darimana, banyak orang yang mengenalnya yang bahkan Riv tidak kenal sebelumnya.

"Sif, pinjem bolpoin dong," ucap Riv pada Sifa yang sedang bermain handphonenya.

"Kebiasaan deh lo tuh. Jangan lupa balikin," ujar Sifa lalu menyerahkan bolpoin berwarna merah muda kepada Riv.

"Duh, jangan yang pink dong. Yang item itu aja loh," tunjuk Riv pada bolpoin hitam yang masih berada di dusgrip.

Sifa mencebikkan bibirnya namun tak ayal tetap meminjamkan bolpoinnya. "Tau aja lo yang enak dan mahal."

"Jelas dong. Rivera gituloh," balas Riv seraya menaikturunkan alisnya membuat Sifa tertawa, humor Sifa tuh anjlok banget parah.

"Heh Riv, mau gue beliin siomay di kantin gak?" Rivera mengalihkan pandangannya kearah suara. Di sebelah kanannya, seorang laki-laki dengan kacamata yang sedang berbicara, Jo namanya.

Bukan Jonathan, Johanes atau bahkan Johnny tetapi Joko. Tetapi panggilannya menjadi Jo, biar keren katanya. Teman sekelasnya sih mengiyakan aja daripada panjang masalahnya.

"Waduh, lo tau kan Riv maksud Jo," Sifa membisikan hal tersebut kepada Riv tetapi bukan dengan suara yang kecil, bahkan Jo bisa mendengar suaranya.

"Gue tebak pasti lo ada mau-nya. Apaan?" Pertanyaan Riv membuat Jo meringis karena kedoknya terbongkar.

"Tau aja kalian berdua. Maju sini—" ujar Jo lalu saat Riv dan Sifa sudah maju penasaran, Jo melanjutkan perkataannya,"—deketin gue sama Nova temen lo yang anak kedokteran dong."

"OGAH!" Tolak Riv mentah-mentah seraya menyilangkan kedua tangannya. Nova mana mau dengan Jo yang 'katanya' playboy itu apalagi Nova sudah punya pacar yang tentunya wow.

"Ck pelit banget lo sama temen sendiri," cibir Jo dengan bibir yang sudah mirip bibir bebek.

"No tetep no. Duh, masa gue mengorbankan temen gue sama playboy cap teri macam lo hanya demi seporsi siomay!"

"Nah bener jangan mau Riv," dukung Sifa.

"Yeu, bukan cuma siomay. Nanti siomay doang tapi besok-besoknya gue beliin tas or sepatu or baju semau lo deh," rupanya Jo belum menyerah juga tetapi Riv tidak akan rela begitu saja, cuma beli seperti itu Riv bisa minta Pra atau Samudera.

"Gak tertarik. Udah deh, lo urusin dulu para pacar lo yang bertebaran dimana-mana itu," ucap Riv.

"Pacar sepuluh doang lo bilang bertebaran dimana-mana," gumam Jo pelan yang membuat Sifa dan Riv mencibirnya.

"Selamat pagi. Mari memulai materi pagi ini—"

Riv, Jo serta Sifa segera memfokuskan pikirannya pada dosennya di depan sana agar ilmu yang diberikan dapat terserah dan direalisasikan besok saat Riv sudah bekerja.

Eh, siomay di kantin enak juga.

Hai, selamat membaca. Kelanjutannya nanti malam ya, jangan lupa tinggalkan jejaknya:) terimakasih. Love u all <3

Fara_Ditacreators' thoughts