webnovel

NAMA DI KAIN KAFAN

Saat ini adalah malam Jum'at Kliwon. Suara tetes air hujan terdengar jelas dari atap rumah Seroja, yang terbuat dari genteng tanah liat. Sebuah sobekan kecil, kain kafan putih tergeletak di atas meja riasnya. Seroja mengambil sebuah silet, yang tergeletak di samping kain kafan tersebut. Sambil menyeringai sinis dan membaca mantra, yang pernah diajarkan oleh Ibunya, Nyai Ayu Rembulan. Kemudian dia mulai menyayat sedikit ujung jari telunjuknya, agar dapat mengeluarkan darah segar. Pada saat darah menetes, Seroja mulai menuliskan tujuh nama laki-laki di atas sobekan kain kafan tersebut. "Besok, aku akan menyelipkan kain kafan ini di jenazah Rembulan. Agar rohnya kelak dapat membantu aku, membalaskan semua dendam!" gumam Seroja sambil menyeringai penuh kebencian.

Ifan_Tiyani · Horror
Not enough ratings
284 Chs

PENGAJIAN MENGUSIR JIN PENGGANGGU

Karena beberapa hari ini telah terjadi peristiwa aneh. Banyak gangguan yang datang dari bangsa jin yang dialami di rumahnya tersebut. Akhirnya Pak Haji Ibrahim pun memutuskan, untuk mengadakan acara pengajian.

Sekaligus juga dengan adanya acara tersebut Pak Haji Ibrahim berharap. Putrinya Rembulan dapat segera diketemukan dalam keadaan selamat, tanpa kekurangan suatu apa pun.

Akhirnya Pak Haji Ibrahim mengundang para tetangga, juga anak yatim piatu yang berada di panti asuhan. Untuk menghadiri acara pengajian yang diadakannya.

Pagi hari ini terlihat mobil box milik sebuah catering berhenti persis di rumah Pak Haji Ibrahim. Seroja yang sedang menyapu teras rumah jadi menoleh, kemudian memicingkan matanya melihat kehadiran mobil box catering tersebut.

"Selamat sore Mbak, ini rumahnya Pak Haji Ibrahim 'kan?" tanya seorang lelaki yang nampaknya pelayan catering tersebut.

"Iya benar, Mas siapa ya?" tanya Seroja balik bertanya.

"Nama saya Angga, Mbak. Saya karyawan catering. Ingin mengantarkan pesanan Pak Haji Ibrahim, 200 box nasi kotak untuk acara pengajian nanti malam," tutur Angga karyawan catering itu menjelaskan sambil tersenyum ramah.

"Oh begitu, sebaiknya nasi kotak tersebut langsung ditaruh di dalam rumah saja Mas Angga. Ayo saya bantu mengangkatnya. Oh ya, apakah Bapak Haji sudah membayar semua pesanan catering ini, Mas Angga?" tanya Seroja.

"Sudah Mbak, semuanya sudah di bayar lunas!" jawab Angga sambil memperlihatkan kuitansi pembayaran.

"Baguslah kalau begitu ..." jawab Seroja sambil tersenyum.

"Aku juga akan membantumu, Mbak Seroja!" seru Mbok Jum yang baru saja keluar dari dalam rumah sambil berjalan mendekati Seroja.

"Boleh saja Mbok Jum, tapi awas jangan sampai terjatuh dan berantakan. Kasihan tamunya nanti malam, kalau mendapatkan kotak nasi yang gepeng karena terjatuh, hehehee," pesan Seroja sambil tertawa kecil menggoda Mbok Jum.

"Iya Mbak, tenang saja Mbok Jum akan berhati-hati!" jawab Mbok Jum sambil tersenyum lebar. Mendengar jawaban Mbok Jum tersebut Seroja hanya tersenyum. Kemudian mereka pun langsung sibuk, merapikan kotak dari dalam mobil ke dalam ruang tamu.

Tidak berapa lama kemudian Pak Haji Ibrahim keluar dari dalam kamarnya, dan melihat kesibukan itu semua.

"Rupanya tukang catering sudah tiba, Seroja?" tanya Pak Haji Ibrahim sambil tersenyum senang.

"Sudah Pak, mereka baru saja tiba," jawab Seroja sambil terus membantu merapikan kotak nasi box tersebut.

"Syukurlah kalau begitu, jadi insyaallah acara pengajian kita nanti malam akan berjalan dengan lancar, karena segala persiapan sudah ada semua," ucap Pak Haji Ibrahim sambil tersenyum lega.

"Benar, Pak," sahut Seroja sambil tersenyum pula.

Kemudian Pak Haji Ibrahim segera duduk di kursi di teras rumahnya, lalu mengambil HP untuk menghubungi Bu Nina pengurus Panti Asuhan Hati Murni.

Tuuut ... tuuut ... tuuut!

"Hallo, assalamu'alaikuum, Bu Nina?"

"Hallo, waalaikumsalam. Iya Pak Haji Ibrahim, ada kabar apa, Pak?" tanya Bu Nina menyapa dengan ramah.

"Saya hanya ingin menanyakan, apakah anak-anak Panti Asuhan sudah siap untuk datang ke acara pengajian an saya nanti malam, Bu Nina?" tanya Pak Haji Ibrahim ingin memastikan.

"Insyaallah mereka akan siap, untuk datang ke acara syukuran tersebut, Pak Haji," jawab Bu Nina.

"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu, karena acara ini akan terasa kurang tanpa kehadiran mereka, Bu Nina," jawab Pak Haji Ibrahim sambil tersenyum.

"Iya Pak Haji, saya mengerti," jawab Bu Nina.

"Bagaimana dengan transportasinya, apakah butuh bantuan? Kalau iya, saya akan memerintahkan supir saya Pak Heru untuk mengantar jemput anak Panti Asuhan?" tanya Pak Haji Ibrahim lagi

"Oh iya, boleh Pak Haji. Karena kami hanya memiliki satu mobil, agar tidak bolak-balik sebaiknya memang ada mobil tambahan," sahut Bu Nina menyetujui usul Pak Haji Ibrahim.

"Ya sudah kalau begitu, nanti saya suruh supir saya Pak Heru untuk menjemput ya," ujar Pak Haji Adam akhirnya.

"Terimakasih sebelumnya Pak Haji, karena sudah membantu membahagiakan anak-anak Panti Asuhan ini," ucap Bu Nina penuh haru.

"Saya yang bersyukur Bu Nina, karena dengan adanya anak-anak Panti Asuhan. Saya sekeluarga akan mendapatkan banyak keberkahan. Ya sudah kalau begitu, sampai jumpa nanti malam Bu Nina, assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Lalu hubungan komunikasi telefon tersebut pun diputuskan. Bertepatan dengan selesainya Pak Haji Ibrahim menelefon, datanglah satu buah mobil box catering lagi yang memasuki perkarangan rumah miliknya.

Mobil box catering tersebut kembali berhenti dan memarkirkan mobilnya. Sejajar dengan mobil catering yang pertama datang. Setelah itu tampak seorang lelaki turun dari dalam mobil, dan langsung menghampiri Pak Haji Ibrahim.

"Selamat sore Pak, ini rumah milik Pak Haji Ibrahim 'kan?" tanya lelaki tersebut.

"Iya benar, saya sendiri. Apakah Bapak mengantarkan pesanan goodie bag dari catering, untuk anak-anak panti asuhan pesanan saya?" tanya Pak Haji Ibrahim memastikan.

"Iya benar, Pak Haji!"

"Ya sudah kalau begitu, langsung saja diangkat ke dalam ruang tamu."

"Sekarang Mas ikuti saya saja, biar saya tunjukkan. Tadi teman-teman Mas juga sudah mengantarkan nasi box pesanan Pak Haji. Mereka masih ada di dalam, sedang merapikan nasi box tersebut," ucap Mbok Jum sambil berjalan menghampiri mobil box catering tersebut. Lalu membantu mengangkat goodie bag menuju ke dalam rumah.

Seroja keluar dari dalam rumah. Kemudian menghampiri Pak Haji, yang duduk di teras kemudian duduk di sampingnya.

"Seroja, tolong kau sampaikan kepada Pak Heru. Agar nanti setelah Magrib, langsung menjemput anak panti asuhan untuk acara syukuran nanti malam," pinta Pak Haji Ibrahim.

"Baiklah Pak, sepertinya Pak Heru aku lihat sedang mencuci mobil di samping rumah tadi. Aku akan ke sana untuk memberitahukannya," jawab Seroja.

Lalu dia bergegas berjalan menuju ke tempat Pak Heru, yang sedang mencuci mobil.

Tiba di samping rumah, Seroja langsung memanggil Pak Heru. Yang ternyata memang sedang asyik mencuci mobil sambil bersenandung.

"Pak Heru! Sudah selesai mencuci mobilnya, Pak?" sapa Seroja bertanya.

"Sebentar lagi selesai Mbak Seroja, memangnya ada apa?" tanya Pak Heru sambil menghentikan kegiatan mencuci mobil.

"Pak Heru, ada perintah dari Pak Haji. Nanti setelah magrib, Bapak tolong jemput anak-anak Panti Asuhan untuk acara pengajian. Jangan sampai lupa atau terlambat ya, Pak," tutur Seroja menyampaikan pesan dari Pak Haji Ibrahim.

"Siap Mbak Seroja! Saya akan menjemput mereka nanti dengan tepat waktu," jawab Pak Heru dengan semangat.

"Oh iya, bensin mobil masih banyak ga isinya Pak Heru? Jika tinggal sedikit diisi saja terlebih dahulu?" tanya Seroja.

"Terakhir saya periksa masih banyak Mbak, nanti saja diisinya lagi sekalian jika sudah selesai mengantarkan anak-anak panti," jawab Pak Heru.

"Ya sudah kalau begitu, terimakasih sebelumnya Pak Heru. Saya permisi ke dalam rumah lagi, sebab masih banyak segala sesuatu yang harus disiapkan untuk nanti malam," pamit Seroja sambil tersenyum kemudian kembali ke rumah.