webnovel

NAMA DI KAIN KAFAN

Saat ini adalah malam Jum'at Kliwon. Suara tetes air hujan terdengar jelas dari atap rumah Seroja, yang terbuat dari genteng tanah liat. Sebuah sobekan kecil, kain kafan putih tergeletak di atas meja riasnya. Seroja mengambil sebuah silet, yang tergeletak di samping kain kafan tersebut. Sambil menyeringai sinis dan membaca mantra, yang pernah diajarkan oleh Ibunya, Nyai Ayu Rembulan. Kemudian dia mulai menyayat sedikit ujung jari telunjuknya, agar dapat mengeluarkan darah segar. Pada saat darah menetes, Seroja mulai menuliskan tujuh nama laki-laki di atas sobekan kain kafan tersebut. "Besok, aku akan menyelipkan kain kafan ini di jenazah Rembulan. Agar rohnya kelak dapat membantu aku, membalaskan semua dendam!" gumam Seroja sambil menyeringai penuh kebencian.

Ifan_Tiyani · Horror
Not enough ratings
284 Chs

KERANDA MAYAT YANG BERAT

"Sebaiknya Lo jangan bercanda Bagas, enggak lucu tau!" Komentar Roy marah sambil menoleh ke belakang, dan dia tidak melihat siapa pun di sana.

"Terserah kalian, mau percaya atau tidak, sekarang juga tolong anterin gue pulang, Hendri, pleasee!" pinta Bagas dengan suara memelas dengan tubuh gemetar. Terlihat sekali Bagas sedang ketakutan, pandangan matanya terus menatap ke belakang Roy. Ternyata saat ini sosok makhluk astral, yang mirip dengan Rembulan itu sekarang sudah menghilang entah ke mana.

"Apa? Lo minta gue anter pulang? Jangan kaya anak kecil deh Bagas, kalau memang Lo ketakutan dan pengen pulang, sana, pulang saja sendiri! Gue masih mau menemani teman-teman di sini, untuk menunggu jenazah Anwar hingga dimakamkan!" sahut Hendri dengan kesal. Karena dia melihat sikap Bagas seperti sekarang ini, sebenarnya jadi membuat dia ikut merasa takut juga.

"Gu-gue enggak berani, kalau pulang sen-sendiri, Hendri ...."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com