webnovel

NAMA DI KAIN KAFAN

Saat ini adalah malam Jum'at Kliwon. Suara tetes air hujan terdengar jelas dari atap rumah Seroja, yang terbuat dari genteng tanah liat. Sebuah sobekan kecil, kain kafan putih tergeletak di atas meja riasnya. Seroja mengambil sebuah silet, yang tergeletak di samping kain kafan tersebut. Sambil menyeringai sinis dan membaca mantra, yang pernah diajarkan oleh Ibunya, Nyai Ayu Rembulan. Kemudian dia mulai menyayat sedikit ujung jari telunjuknya, agar dapat mengeluarkan darah segar. Pada saat darah menetes, Seroja mulai menuliskan tujuh nama laki-laki di atas sobekan kain kafan tersebut. "Besok, aku akan menyelipkan kain kafan ini di jenazah Rembulan. Agar rohnya kelak dapat membantu aku, membalaskan semua dendam!" gumam Seroja sambil menyeringai penuh kebencian.

Ifan_Tiyani · Horror
Not enough ratings
284 Chs

DIIKUTI MAKHLUK GHAIB

Suara adzan Subuh yang merdu terdengar berkumandang sayup-sayup, dari sebuah masjid yang entah berada di mana. Roy, Hendri, Tio, Bagas, tampak terduduk lemas di kursi kayu panjang persis di depan kamar jenazah RSCM. Mereka ikut mengantarkan Ibu dan Kakaknya Anwar untuk melihat jenazah Anwar yang meninggal tertabrak truk semalam.

"Astaga! Gue benar-benar enggak nyangka, si Anwar bisa meninggal dengan cara tragis seperti itu. Bahkan jarak kematiannya berdekatan sekali dengan meninggalnya Sion, yang baru beberapa hari yang lalu," desis Tio dengan bibir bergetar karena merasa sedih juga takut.

"Iya- ya, kok bisa kebetulan seperti itu, jadi parno gue!" sahut Bagas sambil bergidik ketakutan.

"Parno kenapa lagi, Lo?" tanya Roy dengan kesal.

"Parno aja Roy, namanya mereka teman dekat kita!" sahut Bagas.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com