webnovel

Keinginan yang Mengkhianati Keyakinan

"Diitaaa... ditttt..." teriak mama dita dari luar kamar sambil mengetuk-ngetuk pintu dita yang dikunci olehnya. dengan mata yang masih sangat mengantuk, dita membuka pintu kamarnya. "ada apa ma? ini kan hari sabtu, sekolah hari ini libur." kata dita dengan nada sedikit manja dan perlahan jalan kembali menuju tempat tidur. dita yang ingin meletakkan badannya kembali ke tempat tidur di kagetkan dengan badan irma yang tiba-tiba menindihnya dari atas. "bangun lu... issshhh, mandi sana. lu bau kambing tau... iiihhh, lihat tu iler. sampe kering begitu." kata irma sambil tertawa. mama dita pun ikut tertawa melihat cara irma membangunkan anak semata wayangnya itu. "iya dit, benar tuh kata irma. kamu mandi sana... udah jam sebelas loh ini." kata mama dita sambil menunjuk kearah jam. dita sontak terkaget karena dia bangun terlalu siang dan ingat bahwa irma akan main kerumah.

"hah, jam sebelas? ma, irma waktu itu bilang kalau dia mau main ke rumah hari ini. aku mandi dulu lah sebelum dia datang..." kata dita sambil terburu-buru mengambil handuknya yang tergantung di belakang pintu.

irma dan mamanya dita saling lihat-lihatan dan tertawa kebingungan dengan tingkah dita.

"heh, kamu mau kemana? ini aku dari tadi udah disini. kamu kok belum sadar dari tadi sih. astaga, sengantuk itu kamu dit. tidur jam berapa kamu semalam?" tanya irma sambil menarik baju dita dan tertawa menggodanya.

"hahahahaha, yaudah kamu mandi dulu sana habis itu kalian berdua langsung ke meja makan ya. kita makan siang bareng." kata mama dita yang melangkah meninggalkan dita dan irma sambil tak berhenti tertawa.

"kapan pula kau datang ir?" tanya dita sambil melangkah ke kamar mandi. "sejak mama kamu buka pintu dan mengetuk pintu kamar kamu. udah sana, kamu mandi dulu." jawab irma sambil melemparkan bantal ke arah dita.

irma melihat foto-foto dita semasa kecil dulu yang tersimpan rapih di dalam album yang disimpan dibawah bantal yang dilemparkan irma ke dita. sebuah foto tiba-tiba terjatuh dari album foto itu. seorang anak kecil seumuran tiga tahun tertawa bahagia dalam gendongan seorang lelaki yang seumuran papanya tergambar jelas di dalam foto yang terjatuh itu. dalam sekilas anak kecil itu mirip dengan dita dalam kebanyakan foto di dalam album yang dari tadi dia pegang. irma melihat dan memperhatikan wajah lelaki yang bersama dita itu dan merasa bahwa lelaki itu mungkin adalah papanya dita.

irma tersadar dan langsung memasukkan foto itu kembali kedalam album dan meletakkan album itu ditempannya semula dan menimpanya dengan bantal yang sebelumnya dia lemparkan ke dita, setelah mendengar dita yang berusaha membuka pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar dita.

saat kembali ke kamar dita, irma masih penasaran dengan sosok laki-laki yang ada bersama dita di dalam foto itu. irma ingin menanyakannya langsung kepada dita, namun dia tidak ada cukup keberanian untuk bersuara. dia tidak ingin menyakiti perasaan sahabatnya itu dengan mengingatkan kembali masa lalu yang berusaha sahabatnya kubur.

Melihat dita yang sibuk menulis sesuatu diatas kertas, irma memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa penasarannya. irma memang tergolong orang yang suka mencaritahu dan sangat pintar mengorek informasi. itu memang sudah menjadi salah satu keahlian gadis itu.

"Dit, dulu kamu pindah sekolah terus-menerus tuh kenapa sih?padahal dari segi otak, bisa dikatakan bahwa kamu itu otaknya masih bisa diandalkan loh." tanya irma yang sebenarnya ingin mencaritahu tentang cerita masa lalu dita.

"cerita masa lalu aku itu panjang, ir. aku gak tau butuh waktu berapa tahun untuk menceritakan semuanya" kata dita yang sebenarnya masih belum mau menceritakan masa lalu yang baginya sangat menyiksa itu.

"yaelah dit, gue gak nanya keseluruhan cerita dari masa lalu elu. gue hanya nanya kenapa elu setiap tahun di keluarkan dari sekolah?" kata irma menegaskan pertanyaan yang dilontarkannya kepada dita sebelumnya.

"iya loh ir, aku tau... aku paham dengan maksud dari pertanyaanmu. tapi itu semua saling berhubungan dengan apa, mengapa, dan bagaimana kisah masa laluku. ya.. intinya aku dikeluarkan karena aku ikut-ikutan menyerang anak sekolah lain. aku frustasi, butuh sesuatu untuk melampiaskan semua yang mengganggu pikiranku waktu itu. jadi semua aku bal-bal gitu aja. dan ternyata kepala sekolah tau mengenai itu." jawab dita sambil menyusun rencana yang nanti akan dijalankannya dengan alex.

"kamu bersikap begitu di dua sekolah sebelumnya?" tanya irma penasaran.

"nggak. di sekolah pertama aja. terus di sekolah yang kedua, ada anak murid yang dipukuli anak sekolah lain sampai masuk rumah sakit. sebenarnya aku gak tau apa-apa mengenai hal itu, aku malah coba untuk nggak cari masalah. tapi malah kepala sekolah dari sekolah pertama sudah menyebarkan kelakuanku sebelumnya. jadi kepala sekolah dari sekolah kedua berfikir kalau aku dalang dari murid yang dipukuli itu." tutur dita memperjelas ceritanya.

"terus? apa kamu gak ada pembelaan sama sekali?"tanya irma kembali.

"pastilah. nggak mungkin aku diam aja ir. tapi sama aja, gak ada yang mau menerima penjelasanku. hanya mama yang mau percaya samaku. jadi mama meminta aku untuk pindah sekolah, dan berharap ada sekolah yang mau mengerti aku yang berusaha berubah, walaupun secara perlahan." terang dita. "itu kenapa kepala sekolah memanggilku waktu itu. ternyata kepala sekolah juga sudah tau kejadian itu." tapi baiknya, kepala sekolah tidak mengintimidasi aku, melainkan semakin membuat aku tersadar dan ingat untuk tetap semangat demi mama." lanjut dita.

"dit, sebenarnya aku tadi melihat album foto kamu. terus tanpa sengaja ada foto kamu dengan seorang laki-laki di dalam foto itu. itu papa kamu ya dit? maaf ya kalau aku lancang." kata irma dengan nada yang semakin pelan.

"hahahahaha, kau kenapa takut gitu? aku sebenarnya berusaha menyembunyikan semuanya dari mama ir. aku gak mau kalau mama melihat foto itu. aku gak mau melihat mama yang kelihatannya sekarang sudah bahagia, kembali menangis karna menyadari bahwa aku masih menyimpan foto itu."kata dita sambil menyembunyikan luka dihatinya dengan tawanya.

"terus laki- laki itu siapa dit?" tanya irma yang semakin penasaran.

"dia bapak aku ir. emangnya kau gak lihat muka dia sama muka aku mirip." kata dita yang berusaha memecahkan ketegangan suasana.

"udah ah, jangan terlalu serius. aku juga udah gak mau mengingat masa laluku. walaupun perlakuannya masih membekas, tapi aku yakin kalau aku pasti bisa lupain dia. aku yakin kalau aku dan mama pasti bisa bahagia walau cuma berdua." kata dita yang sebenarnya menahan air mata akibat rindu dengan ayahnya. dita berusaha menutupi kesedihannya dengan berusaha untuk tetap fokus dengan rencana yang sedang dia tulis.

"sebenarnya kamu mau kan bertemu dan berkumpul kembali dengan ayahmu?" tanya irma meyakinkan perasaan dita.

tetesan air mata dita terjatuh membasahi tulisan yang ada diatas kertas. melihat itu irma langsung menghampiri sahabatnya itu dan langsung memeluknya. tangis gadis itu pecah dalam pelukan sahabatnya. dia berusaha kuat, menahan, tapi tidak bisa.

"menangislah kalau memang kamu harus menangis dit. aku akan tetap disini sampai kamu tenang." kata irma sambil menenangkan dita.

"Terkadang keinginan berusaha mencoba mengkhianati keyakinan ir.."tutur gadis itu sambil meluapkan persaannya yang sudah sekian lama dia pendam.