Prolog

Gadis berambut merah sehat dengan cepolan khasnya. Wangi vanilla yang menjadi parfum favoritenya. Gigi gingsul yang menjadi andalan senyum manisnya. Gadis ini adalah sosok idaman untuk sebagian gadis dan wanita di muka bumi ini.

Tapi tidak bagi Risa yang dibesarkan di panti asuhan bernama 'Matahari'. Sekilas orang berfikir jika panti asuhan matahari adalah panti asuhan yang memiliki suasana yang amat sangat ceria.

Bukan tawa dan cekikikan yang terdengar, melainkan tangis dan jeritan yang senantiasa berkumandang.

Risa ingin bebas, ingin diadopsi keluarga yang menyayanginya. Bukan yang terus - terusan menyakitinya. Risa lelah, Risa muak, kenapa ia dibuang orang tua kandungnya. Sebegitu bencinya mereka pada Risa? Risa kecewa dengan takdir yang telah terukir dari sebelum ia lahir ke muka bumi.

Risa ingin bebas.

Melihat langit yang kebiruan sambil ditemani gelak tawa seseorang. Seseorang yang senantiasa akan memberikan sejuta kehangatan padanya. Risa ingin, Risa berdoa pada Tuhan. Agar kelak ia menemukan keluarga yang menyayanginya.

Hingga suatu ketika, keluarga bangsawan mendatangi panti asuhannya. Menilik dengan cermat siapa yang akan mereka bebani dengan gelar bangsawan. Dan Risa terpilih, menjadi anak mereka.

Risa pikir, ia akan menjadi anak yang disayangi. Ternyata itu hanya angan - angannya.