webnovel

MY PAST LOVE

Indah_P_S · Urban
Not enough ratings
6 Chs

CHAPTER 1

Aku percaya Tuhan tidak memberikan sakit tanpa ada penawarnya ~Zanna Sifabella

---------------------

Zanna duduk di dekat jendela sambil memperhatikan awan yang sangat mendung yang menciptakan suasana gelap dan kelam, menutupi cahaya matahari yang masih setia bersinar dan seketika gedung-gedung tinggi di basahi oleh hujan rintik yang perlahan mulai deras.

Entah kenapa setiap kali hujan dia merasakan perih didadanya dan pastinya itu akan menyita waktunya untuk sebuah ingatan yang tidak ingin lagi diingatnya, bahkan dia berharap kenangan itu benar-benar lenyap dari otaknya itu.

Kesadarannya perlahan kembali ketika dia mendengar hujan yang semakin deras, kemudian berbalik ke arah meja kerjanya.

"Astagah, kenapa aku lupa membawa payung lagi" Katanya sambil mengacak rambutnya frustasi "ahhh.. Aku benar-benar sangat membenci hujan"

Seseorang berjalan mendekatinya "Hei.. Kau lupa membawa payung ya? Kau tidak melihat ramalan cuaca hmm?" ucap Daffa

Daffa Ramdan adalah seorang editor pekerja keras, dia juga salah satu teman semasa kuliahnya dan sekaligus rekan kerja ditempatnya sekarang.

"Akkhh... Sepercaya itu yahh kamu dengan ramalan cuaca brengksek itu.. Hufftt" mendengus kasar

"Tapi buktinya sekarang hujan kan? Jadi ramalannya kan benar" balasnya cepat

"Jadi peramal aja kamu.. Kamu itu emang lebih cocoknya jadi dukun, ramalan kayak gitu dipercaya. Asal tau aja yah, ramalan cuaca itu gak 100% benar, buktinya selama ini saat mereka bilang akan hujan tapi malah terik, dan saat bilang terik ehh malah hujan. Sekarang benar itu yahh peramalnya lagi beruntung aja" jawabnya tidak mau kalah

"Yaelahh.. Ngegas aja mulut kamu tuhh kayak motor !! Asal tau aja nihh yahh ramalan cuaca itu termasuk sains, pasti kamu gak belajar IPA yah waktu SMA. Pantes aja gak tau.. Hahaha" tawa Daffa mengejek

"Aku belajar IPA lah !! Gak semua didunia harus sesuai dengan sains, kalo emang sesuai sains, ramalan cuaca akan 100% benar. Tapi buktinya ada saja variabel yang menjadi mustahil diluar penalaran manusia, yaitu rencana TUHAN" lalu menaikkan alisnya dan tersenyum.

"Ngapain kamu senyum kayak gitu ?! Udah merasa menang, hmm?!"

"Makanya, waktu sekolah tuh belajar agama, jangan fokus di Sains aja. Bweee" meledek Daffa dengan menjulurkan lidahnya

"Oke kali ini aku ngalah deh"

"Kamu itu bukannya ngalah sendiri, tapi emang kamu kalah karena yang aku omongin tuhh benar" kemudian berdiri dan berjalan melewati Daffa yang masih diam membeku

"Dasar manusia dingin. Woi mau kemana kamu.. Aku ikut!!" mengejar Anna

"Apaan sihh ikut-ikutan"

"Ehh.. Emang kamu bawa payung? Iya?"

"Emang gak bawa sih, tapi emangnya kamu tau aku mau kemana sampai butuh payung.. Hmm?"

"Ya taulah !! Aku itu hafal banget sama kamu, kalo jam makan siang begini kalo gak ke cafe depan yah mau kemana lagi coba ?!"

"Ishh... Males ahh sama kamu mulu. Kamu gak punya apa teman selain aku dikantor ini?"

"Ohhh... Banyak lahh.. Kamu aja tuh yang gak punya teman, makanya yah aku rela kok temanan sama manusia es kayak kamu!! Hahaha" ucapanya dengan percaya diri

"Ha..ha..ha.. Mulut kamu tuhh di sumpel pake kertas aja yahh bagusnya, cerewet banget jadi laki-laki. Kamu kira aku gak punya teman, aku punya tuhh si Ayudia, kamu tambah tua kayaknya udah mulai hilang ingatan deh" balasnya dengan senyum mengejek

"Ohh iya.. Dimana tuh anak yah? Ngilang aja kerjanya"

"Kamu gak tau aja sahabat kamu yg satu itu, dia mana mau makan siang sama kita, yang ada tuhh dia makan siang di kantor direktur"

"Oh iya.. Enak banget dia yah, punya suami direktur, hidupnya adem ayem tanpa perlu memikirkan kerjaan yg numpuk" sambil menekan nekan tombol lift yang akan membawanya ke lantai bawah

"Ihh... Jangan ribut. Mulai ngegosip lagi kan, dasar!!"

Daffa kemudian memekarkan payungnya, dan melangkah keluar

"Bukan ngegosip Anna, tapi itu faktanya"

Setelah tiba dipintu keluar lantai dasar Daffa memekarkan payungnya kemudian berbagi untuk membawa mereka berteduh ke cafe depan.

"Harusnya tuh kamu berterima kasih sama si Ayu, kalo bukan karena dia, kita tuh gak bakalan bertahan kerja sampai sekarang tau gak. Mana ada orang yang mau kerja sama orang bar-bar kayak kita, yang taruhannya adalah karir dan hidup yg kita anggap berharga ini!!" balasnya panjang lebar

"Benar juga sih, makasih yah Ayudia Clarissa sahabat kita yang paling baik dah pokoknya"

"Yaelah.. Makasihnya tuhh kalo ada orangnya, bukannya pas gak ada orangnya"

Setelah perdebatan panjang mereka akhirnya tiba di depan cafe.

"Kamu masuk duluan gih, aku mau beresin payung ini dulu"

Namun, saat hendak masuk di pintu, Anna menubruk seseorang.

"Awww" Anna merasakan perih di lengannya

"Tolong yahh.. Jalan itu fo..." ucapannya terhenti ketika melihat seseorang yang ditabraknya, seketika ekspresi Anna berubah. Terkejut dan marah itu yang dirasakannya sekarang.

"Maafkan saya" balas lelaki tersebut. Namun lelaki itu tidak kalah terkejutnya melihat Anna yg berdiri didepannya

Daffa kemudian mendekati Anna dari belakang

"Kamu kenapa An?" kemudian menoleh kearah orang yang ada dihadapan Anna, Daffa pun ikut terkejut dan jengkel namun dia bisa menyembunyikan ekspresinya yang jengkel.

------------------

Tolong kritik, saran dan vote nya yahh teman-teman. Biar author bisa belajar apa saja yang harus diperbaiki.

Terima kasih.

14 Dec 20

I.P.S