webnovel

Bab 7

Azhura menghisap dan menarik bibir bawah laki-laki itu hingga Jordan meringis kegirangan. Pergulatan bibir terlihat sangat manis bagi keduanya. Lidah mereka saling membelit dan tukar menukar saliva. Bunyi decapan terdengar begitu indah di pendengaran Jordan, sehingga ia tersenyum disela-sela ciuman mereka. Akan tetapi, Azhura mulai mengacaukan semuanya. Ia menggingit kuat bibir Jordan hingga laki-laki itu menjauhkan kepala Azhura dari dirinya.

Setelah mereka duduk dengan posisi seharusnya, Jordan menyeringai. "Kau semakin pintar" Ucapnya menjilat sudut bibirnya yang berdarah. "Aku suka permainan kasar, sungguh menggairahkan" Tambahnya.

"Jadi? Apa aku lulus di ujian pertama?" Azhura tersenyum miring dan melipat kedua tangannya.

Jordan mengangguk puas, tetapi sesaat kemudian wajahnya berubah sedikit agak kecewa. "Kau terlalu semangat, bibirku jadi korbannya. Lain kali kau hanya harus menghisapnya, bukan menggigit dengan kekuatan penuh" Jelas Jordan.

Azhura menyipit, "Hisapan seperti apakah itu? Hisapan lembut atau hisapan seperti yang kau ajarkan dua hari yang lalu?" Tanya Azhura menantang.

Jordan menyeringai, "Yeah... Lebih dari itu juga bisa. Boleh aku melihat tanda yang kubuat dua hari yang lalu? Apa aku harus memperjelas tandanya lagi?" Kata Jordan menatap dua gudukan Azhura dengan tatapan

Azhura menyilangkan kedua tangannya, "Bibirmu masih berdarah tapi kau belum sadar juga" Gadis itu beranjak dan meninggalkan Jordan tertawa membahana.

Beberapa saat kemudian, Azhura kembali dengan kotak P3K di tangannya. Ia duduk menghadap Jordan dan mulai membuka kotak tersebut. Azhura membersihkan darah yang masih keluar dengan kapas dan menyumpalnya dengan tempel luka transparan.

Setelah selesai, Azhura merapikan kotak itu hendak menyimpannya kembali. Tetapi tangan Jordan lebih dahulu memeluk pinggang Azhura. Ia mendekatkan wajahnya hendak mencium gadis itu lagi. Azhura berdecak, ia berusaha melepaskan kedua tangan Jordan

"Berhenti memikirkan hal mesum lagi. Lukamu belum sembuh. Kalau kau menciumku akan kubuat luka yang lebih parah dari itu" Ancam Azhura tegas.

Jordan kembali tersenyum, "Sedikit saja. Aku tidak tahan melihat bibirmu, selalu ingin kuhisap" Jawab Jordan langsung menyosor. Azhura hanya pasrah, ia juga menyukai ciuman itu. Terasa nikmat dan tidak ingin berhenti.

Jordan menjauhkan wajahnya, "Kau sudah lapar?" Azhura mengangguk. "Ayo kita makan di luar" Ajar Jordan.

Azhura mengangguk. Ia beranjak untuk mengembalikan kotak P3K ke tempatnya semula. Jordan tersenyum dan masuk ke kamarnya.

Sesampainya di restaurant, Azhura dan Jordan berbincang-bincang seraya menunggu makanan mereka di sajikan. Jordan menanyakan keadaan orang tua Azhura dan ingin segera menemui mereka. Gadis itu mencibir dan mengatakan Jordan terlalu sok perduli dengan kehidupan keluarganya. Laki-laki itu hanya tersenyum tipis dan mereka berhenti ketika

menyajikan makanan mereka.

"Jadi... kapan kau mulai Kerja Praktik?" Tanya Jordan

Azhura menelan makanannya. "Senin depan. Aku sudah mulai sibuk dan tidak ada waktu membersihkan apartemenmu" Kata Azhura mengingatkan.

Jordan menyeringai, "Itu semua bisa kuatur! Kau datang pagi-pagi seperti biasa, membersihkan apartemenku sebelum ke perusahaan dan sorenya menyiapkan makan malam setelah pulang dari Praktek Kerja" Jelas Jordan.

Azhura berdecak, "Aku buka robot. Kau pikir aku tidak kelelahan? Ada-ada saja" gerutunya tidak terima. Orang tua itu selalu saja menyebalkan. Entah apa yang dipikirkannya. Heran.

Jordan tertawa. Ia selalu tertawa di depan Azhura, gadis itu menganggapnya sedikit sinting karena kebiasaannya itu. "Aku akan memberikan pekerjaan spesial padamu. Tenang saja! Kau berurusan langsung dengan bosnya" Kirling Jordan genit.