webnovel

Bab 4

"Bonus..., bonus seperti apa yang akan kau berika padaku?" Tanya Azhura setelah mereka selesai makan. Seperti kemarin, dia makan paling banyak. Hanya menyisakan sedikit saja untuk Jordan.

"Nanti kau akan tau sendiri" Jawab Jordan menganggak bahu. Kemudian melangkah ke pintu masuk apartemen dan membukanya.

Dua orang perempuan berseragam yang sama masuk dengan beberapa kantong di tangannya. "Letakkan di situ saja" Jordan memberikan uang tip pada kedua gadis tersebut. Azhura menautkan kedua alisnya "Itu bonus untukmu" Kata Jordan menjawab raut wajah gadis itu.

"Bonus..? Bukankah minggu depan? Aku baru dua hari bekerja di sini." Ucap Azhura bingung.

"Bukankah kau senang jika bonusmu datang lebih awal"

"Ya, tentu saja aku senang. Jika aku memanfaatkanmu, apakah kau akan segera melepaskanku?"

"Tidak." Jawabnya santai "Kau tidak ingin membuka bonusmu?" Tambahnya

Azhura membukanya dengan malas, namun berubah ketika ia melihat isi dari bonusnya "Ini...!!" Ia menatap lekat Jordan "Kau bercanda?" Jordan mengangkat bahu

Azhura membuka semua bonusnya, dan isinya adalah barang-barang yang dipegang dan menarik perhatiannya ketika mereka belanja di mall kemarin, termasuk sepatu yang sangat diinginkannya.

"Kau tidak ingin mencobanya?" Seru Jordan

"Apakah boleh?" Jordan mengangguk

Azhura memulai aksi gilanya dan membuat Jordan tertawa pontang-panting. Ia membuka

dadakan di apartemen Jordan. Dia sendiri yang menjadi modelnya dan Jordan sebagai juri sekaligus penontonnya. Setiap

nya, Azhura tidak lupa menunjukkan aksi seksi dan menggoda pada Jordan. Mengedipkan mata serta melemparkan ciuman jarak jauh.

"Bagaimana?" Jordan mengacungkan jempolnya sambil terbahak senang.

Azhura kemudian duduk di samping Jordan yang masih terbahak "Apa ini semua untukku?" Jordan mengangguk mengiyakan.

"Kenapa tidak sekalian saja kau membelikanku dalaman?" Tanyanya mengerutkan dahi.

"Kau mau?"

"Apakah boleh?"

"Ya, tentu saja" Jordan meraih handphonenya "Berapa ukuran payudaramu?" Jordan menyeringai, menyipit pada payudara gadis tersebut.

Azhura merampas handphone Jordan dan menyilangkan kedua tangannya di dada "Kau..., benar-benar pak tua cabul" Kembali Jordan tertawa sambil memegang perutnya. Dia menemukan sesuatu yang bisa memperpanjang umur. Jordan tidak akan melepaskannya. Jika perlu, besok dia akan membuat museum khusus tempat Azhura. Agar bisa dikenang sepanjang masa. Eh...

"Kau sendiri yang meminta, kau juga yang mengataiku cabul. Aku tidak cabul..., karena aku belum mencabulimu"

"Apa kau punya rencana mencabuliku?"

"Ya! Tentu saja. Bahkan sekarang aku memikirkan itu"

"Wow..., benarkah..?" Ucapnya menyeringai. Jordan mengangguk semangat. "Dasar cabul" Gumannya pelan

"Hei..., aku masih bisa mendengarnya" Jordan mendekat pada Azhura "Bagaimana kalau kita melakukan pencabulan itu sekarang...?"

"Kau ingin mati sekarang, pak tua cabul?"

Jordan terbahak menanggapi Azhura yang berangsur menjauh pada sisi sofa "Jangan tertawa, kau sungguh menyeramkan bagi anak-anak usia dini sepertiku"

"Kau bukan anak-anak lagi, sayang. Kau bahkan sudah bisa membuat anak" Azhura berdecak "Kau tidak percaya? Ayo kita buktikan. Aku juga akan mengajarimu menjadi pemain hebat" Azhura membelalak. "Kau takut?" Jordan melihat ketakutan di wajah Azhura.