webnovel

Chapter 6

Aku bangkit dari tempat duduk ku dan mengendong Chiyuki dengan gaya Princess Carry. Pertandingan catur yang sebelumnya menemui titik buntu berhasil di menangkan oleh kami. Aku bisa melihat Mercedes yang menatap papan catur itu seolah tidak percaya jika dia kalah.

Sekali lagi, aku meragukan kemampuan Mercedes. Walaupun di kehidupan sebelumnya dia menjadi musuh yang merepotkan, namun setelah pertandingan ini aku menjadi yakin ia menjadi musuh yang merepotkan karena informasi kami selalu bocor ke arahnya.

Mercedes bermain-main dengan pikiran seseorang lalu menggunakan itu sebagai landasan informasi yang mendukung langkahnya. Tidak heran jika Chiyuki dibuat kesulitan oleh kemampuannya.

Mengalahkan Mercedes ternyata sangat mudah. Dengan jebakan kecil yang kusiapkan ternyata mampu membuatnya bergerak sesuai dengan apa yang ku inginkan.

Pikiran dan gerakan ku terbagi menjadi dua bagian. Aku sudah memprediksi jika Mercedes akan melihat pikiran ku sebelumnya dan mengetahui taktik yang telah ku siapkan untuk mengalahkannya. Untuk itulah.. jebakan yang indah telah dibuat. Pikiran dan tulisan tangan ku sangat berbeda. Menggunakan pikiran ku yang memikirkan taktik untuk membuat jebakan palsu sementara tulisan tangan ku yang menuntun Chiyuki untuk menciptakan jebakan yang asli.

Tidak biasanya aku berpikir keras seperti ini. Dua kesadaran berbeda di satu waktu.

Mercedes bukanlah halangan kami sekarang, jika dia bergabung di sisi ku maka itu akan menjadi keuntungan yang berlipat. Bisa dibilang ini adalah perjudian melawan ego Mercedes.

Jika dia menjadi musuh, aku bisa memikirkan taktik lain untuk mengecoh kemampuan membaca pikirannya.

Aku berjalan menuju pintu keluar. Membawa Chiyuki yang menutupi tubuhnya karena sebagian pakaian yang dikenakan telah terlepas dari tubuhnya. Aku bisa merasakan tubuhnya bergetar menahan rasa malu.

Saat aku hendak melangkah keluar. Mercedes mengucapkan sesuatu, "Bagaimana caranya?".

Aku sangat yakin dia kebingungan dengan apa yang terjadi. Kejadian ini semakin memperjelas status keadaan kita. Mendapatkan Mercedes di sisi ku atau melepas Mercedes. Keduanya tidak menimbulkan kerugian yang besar.

"Harusnya kau sudah paham, bukan?" pandangan ku mengarah pada buku yang masih terbaring di sofa. Tulisan tangan yang tertinggal di dalamnya cukup untuk memberitahunya.

Mercedes nampaknya paham dengan gerakan mata ku dan menganti fokusnya pada buku itu.

Sebelum aku pergi meninggalkan ruang ini, aku sedikit menggodanya.

"Mercedes.. kerja sama antar manusia melibatkan rasa kepercayaan. Kau bisa memberi ku sebuah alasan kenapa aku harus mempercayai Elf yang mampu membaca pikiran. Kemampuan mu sangat berbahaya namun.."

"Sepertinya.. kau pun bisa dikalahkan. Kau perlu sesuatu yang lain untuk mendapatkan kepercayaan ku" aku berjalan pergi meninggalkan ruangan ini.

Aku bisa merasakan tatapan Mercedes yang menusuk.

Di tengah perjalanan setelah meninggalkan ruangan itu, Chiyuki menarik lengan baju ku.

"Onii-sama? Apa tidak apa-apa membiarkan kemampuan unik seperti itu pergi?" tanya Chiyuki.

"Dengan kemampuannya itu, dia bisa menjadi sekutu dan musuh secara bersamaan. Kemampuan membaca pikirannya itu akan membuat dirinya bimbang. Tanpa rasa saling percaya, aku bisa merasakan ratusan kemungkinan pengkhianatan yang mungkin terjadi. Kemungkinan terburuknya adalah Mercedes musuh dalam selimut yang merepotkan."

"Tapi, bukan kah Onii-sama yang menyarankan Mercedes?"

"Itu memang benar.. aku menyarankan Mercedes karena pihak kerajaan juga tertarik pada kemampuan Mercedes. Dia memiliki dua pilihan, bergabung dengan kita atau pihak kerajaan."

Aku tidak ingin dia menjadi musuh dan aku berharap untuk bisa berdamai dengannya.

[...]

Saat makan malam akan berlangsung, aku dikejutkan dengan kemunculan Mercedes di ruang makan keluarga. Mercedes berlutut di atas lingkaran sihir yang menyala.

"Kau masih belum kembali?" tanya ku.

Aku sangat yakin dia akan kembali setelah mendengar pernyataan pedas ku sebelumnya. Tapi, dia masih bertahan hingga malam.

"Karl-sama.. ah! Tidak! Master Karl.. ijinkan aku menjadi servant mu!" ucap Mercedes.

Aku tidak tahu apa yang di pikirannya. Aku berbalik memandangi Ayah dan Ibu ku. Ekspresi wajah mereka mengatakan, "Aku menyerahkan sepenuhnya padamu!".

Aku hanya bisa pasrah menerima keadaan ini.

Beruntungnya, Mercedes memilih ku. Di kehidupan kali ini kami membentuk aliansi. Kurasa ini cocok dengan peribahasa "Musuh dari musuh ku adalah teman ku".

Dalam artian lain, kita menjalin kontrak Master-Servant untuk mencapai tujuan itu.

Aku menjawab permintaan Mercedes dan berjalan menuju arah nya. Mercedes menarik tangan ku dan mencium telapak tangan ku. Sebuah lingkaran sihir muncul di telapak tangan ku dan ikatan ku dengan Mercedes berubah menjadi Master-Servant.

"Aku, Mercedes Lii Virerstas undis Relatis Oiur Pertanis Sier, dengan ini bersumpah untuk menyerahkan apa yang ku punya menjadi milik Master ku."

Setelah mengucapkan kalimat itu, lingkaran sihir itu meredup dan mengakhiri kontrak yang kita buat.

Well, bagi Elf.. menemani umur manusia yang pendek hanyalah pengisi waktu luang bagi mereka.

Kontrak seperti ini mungkin akan berakhir dalam sekejap.

Tapi bagi ku, ini menjadi kesempatan yang tidak boleh ku lewatkan.

"Mercedes, sebagai Master mu. Aku melarang mu untuk membaca pikiran keluarga ku."

Dengan ini, perintah pertama untuk Mercedes sudah ditentukan.

"Siap, Master Karl!" sahut Mercedes.

[...]

Di istana Kerajaan Flora, suasana nampak damai. Dari kejauhan tampak seorang Raja tengah menyendiri di ruang santai sembari menikmati suasana yang tenang dan damai. Ia mengangkat gelas kaca berhias emas di pinggirannya. Perlahan ia meminum cairan berwarna merah di dalamnya.

Kedamaiannya itu diusik setelah hentakan kaki prajurit berjalan ke arahnya.

"Yang Mulia!"

Mendengar keributan yang menggangu kedamaiaanya, Raja itu mengangkat alis matanya sebagai tanda tak senang.

Melihat reaksi Raja yang tampak terganggu, prajurit yang datang itu segera berlutut dan memberitahu sebuah berita yang menambah rasa tidak nyaman sang Raja.

"Elf itu berpihak kepada Duke Flora."

"Apa?!" Raja itu terkejut dan menjatuhkan gelas di tangannya.

"Mata-mata yang kita kirim di wilayah Duke of Flora telah habis di eksekusi."

"Hah?!"

"Duke of Flora mengirim peringatan untuk Yang Mulia."

"Heh? Hah? Apa yang kau maksud? Siapa yang mengirim mata-mata kerajaan ke wilayah Duke of Flora?"

"..."

Prajurit itu terdiam.

"Pasti anak sialan itu yang bertindak di luar kewenangannya! Panggil dia sekarang!" ucap sang Raja.

Dengan perintah itu, sang prajurit pergi meninggalkan Raja sendirian. Dengan suasana yang memburuk dan amarah yang perlahan memuncak, sang Raja lalu berdiri dan meninggalkan ruang santainya. Ia bergegas menuju singgasana dan duduk diatasnya.

"Padahal kita bersaudara, kenapa sekarang kita menjadi musuh seperti ini?"

"Jika saja dia bukan anak ku, sudah ku penggal kepalanya!"

"Anak bodoh itu! dia sengaja memancing amarah saudara sendiri!"

Singgasana yang sunyi tiba-tiba ramai oleh bangsawan yang masuk terburu-buru.

"Yang Muliaaa!!"

"Yang Muliaaaaa!!!"

"Yang Mulia!!! Duke of Flora bertindak di luar kendali! Dia memenggal kepala anak ku!"

Suasana yang tadinya damai perlahan berubah menjadi ricuh dan mencekam. Beberapa bangsawan datang membawa prajurit pribadinya ke dalam singgasana. Padahal, di dalam ruang singgasana tidak diperbolehkan membawa prajurit.

Tiba-tiba saja, sebuah troli yang berisi tumpukan kertas masuk ke dalam singgasana. Disebelahnya terdapat hakim kerajaan yang datang bersamaan.

"Hakim agung?"

Seolah menyadari situasi yang sedang terjadi, sang Hakim lalu mengucapkan sebuah kalimat yang memecah suasana.

"Yang Mulia, Duke of Flora mengirim bukti pengkhianat kerajaan. Kertas-kertas ini berisi laporan pengkhianatan yang telah terjadi di Kerajaan Flora."

Mendengar kalimat itu, kening sang Raja mengkerut. Ia lalu menatap bangsawan yang tidak sopan itu dan mendapati keringat mereka yang bercucuran.

"Duke of Flora juga melakukan pembersihan terhadap mata-mata kerajaan yang memasuki wilayahnya. Berdasarkan peraturan lama, Raja dan Duke dilarang memata-matai satu sama lain namun itu dilanggar oleh pihak kerajaan. Jadi, dengan berat hati Duke of Flora melakukan pembersihan yang memungkinkan."

"Apa yang sebenarnya telah terjadi?" tanya sang Raja.

[...]

Aku perlahan membuka mata ku, aku bisa merasakan kedua tangan ku yang terasa kaku.

Disampingku terdapat Chiyuki dan Mercedes yang memeluk erat.

Singkatnya, Mercedes tinggal bersama di kamar ini. Entah kenapa, semenjak hubungan kami menjadi Master dan Servant, Chiyuki menjadi lebih agresif dari biasanya. Dia tidak segan-segan mengeluarkan aura membunuh yang lebih kuat dari biasanya.

Itu terbukti saat makan malam bersama dimana Mercedes selalu melekat di dekat ku. Bahkan pisau yang dipakainya mampu memotong piring yang menopang makanannya.

Emosi yang berubah-ubah itu membuat ku merasa adanya batas emosi yang harus terjaga. Untuk itu, aku membuat jadwal khusus untuk melihat keadaan pagi ini.

Mereka berdua bangun bersamaan.

"Selamat pagi, Master" dengan muka manisnya, Mercedes mendekat ke arah ku dan mencium pipi ku.

"Kuh!!" aku bisa mendengar Chiyuki tertegun melihat tingkah laku Mercedes.

"Ini hubungan yang biasa untuk Master dan Servant" goda Mercedes.

Lalu Chiyuki menarik tangan ku dan mendaratkan bibirnya pada bibir ku. Perasaan yang tiba-tiba ini dan kelembutan bibir kecilnya sangat mudah kurasakan.

Chiyuki lalu melepas ciumannya.

"Ini hubungan yang biasa untuk kakak-adik!"

Apanya?? Yang biasa?

Pagi hari ini, aku terkejut dengan tingkah laku mereka berdua,

"Master, apa yang akan kita lakukan hari ini?" tanya Mercedes.

"Kita akan berjalan-jalan hari ini" jawab ku.

"Jalan-jalan? Apa Onii-sama memikirkan sesuatu?" tanya Chiyuki.

"Tentu saja, hari ini kita akan mencari investasi yang menguntungkan kita."

Chiyuki dan Mercedes memiliki pertanyaan yang sama, "Investasi?".

Cepat atau lambar, Raja Kerajaan Flora yang saat ini masih menduduki singgasananya akan terbunuh oleh anaknya. Mungkin aku bisa menambah harapan hidupnya atau memanfaatkan kematiannya untuk melanjutkan rencana kami.

Dengan Mercedes di pihak kami, menciptakan tiga kekuatan tempur akan sangat mudah.

Aku tidak sabar untuk mencari bibit-bibit muda yang belum tercemar, mengembangkan bakat mereka, lalu memanen bakat mereka.

Aku sangat tidak sabar mencari mereka!

[...]