webnovel

Chapter 47

"Dengan bukti yang kuat ini, mereka sudah pantas mendapatkan hadiah kecil dari kita kan?"

Setelah kami berhasil menjalankan misi kecil. Yang tersisa hanyalah makan malam dan rapat kecil yang terjadi di atas meja makan.

Aku, Chiyuki, Mercedes, Ayah ku, dan Ibu ku melakukan konferensi meja makan. Di tengah suasana makan malam, kami sedikit menjelaskan rincian kejadian yang menimpa wilayah kita.

Ayah kami hanya menggaruk kepalanya, ia bahkan terkejut ketika mengetahui tentang keterpurukan Kerajaan Flora yang membawa mereka ke jalan yang salah. Tidak hanya itu, ia bahkan sangat kecewa dengan pihak kuil yang mudah tergoda dan ikut terlibat di dalamnya.

Secara garis besar, Ayah kami sangat kecewa dengan keadaan mereka yang berantakan.

"Aku mengerti tentang dendam Kerajaan Flora tapi untuk pihak kuil.. apa ada alasan khusus sehingga mereka melakukan semua ini?" tanya Ibu ku.

"Jika kita berbicara tentang Kakak Mercedes, ada kemungkinan dia berhasil mempengaruhi pemikiran mereka dari dalam. Terutama dengan janji manisnya untuk menghidupkan Saintess yang telah mati. Bagi pihak kuil.. tawaran yang seperti itu sangat menggiurkan" aku menjawabnya sembari menyantap makan malam.

"Sejauh yang ku tahu, itu sihir tabu kan? Sihir yang dilarang dan menjadi pelanggaran besar dari aturan kuil dan mereka berani melanggarnya setelah Saintess mereka mati?"

Pertanyaan Ibu ku ada benarnya, kenapa mereka melakukan semua itu? Jika sihir itu sangat tabu.. keberanian untuk menggunakan sihir itu berasal dari mana?

Semua pertanyaan ini hanya tertuju pada satu jawaban besar.

Karena.. semua itu adalah bagian rencana balas dendam Kerajaan Flora.

Tapi.. menggunakan tujuh kerajaan besar untuk menyerang kami?

Apakah wilayah kami menjadi ancaman terbesar untuk mereka? Jika itu yang terjadi, maka.. menghancurkan Kerajaan Flora dan mempersiapkan panggung kehancuran untuk mereka sangat menarik.

Tiba-tiba saja, sebuah suara peringatan terdengar. Itu adalah sistem air siren kami yang berbunyi untuk menandakan adanya bahaya yang mendekat. Aku sedikit mengecek layar ponsel dan menunggu notifikasi peringatan.

Notifikasi kecil itu muncul dengan cepat.

[Threat Level 3, On The Way, ETA 1800]

"Sepertinya mereka telah bergerak" ucap Ayah kami.

"Baiklah Karl, apa yang akan kau lakukan?" lanjut pertanyaan Ayah kami.

"Ayah.. itu pertanyaan yang sia-sia kan? Bukan kah kau sudah tahu jawabannya?" aku menjawabnya dengan pertanyaan.

"Sebagai penerus keluarga ini, bukan kah sudah menjadi tugas mu untuk mengambil keputusan?"

"Er? Bukan kah saat ini aku belum menjadi penerus secara resmi?"

"Apa yang kau bicarakan? Kita sudah bukan bangsawan lagi.. jadi aku menunjuk mu secara resmi sebagai penerus kepala keluarga ini."

"Yang benar saja? Di meja makan seperti ini? Well.. itu kehormatan untuk ku, Ayah."

Aku sudah lama ingin mempertanyakan ini, antara kehidupan ku sebelumnya dan kehidupan ku saat ini. Ayah ku selalu saja menyerahkan tugas penting ini kepada ku dengan alasan sebagai "Penerus Keluarga".

"Kalau begitu.. aku akan menjemput Kakek dan Nenek" Chiyuki berdiri dan meninggalkan ruang makan.

"Oh! Selamat berjuang, Onii-sama!" sebelum Chiyuki pergi, dia menyempatkan diri untuk menyemangati ku.

"Ugh..." aku sedikit merasakan tekanan yang cukup besar.

"Master Karl, sudah saatnya kita melakukan upaya pencegahan kan?" Mercedes berdiri di samping ku mengenakan seragam militer.

Sebuah sihir bergerak di tubuh ku dan membuat ku mengenakan seragam militer.

Jangan bilang!!

Pintu ruang makan kami tiba-tiba terbuka dan menampilkan Unit Alpha yang siap bertugas dan jaringan militer kami yang siap bertugas.

Sejak kapan mereka seperti ini?

Well.. tidak ada salahnya kan?

"Unit Alpha, Melapor ke Command Officer Karl-sama! Kami siap bertugas!"

"Unit Intelijen siap bertugas di bawah tekanan!"

"Unit Air Support siap bergerak!"

"Unit Kendaraan Berat siap diterjunkan!"

"Unit Laut siap memberi serangan tambahan!"

Aku sedikit memasang ekspresi serius di hadapan mereka.

"Well.. well.. sepertinya sudah saatnya bagi kita untuk menyambut tamu-tamu penting kita."

Aku sedikit tersenyum dan bangkit dari kursi meja makan lalu berjalan mendekati mereka.

Melihat senyum ku, mereka menelan ludah dan sedikit tegang.

Aku tidak ingin terlalu serius, tapi..

Keadaan memaksa ku melakukannya!

[...]

Hari ini, ketujuh kerajaan mengadakan rapat penting.

Itu terjadi setelah mayat-mayat hidup di kerajaan mereka mulai bergerak menyerang wilayah kecil di sekitar Kerajaan Flora. Wilayah yang di maksud adalah wilayah kecil dari kekuasaan Duke Flora sebelumnya.

Bersamaan dengan gerakan mayat-mayat hidup itu, sebuah berita kecil tersebar di langit-langit kerajaan mereka. Berita itu adalah kumpulan bukti yang ditemukan oleh wilayah kecil itu dan peringatan kecil untuk tujuh kerajaan.. atau enam kerajaan.

Wilayah kecil itu mengancam kehancuran Kerajaan Flora dan memberi peringatan kecil ke kerajaan tetangga.

[Untuk semua masyarakat Kerajaan Flora, kami memberi kesempatan untuk mengungsi keluar dari Ibukota sebelum penyerangan di mulai. Salam cinta dari Mantan Duke Flora.]

[Untuk kerajaan yang tidak terlalu penting, anggap saja kalian beruntung karena tidak terlibat dalam skema licik yang dilakukan Kerajaan Flora. Salam hangat dari tetangga manis kalian.]

"Aku minta kalian membantu kami sebagai sesama anggota serikat" ucap Raja Kerajaan Flora.

Mendengar permintaan Raja Kerajaan Flora, Raja dari kerajaan lain hanya terdiam.

"Kau tahu, seharusnya kami yang memusnahkan kalian!"

"Benar! Kenapa kalian bersekutu dengan bangsa Elf yang gila itu. Terlebih menggunakan anggota tubuh Saintess sebagai katalis untuk mengendalikan mayat-mayat itu!"

"Hmph! Kenapa kalian sangat takut dengan wilayah sekecil itu sih?" ucapan ini berasal dari Kerajaan dengan sistem Kekaisaran.

"Memangnya, apa yang bisa wilayah kecil itu lakukan? Slaine.. gunakan sihir mu untuk memata-matai mereka" mendengar perintah dari atasannya. Seseorang yang mengenakan jubah berwarna hitam keluar dari bayang-bayang.

"Sesuai yang anda perintah kan, Yang Mulia."

Slaine mengeluarkan lingkaran sihir yang luar biasa, semua Raja yang hadir terpukau dengan keahliannya.

Lingkaran sihir itu menampilkan sosok Karl yang mengenakan pakaian militer dan menatap balik mereka.

Karl tersenyum di hadapan mereka.

"Selamat pagi kalian semua, saat ini kita sedang sibuk mengurus mayat-mayat yang pernah kami bunuh sebelumnya. Haiss.. kau Raja Flora.. jika kau punya dendam khusus pada kami. Kenapa tidak menggunakan pasukan mu saja daripada menggunakan mayat?"

"Ekhem! Master Karl.. sebagian dari militer mereka telah.."

"Oh, aku lupa.. mereka telah mati untuk kedua kalinya ya?" di belakang Karl terdapat sosok Elf anak-anak yang mengenakan seragam militer. Melihat kedekatan mereka, bisa terlihat dengan jelas posisi mereka sebagai pemegang kendali militer di wilayah kecil itu.

"Well.. anggap saja ini sebagai pemutus rantai dendam antara mantan Duke Flora dengan Kerajaan Flora. Kami menerima tantangan kalian.. terlebih.. itu hanya mayat yang sudah mati kan? Tidak ada salahnya untuk menghanguskan mereka hingga tak tersisa kan?"

"..."

"..."

"..."

Hanya ada keheningan di antara pertanyaan itu.

"Oh, satu lagi.. kerja yang bagus Slaine! Terima kasih telah menghubungi kami sehingga kami tidak perlu repot-repot mencari kalian. Sebagai hadiah perkenalan dari kami, kalian mendapat kursi utama melihat teknologi baru kami."

"Dan.. anggap saja ini sebagai perkenalan dari kehancuran Kerajaan Flora."

Setelah komunikasi itu tertutup, sebuah lingkaran sihir yang memperlihatkan ekspedisi mayat hidup pun ada di depan mereka. Sebelum mayat-mayat itu meninggalkan batas kerajaan mereka, sebuah kilatan cahaya putih yang bersinar terang memenuhi pandangan mereka.

Kilatan cahaya putih itu bergerak cepat dan menampilkan gelombang udara yang menyebar. Kepulan asap hitam yang bergerak ke atas pun membuat mereka terpukau.

Tepat di depan mereka, pintu neraka terbuka lebar.

Mayat yang bergerak itu terpanggang dan hancur tak tersisa. Dampak ledakan dari cahaya itu mengakibatkan wilayah di sekitarnya hancur berantakan dan membentuk kawah lebar.

"I-Inikah yang akan terjadi di Kerajaan Flora?"

Tanpa menjawab pertanyaan itu, sebuah mimpi buruk tertanam di kepala mereka.

"Sepertinya.. ini akhir dari Kerajaan Flora."

Raja-raja itu terdiam dan bergetar ketakutan.

[...]