webnovel

Chapter 45

Pemandangan yang cukup mengerikan ada di depan ku.

Setelah sihir pelindung Kerajaan Abzien runtuh, mayat-mayat hidup yang berkeliaran di sekitar tembok Kerajaan Abzien mulai mengamuk. Gerakan mereka terlihat sangat kaku. Berkat bantuan mereka, kami berhasil menyelinap masuk ke Kerajaan Abzien melewati gerbang utama.

Prajurit Kerajaan Abzien sangat panik dengan serangan tiba-tiba ini. Bahkan pasukan penyihir dari Kerajaan Abzien hanya bisa berdiam diri saat sihir mereka tidak aktif.

Yang benar saja!

Apa kalian tidak mempelajari tentang kejadian aneh yang telah terjadi di Kerajaan Flora?

Apa kalian tidak berpikir jika menghilangnya jaringan sihir di Kerajaan Flora itu karena ada campur tangan pihak lain?

Sepertinya.. Kerajaan Abzien sangat lemah seperti Kerajaan Flora.

Mungkinkah.. semua kerajaan yang berdiri di sekitar kami itu lemah dan hanya mengandalkan jumlah untuk mengukur kekuatan tempur mereka?

Jika itu benar, wilayah kami bisa menjadi kerajaan baru dengan kekuatan tempur yang melebihi mereka.

Itu karena.. aku menyimpan hulu ledak nuklir yang tersembunyi. Dengan kekuatan hulu ledak nuklir artinya kekuatan tempur dari wilayah kami sangat tinggi, bukan?

Kami berjalan-jalan kecil di jalan utama Kerajaan Abzien. Pemandangan kami di isi dengan mayat-mayat yang bergerak bebas. Diantara mereka bahkan mengincar kami tapi berhasil di halau oleh Chiyuki dan Mercedes.

Pertanyaan yang muncul di kepala ku adalah.. kenapa mereka masih bisa bergerak?

Saat serangan mayat hidup di Kerajaan Flora, menghapus jaringan sihir membuat mereka tumbang kan?

Itu artinya sumber sihir Kerajaan Abzien tidak terhapus sempurna. Tujuan ku hanyalah menghancurkan sihir pelindung mereka. Tapi, kami malah dibuat repot dengan serangan mayat hidup.

Setidaknya, kami dan Kerajaan Abzien dalam keadaan yang sama.

Melihat situasi yang semakin kacau, aku sedikit melirik Chiyuki.

Dia hanya tersenyum dan menahan tubuhnya yang bergetar menahan kegembiraan saat melihat penderitaan orang lain.

"Chiyuki.. hanya mengingatkan saja.. jangan terbawa suasana. Target utama kita adalah Saintess!" ucap ku sembari mengingatkan Chiyuki.

"Aku mengerti.. tapi.. boleh sedikit saja, Onii-sama?" permintaan Chiyuki terdengar sangat mendesak. Itu seperti menahan gejolaknya yang semakin menumpuk.

"Hanya sedikit saja loh.." tanpa mendengar kata-kata ku yang belum sempat terucap. Chiyuki berlari menerjang mayat-mayat hidup.

Dalam sekejap.. serangan yang dilakukan Chiyuki seperti membuka jalan kepada ku. Mayat-mayat yang berada di jalan utama Kerajaan Abzien terbelah menjadi dua. Pemandangan seperti lautan mayat yang terbelah memasuki mata ku.

Aku hampir saja melupakan kemampuan luar biasa Chiyuki.

Dengan senyum di wajahnya, Chiyuki mengayunkan pedang miliknya. Tawa kecil dari Chiyuki pun terdengar.

Mendengar tawa kecil Chiyuki, aku teringat betapa spesialnya adik imut ku yang satu ini. Melihat dirinya yang seperti ini menjadi jaminan jika itu adalah sifat alami Chiyuki.

Sial! Hampir saja aku lupa dengan sifatnya yang satu ini.

Hidup dalam kedamaian membuat ku hampir melupakannya. Tapi.. dengan insiden kecil ini. Ingatan tentang adik imut ku kembali terukir dengan jelas.

"Master Karl.. boleh aku membantu Chiyuki-sama?" Mercedes yang berdiri di samping ku pun ingin beraksi.

"Silahkan saja.. tapi.." sama seperti Chiyuki. Mercedes bergerak cepat menerjang mayat-mayat hidup dengan senjata di tangannya.

Aku sedikit menyadari sesuatu..

Mayat-mayat hidup itu tumbang saat mendekati bagian terdalam Kerajaan Abzien.

Sepertinya.. paket exclusive ku ada di dalam sana dan mayat-mayat hidup itu bergerak acak mendekatinya.

Akan merepotkan jika kerajaan lain tahu, jika kami memiliki alat yang bisa menghapus sihir.

Well.. itu bukan masalah jika kami memperbesar efeknya kan?

Dengan ini.. aku memperbesar efek penghapusan sihir hingga melebihi Kerajaan Abzien.

Tiba-tiba saja, mayat-mayat hidup itu menjadi mayat mati untuk kedua kalinya.

"Eh? Onii-sama!!" melihat reaksi mayat yang tiba-tiba berjatuhan. Chiyuki menatap ku.

Dengan ekspresi cemberutnya, dia menatap ku.

Apa ini.. kenapa adik ku terlihat sangat lucu.

"Jangan buang waktu lebih lama lagi!" ucap ku.

Mendengar jawaban ku, Chiyuki membuang mukanya sembari berkata, "Hmph! Onii-sama Baka!"

[...]

Kepanikan massal yang melanda Kerajaan Abzien membuka pintu peluang untuk kami. Bagian pintu utama kuil terbuka lebar. Aku akan menganggap itu adalah undangan untuk kami. Altar utama mereka telah dipenuhi oleh pengungsi dan pengurus kuil sedikit panik mengatasinya.

Aku, Chiyuki, dan Mercedes memasuki pintu utama kuil sembari membawa senjata lengkap.

Well.. senjata lengkap yang kami bawa sangat sederhana. Chiyuki dengan pedang tercintanya, Mercedes dengan senjata api laras panjang AR-15, dan aku yang membawa senjata ringan Kriss Vector.

"Permisi, apa kau tahu di mana Saintess berada?" tanpa banyak membuang waktu. Aku langsung menanyakan tujuan utama kami kepada salah satu pengurus kuil.

"Saintess saat ini berada di kerajaan lain" jawab pengurus kuil.

"Aku tidak membicarakan Saintess yang itu melainkan Saintess yang satunya lagi" mendengar jawaban ku, sang pengurus kuil mengambil pisau yang terselip di ikat pinggangnya.

Melihat kejadian yang terjadi secara cepat itu, Chiyuki menghalangi tubuh ku dengan pedang miliknya. Gerakan itu sangat cepat dan tepat sasaran. Walau pun Kerajaan Abizen tidak di aliri jaringan sihir tapi kemampuan bertempur seseorang tidak menghilang.

Aku sedikit meremehkan kemampuan pengurus kuil.

Tanpa sadar, cipratan berwarna merah membasahi pipi ku. Dalam keadaan panik kecil ku, Chiyuki berhasil membunuh pengurus kuil di depan ku. Melihat perlengkapan pisau kecil yang melekat di badannya, mereka sepertinya pembunuh yang ditugaskan di dalam kuil dan menyamar sebagai pengurus kuil.

Antisipasi mereka boleh juga.

"Mercedes.. ijin menggunakan senjata telah di setujui."

Mendengar keputusan ku, Mercedes yang menahan dirinya untuk menembak bebas tiba-tiba tersenyum.

"Siap, Master Karl! Mercedes siap bertugas!" sebuah bunyi dari pin pengaman senjata yang terlepas pun terdengar.

Aku melakukan hal yang sama, melepas pin pengaman Kriss Vector.

"Target kali ini adalah tubuh Saintess, selain seseorang yang menghalangi kita, kalian boleh mengamankan mereka-"

Tanpa mendengarkan perkataan ku yang belum sempat selesai. Mercedes mengeluarkan serangan pertamanya ke langit-langit altar kuil. Seseorang yang mengenakan jubah hitam ada di atas kami, tanpa perlawanan khusus.. mereka terjatuh dengan tubuh penuh luka.

Aku membantu Mercedes dengan menembaki kepala mereka.

Well.. kau tahu.. hanya untuk memastikan mereka mati.

Ya.. aku ingin memastikan mereka mati saja. Akan repot jika mereka berhasil bertahan hidup.

Kegaduhan yang kami ciptakan di altar kuil membuat kepanikan tersendiri. Biasanya, orang-orang yang pertama kali mendengar suara tembakan akan panik dan berlari keluar. Tapi, reaksi yang ku dapat sangat berbeda. Mereka tertunduk dan terlihat pasrah dengan keadaan.

"Chiyuki.. jangan terlalu bersemangat!" aku perlu mengatakan ini karena di depan kami terdapat barisan prajurit Kerajaan Abzien yang menjaga pintu masuk bagian terdalam kuil.

Melihat perlengkapan mereka yang mengenakan armor yang tebal. Rasa kecurigaan ku semakin kuat.

Sang Saintess ada di kuil ini!

"Chiyuki.. ku beri waktu 30 detik sebelum kepala mereka tertembus peluru panas" sembari mengatakan kalimat ini, aku mencari peluru penembus baja.

"Onii-sama, bukan kah itu terlalu sedikit?" balas Chiyuki yang bersiap-siap menyerang dengan pedangnya.

"20 detik!" aku menemukan peluru yang ku cari dan memasukkannya pada Kriss Vector.

"Kenapa semakin berkurang?!" Chiyuki berlari kecil ke arah penjaga di depan kami.

"10 detik!" aku telah selesai mengisi ulang Kriss Vector dengan peluru penembus baja.

"Onii-sama curang!!" dengan gerakan yang lincah. Chiyuki mengayunkan pedangnya ke sela-sela armor kepala mereka.

Armor yang menutupi seluruh tubuh sangat tebal dan berat tapi ada kelemahan di dalamnya. Di antaranya adalah area pergerakan tubuh seperti leher, paha, dan tangan.

Pedang Chiyuki bergerak seperti mentega yang memotong kertas.

Kenapa? Terdengar terbalik?

Ya.. itu karena..

Uh.. bagaimana untuk menjelaskannya. Chiyuki menusuk di leher mereka dan memutar pedangnya sehingga kerusakan yang diberikan sangat besar.

Itu seperti kau di tusuk menggunakan pisau lalu pisau itu berputar di dalam tubuh mu.

Gerakan itu lah yang dilakukan Chiyuki. Pemandangan yang indah ini menciptakan pantulan cahaya pelangi yang berasal dari genangan darah dan pantulan cahaya lilin di sekitar altar.

Chiyuki melakukan gerakan itu berulang kali, tidak ada di antara mereka yang berhasil menghindarinya.

Dan.. yang ku lakukan hanyalah menyaksikan pemandangan mengerikan ini.

Suara ketakutan ada di belakang ku. Bahkan di antara mereka ada yang mengucapkan kata-kata terlarang bagi ku.

"M-Mo-Monsteeer!!"

Mendengar adik manis ku yang di juluki monster, aku tanpa sengaja mengirim peluru panas ke kepalanya.

"Jaga mulut mu!" ucapan ku yang dingin dan mengintimidasi membuat orang-orang yang ada di belakang ku terdiam.

Mungkin.. aku sedikit berlebihan tapi jika menyangkut harga diri adik ku.

Aku pastikan untuk membalasnya.

[...]