webnovel

Chapter 38

Aku berjalan memasuki Akademi, di dalamnya tampak beberapa gadis muda sedang beraktivitas. Pakaian yang mereka kenakan pun menggunakan seragam dan senjata lengkap.

Ini sedikit membuat ku bertanya-tanya, apakah Akademi ini hanya di isi oleh wanita saja?

Sejauh yang ku lihat, tidak ada laki-laki di dalamnya.

"Vivi, siapa yang bertugas malam ini?" tanya ku.

"Jika tidak salah, Zilvi sedang bertugas mengajarkan kriptografi."

Mengurus unit intelijen bukanlah perkara yang mudah, mereka perlu pengetahuan dasar untuk mengekstrak informasi dan mengirim informasi itu ke markas dalam bentuk yang tidak dimengerti oleh lawan. Teknik kriptografi digunakan untuk mengirim informasi yang dirahasiakan, teknik seperti ini sering digunakan oleh kerajaan lainnya. Berbeda dengan kerajaan lain, teknik kriptografi kami menggunakan mesin enigma yang telah disempurnakan.

Mesin enigma kami menggunakan enkripsi substitusi angka dan huruf, menggunakan rotor yang sama namun terdapat tambahan menggunakan wiring dan magic-signature. Dengan menambahkan magic-signature, jumlah kata yang dihasilkan memiliki variasi yang lebih rumit dan sangat sulit untuk ditebak. Well.. aku tidak yakin jika mesin ini akan aman, tapi untuk saat ini.. mesin enigma memiliki peran penting untuk melindungi informasi mata-mata kami.

Ketika teknologi dikembangkan bersama dengan sihir, teknologi itu akan naik satu tingkat.

Aku tiba di salah satu kelas dan mendengar suara Zilvi yang tengah menjelaskan pentingnya komunikasi menggunakan sandi khusus.

Tiba-tiba.. pertanyaan bodoh terdengar di telinga ku, "Kenapa kita harus menggunakan sandi untuk berkomunikasi? Bukankah menyampaikan informasi dengan panggilan suara jauh lebih cepat?"

Zilvi menjawabnya dengan tenang, "Pertanyaan yang bagus, tapi.. apa kau yakin jika kau sedang sendirian? Untuk kami yang memiliki telinga serigala.. suara kecil kalian saat berbisik pun dapat terdengar hingga tiga lapis dinding. Apa kalian lupa? Bukan manusia saja yang hidup di dunia ini."

"Tapi, kenapa kita harus repot-repot memusnahkan informasi yang di dapat setelah dilaporkan?"

Mendengar pertanyaan kedua ini, aku tanpa sadar memegang kepala ku dan tertawa kecil.

"Pertanyaan ini, sepertinya Master Karl yang akan menjawabnya. Bahkan Master Karl tertawa saat mendengar pertanyaan mu."

Astaga! Jangan seenaknya memancing ku keluar!

Aku belum selesai tertawa setelah mendengar kebodohan polos ini!

Aku berjalan ke pintu masuk dan membukanya, saat pintu terbuka.. tatapan gadis-gadis polos yang berada di dalam kelas tertuju ke arah ku. Mereka terkejut melihat kehadiran ku di kelas mereka.

"Pertanyaan yang bagus, datang dari mulut siapa itu?" tanya ku dengan nada datar.

Aku sedikit menahan senyum ku untuk melakukan intimidasi kecil. Suasana berubah mencekam dan sedikit berat. Di malam ini, pelajaran khusus pun datang!

Zilvi hanya terdiam dan menunjuk salah satu gadis yang duduk di barisan paling belakang. Aku segera menemuinya dan menatap matanya.

Aku sedikit mengamatinya, gadis ini terlihat sangat polos dan ceria. Aku pernah melihat gadis seperti ini sebelumnya, sebuah kepolosan kecil yang tidak mengerti akan realita yang terjadi.

Aku pun mengeluarkan ponsel ku dan menyambungkannya pada layar projector.

"Jawaban dari pertanyaan mu itu cukup mudah.. apa yang terjadi ketika informasi dari seorang intelijen bocor?"

"Well.. lihat ini.."

Aku sedikit menegaskan kata-kata ku dan menampilkan sebuah foto yang menjijikan. Foto yang terpasang di layar projector adalah gambaran umum mengenai agen mata-mata yang tertangkap oleh pihak kerajaan.

Gambaran yang mereka lihat adalah realita yang terjadi di Kerajaan Flora. Mata-mata yang tertangkap akan di interogasi dan mereka bergerak memanfaatkan informasi yang di dapat untuk menyusup ke kerajaan lawan.

Kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan pun beragam seperti meracuni sumber mata air tertentu untuk memusnahkan satu wilayah.

"Well.. bagaimana dengan ini? Apa yang terjadi jika kalian tertangkap? Tentu saja.. kalian akan di siksa dan menjadi mainan mereka. Tapi.. apa yang mereka lakukan jika mendapat informasi dari kalian?"

Pertanyaan kecil yang ku lontarkan membuat suasana semakin berat.

"Apa yang sedang kau pikirkan saat ini, itu akan menjadi kenyataan!" ucap ku.

Well.. dengan kepolosan gadis ini, aku sedikit menekannya dengan serangan psikologis.

Entah kenapa.. ini terasa menyenangkan!

Tidak sia-sia aku mempelajarinya!

[...]

Mendengar pembicaraan ku mengenai realita yang terjadi di Kerajaan Flora. Gadis yang ada di hadapan ku sedikit ketakutan. Mental mereka perlu dibentuk ulang untuk menghadapi skenario terburuk saat tertangkap.

Jika seperti ini, mengirim mereka untuk aktif bertugas akan sia-sia.

Dengan kemampuan mereka saat ini, mereka akan tertangkap dan menjalani siksaan tanpa henti.

"Well, bagaimana jika kita melakukan simulasi kecil untuk menambah pengalaman kalian?" ucap ku.

Zilvi tiba-tiba berteriak, "Master Karl! Apa aku boleh ikut?!"

"Tidak Zilvi, ini simulasi untuk mereka. Kau yang menjadi pengawas permainan!" perintah ku.

Zilvi sedikit kecewa setelah mendengar perintah ku, ekornya bergantung lemas dan telinga serigalanya bergerak turun.

"Permainan ini sangat sederhana, aku akan menyebar kalian di wilayah musuh."

"Tugas kalian sangat mudah yaitu mencari informasi yang berguna di wilayah musuh dan melaporkan informasi itu ke markas pusat. Bagaimana? Terdengar mudah, bukan?"

Aku sedikit tersenyum untuk mengurangi ketegangan mereka. Tentu saja, permainan ini bukanlah permainan biasa.

Aku bilang simulasi?

Pada kenyataannya.. mereka akan terjun langsung ke medan perang.

Tujuan dari permainan ini?

Aku hanya ingin mereka memahami dan merasakan.. sebuah realita kelam yang terjadi di depan mata mereka.

"Simulasi akan berjalan di wilayah musuh. Kalian akan ku beri waktu 24 jam untuk bersiap-siap. Tapi.."

"Intelijen macam apa yang membutuhkan waktu untuk bersiap-siap?"

Sebuah asap putih mengisi ruangan ini dengan cepat. Aku sedikit merubah fungsi pemadam api otomatis di ruang kelas ini untuk mengeluarkan gas bius. Gadis-gadis ini perlahan tertidur, dengkuran tipis mereka terdengar di ruang kelas ini.

Walaupun gas bius ini memiliki dosis yang cukup tinggi, tubuh ku sudah terbiasa dengan bau menyengat ini dan kebal dengan efek biusnya.

"Zilvi, persiapkan mereka dan panggil unit Alpha untuk memonitor mereka" mendengar ucapan ku, Zilvi mengambil alat komunikasinya dan menghubungi unit Alpha.

"Master Karl, mereka akan baik-baik saja kan?" Zilvi bertanya kepada ku dengan nada yang sedikit khawatir.

"Tenang saja, Zilvi. Mereka mungkin akan tertangkap tapi.. mereka sangat ahli untuk melarikan diri, bukan?"

"Ah! Jadi itu maksudnya!" mendengar jawaban ku, Zilvi tampak lega.

Gadis-gadis ini bukanlah gadis biasa. Tapi.. pola pemikiran mereka yang masih sederhana sedikit membuat ku muak. Mereka perlu dorongan kecil untuk memahami realita yang terjadi.

Pintu ruang kelas tiba-tiba terbuka.

Pasukan dari unit Alpha telah tiba.

Sisa-sisa gas bius di ruangan ini memudar, unit Alpha yang menyadari kehadiran ku pun berbaris dan memberi hormat.

"Selamat malam, Master Karl!" sosok gadis serigala lain pun terlihat.

"Selamat malam, untuk kalian semua. Well.. jika kalian tidak sibuk. Malam ini.. tolong bantu Zilvi mengemas barang bawaannya."

"Eng?!"

Mereka sedikit kebingungan dengan perintah ku. Namun, Zilvi menjelaskan situasinya.

"Ah! Begitu rupanya. Memang benar! Pengalaman sangat diperlukan untuk memahami situasi!"

"Humu! Sudah waktunya mereka melihat realita yang terjadi!"

"Tepat sekali, seperti biasa.. ide dari Master Karl benar-benar brilian!"

"Semuanya! Mari kita jalankan rencana ini!"

"AWUUUUU!!" gadis-gadis serigala itu melolong bersamaan.

Malam hari ini, sebuah operasi besar di lakukan. Kami mengirim gadis-gadis ini ke medan perang.

Aku bukanlah orang kejam yang mengirim mereka tanpa persiapan.

Di kerajaan tetangga, agen mata-mata kami telah menyiapkan lokasi aman untuk mereka.

Sebagai senior mereka, agen mata-mata kami akan mengamati mereka dan bergerak ketika keadaan terdesak.

Aku tidak ingin permainan ini berjalan begitu mudah.

Saat ini, kerajaan tetangga sedikit sibuk menghadapi serangan dari mayat hidup dan duri kecil yang mencoba menembus kerajaan mereka.

Jauh di atas langit, saat kami mengirim gadis-gadis ini. Selebaran kertas mengenai data diri pribadi mereka tersebar di langit.

Selebaran kertas itu berisi..

[Kami adalah mata-mata dari Kerajaan Flora, tangkap kami kalau bisa!]

Permainan yang cukup menantang, bukan?

[...]