webnovel

Chapter 24

Kediaman kami sedikit lebih sibuk dari biasanya.

Itu karena Kakek dan Nenek kami dari masing-masing keluarga datang untuk berlindung. Berita mengenai hancurnya pasukan garis depan dari kedua belah pihak telah sampai ke telinga mereka. Sebenarnya.. itu bukan masalah besar.

Masalahnya adalah.. mereka membawa bangsawan lain yang ikut berlindung. Kami bisa saja menyediakan sebuah tempat untuk mereka, namun.. tuntutan gaya hidup mereka terlalu tinggi.

Jika kami memanjakan mereka, maka anggaran kebutuhan kami akan meningkat. Ayah kami pernah berkata, "Kerakusan manusia itu tidak ada batasnya, Karl. Pastikan kau menggunakan kerakusan mu untuk tujuan mulia!"

Perkataan yang baik dan cocok untuk keadaan seperti ini.

Jadi.. kami memutuskan untuk merubah kebiasaan mereka dengan memaksa mengikuti perubahan di kediaman kami.

Secara garis beras, kondisi kediaman kami berubah drastis. Teknologi kami melampaui teknologi era ini yang terkesan kuno dan merepotkan. Mereka bahkan tidak menyadari jika perbuatan mereka di awasi oleh kamera.

Mengawasi mereka benar-benar melelahkan, jadi aku memberi perintah ke Sebastian untuk mengurus mereka. Awalnya, pengawasan itu berjalan lancar namun keanehan tingkah laku mereka mulai menambah pekerjaan yang tiada habisnya.

Mereka terlalu menyepelekan keramahan kami dan berbuat onar sesuka hati mereka. Mereka bahkan mulai membandingkan status bangsawan mereka dengan status kami. Hingga.. terciptalah situasi seperti ini.

Saat ini, halaman kediaman kami di penuhi dengan berbagai macam peralatan.

Ayah kami telah membuat sebuah keputusan untuk setiap bangsawan yang terlalu manja, mereka di beri kebebasan untuk membuat tempat tinggal mereka sendiri. Ayah kami terlalu pelit untuk meminjamkan asset berharganya untuk membangun tempat tinggal mereka.

Kami telah memberi hati, namun mereka meminta jantung. Tindakan yang seperti itu tidak cocok untuk di lestarikan. Maka dari itu, Ayah kami sedikit membersihkan ego mereka dengan cara yang unik yaitu mengusir mereka ke wilayah yang di huni oleh monster hutan.

Jika mereka bijak, mereka akan mencoba bertahan dengan kondisi perang saat ini.

Jika mereka bodoh, mereka akan mengambil semua peralatan dan membawa kabur.

Pemikiran bangsawan kami memang terlewat bodoh, hanya ketamakan yang menguasai otak mereka. Harga kecil seperti ini lebih murah daripada memelihara mereka dan untuk bangsawan yang mengerti situasi saat ini. Mereka membentuk perjanjian khusus dengan kami.

Isi perjanjian itu tidaklah penting, hanya sekedar ramah tamah untuk membalas budi kami jika keadaan telah stabil. Tentu saja itu adalah omong kosong yang keluar dari mulut manis mereka. Catatan kriminal mereka tentang penggelapan pajak dan mencuri jatah makanan rakyat telah menutup hati nurani mereka. Mana mungkin kami mempercayai penjahat seperti itu kan?

Penebusan dosa kecil mereka dengan merasakan kesulitan yang sama sangat cocok bukan?

Di antara perbuatan keji mereka, tersimpan dendam tak terbalaskan. Kami hanya menjadi penanda akan dosa-dosa mereka.

Well.. saat ini mereka sedang menahan rasa lapar sembari melihat orang-orang kami makan dengan lahapnya.

Aturan yang di buat oleh Ayah kami setelah melakukan pembersihan adalah..

Pertama, urus diri kalian sendiri.

Kedua, jika tidak suka dengan keramahan kami maka lakukan sendiri.

Ketiga, jika kalian tidak menyukai aturan ini maka tinggalkan tempat ini.

Ini hanya sebagian kecil dari neraka kami, bangsawan kami terlalu manja dalam kehidupan mereka. Keterampilan bertahan hidup mereka hanya berfokus pada kekayaan dan ketamakan. Hanya ada sebagian kecil yang mampu mengolah makanan untuk bisa di santap. Well.. bangsawan dari kalangan militer sangat mudah bertahan di situasi seperti ini. Selama mereka menemukan tempat dengan sumber daya alam yang cukup, mereka akan melakukan apa pun untuk bertahan hidup.

Efek dari aturan ini adalah.. bangsawan yang mengikuti sifat tamak mereka di temukan mati dalam keadaan mengenaskan.

Luka di badan mereka menandakan serangan monster yang menghujani tubuh mereka. Tidak ada yang selamat dalam insiden itu.

"Ayah, sepertinya prototype perangkap umpan monster kita berjalan terlalu sempurna kali ini."

"Hmmm.. ini berjalan terlalu sempurna untuk sebuah umpan monster. Tidak salah lagi, dengan tingkat efisiensi seperti ini. Kita bisa berburu monster dan memancing mereka pada jebakan otomatis. Yah, satu masalah bahan makanan kita akan terselesaikan dengan ini."

"Guh, ini gara-gara Kakek dan Nenek membawa mereka."

"Karl, mau bagaimana pun juga.. mereka tetap keluarga kita."

"I-Iya sih, tapi... kapan pekerjaan ini akan selesai??"

Karena keluhan mereka yang tiada habisnya.. lembaran laporan yang menumpuk semakin tinggi.

Untuk pertama kalinya aku sibuk begadang selama tiga hari tiga malam.

"Boleh kita bersihkan mereka?" tanya ku.

"Karl.. untuk kali ini saja.. cobalah bersabar."

"Haruskan aku mendengar itu dari seseorang yang merencanakan uji coba umpan monster menggunakan bangsawan hidup-hidup?"

"Oh.. Hehe~"

"Hehe~ APAAN!!"

[...]

Kegemparan yang terjadi dari kedua kerajaan yang bertengkar mengundang perhatian lebih dari kerajaan sekitarnya. Kerajaan tetangga yang lebih makmur tentu saja mengejek nasib kedua kerajaan tersebut.

Itu karena kerugian yang mereka dapat jauh lebih mengerikan daripada masalah internal kerajaan mereka. Tentu saja, ini menjadi bahan bercanda yang terekam dalam sejarah mereka.

Kerugian yang di alami oleh Kerajaan Flora adalah penurunan bahan pangan hingga 70% dan penurunan sumber daya militer mencapai 80%.

Sementara itu, Kerajaan Abzien hanya mengalami kerugian sumber daya militernya yang mencapai 60%. Simpanan bahan pangan mereka lebih dari cukup untuk bertahan dan menjualnya ke kerajaan sekitar. Itu cukup untuk menambal kerugian yang mereka alami.

Sejarah ini tercatat hingga menjadi tiga bagian.

Pertama, mantan Duke Flora memilih keluar dari Kerajaan Flora dan itu menjadi bahan bercanda di semua kerajaan mengenai keputusannya yang bijak.

Kedua, hubungan antara Kerajaan Flora dan Kerajaan Abzien menjadi semakin dekat karena desakan damai dari rakyat mereka.

Ketiga, teknologi mantan Duke Flora menarik perhatian dari bangsawan yang mengungsi di wilayah mereka dan memilih untuk tetap tinggal di sekitar wilayah mereka. Tentu saja, bayaran yang diberikan tidaklah murah. Mereka menarik orang-orang yang berpotensi di setiap bangsawan dan memaksanya untuk melakukan kontrak kerjasama.

Perjanjian damai akhirnya benar-benar terjadi, karena situasi politik yang terlalu di paksa oleh keadaan. Mantan Duke Flora di jatuhi hukuman untuk menganti kerugian, namun mereka menolaknya dan memberi ancaman mengerikan untuk menghapus Kerajaan Flora dari peta dunia.

Perjanjian damai itu pun di setujui tanpa melibatkan mantan Duke Flora setelah di temukan adanya korban yang selamat dari pembantaian dua kerajaan. Walaupun mantan Duke Flora terlibat di dalamnya, mereka tidak menyerang tenda pasukan medis. Karena hal itu, perjanjian perang dengan etika pun di setujui. Setiap tenaga medis di medan perang tidak boleh di serang dan ini adalah perjanjian pertama mengenai etika dalam peperangan.

Kedua kerajaan itu perlahan pulih.

Dan.. setelah tujuh tahun berlalu. Kerajaan itu pun telah bangkit sepenuhnya.

Mandan Duke Flora pun memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun wilayah mereka ke tingkatan yang lebih dari sebelumnya. Bangunan desa kini berubah menjadi bangunan kota. Masyarakat pedesaan pun berubah menjadi masyarakat elite yang mengerti akan hukum dan taat aturan. Kejayaan tempat ini sangat terasa dengan perkembangan peralatan modern di dalamnya.

Fasilitas umum, layanan transportasi, kebutuhan pangan dan sandang tercukupi, serta pembangunan di beberapa wilayah telah menarik masyarakat yang hilang. Itu tidak lepas dari kerja keras Karl dan asset milik Duke Flora sebelumnya.

Wilayahnya memang kecil, namun kekuatan di dalamnya melebihi kemakmuran dari tujuh kerajaan di samping mereka. Hingga, sebuah akademi khusus di bangun. Akademi itu menjadi pembuka era yang baru mengenai perkembangan teknologi ke depannya.

Mengetahui adanya akademi ini, Karl sangat bersemangat. Itu karena...

"Hikss.. di kehidupan sebelumnya aku terlalu sibuk mengatur wilayah dan melupakan tujuan yang satu ini."

"Siapa yang akan menolak untuk menjalani masa lajang penuh cinta di dalam akademi! Bahkan akademi kerajaan tidak sebanding dengan ini."

"Dan.. terlebih lagiii.."

"Kenapa aku yang menjadi Kepala Akademi?"

Pertanyaan itu di tujukan untuk orang-orang yang berada di dalam ruang rapat. Beberapa mantan bangsawan Kerajaan Flora yang memilih membuang status mereka hanya kebingungan ketika mendengar pertanyaan ini.

Mereka tidak berani untuk menjawabnya, karena...

Sosok di depan mereka adalah penyebab utama dari semua perubahan yang terjadi.

Mana mungkin mereka berani mengambil tindakan untuk melangkahinya, bukan?

"Bukankah itu sudah jelas, Onii-sama? Jika mereka yang mengurusnya, kita hanya membuang-buang sumber anggaran untuk projek gagal. Ah! Benar juga! Kenapa tidak memberi kesempatan untuk mereka. Jika mereka tidak berguna, kita hanya perlu mengantinya saja."

"Chiyuki.. pemahaman mu akan penganti sangat berbeda dari kamus umum."

"Eng?"

Saat ini, perjuangan Karl masih terus berlanjut untuk mengubah adiknya menjadi normal. Karl paham betul mengenai makna "penganti" di pikiran adiknya itu. Layaknya barang yang rusak dan dibuang, itu juga berlaku untuk manusia di mata Chiyuki.

"Ugh, haruskah aku berjuang lebih lama lagi?" gumam Karl.

[...]