webnovel

Pernikahan dadakan

Devano pov

Tak butuh waktu lama kami sampai dibasemant apartemenku,aku segera turun menggendong ameera...kubawa ia memasuki lift diikuti Raya yang mengekor dibelakangku.

"apa yang akan lu lakukan pada adik gue dev,ingat gue enggak mau kalian melakukannya..kalian belum menikah dev.."

"brengsek lu!! Lu fikir gue sehina itu,gue juga punya moral ray.."Kami terus melangkah hingga sampai diapartemenku dilantai sepuluh.Aku menggesek kartu apartemen hingga pintunya terbuka,kami masuk dengan aku masih menggendong ameera.Dia masih meracau tak jelas,kedua tangannya bergelayut dileherku.

"sekarang bagaimana..?adikku tersiksa dev.."

"kita panggil dokter saja.." usulku,tapi Raya menolak...orang akan beranggapan aneh saat mengetahui naya dibawa pengaruh obat perangsang.Kulihat naya bergerak gerak tak jelas hingga pakaiannya tersingkap tak menentu...dia begitu tersiksa,dengan nafas berat aku menggendongnya menujun kamar mandi.

"dev..apa yang akan lu lakuin sama adik gue ...?dev,..." raya menguntit kami kedalam kamar mandi.Dengan cepat aku menutup pintu dan menguncinya,tampak Raya menggedor gedor tak terima saat adiknya kubawa paksa.

"dev..lu ngapain,buka brengsek,awas aja kalau lu apa apain adik gue..dev..." Raya menggedor pintu,aku tak peduli,hingga tak kudengar lagi suaranya..mungkin dia pasrah saja akan apa yang kulakukan pada adiknya.

Aku memandangi wajah teduh ameera yang memerah,ia membuka matanya yang amat berat...menangkup wajahku dengan kedua tangannya ameera kembali menciumku.Baiklah,kita lepaskan semua gairahmu sayang,aku tidak tega melihatnya...

aku membawanya kebawah shower dan menghidupkannya,kami berciuman dibawah guyuran air shower...lama lama...kuharap dinginnya air bisa meredakan pengaruh obat itu pada tubuhnya.Hingga tak lama ciuman itu sudah melemah,perlahan terlepas karena kami sudah kehabisan nafas.Tangannya yang semula kuat mencengkramku juga melemah,kami berdua sudah ...basah sebasah basahnya,kulihat ameera ku sudah tertidur..kurasa pengaruh obatnya sudah hilang.ah..syukurlah..batinku sendiri.

****

Dengan berbasah basah devano membuka pintu kamar mandinya,seketika Raya langsung menyembul dari balik pintu.Ia mendorong kasar devano karena emosi,

"lu apakan adik gue brengsek!!" sergahnya langsung masuk untuk melihat kondisi adiknya,ia melirik devano yang masih berpakaian lengkap begitu juga adiknya.ah..syukurlah ia bernafas lega.

"gue juga punya perasaan kali ray,enggak mungkin gue ngehancuri calon istri sendiri.."

"siapa tau lu khilaf..lu enggak liat betapa cantiknya adik gue,kalau bukan karna gue saudara kembar uda gue nikahin dia.." devano mendapuk kepala raya dengan kesal.

"kakak brengsek lu..!! uda buruan ambilin handuk..entar masuk angin adik lu,gue mau ganti baju dulu.."

"sialan lu dev,mentang mentang ceo seenak lu ngatur ngatur gue,calon kakak ipar lu gini gini tau.."

"apa gue yang harus ngebantu adik lu berganti baju raya..hmm..." devano mendekati sahabat sekaligus asistennya itu,Raya menggeleng spontan ..tentu saja ia tak akan membiarkan devano menyentuh adiknya karena mereka belum menikah.

Raya mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh adiknya,ia menerima pakaian baru yang diberikan devano.dengan mata tertutup Raya membantu adiknya supaya berganti pakaian yang kering.Ah..Naya merepotkan sekali dirimu,jika bukan adikku habislah kau naya..batin raya merutuk sendiri.

Setelah selesai Raya mengangkat adiknya untuk tidur diatas ranjang yang ada diapartemen sahabatnya,sementara devano sudah dulu berada diatas ranjang sambil fokus menatap laptopnya.

"kita tidur bertiga disini dev.." devano yang semula fokus pada laptopnya menoleh kearah sahabatnya,

"hmm..kalo lu mau tidur aja disofa..."

"kampret banget lu dev,terus lu tidur seranjang dengan adik gua gitu,sama aja dong.."Raya mendengus kesal,ia melemparkan bantal kearah sahabat sekaligus boss nya itu,

"ya uda kita tidur disofa,repot banget tau enggak.." raya mengangguk angguk,ia mendekati adiknya mengusap keningnya,rambutnya dan terakhir dia mengecup kening naya.Devano lantas melotot memperhatikan perbuatan Raya.

"lu ngapain nyium nyium .."

"gue emang terbiasa begitu kalo adik gue tidur,ungkapan sayang gue..."

"kalo dia uda nikah jangan harap lu bisa gitu lagi ray.." devano berucap dengan nada sinisnya,raya mendecih tak terima.Ia mengutak atik ponselnya menghubungi manager pemasaran.

"cari tau kenapa lelaki itu berniat merusak ameera,juga...pecat dia dari perusahaan..." seru devano dengan suara dingin juga tatapan tajamnya,ia tak terima ameera nya diperlakukan seperti tadi.

Jika berada dengan orang terdekat devano bersikap hangat,namun tidak jika diperusahaan.Dia memasang tatapan dingin,seolah tatapannya mengintimidasi setiap orang yang menatapnya.

"dev,minggu ini kita akan ada pertemuan dengan klien,kita akan mengadakan kesepakatan dengan perusahaan GANENDRA,ya meskipun perusahaannya tidak sebesar RAVINDRA GRUP tapi mereka berharap bisa bekerja sama dengan kita...."

"oke..urus saja kapan pertemuannya.."Devano masih fokus pada laptopnya,entah apa yang ia tekuni sedari tadi.

"Raya,uruslah pernikahan gue dengan ameera besok,besok jadwal gue tidak begitu padat bukan..?"raya yang tengah meminum air kontan menyemburkan air kemana mana,ia mendekat kearah sahabatnya.

"maksudnya apa dev..? lu mau nikahin adik gue besok.."

"hmm.."

"oh shit,tidak adakah waktu lain dev,bukankah terlalu mendadak.Adikku tidak akan setuju dengan hal ini,bahkan kalian baru bertunangan sehari,ayolah dev.."

"gue tidak mau ambil resiko,bercermin dari kejadian hari ini raya,gue hampir gila.."

"ini kecelakaan dev,Naya tidak akan terima jika menikah secepat ini...gue tau lu enggak bisa jauh jauh dari dia,tapi dev.."

"tidak ada pembantahan raya,urus pernikahan nya besok.Terserah ameera akan terima atau tidak,bilang saja ia melakukan kesalahan besar malam ini.pasti dirinya setuju.gue cuma ingin mengikatnya itu saja.."

"lu gila dev,enggak romantis banget sih lu jadi cowok,Lu nikahin adik gue tanpa acara apapun,mau lu kemanain harta lu yang banyak itu,enggak habis juga buat gelar acara resepsi dev..."

"resepsi bisa nanti,yang penting ameera sudah berstatus milik gue,gue jadi enggak kelimpungan jika dia ada apa apa."

"ah dev...lu bener bener buat gue emosi.." Raya melemparkan apapun yang bisa digapainya kearah sahabat juga boss nya.

Waktu sudah hampir tengah malam,devano dan raya tertidur diatas sofa sementara naya berada diatas ranjang.Tetapi tengah malam naya mengigau memanggil nama seseorang...Devano terjaga,ia mendengar berulang kali gadis itu menangis dalam tidurnya.Devano mendekati dan naik keatas ranjang,tampak bulir air hangat mengalir dari sudut mata yang terpejam itu.Ada perasaan yang menyayat dihatinya,ia merangkak mendekati naya..mendekapnya dalam pelukan hingga kini keduanya tidur berdua dengan saling berpelukan.

Pagi hari Raya terbangun karena sinar mentari yang menyusup masuk kedalam apartemen devano,Tetapi matanya membelalak kaget melihat pemandangan diatas tempat tidur sahabatnya.Hah..apa apaan ini,bukankah semalam devano tidur bersamanya.Dengan wajah emosi sepagi ini raya mendekati tempat tidur menarik paksa selimut yang menutupi keduanya.Membuat devano terbangun begitu juga naya yang masih memeluk lelaki disampingnya dengan erat.

"astaga devano...!!apa apaan kamu.." suara bariton Raya kontan langsung menyadarkan naya seratus persen.Ia melirik dirinya lalu menatap lelaki disebelahnya.

"kakak...kenapa naya bisa ada disini..?" pekik naya dengan hampir taK percaya.

"kamu tanyakan saja pada tunanganmu itu,kenapa dia bisa tidur bersamamu..?"

"apaan sih ray,masih pagi juga uda bising aja mulut lu,gue enggak ngapa ngapain ameera,..."

"terus ngapain lu tidur meluk meluk adik gue.."

"tadi malam adik lu nangis dalam tidurnya,gue kasian makanya gue deketin,eh malah ketiduran...enggak sengaja juga.."jawab devano tanpa rasa bersalah sedikit pun.Toh mereka juga enggak ngapa ngapain.

"kakak.." naya sudah meraung raung memeluk kakaknya karena ia kedapatan tidur berdua dengan lelaki selain kakaknya,raya mengusap lembut kepala adiknya.Pagi hari dan mereka sudah dibuat drama dengan tangisan naya.

"hari ini kamu enggak usah ngantor nay,kita akan urus pernikahan kamu sekarang,.."

"kakak!!!" naya semakin menjerit tak karuan,sementara devano hanya menahan senyum melihat raut wajah ameera yang ketakutan.

"memangnya apa yang sudah kami lakukan kak,hingga harus menikah secepat ini..?"

"kamu tidak ingat apa yang kamu lakukan semalam ameera..?" pancing devano seraya menyipitkan matanya kearah naya yang masih menangis,naya kontan menggeleng..ia menatap kearah kakaknya mencoba mencari jawaban,tapi sang kakak hanya menghela nafas berat.

"kak,naya belum mau nikah.kak tolongin naya..memangnya apa yang uda naya lakuin..?"

"lain kali jangan sembarangan ikut dengan teman naya,untung kami cepat datang menyusulmu..jika tidak kakak tidak tau apa yang akan terjadi padamu.."

"memangnya apa kak,sampai aku harus menikah hari ini juga..?"

"ini untuk kebaikan kamu ameera,.." devano menjawab sambil berlalu pergi meninggalkan keduanya menuju kamar mandi.Naya menatap cengo kepergian laki laki yang menjadi tunangannya juga boss nya dikantor.

***

Dengan berbagai macam bujukan terhadap naya akhirnya mereka mendatangi kantor urusan agama untuk mendaftarkan pernikahan devano dengan naya,Raya terpaksa menikahkan adiknya dengan sahabatnya sebelum ada kejadian lain seperti pagi tadi.Devano mengucapkan ijab kabul dengan Raya sebagai wali nikah dari naya,mereka melaksanakan pernikahan sederhana di KUA tanpa kerabat atau siapapun yang datang..hanya beberapa saksi itupun dari anggota KUA sendiri..Devano tidak ingin mengumbar pernikahannya kepublik,karena ia pemimpin perusahaan terbesar dinegri ini tidak menutup kemungkinan media mencari tau mengenai masalah pribadinya.Ia hanya tidak ingin Naya merasa terganggu dengan media yang terkadang tidak tau aturan dalam membuat berita.Ia ingin ameera nya merasa aman dan nyaman.Naya mengehela nafas berat saat semua orang dalam ruangan yang tidak terlalu besar itu mengucap kata sah...ah..hilang sudah masa single ku..bisik naya dengan sedih.

Setelah urusan pernikahan selesai Raya membawa adiknya menuju ke kediaman devano,sahabatnya,bossnya yang sekarang juga menjadi adik iparnya.Sepanjang perjalanan naya hanya membuang tatapan kejalanan yang tengah mereka lalui.

"nay,maafin kakak ya..nanti barang barang kamu akan kakak antar kerumah suami kamu..." Naya menatap lelaki yang bertampang dingin disampingnya..ya lelaki itu kini resmi menjadi suaminya.

"Naya mau tinggal dirumah sama kakak,naya tidak mau pindah kerumah kakak ini.." protes naya yang kontan membuat lelaki disampingnya menoleh dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"nay enggak bisa gitu dong.Dia suami kamu sekarang.kakak janji akan sering jenguk kamu sesekali,kakak assisten suami kamu..setiap waktu pasti bareng suami kamu.."

"kak,...naya enggak mau.Naya belum siap nikah lalu kenapa kakak nikahin.." naya merajuk,ia membuang tatapannya dengan kesal,entah apa yang ia lakukan semalam hingga kakaknya nekat menikahkannya hari ini juga.Toh di merasa tidak melakukan apa apa dengan lelaki dingin disampingnya ini,...feeling nya mengatakan begitu.

"ameera..." kini devano juga tampak membujuknya...lelaki itu bingung bagaimana cara membujuk wanita yang kini menjadi istrinya itu.

"Naya enggak mau seluruh karyawan kantor tau kalo naya uda nikah..sama CEO perusahaan lagi..uda kemarin kakak menyembunyikan kebenaran tentang kakak ini...sekarang kakak malah uda ngambil keputusan buat nikahin aku,segitu nurutnya kakak sebagai asisten nya hingga menyetujui hal gila ini..?"

"nay.."

"kakak emang enggak sayang lagi sama naya.." bentak naya yang kontan membuat dua lelaki yang berada didalam mobil membelalak kaget,bertepatan dengan lampu merah mobil mereka pun berhenti.Dengan kesal naya membuka pintu mobil dan pergi kabur dari sana.