webnovel

Accident

***

Naya mengatur emosinya,oke hari ini ia cukup terkejut dengan kenyaataan yang ada.Ia melirik kembali cincin yang tersemat dijarinya sembari mendengus kesal.Saat ini ia tengah duduk dikantin sembari menunggu teman temannya memesan makanan.Tampak seseorang dari divisi pemasaran menghampirinya.

"hey naya.." sapa lelaki yang ia tau bernama Dannis pratama dari tim pemasaran.Dengan canggung naya menerima sapaan itu.

"hey dannis.."

"boleh gabung disini tidak.."

"tentu saja..." naya mempersilahkan lelaki itu duduk disampingnya menunggu kedua temannya tiba dari memasan makanan mereka.

Sesampainya alea dan alice mereka makan sembari ngobrol bersama dengan dannis,sesekali mereka tertawa entah apa yang mereka bahas.Dapat dilihat dannis menunjukan sikap tertariknya pada naya,terlihat dari sikap manis dan perhatiannya pada wanita yang duduk disampingnya kini.

"nanti jalan yuk nay.." ajaknya kerah naya yang tampak memainkan ponselnya,dengan spontan naya menoleh kearahnya.

"kemana..?"

"biasa..nongki nongki lah.Rame rame kok,ajak aja alea,alice juga atha dari tim ku juga akan ada Garwita.." jelasnya panjang lebar.

Alice tampak antusias menerima ajakan dannis,sementara alea hanya ikut saja.Jika Atha mereka akan menanyakan nya nanti,mereka pun bersiap kembali dari kantin karena waktu makan siang sudah usai.Dari kejauhan tanpa diketahui orang lain diam diam Devano mengamati naya yang berbincang sambil tersenyum kearah lelaki yang ia tau dari divisi pemasaran.

Naya POV

Menjelang sore hari mereka bersiap untuk pergi nongki sesuai ajakan dannis dari divisi sebelah,mereka mau mengajak atha tetapi terlihat lelaki itu masih dikejar deadline...juga radhitya lelaki itu masih sibuk berkutat dengan berkas berkasnya.

"atha,kita duluan ya,mau nongki nih..maaf ya enggak bisa ngajak lu.kaya nya lu sibuk.." seru alea kearah atha,lelaki itu hanya mengangkat tangan mengisyaratkan dia tidak apa dan mempersilahkan kami untuk segera pergi agar tidak mengganggunya.

Me : kak,hari ini tidak usah tunggu naya,naya mau keluar bareng temaan divisi sebelah.sampai ketemu dirumah kak,miss u.

aku mengirimi kakak sebuah pesan sebelum aku pergi,kami bertiga masih berada dilobby perusahaan menunggu dannis juga garwita.

Honey : sama siapa nay,mau kemana..?

Me : sama alea dan alice..divisi sebelah dannis dan garwita.

Honey : oke.kabarin jika sudah pulang.miss u kembaran.eh..kabarin tuh tunangan kamu dek.."

Me : ogah.kakak aja,kakak berhutang penjelasan ke naya.."

Aku menyimpan ponselku kedalam tas jinjing saat melihat kehadiran dannis juga garwita,entah hanya perasaanku atau apa wanita disisi dannis itu begitu sinis menatapku.Seolah olah aku adalah musuh terbesarnya.Tapi aku segera membuang firasat burukku,kami pun pergi menuju tempat yang ditunjukan oleh dannis.

Hah,club.!! Sungguh aku tak tau jika lelaki bernama dannis akan membawa kami ke sebuah club,seumur hidup aku tidak pernah ketempat ini...aku tidak menyukai hingar bingar keributan tempat ini.

"lu serius nongki disini dann.." ucap alea yang seolah tau kegusaran hatiku,jelas gusar...gue anak baik baik geng,tidak pernah ketempat beginian,bisa mati ditumpas kembaranku jika aku masuk ketempat ini.

"kita cari cafe aja ya dannis,"rajukku kepada lelaki disampingku.

"apaan sih nay,kita masuk dulu.main pulang aja..lu belum pernah ketempat beginian kan..uda ayo cobak aja," dannis menarik tanganku memasuki ruangan yang penuh sesak dengan orang orang yang berjoget mengikuti musik dj yang tengah beralun dalam ruangan itu.sesekali mereka terdengar meracau tak jelas,yang kupastikan mereka pasti sudah dalam kondisi mabuk minuman.Ah sial..!! kenapa aku bisa masuk ketempat beginian.Kulihat dannis membawa kami kesebuah ruangan vvip,kami mengikut saja langkahnya kedalam. Ia memesan beraneka minuman beralkohol.

"maaf dannis,aku tidak minum alkohol.."

"ayolah naya,kau jangan terlalu lugu,tidak sesuai dengan wajah cantikmu sayang.." dannis mulai bicara tak jelas,dan aku seperti menangkap sinyal bahaya dari ucapannya.Alea dan alice juga sama terkejutnya denganku,selama ini dannis bersikap biasa saja sebagai karyawan,tidak ada yang mencurigakan,Dia layaknya lelaki normal yang sering melontarkan rayuan pada naya seperti lelaki lain yang ada dikantor mereka.

"mending kita pulang aja nay.."alea ingin menarikku pulang,tetapi langsung ditahan dannis.

"baiklah.aku tidak akan memaksamu meminum alkohol,aku pesankan juss untukmu cantik.." ucapnya lagi.

aku mendengus kesal,aku mencoba menetralkan suasana yang semula kaku..tidak akan terjadi apa apa,semua akan baik baik saja,bisikku sendiri.Kulihat dannis sudah meminum minuman alkohol yang tersedia dimeja,ia mengajak kami berbincang kesana kemari hingga pesanan juss untukku tiba.ada seringai aneh yang terlihat samar diujung bibirnya,aku tidak tau apa itu.Kudengar alea dan alice mengeluh sakit kepala setelah minum alkohol beberapa teguk,mereka keluar permisi ke toilet bersama dengan garwita.Tinggallah aku berdua dengan dannis,makin terlihat seringai anehnya..ia memintaku meminum juss yang dipesannya tadi,kebetulan kerongkonganku kering setelah banyak mengobrol tadi.Kesesap juss jeruk diatas meja,rasanya sedikit aneh..ada rasa ...yang tak bisa aku jelaskan.aku berdehem untuk menghilangkan rasa aneh dari jus itu,tetapi tiba tiba badanku terasa panas...ya panas.Kulihat dannis tersenyum nakal kearahku,ia mendekatiku..aku mundur perlahan menghindarinya..tapi tubuhku terasa panas dan membentuk gelanyar aneh yang tidak pernah kurasakan sebelumnya,aku terus menyebut nama kembaranku disela nafasku nyang seolah menderu tak menentu.

"naya,akhirnya setelah lama aku mengincarmu malam ini kau datang juga padaku...,sangat sulit menaklukanmu sayang,kau cantik sangat cantik..dibalik sikap ceria dan acuhmu itu..kau menggoda banyak pria dengan senyumanmu naya..sekarang akan kubuat kau jadi milikku.."racaunya mulai mendekat kearahku,aku menghindar,ia menyapu wajahku dengan jemarinya..darahku berdesir seolah tubuhku mengharap sentuhan lebih,..Oh SHIT...batinku.

"menjauhlah dannis.." ucapku menahan gejolak yang entah darimana asalnya,tapi logikaku masih sedikit berfungsi aku menyuruhnya menjauh.Ia tersenyum aneh,seolah mengejekku.

"sampai dimana kamu bisa menahan semuanya naya.." serunya dengan mengusap bibirku dengan jari jarinya.Oh tidak ini buruk,batinku sendiri...

Ia memainkan jemarinya dibibirku,sekuat tenaga aku menahan perasaan panas yang akan meledakkan diriku.

.

.

.

.

Devano POV

Aku melihat raya tengah berbalas chat dengan seseorang yang tak kutahu siapa,aku mendekatinya.

"chat dari siapa sih ray,serius amat.."kembaran tunanganku itu kontan menoleh ia menunjukan isi chat adiknya padaku.Mataku membulat melihatnya,kutepuk kepalanya dengan kesal.

"apaan sih dev,sakit tau.." gerutunya yang kutau itu tak seberapa,hanya dilebih lebihkannya saja.

"kenapa lu izinin,gue liat gelagat enggak bener dari tu cowok.."

"biarin napa sih dev,lagian naya juga sebatas nongki bareng,banyak yang ikut juga.heran deh,posesif amat.."

"gue enggak mau tau,buruan ikutin kemana mereka pergi raya,gue enggak mau ambil resiko calon bini gue kenapa napa.." aku mendengus kesal meninggalkannya duluan menuju basemant parkir mobil yang terletak dilantai bawah tanah.Kudengar ia menyusul sembari mengutukku habis habisan,dasar calon adik ipar taak punya sopan santun..hujatnya.Dengan masih memasang wajah dinginku kami mengikuti mobil yang membawa naya dan sahabatnya pergi meninggalkan gedung perusahaan menuju sebuah tempat,club..astaga,club..apa apaan mereka membawa ameera ku yang suci itu ketempat seperti ini.Kudengar raya pun sama menggerutunya denganku,

"sialan.ngapain mereka bawa adikku ketempat beginian.?pengen kutebas juga ni cowok.." raya tampak mengepalkan tinjunya,kami turun dan sialnya kehilangan jejak mereka karena begitu sesak orang orang berjoget mengikuti alunan musik dj,tampak semua sudah hilang kesadaran..semua aku menjamin mereka tengah mabuk.Aku terus menelisik masuk kedalam bersama raya kami melewati lorong yang masing masing disisi kanan kirinya terdapat pintu yang kuyakin itu ruang vvip,mataku berpendar menatap setiap orang yang berlalu lalang berharap menemukan ameera ku.

"sudah gue bilang jangan izinkan raya,lu liat sekarang..awas aja sampai ada apa apa dengan calon istriku.." umpatku kesal karena tak jua menemukan orang yang kucari.Raya sama mengumpatnya,ia juga tidak tau jika dannis salah satu karyawannya akan mengajak adiknya ketempat seperti ini.Lama kami berjalan,beberapa wanita penghibur juga sedari tadi datang menggoda kami,kutepiskan tangan mereka yang berniat menjamahku..raya juga sama murkanya ketika seorang wanita berbaju tak seronok mendekatinya,ia mengumpat habis habisan.Hingga mataku tertuju pada dua sahabat ameera,berjalan gontai menuju toilet bersama satu wanita lain..mungkin itu garwita dari divisi pemasaran.Lalu dimana ameera....aku setengah berlari mengejar mereka bersama raya.

"alea,alice..dimana naya.." tanya raya begitu dapat menghentikan langkah mereka,alea terkejut mendapati raya bersamaku..ia segera menggelengkan kepalanya untuk mendapatkan sisa sisa kesadarannya...

"naya.. didalam ruang 104..." ucapnya sambil membulatkan mata,kutau dia pasti tersadar telah meninggalkan gadis suciku berdua dengan lelaki bernama dannis itu.

"kak Raya,naya..." belum sempat ia menyelesaikan ucapannya aku langsung berhambur pergi menuju ruangan yang dimaksud diikuti raya dibelakangku.Ya tuhan..semoga tidak terjadi apa apa dengan ameera ku,dalam hati aku berdoa dan merutuk sendiri.Setelah tiba didepan ruangan yang dimaksud aku memegang panel pintu,dikunci.Ah sial..!! shit.. umpatku sembari menyugar rambut kebelakang.Rahangku mengeras dengan apa yang akan terjadi dengan ameera didalam sana,Raya pun sama frustasinya...dan tanpa peduli aku dan Raya mendobrak pintu dengan kasar..dua kali hentakan pintu seketika terbuka..

Mataku membelalak seolah akan lompat dari tempatnya,kulihat lelaki itu menggoda ameera yang...kurasa meracau tak karuan..ah,ia pasti direcoki minuman dengan sibrengsek itu.lelaki itu mengusap bibir ameera dengan jarinya,bersiap mencium dan melumat bibir ranum calon istriku.Brengsek..!!!

Belum sempat aku bertindak raya sudah lebih dulu menerjang lelaki bernama dannis itu hingga tersungkur dilantai.

"pergi kau bedebah.!!beraninya kau menyentuh wanita ini.."Emosi raya meledak ledak,tak pernah kulihat ia semarah ini.Sama raut dinginnya dengan wajahku,raut emosinya sama seramnya dengan wajahku.Lelaki itu tersenyum sinis,kurasa dia sudah mabuk.

"ah..kau menggangguku Pak.sial..seharusnya tinggal sedikit lagi aku dapat mencicipi setiap inci tubuh naya yang jadi primadona diperusahaan kita..oh tidak..apa kau ingin menikmati tubuh pacarmu ini sendirian pak,ayolah dia sudah tidak tahan lagi,,lihat wajahnya yang memerah itu..."

Kualihkan tatapanku kearah ameera,gadis itu meracau tidak jelas,wajahnya merah,ia mengeluh kepanasan tak jelas,aku mendekatinya mengguncang tubuhnya untuk sekedar menyadarkannya,tapi ia bersikap seolah ingin membuka bajunya dihadapanku,.."oh ameera,apa yang kau lakukan sayang.." bisikku,ia hanya melenguh saat aku menahan tangannya yang bergerak liar.Kulihat emosi Raya semakin meledak,ia menerjang kembali lelaki bernama dannis itu.

"apa yang kau berikan pada dia brengsek..!!"

"hanya obat perangsang,,," mataku juga raya melotot mendengarnya,Raya semakin gencar menampar dan meninju lelaki itu.

"bukankah kau telah mencicipinya juga pak,ayolah..dia simpanan asisten ceo...hahah...naya,kau membuat ku hampir gila..."racau pria itu lagi.

Plakk..!!

Sebuah tamparan kembali mendarat diwajahnya hingga ia tersungkur tak sadar,

"kau membuat kesalahan dannis,kau anggap aku sampah sepertimu..dia adikku..saudara kembarku.Brengsek kau..!!!"raya berniat menghajarnya kembali namun kutahan.

"ayo raya kita pergi dari sini,kau bisa membunuhnya..aku tidak ingin berurusan dengan polisi,aku tidak tega melihat Ameera tersiksa begini..."

Aku menarik tangan raya untuk pergi dari tempat yang kurasa kotor ini,kugendong ameera yang tak sadar dalam gendonganku.Kubawa dia ala bridal style,kutatap lekat lekat wajahnya yang merah menahan hasrat yang timbul dari obat perangsang yang direcokin kedalam minumannya.

Sampailah kami dimobilku,raya membukakan pintu penumpang untuk aku masuk membawa ameera kembarannya masuk.aku mendudukannya,mengatur rambut rambut ameera yang menutupi wajah cantiknya,ia kembali meracau tak jelas.Raya segera memacu mobil meninggalkan tempat itu,tanpa persiapan dan dengan gerakan mendadak ameera menangkup wajahku dengan kedua tangannya...ia lalu menciumi ku dengan liar.Oh tidak ameera...kau diluar kendali sekarang...batinku.

Raya melirik dibalik kemudi,ia menghela nafas berat,mungkin pikirnya adiknya melepaskan hasratnya dengan calon suaminya..itu lebih baik dari pada dengan lelaki brengsek tadi.

"raya..percepat mobilnya,kita keapartemenku..aku bisa gila ray.." umpatku kesal mencoba menenangkan ameera yang bergeliat geliat dengan liar,mengharap disentuh disana sini,Tentu saja aku merasa gerah...aku pria normal.